• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Manajemen Publik

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Manajemen Publik

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis; 2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan;

3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

2.1.1 Konsep Manajemen Publik

Pasolong (2011: 83) memberikan definisi bahwa pada dasarnya manajemen publik yaitu manajemen instansi pemerintah. Kemudian Keban mengatakan, manajemen publik bukan “policy analisis”, bukan juga administrasi publik, atau kerangka yang lebih baru (2004: 85). Selanjutnya, Overman dalam Keban (2004: 85), mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah “scientific management”, meskipun sangat dipengaruhi oleh “scientific management”. Dalam pengertian ini lebih memfokuskan dari manajemen publik, dan mengatakan bahwa adanya perbedaan dari administrasi publik dengan manajemen publik atau policy analysis. Manajemen benar-benar sebagai sebuah pengaturan yang berhubungan dengan permasalahan sosial atau menunjang kinerja aktor dari pemerintah dalam bentuk penataan organisasi.

Studi manajemen publik umumnya mengarah kepada masalah-masalah kebijakan yang nyata dan diaplikasikan untuk meningkatkan pelayanan publik. Manajemen publik secara mendasar dapat diartikan sebagai penelitian interdisipliner aspek generik organisasi. Manajemen

21

publik merupakan perpaduan dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian fungsi manajemen dengan manajemen sumber daya manusia, keuangan, informasi fisik dan sumber daya politik. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen publik merupakan sebuah kinerja kompleks dari aktornya yaitu pemerintah dan seluruh pegawainya untuk melayani publik dengan sebaik-baiknya dan publik merasa terpenuhi semua keinginannya dengan bagusnya kinerja atau pengaturan dari dalam organisasi publik itu sendiri. Pengaturannya yang bukanlah murni untuk sekedar mencapai profit organisasi melainkan melayani konsumen yang berupa masyarakat sehingga harus memperhatikan manajemen semua aspek yang menjadi penunjang kinerja organisasi.

Definisi paling sederhana sekaligus paling klasik tentang manajemen mengatakan bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, (Siagian, 2005: 1). Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan, (Hasibuan, 2007: 1).

Menurut Terry dan Leslie (2009: 1), Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

22

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Selain itu, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu, Andrew F. Sikula (Hasibuan, 2007: 2) mengatakan bahwa:

Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Selanjutnya, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (Hasibuan, 2007: 2) mendefinisikan bahwa:

Management is getting things done through people. In bringing about coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people”. Artinya, manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan bagaimana cara melakukannya,

23

memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengatur efektifitas dari usaha-usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi lingkungan yang memberikan respon ekonomis, psikologis, sosial, politis dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendaliannya, (Terry, 2008: 9).

Adapun asas-asas umum manajemen (general principles of management), menurut Henry Fayol (Handoko, 2003: 46-47) yaitu sebagai berikut:

1. Division of work (asas pembagian kerja);

2. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab);

3. Discipline (asas disiplin);

4. Unity of command (asas kesatuan perintah);

5. Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah);

6. Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan umum di atas kepentingan pribadi);

7. Remuneration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar); 8. Centralization (asas pemusatan wewenang);

9. Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala); 10.Order (asas keteraturan);

11.Equity (asas keadilan); 12.Initiative (asas inisiatif);

13.Esprit de corps (asas kesatuan);

14.Stability of turn-over personnel (asas kestabilan masa jabatan). Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (bussines organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.

24

Fungsi-fungsi Manajemen menurut Terry yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang disingkat menjadi (POAC):

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama diambil dalam usaha pencapaian tujuan, karena perencanaan sebagai fungsi organik manajerial yang pertama. Artinya, perencanaan merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakan dalam strategi organisasi, (Siagian, 2005: 35). Menurut Hasibuan (2007: 40), perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Selanjutnya, Harold Koonts and Cyril O’Donnel, dalam Hasibuan, (2007: 40)mengatakan bahwa:

“Planning is the function of a manager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures, and program". (Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada).

Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh sekelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan

25

untuk masa mendatang, (Terry, 2008: 17). Jadi, masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Definisi sederhana pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, (Siagian, 2005: 60).

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan dan menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, (Hasibuan, 2007: 40).

Terry (Hasibuan, 2007: 40):

Organizing is the estabilishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfactions for the purpose of the achieving some goal or objective”. (Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu).

26

3. Penggerakan/Pengarahan (Actuating)

Actuating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis, (Siagian, 2005: 95). Selain itu, pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan, (Hasibuan, 2007: 41).

Terry memberikan definisi mengenai pengarahan (actuating), yaitu:

Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts”. (Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja sama secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian).

Selain itu, Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka, (Terry, 2008: 17).

27 4. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengawasan berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi karena:

a. Pengawasan harus lebih dahulu direncanakan; b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana;

c. Pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan dengan baik;

d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak, setelah pengawasan atau penilaian dilakukan.

Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah yang secara langsung

28

mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional, (Siagian, 125: 2005).

Earl P. Strong memberikan definisi:

Controlling is the process of regulating the various factors in enterprise according to the requirement of its plans”. (Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).

Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan telah dilakukan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Menurut Bohari dalam bukunya Pengawasan Keuangan Negara, agar pelaksanaan pengawasan dapat dijadikan sebagai suatu alat yang efektif, maka harus memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Apa yang akan diawasi (objek yang perlu diawasi); 2) Mengapa perlu diadakan pengawasan;

3) Dimana dan bilamana diadakan pengawasan dan oleh siapa pengawasan tersebut harus dilakukan:

4) Bagaimana pengawasan tersebut dapat dilakukan:

5) Pengawasan tersebut harus bersifat rasional, fleksibel, terus menerus dan fragmatis.

Fungsi-fungsi manajemen merupakan rangkaian urutan proses kegiatan suatu instansi atau organisasi dalam pencapaian tujuannya dimana tujuan tersebut telah dirumuskan sebelumnya pada proses perencanaan. Semua tahapan-tahapan dalam fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak boleh ada yang tertunda apalagi

Dokumen terkait