• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan

Pengelolaan hutan di areal HPH PT. Indexim Utama dimulai dengan adanya ikatan kerja dalam rangka pengusahaan hutan yang tertuang dalam

Forestry Agreement No. FA/N/030/IV/1976. Perjanjian ini merupakan dasar dalam pemberian Hak Pengusahaan Hutan pada PT. Indexim Utama melalui SK Menteri Pertanian No. 639/Kpts/Um/10/1977 tanggal 29 Oktober 1977 atas areal seluas 73.000 ha yang terletak dikelompok hutan Sungai Mea-Sungai Luang, Provinsi Kalimantan Tengah. Kemudian keluar SK Menteri Kehutanan RI No. 836/Kpts-II/1991 tanggal 13 Nopember 1991, luas areal HPH PT. Indexim Utama berubah menjadi 41.870 ha terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) 35.020 ha dan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 6.850 ha. Perubahan luas areal ini merupakan tindak lanjut atas SK Menteri Pertanian No. 759/Kpts/Um/X/1982 tentang Penunjukan Sebagian Areal HPH PT. Indexim Utama sebagai Hutan Lindung seluas 31.130 ha untuk kepentingan pengaturan tata air, pencegahan banjir, erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah yang menyangkut hajat hidup orang banyak (PT. Indexim Utama 2011).

Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 639/Kpts/Um/10/1977 tanggal 29 Oktober 1977 dan Add. SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 836/Kpts- II/1991 tanggal 13 Nopember 1991, masa pengusahaan hutan untuk jangka 20 tahun pertama berakhir pada tanggal 28 Oktober 1997 (PT. Indexim Utama 2011). Pada tahun 1998, PT. Indexim Utama mengajukan ijin perpanjangan pengusahaan hutan ke Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Atas dasar SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 729/Kpts-IV/1998 tanggal 9 Nopember 1998 PT. Indexim Utama mendapat Persetujuan Prinsip Perpanjangan untuk jangka waktu 55 tahun berikutnya. Akhirnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 806/Kpts-VI/1999 tanggal 30 September 1999, tentang Pembaharuan Hak Pengusahaan Hutan PT. Indexim Utama di Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah untuk jangka waktu pengusahaan hutan 55 tahun berikutnya atas areal seluas 52.480 ha (PT. Indexim Utama 2011).

4.2 Letak dan Luas Areal

Menurut PT. Indexim Utama (2011), lokasi areal kerja IUPHHK PT. Indexim Utama berada dalam kelompok hutan Sungai Mea-Sungai Luang dan berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, terletak di dalam wilayah Kecamatan Purai, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah. Areal kerja PT. Indexim Utama terletak pada koordinat 115°54’00’’ sampai 116°00’00’’ BT dan 0°46’00’’sampai 0°56’00’’ LS dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kawasan KPP dan HPH PT. Austral Byna. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan HPH PT. Alas Kusuma.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung Lampeong. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan HPH PT. Sindo Lumber.

Berdasarkan SK. Menhut No. 806/Kpts-VI/1999 tanggal 30 September 1999 luas areal IUPHHK PT. Indexim Utama adalah ± 52.480 ha. Berdasarkan penataan areal kerja luas areal efektif untuk produksi adalah 40.723 ha (PT. Indexim Utama 2011).

4.3 Topografi

Menurut PT. Indexim Utama (2011), hasil pelaksanaan IHMB menunjukkan bahwa pada titik pusat plot contoh di lapangan terdapat kelas lereng E, namun demikian lokasi tersebut masih dalam bentuk spot-spot dan tidak kompak. Dengan demikian kelas kelerengan yang digunakan didasarkan pada Peta Garis Bentuk skala 1:50.000. Berdasarkan acuan tersebut, topografi pada areal PT. Indexim Utama bervariasi dari datar sampai curam, dengan ketinggian antara 50 - 650 m diatas permukaan laut. Kondisi topografi dan kelas lereng areal kerja IUPHHK PT. Indexim Utama, yaitu: daerah datar dengan kemiringan lereng 0-8% seluas 17.272 ha (32,91%), daerah landai dengan kemiringan lereng 9-15% sebesar 28.522 ha (54,35%), daerah agak curam dengan kemiringan lereng 15- 25% sebesar 4.962 ha (9,46%), daerah curam dengan kemiringan lereng 25-40% seluas 1.724 ha (3,29%), dan daerah sangat curam dengan kemiringan lereng > 40% seluas 0 ha (0%).

