• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Wilayah Administras

Dalam dokumen BUKU Perda No 3 Tahun 2014 RPJMD 2014 2019 (Halaman 43-49)

BAB X PEDOMAN TRANSI SI DAN KAI DAH PELAKSANAAN

GAMBARAN UMUM KONDI SI DAERAH

1. Kondisi Geografis dan Wilayah Administras

Kabupaten Garut memiliki letak yang strategis sebagai penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dengan jarak sekitar 61,5 km dari Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, sedangkan dari Pusat Pemerintahan Republik Indonesia (Istana Merdeka) memiliki jarak sekitar 216 km.

Gambar 2.1 Kondisi Strategis Wilayah Kabupaten Garut

Kabupaten Garut sebagaimana Permendagri Nomor 6 Tahun 2008 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan memiliki luas 307.407 Ha, dengan ibukota kabupaten berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1838 m), Gunung Cikuray (2821 m), Gunung Papandayan (2622 m), dan Gunung Guntur (2249 m) dan secara geografis wilayahnya terletak pada koordinat 6056’49” – 7045’00” Lintang Selatan dan 107025’8” – 10807’30” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah:

 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang;

 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya;  Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia;

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Garut

Secara administratif, sampai tahun 2012, Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan, 421 desa, 21 kelurahan, 3.820 RW dan 13.890 RT. Wilayah terluas pada Kecamatan Cibalong mencapai 6,97% dari wilayah Kabupaten Garut atau seluas 21.359 Ha, sedangkan kecamatan Kersamanah merupakan wilayah terkecil dengan luas 1.650 Ha atau 0,54%.

Tabel 2. 1

Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/ Kelurahan di Kabupaten Garut Tahun 2013

No Nama Kecamatan

Jumlah Desa/ Kel No

Nama

Kecamatan Jumlah Desa/ Kel

1 Cisewu 9 desa 22 Samarang 13 desa 2 Caringin 6 desa 23 Pasirwangi 12 desa 3 Talegong 7 desa 24 Tarogong Kidul 7 desa 5 kelurahan 4 Mekarmukti 5 desa 25 Tarogong Kaler 12 desa 1 kelurahan 5 Bungbulang 13 desa 26 Garut Kota 11 kelurahan 6 Pamulihan 5 desa 27 Karangpawitan 16 desa 4 kelurahan 7 Pakenjeng 13 desa 28 Wanaraja 9 desa

No Nama Kecamatan

Jumlah Desa/ Kel No

Nama

Kecamatan Jumlah Desa/ Kel

8 Cikelet 11 desa 29 Pangatikan 8 desa 9 Pameungpeuk 8 desa 30 Sucinaraja 7 desa 10 Cibalong 11 desa 31 Sukawening 11 desa 11 Cisompet 11 desa 32 Karangtengah 4 desa 12 Peundeuy 6 desa 33 Banyuresmi 15 desa 13 Singajaya 9 desa 34 Leles 12 desa 14 Cihurip 4 desa 35 Leuwigoong 8 desa 15 Banjarwangi 11 desa 36 Cibatu 11 desa 16 Cikajang 12 desa 37 Kersamanah 6 desa 17 Cilawu 18 desa 38 Cibiuk 5 desa 18 Bayongbong 18 desa 39 Kadungora 14 desa 19 Cigedug 5 desa 40 Bl Limbangan 14 desa 20 Cisurupan 17 desa 41 Selaawi 7 desa 21 Sukaresmi 7 desa 42 Malangbong 24 desa

Total 421 desa dan 21 Kel

Sumber : BPMPD Kab. Garut.

2. Topografi

Karakteristik topografi Kabupaten Garut beragam, daerah sebelah Utara, Timur dan Barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam berbukit-bukit dan pegunungan, sedangkan kondisi daerah sebelah selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup curam dan di beberapa tempat labil. Wilayah yang berada pada ketinggian 1.000 - 1.500 mdpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu, wilayah yang berada pada ketinggian 500 - 1.000 mdpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100 - 500 mdpl terdapat di Kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak didaratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 mdpl terdapat di Kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk. Luas Wilayah Kabupaten Garut ditinjau dari kemiringan, mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0 – 2% sebesar 10,51% atau 32.229 Ha, kemiringan lahan antara 2 – 15% adalah seluas 38.097 ha atau seluas 12,43%, kemiringan lahan antara 15 – 40% adalah seluas 110.326 ha atau sebesar 35,99%. Lahan dengan kemiringan di atas 40% adalah seluas 125.867 ha atau sebesar 41,06%.

