• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengelolaan Persamapahan Kota Bontang

Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

7.3.2.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Persamapahan Kota Bontang

B. Kondisi Eksisting Sektor Persampahan

Produksi sampah akan meningkat sesuai peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, demikian juga dengan komposisinya, dimana jenis anorganik (plastik, kertas, kaleng) cenderung meningkat volume dan variasi jenisnya. Teknik operasional penanganan sampah secara keseluruhan akan semakin sulit, khususnya di wilayah perkotaan, berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan proses pengumpulan, penempatan peralatan, dan penyediaan sarana pembuangan akhir. Dua hal yang terakhir berkaitan dengan berkurangnya lahan kosong diperkotaan dan ketersediaan lahan yang cocok untuk TPA

7-103

sampah. Kapasitas pemerintah untuk membiayai prasarana kota akan berkurang sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang mendorong pemerintah daerah untuk mampu membiayai kebutuhan sendiri. Kesadaran masyarakat terhadap penanganan sampah seharusnya meningkat sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan dan gencarnya kampanye lingkungan melalui media massa maupun pelaksanaan lokakarya.

Secara garis besar kondisi sistem pengelolaan sampah di Kota Bontang adalah sebagai berikut :

 Untuk TPA bersifat Sanitary Landfill.

 Jalan protokol dan lingkungan : kumpul – angkut – buang – sumber – sampah RT – tong sampah/TPS/ Kontainer – armada – TPA.

1. Pengelolaan oleh Masyarakat

Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer.

Pada sebagian besar wilayah permukiman yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari Pemerintah. Pada pola ini masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar.

2. Pengelolaan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran

Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh petugas kebersihan (petugas Dinas Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.

Sampah dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai oleh penghasil sampah dan dikoordinir oleh RT masing-masing atau oleh pihak Kelompok masyarakat/Pokmas). selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagi TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Kontor Kebersihan). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA.

Pada saat ini sudah dikembangkan area TPA di Kota Bontang seluas 15 Ha dengan sistem sanitary landfill yang berlokasi di Kelurahan Bontang Lestari. Kegiatan pengurangan jumlah sampah yang akan dibuang ke cekungan dilakukan sekitar 30 KK pemulung yang bermukim pada lokasi dan sekitar TPA. Prasarana yang tersedia di lingkungan TPA

7-104

sampah adalah jalan masuk, bangunan beratap tanpa dinding untuk pelaksanaan pembuatan kompos (belum difungsikan), dan sarana air minum (tangki ukuran 2 m3) yang diisi setiap 4 hari untuk memenuhi kebutuhan air minum para pemulung yang tinggal disekitar TPA sampah. TPA sampah ini digunakan sebagai tempat pembuangan akhir sampah oleh pemerintah Kota Bontang (untuk sampah yang berasal dari daerah kota yang dilayani oleh Kontor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran). Pada tahun 2013 produksi sampah mencapai 2.5 – 3 lt/org/hari dengan total timbulan sampah sebesar 409 m3/hari. Hal ini didasarkan pada jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2013 sebanyak 163.651 jiwa. Untuk kapasitas pengelolaan sampah sebesar 293 m3/hari.

3. Pengelola Swasta

Sampah di kawasan industri ditangani sendiri oleh perusahaaan yang bersangkutan, yaitu di Desa Satimpo ditangani oleh PT Badak LNG dan di desa Belimbing ditangani oleh PT Pupuk Kaltim. TPA Sampah PT.Pupuk Kaltim yang terletak diareal PT Pupuk Kaltim ini khusus digunakan untuk menampung sampah yang berasal dari permukiman PT Pupuk Kaltim. Lahan TPA sampah berbentuk lembah. Sampah diturunkan dari truk pengangkut sampah di lahan penampung. Metode yang digunakan open dumping. Sarana yang tersedia adalah bangunan Dinas, tempat pemilihan sampah, tempat pembuatan kompos dengan metode terowongan (windows), dan incinerator. Peralatan yang digunakan adalah bulldozer untuk mendorong dan memindahkan sampah.

Pembuatan kompos dengan model terowongan dalam skala besar juga telah dilakukan yaitu, di TPA milik PT Pupuk Kaltim oleh pihak swasta pengelola kebersihan di komplek PT Pupuk Kaltim. Jumlah terowongan yang digunakan saat ini sekitar 35 unit dengan kapasitas per terowongan sekitar 300-400 kg kompos per sekali produksi (setiap 55-60 hari). Kompos yang dihasilkan digunakan sebagai penyubur (fertilizer) tanaman yang ada di Komplek PT Pupuk Kaltim.