4.4 Keadaan Tanah dan Hidrologi

Menurut PT. Indexim Utama (2011), areal kerja PT. Indexim Utama terdiri dari dua kelompok tanah yang didasarkan pada Peta Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Tengah Skala 1:750.000 yang telah ditinjau kembali berdasarkan Hasil Survei Lapang Intensitas 1 % (2003) dan diverifikasi ulang dengan Peta

Land System and Land Suitability skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Sebaran tanah areal IUPHHK PT. Indexim Utama

No. Jenis Tanah

(USDA, 1990/PPT, 1993)

Luas

Ha %

1 Podsolik Merah Kuning (PMK) 21,462 41,00

2 Terinklusi Latosol (TLa) 31,018 59,00

Jumlah 52.480 100,00

Sumber: PT. Indexim Utama (2011)

Selanjutnya menurut PT. Indexim Utama (2011), areal kerja PT. Indexim Utama seluruhnya tercakup dalam daerah aliran sungai (DAS) Barito, Sub DAS Teweh. Adapun empat Sub DAS yang tercakup dalam areal kerja PT. Indexim Utama, yaitu: Sub DAS Luang 12.062 ha (22,98%), Sub DAS Mea 16.848 ha (32,10%), Sub DAS Teweh Hulu 2.979 ha (5,68%), dan Sub DAS Teweh Tengah 20.591 ha (39,24%).

4.5 Iklim

Sesuai dengan pengamatan di Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2009, curah hujan bulanan rata-rata 252,3 mm dengan hari hujan rata-rata bulanan 16 hari, temperatur udara rata-rata bulanan maksimum ± 28,3ºC dan minimum ± 26,4ºC dengan kelembaban udara rata-rata bulanan 84% dengan kecepatan angin rata-rata bulanan 4,5 knot (PT. Indexim Utama 2011).

4.6 Keadaan Hutan

4.6.1 Fungsi Hutan dan Penutupan Lahan

Fungsi hutan areal kerja PT. Indexim Utama berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 806/Kpts-VI/1999 tanggal 30 September

1999 terdiri dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP). Kondisi penutupan berdasarkan peta Citra Landsat 5 TM Path 117 Row 61 liputan tanggal 2 Maret 2011, kondisi penutupan lahan didominasi areal berhutan berupa hutan bekas tebangan (PT. Indexim Utama 2011). Secara rinci kondisi penutupan vegetasi menurut fungsi hutan di areal IUPHHK PT. Indexim Utama disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kondisi penutupan vegetasi areal kerja PT. Indexim Utamaberdasarkan fungsi hutannya

No. Penutupan Lahan

Penutupan Lahan Berdasarkan

Fungsi Hutan (ha) Jumlah

HPT HP Ha % 1. Hutan Primer (VF) 9.210 56 9.266 17,7 2. Hutan Bekas Tebangan (LOA) 34.783 6.329 41.112 78,1 3. Areal tidak berhutan (NH) 1.291 811 2.102 4,2 Jumlah 45.284 7.196 52.480 100,00

Sumber : PT. Indexim Utama (2011)

4.6.2 Potensi Tegakan

Menurut PT. Indexim Utama (2011), jumlah jenis pohon yang berhasil diidentifikasi pada saat pelaksanaan IHMB adalah 102 jenis pohon dengan rincian, yaitu: (1) jenis meranti dipterocarpaceae sebanyak 10 jenis pohon dan jenis meranti non dipterocarpaceae sebanyak 5 jenis pohon; (2) jenis rimba campuran sebanyak 76 jenis pohon; (3) jenis kayu indah sebanyak 5 jenis pohon; dan (4) jenis kayu dilindungi sebanyak 6 jenis pohon. Sedangkan jenis pohon yang dimanfaatkan oleh PT. Indexim Utama sebanyak 18 jenis pohon. Jenis- jenis yang dominan di areal PT. Indexim Utama antara lain meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), biwan, bangkirai (Shorea teysmani), kapur (Dryobalanops abnormis), dan balau (Shorea guiso).

Selanjutnya menurut PT. Indexim Utama (2011), berdasarkan survei IHMB dalam rangka penyusunan RKUPHHK-HA diperoleh data rata-rata perkiraan potensi tegakan per hektar untuk keseluruhan jenis pohon, yaitu: diameter 10-19 cm sebesar 45,57 m3/ha (N = 401,12 batang/ha), diameter 20-39 cm sebesar 64,82 m3/ha (N = 131,43 batang/ha), diameter 40-49 cm sebesar 22,43

m3/ha (N = 13,61 batang/ha), diameter ≥ 40 cm sebesar 119,36 m3/ha (N = 33,15 batang/ha), dan diameter ≥ 50 cm sebesar 96,93 m3/ha (N = 19,54 batang/ha). Untuk jenis-jenis yang dapat dipanen, mempunyai potensi tegakan, yaitu: diameter 10-19 cm sebesar 18,94 m3/ha (N = 166,99 batang/ha), diameter 20-39 cm sebesar 30,99 m3/ha (N = 61,37 batang/ha), diameter 40-49 cm sebesar 10,50 m3/ha (N=6,35 batang/ha), diameter ≥ 40 cm sebesar 72,82m3/ha (N=18,20 batang/ha), dan diameter ≥ 50 cm sebesar 62,32 m3/ha (N=11,85 batang/ha).

BAB V