• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: PERAN KURIKULUM AL-AZHAR KAIRO DALAM

B. Kondisi Pendidikan Islam Indonesia Saat Ini

Setelah pendidikan Islam masuk dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional. Bangsa Indonesia terus berupaya untuk terus melaju pada perkembangan pendidikan di era global, untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Bangsa Indonesia dituntut untuk menciptakan suatu kondisi masyarakat yang maju dan sejahtera. Terlebih dunia pendidikan terus mengalami perubahan-perubahan menuju kesempurnaannya, perubahan- perubahan yang terjadi kesemuanya bertujuan untuk memperbaiki pendidikan dan diharapkan mampu melahirkan manusia Indonesia yang cerdas, bertaqwa, bermoral dan bermartabat. Sehingga bangsa Indonesia membutuhkan suatu sistem nilai yang kuat.

Tantangan mutu pendidikan masa depan terletak pada infrastuktur pendidikan yang merata dan masalah sumber daya manusia. Dua hal tersebut secara realitas masih menjadi kendala terhadap meningkatnya mutu pendidikan sekolah di Indonesia sampai sekarang.23

Berdasarkan data statistik jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa.24 Indonesia menempati urutan keempat terbesar dalam populasi penduduk setelah Cina, India, dan Amerika. Indonesia sampai saat ini masih jauh tertinggal dengan Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, Thailand, Singapura, bahkan Vietnam. Institusi pendidikan Islam yang merupakan subsistem dari pendidikan nasional, juga harus menata ulang dan mengevaluasi paradigma pendidikannya.

Banyak realita dilapangan menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia sebagai sumber daya masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Dan akan berdampak langsung dengan lulusan yang dihasilkan, karena jika rendahnya pendidikan maka akan lemahpula sumber daya manusia di dalamnya. ketika pendidikan nasional mengalami perubahan dan pengembangan kurikulum, maka secara otomatis pendidikan Islampun akan mengikuti untuk menyesuaikan dengan kebijakan kurikulum yang baru. Hal ini menjadi persoalan yang muncul dengan adanya dikotomi pendidikan, perubahan kurikulum, sumber daya dan

23 Ace Suryadi, Analisis Kebijakan Pendidikan, (suatu Pengantar), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996, hal.74-175.

24 https://www.bappenas.go.id

manajemen pendidikan Islam. Sedangkan upaya perbaikannya belum dilakukan secara mendasar, usaha pembaharuan dan peningkatan pendidikan Islam sering bersifat sepotong-potong atau tidak komprehensif dan menyeluruh serta sebagaian besar sistem dan lembaga pendidikan Islam belum dikelola secara profesional.25

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim 87,18% pada kenyataannya belum mendapat kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun umat yang besar, disamping itu perhatian pemerintah yang dicurahkan pada pendidikan Islam sangatlah kecil padahal masyarakat Indonesia selalu diharapkan agar tetap berada dalam lingkungan masyarakat yang sosialistis religius.26 Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, harus menekankan peran dalam pembentukkan akhlak masyarakat Indonesia atau akhlak ummat Islam. Karena itulah pendidikan Islam harus mampu menanamkan dan melahirkan individu muslim yang baik.

Pendidikan sebagai aktivitas pengajaran yang berlangsung di manapun dan kapanpun serta mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam kehidupan manusia. Islam termasuk salah satu agama yang sangat menenakankan dan mengapresiasi tinggi terhadap pendidikan. dalam Al- Qur‟an banyak sekali ayat yang secara langsung maupun tidak langsung.

wahyu yang diturunkan pertama pada Nabi saw adalah pada Q,S. al-„Alaq ayat: 49/1-5 yang berbunyi sebagai berikut:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q,S.

al-„Alaq ayat: 49/1-5)

Dalam surat ini tampak jelas, tegas dan lugas perintah mambaca (iqra‟) dari Allah kepada Nabi. Membaca secara harfiah mauPun maknawiyah merupakan aktivitas pendidikan yang sangat penting.

25 Azumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logo Wacana Ilmu, 1999, hal. 59

26 Budi Haryanto. Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Malaysia, dalam jurnal Adabiyah, 2015, vol 1 no 1, September 2015. Hal. 82

Dalam pandangan dunia pendidikan, keberhasilan program pendidikan sangat bergantung pada perencanaan program kurikulum, karena kurikulum pada dasarnya berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan bagi pecapaian sasaran akhir pendidikan. Program kurikulum harus di orientasikan dan di sesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.

Lembaga pendidikan Islam diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum yang ada, baik yang bersifat lokal maupun muatan lokal. Teori- teori pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia secara umum mendefinisikan pendidikan Islam dalam dua tataran: idealis dan pragmatis.