B.1. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Yang Ada (Aspek Teknis) Persampahan dikelola oleh pelaksana tugas Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (DKPP). Tugas pokoknya adalah penampungan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan, dan mengelola TPA, serta pengadaan perawatan taman dan lapangan olah raga. Pelayanan dilaksanakan rumah ke rumah, serta membentuk organisasi persampahan dalam pembuangan sampah ke lokasi pembuangan sementara (LPS/TPS).

1. Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan

 Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m³/ hari)

Jumlah sampah yang dihasilkan dari jumlah total penduduk pada tahun 2013 ± 409 m³/ hari dengan jumlah penduduk yaitu 163.651 jiwa.

 Jumlah sampah terkumpul, terangkut, dan terolah sampai dengan TPA (m³/ hari)

Untuk jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak ± 409 m³/ hari, terkumpul diperkirakan 409 m³/ hari, tarangkut diperkirakan 293 m³/ hari.

7-105

Untuk tingkat pelayanan sistem persampahan di Kota Bontang sampai dengan akhir tahun 2013 sebesar 71,52%.

2. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan pengelolaan persampahan Kota Bontang saat ini hampir mencakup sebagian besar daerah terbangun kota, terutama permukiman yang terletak disekitar jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut sampah. Prioritas pelayanan saat ini adalah per-Dinasan, pasar, perumahan di sekitar jalan utama dan perumahan pada daerah padat penduduk, dan penyapuan jalan pada jalan protokol dan sekitar per-Dinasan dan pasar.

3. Prasarana dan Sarana Pengumpulan, Pengangkutan/ Pengolahan Akhir  Pengumpulan

Saat ini ada empat pola pengumpulan sampah yang teridentifikasi di Kota Bontang. Pada

pola pertama, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh

petugas kebersihan (petugas Dinas Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.

Pola kedua, di jumpai pada daerah permukiman yang belum dilalui oleh truk pengangkut. Pada pola ini sampah dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai oleh penghasil sampah dan dikoordinir oleh RT masing-masing atau oleh pihak Kelompok masyarakat/Pokmas). selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagi TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Kontor Kebersihan). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA.

Pola ketiga, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan

oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer.

Pola keempat, dijumpai pada sebagian besar wilayah permukiman yang belum mendapat

pelayanan pengangkutan sampah dari Pemerintah. Pada pola ini masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar.

Penyapuan sampah jalan dilaksanakan Pengelola (petugas penyapu jalan) dan dikumpulkan langsung ke TPS yang terdapat di sekitar daerah penyapuan jalan atau ditumpuk di pinggir jalan untuk kemudian langsung diangkut oleh truk pengangkut sampah ke TPA sampah.

7-106

Ada tiga jenis alat angkut yang digunakan saat ini, yaitu truk dump, truk arm roll, dan standard. Jumlah truk pengangkutan sampah yang dioperasikan saat ini ada 15 unit dan 2 unti truk pengangkut petugas:

 Truck Dump : Jumlah truk dump yang dioperasikan ada 10 unit dengan tahun pembuatan antara tahun 1997 hingga tahun 2001. Kapasitas angkut 8 m3 .

 Truck Arm Roll : Jumlah truk arm roll yang dioperasikan ada 5 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut 4 m3 dan dilengkapi dengan kontainer 15 unit.

 Truck Standard : Jumlah truk standard yang dioperasikan ada 2 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut (bak) 4 m3 . Truk standard digunakan untuk mengangkut pekerja (Penyapu jalan, pembersih parit, dan pemotong rumput).

Seluruh truk dump dan arm roll dioperasikan setiap hari oleh 20 orang supir dan 50 petugas sampah (setiap truk dioperasikan oleh 4 s/d 5 petugas sampah) yang bertugas memindahkan sampah dari bin sampah dan bak sampah ke dalam truk drum atau membantu proses pemindahan kontainer keatas truk arm roll dan membongkar sampah dari truk ke TPA sampah. Luas lahan TPA di Kota Bontang mencapai 25 Ha dengan sitem operasi sanitary landfill. Untuk jumlah armada pengangkut sampah berupa dump truck sebanyak 8 unit, amroll truck sebanyak 5 unit, gerobak sampah 30 unit, bak TPS 22 unit dan container sebanyak 15 unit.

