• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran atau rekomendasi yang peneliti ajukan yaitu sebagai berikut:

a. Pihak Pasar (Diskoperindag Kabupaten Serang) harus melakukan sosialisasi secara maksimal mengenai peraturan zonasi agar bisa diterapkan sebagaimana mestinya, permasalahan kios dan los non aktif dapat diatasi, unit baru (auning) agar dapat dioperasikan dan menjadi objek pendapatan retribusi baru di Pasar Petir, diantaranya melalui surat edaran, spanduk, papan reklame, pertemuan secara langsung face to face dengan para pedagang atau melalui forum pertemuan antara pihak pasar, para pedagang, masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait lainnya, serta harus memberikan sanksi yang tegas atas pelanggarannya;

b. Mengganti petugas yang lebih tegas dengan tingkat pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, dari mulai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar, Staf Pasar terutama Petugas Pemungut Retribusi Pasar;

c. Pedagang Kaki Lima (PKL) harus didata dan terdaftar pada daftar pedagang di Pasar Petir dan agar masuk menjadi subjek potensi retribusi pasar di Pasar Petir;

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alwasilah, A. Chaedar, 2006. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Arikunto, Suharsimin, 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Bohari, 1992. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali.

Bungin, Burhan, 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fuad, Anis, Nugroho, S, Kandung, 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Serang: FISIP Untirta Press.

Handoko, T, Hani, 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Harun, Hamrolie, 2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu, 2007. Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Irawan, Prasetya, 2005. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

, 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: DIA FISIP Universitas Indonesia.

Keban.T Yeremias, 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Mahmudi, 2010. Manajemen Keuangan Negara. Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Kuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. , 2006. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Miles, Matthew. B dan A. Michael Huberman, 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy, J, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pasolong, Harbani, 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Kanisius.

Satori, Djam’an, Aan Komariah, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Siagian, P. Sondang, 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Siahaan, P. Marihot, 2005. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Soleh, Chahib, Heru Rochmansjah, 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik. Bandung: Fokusmedia.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. , 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Terry, George. R, 2008. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Terry, George, Rue, Leslie. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara.

Yani, Ahmad, 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Dokumen:

Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

Data Pedagang Kios dan Los Unit Pasar Petir Kabupaten Serang Tahun 2013 Data Potensi Pasar Tradisional di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang

Tahun 2014, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah.

Data Potensi Pasar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Dukuh dan Pasar Baros).

Sumber Lain:

Betty Rahayu. 2012. “Analisis Potensi Pajak Hotel terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Gunung Kidul”. Skripsi. Gunung Kidul. Universitas Diponegoro.

http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/manajemen-publik/apa-itu-manajemen-publik/, Senin, 5 Mei 2014, 20:27 WIB.

http://birokrasi.kompasiana.com/2013/07/21/dari-definisi-manajemen-publik-sampai-semangat-kaizen-578471.html, Senin, 5 Mei 2014, 20:37 WIB.

Lina Aliany, A. Yamang Peddere dan Muhammad Ashari. 2011. “Menghitung Potensi Retribusi Parkir di Kota Makassar”. Makassar.

Pedoman Wawancara

No Dimensi Informan

1 Fasilitas pasar:

a. Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada dan berapa jumlah masing-masing jenisnya

b. Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

2 Jenis dagangan:

a. Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya dengan pendapatan retribusi pasar

b. Apakah jenis dagangan mempengaruhi

kemampuan membayar retribusi para pedagang

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

3 Jumlah petugas pemungut:

a. Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan bagaimana pembagian tugasnya

b. Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

c. Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

d. Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar e. Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas

(pihak terkait) dalam hal retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

4 Tarif retribusi:

a. Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan tarif yang ada pada Perda

b. Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) & bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang & petugas)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

No Dimensi Informan

5 Jumlah kios dan los:

a. Seberapa banyaknya kios dan los yang aktif dan non aktif

b. Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif sebagai potensi retribusi pasar c. Adakah rencana penambahan unit baru pada jenis

objek yang sudah ada (kios dan los) untuk menambah potensi retribusi pasar

d. Adakah rencana penambahan jenis objek baru untuk menambah potensi retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

