• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KONSEP DASAR KURIKULUM

2. Komponen-komponen Kurikulum

Sebuah kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi, kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama, kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua, kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum. Komponen- kompenen tersebut berisi tujuan, bahan ajar, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi pengajaran.14 Komponen-komponen tersebut memiliki keterkaitan erat satu sama lain.

Bagan I.1

Komponen Kurikulum

Bagan di atas menggambarkan bahwa sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Jika salah satu komponen yang membentuk sistem terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka kurikulum juga akan terganggu.

a. Komponen Tujuan

Dalam kurikulum, suatu tujuan memegang peranan penting di dalamnya yang akan mengarahkan seluruh kegiatan. Sehingga pendidikan dilakukan dengan suatu perencanaan yang matang. Tujuan pendidikan itu

14 Nanas Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,..., hal. 102-112

sendiri memiliki dua fungsi, memberi arah dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.15

Dalam bahasa Arab, istilah tujuan memakai kata ghayah, ahdaf, dan maqashid. Tujuan pendidikan Islam adalah sasaran aktivitas pendidikan Islam yang dilakukan secara sistematis dan terprogram.16

Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan dapat mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan sebuah sekolah dalam pembelajarannya. Kurikulum sendiri disusun bertujuan untuk mencapai tujuan baik tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, maupun dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.17

Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan diklasifikasikan sebagi berikut:

1) Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga Negara berkepribadian Nasional yang bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air.

2) Tujuan intitusional, yaitu tujuan ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah, yang mampu di didik lebih lanjut menjadi tenaga professional, dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.

3) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.

4) Tujuan intruksional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan.18

Tujuan pendidikan di atas pada dasarnya ialah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia seutuhnya (insan kamil) yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keimanan. Arah dan tujuan kurikulum pendidikan akan selalu mengalami pergeseran dan perubahan seiring dengan dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai

15 Umar Tirtaharaja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, hal. 37

16 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hal 222

17 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal. 53

18 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Berbasis Kompetensi, Jakarta:

Quantum Teaching, 2005, hal. 4

faktor, baik internal maupun eksternal. Oleh sebab itu pendidikan harus berupaya mengembangkan kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

b. Komponen Isi atau Bahan Ajar

Isi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.19 Isi kurikulum pada hakikatnya merupakan semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi materi pelajaran. Komponen isi kurikulum berisi mata pelajaran pada proses belajar mengajar, seperti pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan mata pelajaran. Kriteria tersebut yang perlu diperhatikan dalam pemilihan isi kurikulum yaitu :20

1) Signifikan, materi itu harus shahih dan signifikan, artinya harus menggambarkan pengetahuan mutakhir

2) Validitas, materi itu harus akurat dan otentik

3) Relevansi Sosial, materi itu harus relevan dengan kenyataan sosial dan kultural agar peserta didik lebih mampu memahami fenomena dunia, termasuk perubahan - perubahan yang terjadi.

4) Utility (daya guna), materi itu harus mengandung keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.

5) Learnability, materi harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik,

6) Minat, materi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

Isi kurikulum merupakan bahan pelajaran utama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diperlukan karena untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sehingga disusun sedemikian rupa sesuai dengan Scope dan Scuecenya. Sehingga dapat disesuaikan kebutuhan siswa dan masyarakat baik dimasa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

c. Komponen Metode dan Strategi

Komponenn metode atau strategi, merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini, merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, karena berhubungan dengan

19 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal. 89-90

20 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan,...,hal. 178

implementasi kurikulum. Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

Bagaimana cara penyampaian atau cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media pengajaran dan sebagainya.

Dalam kontek ini guru dituntut untuk menggunakan berbagai strategi pembelajaran, metode mengajar, media pembelajaran dan sumber-sumber belajar.21 Sebagaimana yang berkenaan dengan pembelajaran beserta metodenya dalam ayat Al-Qur‟an Q.S, an-Nahl: 16/125 yaitu :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk” (Q.S, an-Nahl: 16/125)

Ayat di atas, berkenaan dengan perintah Allah kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk belajar dan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik. Metode yang baik akan menjadikan pembelajaran lebih efisien dan efektif.

Ada beberapa startegi yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu : Exposition Learning - Discovery Learning, Rote Learning-Meaningful Learning, Group Learning-Individual Learning.

1) Exposition Learning - Discovery Learning

Yaitu bahan pelajaran disajikan pada siswa secara langsung dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut dan guru berfungsi sebagai penyampai informasi

2) Rote Learning-Meaningful Learning

Dalam rote learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa

memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai bahan

21 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum: Bandung: PT Rosda Karya, 2011, hal. 92

ajar dengan menghafalkannya, dan dalam meaningful learning bahan mengutamakan maknanya bagi siswa

3) Group Learning-Individual Learning

Yaitu prosedur dan metode yang ditempuh oleh guru yang memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri atau melalui kegiatan kelompok.22

Kemudian ada beberapa strategi yang menjadi alternatif pendekatan yang dapat digunakan dalam komponen strategi, yakni :23

a) Pendekatan yang berpusat pada pembelajaran, di mana materi pembelajaran terutama bersumber dari mata pelajaran, penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikasi. Siswa sebagai penerima pesan. Bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri.