Tabel 7.55

Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan

No Prasarana/Sarana Jumlah Kapasitas / Volume

Tahun

Pembangunan Kondisi Saat Ini

1. TPA 1 Unit 25 ha 2008 Sanitary

Landfill

2. Dump Truck 17 unit 8 m3 - Beroperasi

3. Amroll Truck 6 unit 5 m3 - Beroperasi

4. Compactor Truck 1 unit 6 m3 - Beroperasi

5. Motor Roda 3 31 unit 0,6 m3 - Beroperasi

6. Bulldozer 1 unit - - Beroperasi

7. Beckhoe Loader 1 unit - - Beroperasi

8. Excavator 1 init - - Beroperasi

9. Bak TPS 31 unit 4 m3 2008-2014 Beroperasi

10. Container 34 unit 6 m3 2008-2014 Beroperasi

11. Sistem 3R 14 unit - 2010-2014 Beroperasi

Sumber : DKPP Kota Bontang 2014

 Pengolahan dan Pembuangan Akhir

Pada saat ini tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kota Bontang sudah beroperasi dengan sistem sanitary landfill. Pelaksanaan daur ulang dan pengomposan oleh pihak kelompok masyarakat atau perorangan dalam rangka peningkatan pendapatan sudah dilaksanakan di Kota Bontang. Pelaksanaan daur ulang dilakukan di sumber sampah (dalam kota) dan di TPA sampah.

7-107

Pelaksanaan pengomposan dilakukan secara alamiah oleh sebagian masyarakat (penghasil sampah) dengan cara meletakkan sampah di atas tanah atau dalam lubang galian dan menunggu hingga sampah berubah bentuk menjadi kompos secara alamiah. 4. Timbulan Sampah

Berdasarkan data Dinas Kebersihan Pertamanan dan PMK, besaran timbulan sampah saat ini di Kota Bontang adalah 2,5 - 3,0 liter/orang/hari. Mengingat angka timbunan sampah ini akan menentukan besaran kegiatan yang akan dilakukan maka perlu dilakukan pemerikasaan kembali untuk melihat kemungkinan perubahan angka timbulan sampah ini. Pengukuran dilakukan secara acak pada beberapa daerah permukiman, yaitu daerah permukiman sekitar Jalan Sudirman (Gang I dan Gang II) dan Jalan Bhayangkara (Gang Keluarga). Pengukuran dilakukan bersama petugas pengumpulan sampah. sampah dilakukan pada bin sampah (ukuran diameter 50 cm dan tinggi 50 cm).

 Jalan Sudirman Gang I :

- Jumlah rumah = 20 unit

- Jumlah sampah 2 bin tnggi 50 cm + 1 bin tinggi 20 cm  Jalan Sudirman Gang 2 :

- Jumlah rumah = 18 unit

- Jumlah sampah 1 bin tnggi 50 cm + 1 bin tinggi 40 cm  Jalan Bhayangkara Gang Keluarga :

- Jumlah rumah = 15 unit

- Jumlah sampah 1 bin tnggi 50 cm + 1 bin tinggi 30 cm 5. Pola Pelayanan

Ada lima pola pelayanan persamapahan yang diberlakukan di Kota Bontang, yaitu untuk rumah tangga (tiga jenis), jalan, dan pasar :

a. Pola pelayanan pertama untuk sampah rumah tangga : Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah sampah (tong sampah, bin plastik, dll) yang ditempatkan dipinggir jalan. masing-masing wadah digunakan oleh tiga rumah tangga. Kemudian petugas memindahkan sampah tersebut ke alat angkut (dump truk), dan mengangkutnya ke TPA. Dengan kata lain pola yang digunkan adalah pola individual langsung.

b. Pola pelayanan kedua untuk rumah tangga : Sampah dikumpulkan oleh pengahasil sampah pada wadah (Kantong plasti, keranjang bekas, tong sampah, bin sampah, dll), kemudian dikumpulkan oleh petugas kebersihan (swasta atau kelurahan ) dan dipindahkan ke pinggir jalan utama (yang menjadi jalur pengangkutan sampah) menunggu truk pengangkut sampah. Ada dua pola penampungan yang digunakan. Jika daerah tersebut telah memiliki fasilitas kontainer, maka sampah tersebut dipindahkan kedalam kontainer dan selanjutnya diangkat ke TPA dengan truk arm roll. Jika daerah tersebut belum dilengkapi dengan fasilitas konterner, maka gerobak sampah berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Selanjutnya setelah truk datang, sampah dipindahkan ke dalam truk dan kemudian diangkut ke TPA sampah. Pola yang digunakan adalah pola individual tak langsung.