6 Luas area pasar:

a. Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan retribusi yang ada

b. Kesesuaian luas area pasar dengan jumlah unit objek retribusi yang ada

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

7 Jumlah pedagang:

a. Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)

b. Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar

c. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

8 Data penerimaan retribusi:

a. Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu penargetannya dan bagaimana pencapaiannya

b. Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah

Daftar Informan Penelitian

Kode

Informan Informan Jumlah

I1

Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir)

Dipskoperindag Kabupaten Serang

I1 : Bpk Ma’mum

Dian Purnama 1 Orang

I2 Koordinator (Kepala)

Pasar Petir I2 : Bpk. H. Hasan 1 Orang

I3 Petugas Pemungut Retribusi

(Kolektor) Pasar Petir I3 : Bpk Wahyudi 1 Orang I4 Staf Pasar Petir I4-1 : Bpk Mansur I4-2 : Bpk Saleh 2 Orang I5 Pedagang (Wajib Retribusi)

Pasar Petir I5-1 : Ibu Iroh I5-2 : Bpk Wawan 2 Orang

TRANSKRIP WAWANCARA

Pen eliti

Q1-a

Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

I1 Kios dan Los. 290 kios dan 88 los. I2 Ya kios dan los.

I3 Kios dan los, itu kan jumlah rinciannya sudah ada di data yang saya kasih itu.

I4-1 Sebetulnya mah semuanya juga dikatakan masuk ke retribusi, kaki lima segala itu kan, kios, los sama disetorin. Sebenarnya memang retribusi itu hanya kios dan los, mengingat sekarang ini target per tahunnya meningkat, jadi itu untuk menunjang kekurangan retribusi itu dari yang lain itu masuk retribusi juga.

I4-2 Kios sama los. Ya Kebersihan & keamanan sama masuk juga. I5-1 -I5-2 -Pen eliti Q1-b

Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

I1 Kantor sebagai fasilitas pendukung, toilet, mushola. Toilet dan mushola termasuk fasum (fasilitas umum). Untuk fasum itu tidak boleh dikenakan retribusi, kalaupun ada pungutan itu untuk pemeliharaan dan uangnya tidak masuk ke kas daerah, pemeliharaannya misalnya untuk biaya air, listrik dsb. Unit kebersihan bukan kewenangan pasar tapi dikelola oleh pasar termasuk iurannya juga dikelola oleh pasar. Kebersihan itu kewenangan Dinas Tata Ruang dan Bangunan, tetapi karena wilayahnya ada di area pasar jadi dikelola oleh pasar dan koordinasi dengan Dinas tersebut. Kalo untuk sampah itu dikelola oleh pihak pasar sendiri juga koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Bangunan bidang Pertamanan dan Kebersihan

secara bersinergi, jadi kita yang menghimpun iurannya dia yang mengangkut sampahnya. Di sana ada biaya per kubiknya berapa sudah ada di Perda Persampahan itu. Keamanan juga bukan tugas pasar sebenarnya, tapi dikelola oleh pasar jadi iuran yang dipungut itu digunakan untuk pengelola pasar dan tidak masuk ke kas daerah. Ada lagi parkir, itu kan lahannya punya pasar tapi pungutannya masuk ke Dinas Perhubungan, sebetulnya itu rugi untuk pihak pasar, makanya ini sedang diusulkan bagaimana agar ada jalan tengahnya. Jadi untuk retribusi yang masuk ke kas daerah itu hanya dari retribusi kios dan los.

I2 Itu semacamnya MCK gitu ya, ada 4 kamar, di belakang ada 3 kamar. Peralatannya kalo di Kantor ya MCK ada, mushola ada, terus juga dapet peralatan seperti cangkul, golok, arit,sikup, sapu itu setiap tahun dikasih, ya namanya peralatan setiap hari dipake jadi setiap tahun harus dikasih. Ya untuk peralatan kebersihan, pengki juga dikasih. Mushola juga ada itu di ujung terus lahan parkir.

