• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KONSEP DASAR KURIKULUM

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum, kita akan mendapati beberapa prinsip pengembangan kurikulum meliputi: Prinsip Berorientasi pada Tujuan, Prinsip Relevansi, Prinsip Efisiensi dan Efektifitas, Prinsip Fleksibilitas, Prinsip berkesinambungan, Prinsip Keterpaduan, Prinsip Mutu. 38

Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum sebagai berikut :39

38 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,...,hal.30-32

39 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,..., hal. 150

a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dari upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Dan prinsip berorientasi tujuan mempunyai maksud bahwa pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan dan sudah ketahui hasilnya.

b. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan sistem penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terdapat dua jenis relevansi yang harus ada pada suatu kurikulum, yaitu relevansi di luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Pertama, relevansi ke luar maksudnya adalah tujuan, isi, proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kedua, relevansi di dalam yaitu adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yakni antara tujuan, isi, proses, penyampaian dan penilaian.40

Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum. Jadi, kurikulum harus melihat kesinambungan antara masyarakat dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya yang menyangkut budaya, pendidikan, sosial politik dan lainnya. Jadi kurikulum ini harus disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan perkembangan masyarakat.

c. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang unggul dan optimal.

Efektifitas kurikulum dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu (1) aktivitas membelajarkan, terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dan dapat dilaksanakan dengan baik, dan yang ke (2) efektifitas belajar siswa,

40 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,..., hal. 151

terutama menyangkut tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.41 Islam mengajarkan agar seorang muslim menghargai waktu dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.

Al-Asr/ 103: 1-3.

“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “. (Q.S. Al-Asr/ 103:

1-3)

Ayat di atas menerangkan tentang pentingnya memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan aktivitas yang bermanfaat. Manusia akan dalam kerugian bila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan yang baik. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif dan efisien apabila para pelaku pendidikan dapat menggunakan waktu dengan cukup.

d. Prinsip Fleksibilitas (Keluwesan)

Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku.42 Artinya Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis dan kaku. Memberikan sedikit kebebasan dan kelonggaran dalam melakukan dan mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan, yang akan dilaksanakan oleh pelaku kurikulum.

Prinsip kurikulum ini sangat diperlukan untuk mengakomodir kebutuhan pengguna kurikulum, karena perubahan dan perbedaan dapat terjadi di manapun dan kapanpun.

e. Prinsip berkesinambungan (Kontinuits)

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, baik antar mata

41 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru,..., hal. 75-77

pelajaran maupun antar jenjang pendidikan.43 Bagian-bagian, aspek- aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak lepas- lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan dan tingkat perkembangan siswa. Hal ini dimaksud agar perkembangan dan proses belajar anak, tidak terputus-putus atau terhenti.

Dengan prinsip ini, maka akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa untuk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih tinggi, serta terhindar dari adanya pengulangan program, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya.

f. Prinsip Keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral.

Kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua jenis ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian.44

g. Prinsip Mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan pada hasil pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu. Dalam kontek pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relative, terutama berhubungan dengan kepuasan pelanggan, pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal.

Adapun pelanggan internal di sini adalah kepala sekolah, guru dan pegawai tenaga kependidikan. Sedangkan pelanggan ekternal dibagi dalam tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan eksternal sekunder, pelanggan eksternal tersier.45 Pelanggan primer yaitu para siswa, pelanggan sekunder yaitu orangtua dan pemimpin pemerintah, pelanggan eksternal yaitu pasar kerja dan masyarakat luas.

43 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan,..., hal. 34

44Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,...,hal. 155

45 Nurkolis, Manajemen Berbasis Madrasah Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta :PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008, hal. 68

Demikianlah beberapa prinsip yang mendasari pengembangan kurikulum.

B. Manajemen Kurikulum 1. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan.46 Kegiatan perencanaan biasanya dituangkan dalam bentuk tertulis yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja satu organiasi dengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Perencanaan berkaitan dengan tujuan (means) dan sasaran yang dilakukan (ends).47

Perencanaan adalah meyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.48 Menurut Abdul Majid yang mengutip pendapat Wiliam H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques Of Organization and Management:

Mengemukakan tentang arti perencanaan bahwa“ perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian- rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penetuan metode-metode dan prosedur tertentu 49 dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.

Dalam perencanaan terdapat tiga kegiatan, yaitu :1) Perumusan tujuan yang ingin dicapai, 2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan. 3) Identifikasi dan pengerahan sumber. Di dalam perencanaan, ditentukan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefisien dan seefektif mungkin.50 Sedangkan menurut Oemar Hamalik menyatakan bahwa perencanaan oleh guru meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Perumusan tujuan

b) Pemilihan dan penyusunan bahan-bahan pembelajaran c) Pemilihan metode pembelajaran

46 Sa‟ud Makmum, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal.3.

47 Syafruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005,, hal. 61

48 Abdul Majid, Perencanaan: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 15

49 Abdul Majid, Perencanaan: Mengembangkan Standar Kompetensi… hal. 16

50Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet,10, hal.49

d) Alokasi waktu pembelajaran e) Rencana Evaluasi.51

Dengan demikian, kegiatan perencanaan merupakan upaya sistematis dalam usaha mencapai tujuan. Melalui perencanaan, diharapkan mempermudah proses pembelajaran yang kondusif.

Terdapat dua pendekatan dalam perencanaan kurikulum, yaitu pendekatan yang bersifat “ administrative approach” dan pendekatan yang bersifat “ grass roots approach”.52 Pendekatan yang bersifat “administrative approach” kurikulum direncanakan oleh pihak atasan, kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Jadi from the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administator. Dalam hal ini, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh bawahan dalam melakukan perencanaan kurikulum, guru-guru lebih bersifat pasif yaitu sebagai penerima dan pelaksana dilapangan. Semua ide, gagasan dan inisiatif berasal dari pihak atasan. Sebaliknya pendekatan yang bersifat “grass roots approach” yaitu, dimulai dari bawah. Pendekatan ini, menekankan pada perencanaan kurikulum yang dibuat langsung oleh para guru-guru, untuk bersama-sama memikirkan ide baru mengenai kurikulum dan bersedia menerapkannya di sekolah mereka untuk meningkatkan mutu pelajaran. Dengan demikian guru diharapkan memiliki kemampuan menyusun RPP, karena hal ini merupakan muara dari segala pemahaman guru tentang pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Perencanaan bagi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya merupakan salah satu keterampilan dalam proses pembelajaran. Perencanaan merupakan unsur terpenting dalam persiapan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai berikut :

a. Memberikan guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajarannya yang dilaksnakan untuk mencapai tujuan itu

b. Membantu guru menjelaskan pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan

c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.

d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid dan mendorong motivasi belajar

51 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, …, hal 221

52 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,...,hal. 150

e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu.

f. Meurid-murid akan menghormati guru dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengjaar sesuai dengan harapan

g. Memberikan kesempatan bagi para guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya.

h. Membantu guru memiliki percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri

i. Membantu guru dalam memberikan bahan-bahan up to date kepad murid.53

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2007 tentang standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.54 Menjelaskan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program studi mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan, standar kompetensi, indicator pencapaian kompetensi, tujaun pemebelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan intim dan penutup, selanjutnya terdapat penilaian hasil belajar dan sumber belajar.55

Dokumen terkait