Gambar 2. 3 Kondisi Topografis Wilayah Kabupaten Garut

3. Geologi

Kondisi geologi wilayah Kabupaten Garut, secara fisiografi termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung dengan bentang alam yang dibagi 4 (empat) satuan morfologi yaitu satuan morfologi kerucut gunung api, satuan morfologi perbukitan berelief kasar, satuan morfologi perbukitan berelief halus dan satuan morfologi pedataran. Stratigrafi daerah tersusun oleh batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan terobosan dengan struktur geologi adalah lipatan, sesar dan kekar. Dilihat dari jenis tanahnya secara garis besar meliputi jenis tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi podsolik, dan asosiasi regosol, dimana jenis tanah tersebut memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat menjadi suatu potensi maupun kendala dalam pemanfaatan lahan tertentu.

Corak alam di daerah sebelah selatan diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan memiliki segenap potensi alam dan keindahan pantainya. Kabupaten Garut dengan memiliki iklim tropis, curah hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan yang subur serta ditunjang dengan terdapatnya 34 aliran sungai ke Utara, dan 19 aliran sungai ke Selatan, menyebabkan sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan pertanian.

Akibat pengaruh adanya daerah pegunungan, daerah aliran sungai dan daerah dataran rendah pantai, maka tingkat kesuburan tanah di Kabupaten

Garut bervariasi. Secara umum jenis tanahnya terdiri dari tanah sedimen hasil letusan gunung Berapi Papandayan dan Gunung Guntur, dengan bahan induk batuan turf dan batuan kuarsa. Pada daerah sepanjang aliran sungai, terbentuk jenis tanah aluvial yang merupakan hasil sedimentasi tanah akibat erosi di bagian hulu. Jenis tanah podsolik merah kekuning- kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian paling luas dijumpai di wilayah Kabupaten Garut, terutama di wilayah Garut Selatan, sedangkan Garut bagian utara didomiasi oleh jenis tanah andosol.

Gambar 2.4 Kondisi Geologis Wilayah Kabupaten Garut 4. Hidrologi

Kondisi hidrologi berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 38 buah sungai dengan anak sungainya dengan panjang seluruhnya 1.403,35 Km. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa Sungai Cimanuk menuju ke Utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang

mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola pengaliran sub- paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Mata air tanah yang terdapat di Kabupaten Garut berjumlah 12 titik utama. Debit mata air terbesar terletak di lokasi mata air Cibuyutan Desa Lewobaru Kecamatan Malangbong yaitu sebesar 700 liter perdetik, Cicapar dan Cipancar Kecamatan Leles sebesar 300 liter perdetik, sedangkan mata air dengan debit terendah terdapat pada mata air Bunianta sebesar 1 liter perdetik dan Babakan Nengneng sebesar 2 liter perdetik.

Gambar 2.5 Kondisi Hidrologis Wilayah Kabupaten Garut 5. Klimatologi

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal

circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian

tengah Jawa Barat dan elevasi topografi di Kabupaten Bandung. Curah hujan rata-rata harian di sekitar Garut berkisar antara 13,6 mm/hari - 27,7 mm/hari dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3.500-4.000 mm/hari. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24ºC - 27ºC. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1.572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut

yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian baratLaut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Gambar 2.6 Kondisi Curah Hujan Wilayah Kabupaten Garut 6. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Garut sampai tahun 2012sebagian besar merupakan Hutan Negara mencapai 82.022 Ha atau 26,76%, kemudian berupa Tegal/Kebun dengan luas 67.491 ha atau 22,02 %, sementara lahan sawah mencapai 45.843 Ha atau 14,96% yang terdiri dari sawah irigasi seluas 23.316Ha (7,61%) dan sawah tadah hujan seluas 22.527 Ha (7,35%). Lahan lainnya berupa perkebunan seluas 27.333 Ha atau 8,92%, Ladang/Huma seluas 36.096 Ha atau 22,78%, Hutan Rakyat, seluas 8.577 Ha atau 2,80%, Kolam seluas 1.965 Ha atau 0,64%, Padang/rumput seluas 5.007 Ha atau 1,63%, rumah bangunan seluas19.172 Ha atau 6,25 %, dan sisanya berupa tambak, rawa dan lainnya.

Tabel 2. 2

Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Garut Tahun 2012

Rincian 2012

Ha %

I Saw ah 45.843

- Sawah Irigasi * 23.316 7,61

- SawahTadah Hujan * 22.527 7,35

Dalam dokumen BUKU Perda No 3 Tahun 2014 RPJMD 2014 2019 (Halaman 43-49)