I3 MCK ada 2 unit, yang satu 3 yang satunya ada 4 yang deket mushola, jadi semuanya ada 7 kamar. Untuk tarifnya itu dari sana, udah ada peraturannya dari Diskoperindag, itu kan targetnya bisa per tahun tapi gak ada jumlah targetnya berapa, ya sedapetnya aja, itu sama disetorin juga masuk ke Kas Daerah. Area parkir luasnya yang depan 20x30 M2, kalo yang dalam 20x10 M2, Itu kan sebenarnya bukan urusan pasar walaupun memang wilayahnya ada di pasar itu dananya masuk ke Dishub Perdanya juga Perda Dishub, tapi sama masuk ke Kas Daerah. I4-1 Parkir itu masuk ke Dishub, jadi pasar sama sekali gak

punya kewenangan apa-apa, bahkan gak ada pembagian dana sama sekali dari parkir itu. Padahal kan wilayahnya ada di dalam Pasar Petir. Kalo MCK seharusnya masuk juga apa itu per bulan apa per tahun ke kas pasar atau ke daerah, tapi selama ini belum ada pemasukan. Yaa selama ini mungkin pendapatnnya hanya digunakan untuk biaya operasionalnya saja selebihnya untuk pribadi pengelolanya itu. Untuk kebersihan itu kan biayanya dibayarkan per bulan 1.200.000 ke Dinas PU, sebagiannya untuk biaya operasional, sebagian lagi untuk menutup kekurangan retribusi juga. Kemudian kalo biaya keamanan itu hanya biaya atau upah untuk petugas yang jaga terutama jaga malam, petugasnya yaa staf pasar ini sendiri karena sudah dimusyawarahkan jadi petugas keamanan dan ketertiban pasar ini tidak mengambil dari pihak luar tapi oleh staf pasar sendiri, yaa sebenarnya kami ini staf pasar tapi sekaligus ditugaskan untuk petugas kemananan dan ketertiban Pasar Petir. Dana hasil

pungutannya tidak ada pembagian untuk pihak-pihak lain karena yang tugas jaga kan staf-staf pasar sendiri. Kemudian sisa dari biaya keamanan itu ya untuk menutupi target retribusi juga bahkan sampai 50% lebih dari pendapatan keamanan masuk ke retribusi.

I4-2 Yaa kebersihan dan keamanan itu beda lagi dari retribusi. Tapi kalo pendapatan retribusi belum mencapai target, jadi keamanan dan kebersihan ini untuk nombokin retribusi malah dari semuanya diambil dari PKL dan asongan juga. Parkir itu emang adanya di lingkungan pasar, tapi itu kewenangannya ada pada Dinas Perhubungan. Harusnya sih jadi hak pasar karena kan wilyahnya punya pasar. MCK juga ada pungutan, tapi untuk lebih jelasnya saya kurang paham itu ke Pak Wahyudi aja ya. I5-1 Toilet semuanya ada 8 kamar, yang di pinggir 4 yang di

belakang 4 kamar. MCK Bayar Neng seribu rupiah, kalo ke mushola gak usah bayar lagi udah termasuk dong ke situ. Parkir juga Ya bayar Neng, kadang Rp.1000 kadang Rp.2000, kadang mah gak bayar kalo lagi gak ada uang mah.

I5-2 Bayar parkir ya tergantung, kalo bawa mobil ya kadang 5.000 kadang 3.000 atau 2.000 lah, kalo bawa motor ya 1.000 kadang 2.000. Kalo ke MCK ya saya bayar juga 1.000 kadang juga 2.000. Untuk salar kebersihan dan keamanan juga saya bayar 1.000 masing-masing. Kalo untuk retribusi kios saya lebih sering bayar 1.000 kadang kalo penjualan lagi bagus saya bayar 2.000.

Pen eliti

Q2-a

Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya dengan pendapatan retribusi pasar? I1 Sebetulnya sudah ada itu zonasi blok-bloknya untuk kios dan

los itu, tujuannya untuk mempermudah pembeli mencari barang yang dicarinya. misalnya toko emas ada di blok A, toko baju ada di blok D gitu. Itu semua sudah kita atur dalam peta pembagian blok atau zonasi. Peraturannya kalau secara tertulis belum ada, ini hanya berupa kebijakan dari Diskoperindag dan UPTD Pasar saja.

