• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

2.7 Konflik Manusia dengan Masyarakat

Konflik manusia dengan masyarakat adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antara manusia dengan manusia dalam struktur masyarakat luas. Ia antara lain berwujud masalah suatu kelompok manusia dalam negara melawan pemerintah negara itu, sebuah negara melawan negara yang lain, saingan atau pertarungan dalam perdagangan, persaingan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, atau kasus-kasus hubungan sosial lainnya.

Masyarakat merupakan sebuah komunitas yang saling bergantung satu sama lain. Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas teratur. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Depdiknas, 1995:635). Sebuah masyarakat hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

Masyarakat tidak begitu saja muncul seperti sekarang ini, tetapi adanya perkembangan yang dimulai dari masa lampau sampai saat sekarang ini. Masyarakat ini kemudian berkembang mengikuti perkembangan zaman sehingga kemajuan yang dimiliki masyarakat sejalan dengan perubahan yang terjadi secara global. Masyarakat seperti ini dikenal sebagai masyarakat besar, seperti dalam sebuah negara.

Di dalam sebuah masyarakat besar pasti muncul kelompok kecil (small group). Hal itu disebabkan karena manusia mungkin tidak memunyai kepentingan-

kepentingan sama. Manusia memerlukan perlindungan dari rekan-rekannya. Manusia memunyai kemampuan yang terbatas di dalam pergaulan hidup, keadaan demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil yang merupakan wadah orang yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama. Kelompok kecil (small group) adalah suatu kelompok yang secara teoretis terdiri dari paling sedikit dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya. Small group pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan suatu organisme yang dinamakan masyarakat. (Soekanto, 2007:144)

Sebuah kehidupan bermasyarakat tidak akan terlepas dari konflik, konflik merupakan gelajala alamiah yang tidak dapat dielakkan. Menurut Ralf Dahrendorf dalam Ritzer (2005:153), konflik menyebabkan perubahan dan perkembangan. Dahrendorf mengemukakan bahwa segera setelah kelompok konflik muncul, kelompok itu melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam struktur sosial. Konflik membantu fungsi komunikasi. Sebelum konflik, kelompok- kelompok mungkin tidak percaya terhadap posisi musuh mereka, tetapi akibat konflik, posisi dan batas antar kelompok ini sering menjadi diperjelas. Karena itu, individu bertambah mampu untuk memutuskan mengambil tindakan yang tepat dalam hubungannya dengan musuh mereka. Konflik juga memungkinkan pihak yang bertikai menemukan ide, menemukan kekuatan relatif mereka dan meningkatkan kemungkinan untuk saling mendekati atau saling berdamai.

Kutipan berikut ini merupakan contoh konflik antara manusia dengan pemerintah, yaitu terjadi antara anggota pers dengan pemerintah Hindia Belanda, yang diambil dari novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.

Sehabis J.A. Nieland membacakan dakwaannya, hakim ketua memalu

meja, lalu bertanya kepada Tjak Broto, “Apa tuan paham dakwaan terhadap diri tuan?”

“Maaf beribu maaf, tuan hakim, saya tidak paham sama sekali.”

“Tuan tidak paham pada beberapa bagian dakwaan, atau salah satu bagian saja?”

“Maksud saya, tuan hakim, saya tidak paham jalan logika tuan jaksa, yang

mengatakan saya membangkang pada peraturan pemerintah Hindia Belanda, dan bahwa yang saya tulis itu isapan jempol untuk menghasut

rakyat.”

...

“Kalau begitu apa motivasi tuan menulis semua itu?” kata Nieland.

“Saya ingin membantu pemerintah Hindia Belanda untuk informasi yang betul. Tugas pers adalah memberikan informasi yang benar bagi segenap pembaca, baik pemerintah maupun rakyat. Pemerintah Hindia Belanda selama ini memperoleh informasi yang tidak benar, sebab infomasi itu datang dari para demang, wedana, bupati yang korup, karena terlalu asyik mementingkan pribadi...” (Kembang Jepun, 2004:77)

Pada kutipan di atas, Tjak Broto sebagai seorang anggota pers koran Tjahaya Soerabaya dituduh Pemerintah Hindia Belanda menulis berita bohong terkait kelalaian pemerintah menangani mandor dan makelar kuli kontrak, menyebabkan kuli kontrak hidup sengsara di luar Jawa. Pemerintah Hindia Belanda di Surabaya sebenarnya telah sejak lama memperhatikan Tjahaya Soerabaja sebagai suara pembela gerakan nasional sehingga pemerintah berusaha melakukan pembredelan terhadap koran tersebut. Konflik akhirnya berujung di meja pengadilan.

Konflik manusia dengan masyarakat, dapat pula dilihat pada kutipan berikut. Ternyata di luar, mahasiswa mulai menggelar demo. Beberapa orang mengangkat poster dan merentang spanduk. Spanduk kebanyakan berisi penolakan kehadiran sang menteri yang menurut mahasiswa tengah

mencari dukungan politik. Sang menteri dianggap menggunakan kampus untuk mencari dukungan mencalonkan diri jadi presiden!

...

Suasana semakin hiruk pikuk, ketegangan mulai menjalar membuat panik mahasiswa yang rada penakut. Beberapa mahasiswa bernyali batu mencoba maju dari barisan, meneriaki aparat yang menyambut dengan ayunan pentungan yang menyambar ke sana kemari, meninggalkan memar memerah di berbagai tempat pada tubuh-tubuh mahasiswa. Keberingasan dari kedua pihak mulai menggumpal. Wajah-wajah keras pasukan berhadapan dengan wajah-wajah marah mahasiswa yang merasa kegiatan mereka di kampus sendiri diintervensi aparat. (Epigram, 2006:63)

Kutipan di atas merupakan contoh konflik yang terjadi di sebuah kampus. Konflik terjadi antara mahasiswa dengan aparat keamanan. Mahasiswa menolak kedatangan seorang menteri ke kampus mereka. Mahasiswa merasa bahwa sang menteri tengah mencari dukungan politik. Sang menteri dianggap menggunakan kampus untuk mencari dukungan guna mencalonkan diri menjadi presiden. Mahasiswa menolak kampus mereka dipolitisir. Meskipun maksudnya memang belum jelas, tetapi sebagian kecil aktivis mahasiswa menanggapinya dengan serius. Akhirnya terjadi keributan antara aparat dan mahasiswa, saat para mahasiswa menggelar demonstrasi.