c. Pola pelayanan ketiga untuk rumah tangga: Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah (kantong plastik, keranjang bekas, tong sampah, bin sampah, dll), kemudian dikumpulkan ke pinggir jalan utama (yang menjadi jalur pengangkutan

7-108

sampah) menunggu truk pengangkut sampah. Selanjutnya setelah truk datang, sampah dipindahkan petugas ke dalam truk dan kemudian diangkut ke TPA sampah. Pola yang digunakan adalah pola komunal.

d. Pola pelayanan untuk sampah jalan : sampah jalan disapu oleh Pengelola (petugas) kemudian tumpukan sampah tersebut dipindahkan ke dalam truk pengangkut dan diangkut oleh pengelola ( petugas ) ke TPA.

e. Pola pelayanan untuk pasar : sampah pasar disapu dan dilakukan dikumpulkan oleh Pengelola (petugas) kemudian dikumpulkan ke bak sampah atau kontainer (berfungsi sebagai TPS) yang tersedia di sekitar lokasi pasar dan selanjutnya diangkut oleh pengelola (Petugas) ke TPA sampah.

 Pewadahan

Wadah yang digunakan oleh penghasil sampah pada daerah permukiman dan pertokoan umumnya adalah bin sampah, tong sampah, kardus bekas, dll. Pada daerah pasar wadah yang digunakan umumnya bin plastik, kantong plastik, keranjang bekas, dan sebagian langsung menumpuk sampah disekitar kios. Wadah pada perdinasan, pertokoan dan perumahan di sekitar jalan utama umumnya seragam menggunakan bin sampah. Jenis wadah berupa bin sampah ini disediakan oleh pengelola Kebersihan Kota Bontang (Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran). Wadah sampah untuk sampah bekas penyapuan jalan langsung ditempatkan di bin sampah yang berfungsi sebagai TPS (yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan sampah rumah tangga, perDinasan, dan pertokoan). Wadah sampah untuk rumah tangga yang tidak terletak di sepanjang jalan utama, disediakan oleh pemilik rumah (penghasil sampah). Jenis wadah yang digunakan bervareasi, seperti kardus bekas, keranjang bekas, bak sampah permanen, bin sampah, dll.

 Pengumpulan

Saat ini ada empat pola pengumpulan sampah yang teridentifikasi di Kota Bontang. Pada pola pertama, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh petugas kebersihan (petugas Dinas Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.

Pola kedua di jumpai pada daerah permukiman yang belum dilalui oleh truk pengangkut. Pada pola ini sampah dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai oleh penghasil sampah dan dikoordinir oleh RT masing-masing atau oleh pihak Kelompok masyarakat/Pokmas). selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagi TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Kontor Kebersihan). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA.

7-109

Pola ketiga, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer. Pola keempat dijumpai pada sebagian besar wilayah permukiman yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah dari Pemerintah. Pada pola ini masyarakat langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar. Penyapuan sampah jalan dilaksanakan Pengelola (petugas penyapu jalan) dan dikumpulkan langsung ke TPS yang terdapat di sekitar daerah penyapuan jalan atau ditumpuk di pinggir jalan untuk kemudian langsung diangkut oleh truk pengangkut sampah ke TPA sampah.

 Pemindahan

TPS yang digunakan saat ini ada 3 tiga jenis, yaitu:

-Bak sampah yang terbuat dari pasangan bata dengan kapasitas tampung sekitar 2-4 m3. Terdapat disekitar pasar (seperti di sekitar pasar Berbas) dan juga permukiman. Sampah yang ditampung pada bak sampah pasangan bata ini akan diangkut dengan dump truk.

-Bak sampah jenis kontainer dengan kapasitas tampung 4 m3. Bak sampah jenis kontainer ini ditempatkan di sekitar pasar dan beberapa wilayah permukiman. Sampah yang ditampung pada bak sampah jenis kontainer ini akan diangkut dengan truk arm roll.

-Pelataran terbuka. Ada beberapa pelataran di tempat terbuka yang dijadikan sebagai tempat penampungang sampah sementara. Sampah dari jenis ini diangkut dengan dump truk.

 Pengangkutan

Ada tiga jenis alat angkut yang digunakan saat ini, yaitu truk dump, truk arm roll, dan standard. Jumlah truk pengangkutan sampah yang dioperasikan saat ini ada 11 unit dan 2 unti truk pengangkut petugas:

- Truck Dump : Jumlah truk dump yang dioperasikan ada 8 unit dengan tahun pembuatan antara tahun 1997 hingga tahun 2001. Kapasitas angkut 4 m3 .