Pada tataran idealis, pendidikan Islam sebagai suatu sistem yang independen (eksklusif) dengan sejumlah kriterianya yang serba Islam. Definisi ini secara kuat dipengaruhi oleh literature Arab yang masuk ke Indonesia baik dalam bentuk teks asli, maupun terjemahannya. Sedangkan pada tataran pragmatis, pendidikan Islam ditempatkan sebagai identitas (ciri khusus) yang tetap berada dalam konteks pendidikan nasional. Perkembangan-perkembangan actual di Indoensia khususnya selama tiga dekade terakhir sangat mempengaruhi munculnya definisi pragmatis.27

Salah satu unsur yang mempunyai kedudukan sentral dalam proses pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapaiannya tujuan pendidikan. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum senantiasa mengalami perubahan- perubahan karena tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.

Pengembangan kurikulum diharapkan secara kontinyu dilakukan semua sekolah, hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan maka sekolah/madrasah diberikan kewenangan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Permasalahan pendidikan di Indonesia secara umum, di identifikasi ke dalam empat masalah pokok, yaitu menyangkut masalah : kualitas, relevansi, elitisme dan manajemen. Keempat masalah tersebut merupakan masalah besar, mendasar, dan multidimensial, sehingga sulit dicari ujung pangkalnya.28 Adapun beberapa permasalahan pada kondisi internal pendidikan Islam di Indonesia yang kerap dihadapi antara lain adalah :

Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identic dengan ciri-ciri kemiskinan.

27 Azumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, hal 46

28 Tilaar, H.A.R. Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, hal. 12

Rendahnya mutu akademik disebabkan karena rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan

1. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.

2. Terjadinya kecendrungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggungjawab dan sosial, seperti terjadinya tawuran antar pelajar dan kenakalan remaja.

Dalam hal ini pendidikan agama sangatlah penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budipekerti yang luhur yang di berikan kepada peseta didik sejak dini. Pendidikan Islam sangat berperan untuk senantiasa diaktualisasikan. Salah satu kekeliruan kebijakan pendidikan Nasional yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pendidikan (educational performance) Indonesia adalah kurang diperhitungkannya lembaga pendidikan Islam dalam sistem pendidikan Nasional. Contohnya pada peningkatan mutu pendidikan seolah-olah semuanya ditentukan oleh sekolah. Lembaga pendidikan Islam, misalnya madrasah dan pesantren maupun sekolah Islam masih dipandang sebelah mata dan kurang diperhitungkan. Tidaklah mengherankan bila muncul di masyarakat stereotyping, bahwa pendidikan Islam selalu diasosiasikan dengan lembaga pendidikan terbelakang, kurang bermutu serta tidak menghasilkan lulusan (educational output) yang memadai dan tidak memiliki kemampuan komprehensif-kompetitif terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.29

Dapat kita lihat dari kurangnya minat orangtua dalam menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah atau pesantren. Karena bagi mereka sekolah Islam bukanlah menjadi alternatif utama dalam menyekolahkan anak-anaknya. Kata mayoritas dalam beragama Islam bukanlah semata-mata menjadi lembaga pendidikan Islam yang menjadi sandaran utama dalam upaya pengembangan pendidikan bermutu di Indonesia. Dunia pendidikan Islam di Indonesia memang sangat dilematis. Artinya disatu sisi, adanya tuntutan untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar dapat bersaing dengan lembaga pendidikan umum, di sisi lain perhatian dari pemerintah terhadap lembaga pendidikan Islam masih rendah bahkan masih ditempatkan sebagai alternatif lain.

Sehingga paradigma baru pendidikan Islam harus berorientasikan kepada pembangunan, perubahan, pembaharuan, mandiri, kreatif, inovatif, keterampilan, kecakapan, pengembangan kreatifitas, intelektualisme, taat hukum, terbuka dalam masyarakat plural, dan mampu menghadapi serta

2009.

29 Fahrurrozi, From : http://www.msi-uii.net, diakses pada sabtu, 23 desember

menyelesaikan persoalan pada era globalisasi dengan dilandasi moral dan akhlak terpuji dalam usaha membangun manusia dan masyarakat yang berkualitas bagi kehidupan dalam masyarakat madani Indonesia. Pendidikan Islam di Indonesia harus menyesuaikan perkembangan zaman. Lembaga pendidikan Islam harus mempunyai inovatif dan kreatifitas dalam memenuhi kredibilitas pendidikan Islam yang berkualitas, termasuk dalam pembaharuan kurikulum. Dalam perkembangan teknologi kurikulum pendidikan Islam harus adaptif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman.

Dokumen terkait