• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MANAJEMEN JIT

Dalam dokumen MATERIALS REQUIREMENT PLANNING MENUJU (Halaman 100-102)

Pola Persediaan Permintaan Terikat (Ink Cartridge)

BAB 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN TEPAT WAKTU

A. KONSEP MANAJEMEN JIT

Manajemen Tepat Waktu atau Just-in-Time (JIT) Management ialah metoda manajemen manufaktur gaya Jepang yang dikembangkan tahun 1970an. Metoda ini menjadi dasar dari pengendalian persediaan dan pemenuhan kebutuhan tepat waktu, suatu metoda perencanaan pengadaan barang yang menunjang kelancaran pelaksanaan MRP. Sebelum pembahasan ke arah itu, ada baiknya diketahui terlebih dahulu prinsip dan konsep mengenai manajemen JIT ini. Pertama kali konsep atau metoda ini dikembangkan oleh Taiichi Ohno di pabrik perakitan mobil Toyota. Dan kemudian Taiichi Ohno dianggap sebagai penemu dan bapak dari JIT. Salah satu motivasi dibalik pengembangan JIT ialah untuk mendapatkan metoda produksi yang lebih baik khususnya dalam produksi manufaktur, untuk mengejar ketinggalan Jepang dari dunia Barat karena kekalahan Jepang pada Perang Dunia II pada tahun 1945.

Toyota sendiri didirikan oleh Toyoda Sakichi (1867-1930) yang diwariskan kepada puteranya Toyoda Kiichiro (1894-1952), presiden pertama Toyota dan bapak mobil penumpang Jepang. Sistem produksi Toyota telah disusun dan dilaksanakan segera setelah Perang Dunia II. Tetapi sistem ini tidak menarik perhatian industri Jepang hingga krisis minyak yang pertama pada musim gugur tahun 1973. Para manajer Jepang yang terbiasa dengan inflasi dan laju pertumbuhan tinggi, tiba-tiba menghadapi pertumbuhan nol dan dipaksa menangani penurunan produksi. Selama krisis ekonomi inilah mereka pertama kali mengetahui hasil yang dicapai Toyota dan usahanya yang tak kenal lelah untuk menghilangkan pemborosan. Mereka kemudian mulai mengenali sistem Toyota ini dan membawanya ke perusahaan mereka masing-masing.

Metoda produksi yang dianggap sebagai unggulan pertama ialah yang dikembangkan oleh Henry Ford (1983-1947) yaitu memproduksi mobil secara seragam (atau dalam jenis yang terbatas) dalam jumlah besar dan homogen. Metoda ini cocok untuk pasar dengan sistem dorong, di mana jenis produksi ditentukan dan disodorkan oleh pabrik dan didiktekan kepada para konsumen. Perkembangan selanjutnya adalah pasar dengan sistem tarik, di mana jenis barang lebih ditentukan oleh kehendak konsumen dan pabrik harus menyesuaikan diri. Dengan demikian, dalam industri mobil, mobil yang diproduksikan haruslah dalam jenis yang banyak dan masing-masing dalam jumlah yang kecil. Untuk kondisi semacam ini metoda Ford tidak mampu lagi sedangkan metoda Jepang yang dikembangkan oleh Toyota sangat cocok untuk menghadapi pasar semacam ini. Meskipun demikian, Taiichi Ohno tetap memuji metoda yang dikembangkan oleh Henry Ford ini dan ia mengakui bahwa metode yang dikembangkannya ialah perbaikan dari metoda Ford. Dia berpendapat bahwa meniru Amerika tidaklah selalu buruk dan Jepang banyak belajar dari kerajaan mobil AS.

Menurut Taiichi Ohno, dasar sistem produksi Toyota adalah secara mutlak menghilangkan pemborosan. Dua tiang yang diperlukan untuk mendukung sistem itu ialah :

• Otonomasi, atau otomasi dengan sentuhan manusia.

Tepat waktu atau JIT berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang atau komponen yang diperlukan untuk perakitan mobil tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang di diperlukan. Dengan demikian, perusahaan yang menggunakan sistem ini, akan mendekati tingkat persediaan nol.

Tiang kedua ialah otonomasi atau disebut juga otomasi dengan sentuhan manusia. Ini berlainan dengan otomasi biasa. Dalam otomasi biasa, biasanya perusahaan membeli mesin yang dapat beroperasi sendiri dengan hanya sekali menekan tombol. Mesin seperti ini mempunyai kemampuan kinerja yang tinggi sekali, tetapi kalau ada gangguan kecil saja, dapat merusak produksi sehingga barang cacat akan tertumpuk dengan cepat sebelum kerusakan dapat dideteksi dan proses dihentikan. Dalam otonomasi, mesin dapat mencegah masalah semacam itu secara otonom, karena mempunyai alat yang dapat membedakan antara keadaan normal dan abnormal dalam mesin tersebut. Dalam sistem semacam itu, mesin akan berhenti dengan segera bila ada gejala tidak normal dalam mesin itu. Dengan sistem ini, tidak ada produk cacat yang dihasilkan. Gagasan ini berawal dari penemuan baru mesin tenun oto-aktivasi oleh Toyoda Sakichi (1867-1930), pendiri Toyota Motor Company. Perkakas tenun jenis ini akan berhenti dengan segera bila salah satu benang gulungan putus misalnya. Di pabrik Toyota, mesin otomatis dengan sentuhan manusia adalah mesin yang dilekatkan pada alat penghenti otomatis. Di semua pabrik Toyota, sebagian besar mesin, baru atau tua, diperlengkapi dengan alat itu selain berbagai alat pengaman, penghenti pada posisi tetap, sistem kerja penuh dan sistem anti salah (foolproof) untuk mencegah produk cacat. Dengan cara ini, inteligensi manusia, atau sentuhan manusia, diberikan pada mesin.

Secara singkat, prinsip dari JIT dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

‘The principle of Just in time (JIT) is to eliminate sources of manufacturing waste by getting right quantity of raw materials and producing the right quantity of products in the right place at the right time’.

Sesudah perkenalan pertama dari JIT ini oleh Toyota, banyak perusahaan menirunya dan sekitar tahun 1970an, konsep tersebut mendapatkan dukungan besar dari berbagai perusahaan. Salah satu yang memberikan motivasi besar pada perusahaan Jepang untuk menggunakannya ialah bahwa sesudah Perang Dunia II, mereka harus segera membangun kembali negaranya. Karena keterbatasan kemampuan ekonomi dan keterbatasan alamnya, para pengusaha Jepang mencari cara yang paling efisien untuk mencapai perkembangan yang cepat. Sebelum diperkenalkannya JIT, banyak dijumpai kerusakan pada produk dan pemborosan dalam bidang persediaan, kenaikan biaya, kelambatan pengiriman dan sebagainya. Kesulitan dalam bidang persediaan termasuk tertumpuknya barang dan suku cadang yang tidak digunakan sehingga tidak produktif.

Dalam dokumen MATERIALS REQUIREMENT PLANNING MENUJU (Halaman 100-102)