- Truck Arm Roll : Jumlah truk arm roll yang dioperasikan ada 3 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut 4 m3 dan dilengkapi dengan kontainer 4 m3.

- Truk Standard : Jumlah truk standard yang dioperasikan ada 2 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut (bak) 4 m3 . Truk standard digunakan untuk mengangkut pekerja (Penyapu jalan, pembersih parit, dan pemotong rumput).

Seluruh truk dump dan arm roll dioperasikan setiap hari oleh 20 orang supir dan 50 petugas sampah (setiap truk dioperasikan oleh 4 s/d 5 petugas sampah) yang bertugas memindahkan sampah dari bin sampah dan bak sampah ke dalam truk drum atau membantu proses pemindahan kontainer keatas truk arm roll dan membongkar sampah dari truk ke TPA sampah.

7-110

Jumlah sampah terangkut yang dibuang ke TPA sampah perhari dihitung berdasarkan jumlah truk yang masuk ke TPA dan kapasitas angkut truk. Kegiatan pendataan dilakukan dengan cara mencatat jumlah truk yang masuk ke TPA setiap hari yang mencakup truk sampah yang dioperasikan Dinas Kebersihan dan truk sampah yang dioperasikan oleh PT Badak LNG.

 Tempat Pembuangan Akhir

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Bontang terletak di Kelurahan Bontang Lestari. TPA sudah di design dengan sistem sanitary landfill namun pengoperasiannya belum sepenuhnya dilakukan secara sanitary landfill. Luas lahan TPA sekitar 25 ha dan baru terbangun 15 ha. TPA sampah ini digunakan sebagai tempat pembuangan akhir sampah oleh pemerintah Kota Bontang (untuk sampah yang berasal dari daerah kota yang dilayani oleh Kontor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran) dan PT Badak LNG (untuk sampah yang berasal dari permukiman PT Badak LNG).

 Daur Ulang dan Pengomposan

Pelaksanaan daur ulang dan pengomposan oleh pihak kelompok masyarakat atau perorangan dalam rangka peningkatan pendapatan sudah dilaksanakan di Kota Bontang. Pelaksanaan daur ulang dilakukan di sumber sampah (dalam kota) dan di TPA sampah. Jumlah pemulung yang ada di TPA sampah sekitar 30 KK. Pemulung ini tinggal menetap di sekitar TPA sampah. Kegiatan pemulung sampah juga terdapat di TPA sampah milik PT Pupuk Kaltim. Jumlah pemulung diperkirakan sekitar 10 s/d 15 orang.

Pelaksanaan pengomposan dilakukan secara alamiah oleh sebagian masyarakat (penghasil sampah) dengan cara meletakkan sampah di atas tanah atau dalam lubang galian dan menunggu hingga sampah berubah bentuk menjadi kompos secara alamiah. Pembuatan kompos dengan model terowongan dalam skala besar juga telah dilakukan yaitu, di TPA milik PT Pupuk Kaltim oleh pihak swasta pengelola kebersihan di komplek PT Pupukl Kaltim. Jumlah terowongan yang digunakan saat ini sekitar 35 unit dengan kapasitas per terowongan sekitar 300-400 kg kompos per sekali produksi (setiap 55-60 hari). Kompos yang dihasilkan digunakan sebagai penyubur (fertilizer) tanaman yang ada di Komplek PT Pupuk Kaltim.

 Penyapuan Jalan dan Pasar

Penyapuan jalan dilakukan oleh pengelola pada jalan-jalan utama yang terdapat di pusat Kota Bontang dan pada lingkungan pasar. Penyapuan sampah pada jalan utama dilakukan setiap hari sedang pada jalan lain dilakukan setiap minggu. Pelaksanaan penyapuan jalan dilakukan oleh petugas penyapu jalan serta penyapuan dan pengumpulan sampah pasar dilakukan oleh petugas penyapu pasar.

 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pengelolaan sampah adalah peralatan untuk pengumpulan sampah (sapu, garu, sekop, keranjang), gerobak (pengumpulan untuk daerah permukiman tertentu yang tidak dapat dilalui truk dan dioperasikan oleh Kelompok masyarakat atau Pokmas alat angkut truk dump dan truk darm roll.

7-111

Gambar 7.17

Rute Pengangkutan Sampah Dengan Kendaraan Arm Roll

Gambar 7.18

7-112 Tabel 7.56

Prasarana dan Sarana Persampahan Yang Ada

No Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sat Volume (unit) Kapasitas Tahun

Pengadaan Kondisi Keterangan

I Masyarakat Kegiatan masyarakat hanya melakukan pengumpula n sampah ke