Dalam rangkaian komunikasi tersebut, dapat digunakan sebagai metode mengajar.

b) Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini, lebih banyak digunakan dalam rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar amodular, paket belajar dan sebagainya.

c) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, pendekatan ini bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Metode yang digunakan terdiri dari : pelayanan masyarakat, survey, kerja pengalaman, wisata, berkemah dan unit.

Istilah lain yang sering dipertukarkan adalah pendekatan (approach), pengertian pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.24

Metode yang dipilih ini, digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan melakukan berbagai metode dan pendekatan-pendekatan. Roy Killer mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu (1) pendekatan yang berpusat pada guru dan (2) pendekatan yang berpusat pada siswa.25

22 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ,... ,hal.107

23 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,2011, hal.

26

24 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru,.. hal. 64

25 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru,.. hal. 65

Dua pendekatan di atas menurut Roy Killer merupakan jenis pendekatan secara umum. Pada hakikatnya, pendekatan sangat bergantung pada guru berdasarkan strategi yang digunakan dan tujuan yang ingin di capai.

d. Komponen Media

Media dalam proses belajar mengajar merupakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, menyusun kembali informasi visual atau verbal.26 Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur‟an QS. Al-Baqaroh /2:31

Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqaroh /2:31)

Ayat tersebut menjelaskan tentang Allah mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. nama-nama benda seluruhnya yang ada di bumi .Kemudian Allah meminta malaikat untuk menyebutkannya, yang sebelumnya belum diketahui oleh malaikat. Benda-benda yang disebutkan kepada nabi Adam telah diberikan gambaran bentuknya oleh Allah SWT.

Selain itu, media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan pembelajaran.27

Fungsi media pembelajaran diantaranya:

1) Memperjelas dan memperkaya informasi yang diberikan secara verbal

2) Meningkatkan motivasi dari perhatian siswa untuk belajar 3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi 4) Menambah variasi penyajian materi

hal. 3

26 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010,

27 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002, hal,19.

5) Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar

6) Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa.

7) Memberikan pengalaman yang baik kongkret bagi hal yang mungkin abstrak.

8) Meningkatkan keingintahuan siswa

9) Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.28

Dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar untuk mempermudah guru dalam memberikan pemahaman pembelajaran terhadap siswa.

e. Komponen Evaluasi Pengajaran

Evalusi merupakan hal yang penting yang tidak terpisahkan dalam sebuah kurikulum, keberadaan evaluasi memiliki kebijakan untuk dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian yang perlu disempurnakan. Dalam pengertian sempit, evaluasi dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.

Sedangkan dalam pengertian luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Dalam teori dan praktek, evaluasi kurikulum merupakan suatu bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk evaluasi terhadap implementasi kurikulum.29

Dalam evaluasi implementasi kurikulum mencakup dua hal, pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sesuai dengan kontrol, apakah pelaksanaan yang sedang berjalan sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perecanaan.30

Evaluasi selama kegiatan dijalankan, bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki dengan cepat kekeliruan dan kesalahan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan evaluasi akhir kegiatan ini di maksudkan untuk menilai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan program yang telah di tetapkan sebelumnya. Evaluasi akhir ini akan menjadi pedoman dalam menyusun program dan kegiatan yang lebih baik untuk masa-masa selanjutnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut:29/2

.

28 Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Surabaya: UM Press, 2005, hal. 120

29 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan,..., hal. 254

30 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan..., hal. 250-251

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta".

(QS. Al-Ankabut:29/2)

Ayat diatas, memiliki acuan bagi manusia untuk berhati-hati dalam melakukan perbuatannya. Evaluasi perlu dilakukan dengan mengingat akan sifat-sifat manusia itu sendiri yaitu manusia merupakan makhluk yang lemah, makhluk yang mudah lupa dan banyak salah namun mempunyai batas untuk sadar kembali guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan pada dirinya.

Dalam evaluasi kurikulum, diungkapkan oleh Tyler yang dikutip oleh Hamid Hasan menjelaskan bahwa evaluasi lebih berfokus pada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar.31 Selanjutnya Hamid Hasan juga mengutip konsep evaluasi yang diberikan oleh Orient, yang mana Orient ini, lebih menekankan pada tujuan evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan (Judgement). Pertimbangan yang diberikan berdasarkan kriteria yang disepakati dan data yang diperoleh dari lapangan. Pertimbangan merupakan suatu proses intrapolasi yang harus dilakukan evaluator antara data yang dikumpulkan dengan apa yang diinginkan oleh kriteria. Jika data memnuhi apa yang diinginkan oleh kriteria maka objek evaluasi dapat dikatakan berhasil. Jika tidak maka dapat dikatakan belum atau tidak berhasil.32

Konsep yang ditawarkan oleh Orient ini sama sekali tidak mempersoalkan ruang lingkup evaluasi sebagai suatu yang penting untuk dijadikan batasan dalam rumusan definisi. Evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif keputusan sebagai bahan perbaikan dari evaluasi kurikulum.

31 Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal.

33

32 Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum,..,hal. 37

Komponen-komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas.

Nana Syaodih berpendapat bahwa evaluasi kurikulum bukan hanya mengevaluasi hasil belajar siswa dan proses pembelajaranna, tetapi juga desain dan implementasi kurikulu, kemampuan dan ujuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana prasarana dan sumber belajar.33

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi untuk menilai kegunaan, keterlaksanaan, keberhasilan, kualitas suatu program berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam rangka pengambilan keputusan terhadap program yang dijalankan yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan.

Dokumen terkait