I2 Pasar Petir ini sebenarnya potensinya sangat bagus, punya pedagang emas terbanyak dan pedagang pakaian terbanyak dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang ada di Kabupaten serang khususnya wilayah tengah sehingga menjadi ikon di Kabupaten Serang ini, bahkan rencananya akan

dijadikan pasar percontohan se-Indonesia. Maka dari itu zonasi ini adalah cara agar Pasar Petir ini jadi rapi tertib dengan mengatur letak pedagang sesuai jenis dagangannya.

I3 Kalo zonasi benar-benar diterapkan sesuai aturan, pasti kan pasar ini jadi tertib, rapi dan menarik, jadi rame. Yaa sekarang liat aja, masih banyak yang ngatur sendiri.

I4-1 Zonasi itu kan dengan mengatur letak kios dan los sesuai jenis dagangannya yang sudah diatur oleh pasar, tujuannya untuk memudahkan pembeli untuk belanja, jadi pembeli tau di mana letak barang yang dia cari. Secara tidak langsung hal itu bisa meningkatkan pendapatan retribusi juga, karena kalo zonasinya dipatuhi oleh pedagang, pasarnya jadi rapi, indah, bisa menarik pengunjung, pasarnya rame yaa Insya Allah pedagang yang bayar retribusinya juga lancar. Yaa sekarang kan lihat aja di blok emas masih ada pedagang sepatu dan pedagang pakaian. Semua itu kan perlu ketegasan dari petugas, saya kira kalo memang aturan itu dipatuhi oleh para pedagang ya bisa. Kepala UPT’y kurang detil dalam menegakan ketegasan, kalo saya kan hanya staf pasar menjalankan apa yang diperintahkan. Selebihnya kewenangan Kepala UPT dan Kepala Pasar. Kalo petugas kebersihan ngasih teguran ya paling diketawain...

I4-2 Yaa Pasar Petir ini kan sebenarnya mau dijadikan pasar percontohan, jadi dibuatlah zonasi penempatan jenis dagangan supaya pasar ini tertib, rapi, indah dan menarik. Supaya menarik pengunjung, pasarnya rame, penjualan meningkat dan diharapkan retribusinya juga lancar, begitu... tapi ya kita lihat sendiri pelaksanaannya, masih banyak pedagang yang tidak nurut ke aturan. Ya untuk sementara ini sih hanya diberikan peringatan atau pemberitahuan saja, belum diberikan sanksi apa-apa . Pasar Petir ini kan sebenarnya belum diresmikan, nanti kalo sudah diresmikan pengaturan zonasi itu harus benar-benar dilaksanakan sesuai aturan. Pokonya nanti kalo sudah peresmian harus ada perubahan semuanya. Tempatnya di mana ya harus kembali ke tempatnya, yang belum ditempati harus diisi. Itu instruksinya dari Kementrian langsung.

I5-1 Ya bagus juga sih ada zonasi ini, supaya pedagang tau letak-letak pedagang sesuai barang yang dia cari di mana. Harapannya sih zonasi ini berjalan sesuai peraturannya, terus juga mudah-mudahan dengan adanya zonasi ini pengunjungnya jadi rame biar pendapatan pedagang juga meningkat.

memudahkan pembeli menemukan barang yang akan dibelinya, mau beli baju sebelah mana, mau beli ikan sebelah mana, terus biar pasar juga terlihar rapi, tertib, teratur dan indah. Ya kalo mau tertib ya tertibkan lah.. Supaya menarik pengunjung pendapatan juga meningkat. Kalo keramaian mah relatif, yaa namanya pasar di kampung, yang jelas kalo adanya zonasi itu bisa memudahkan pembeli dalam berbelanja.

Pen eliti

Q2-b

Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi para pedagang?

I1 Oh tentu berbeda, antara pedagang sayuran dengan pedagang pakaian misalnya, kalo sayuran kan orang setiap hari pasti beli jadi bayar retribusinya juga lancar, sedangkan pakaian tidak setiap hari orang beli baju, jadi bayar retribusinya jarang tergantung penjualan aja, itulah yang dijadikan alasan pedagang. I2 Iya jelas, kalo pedagang bahan makanan seperti sayuran, ikan, sembako itu kan penjualannya setiap hari jadi retribusiya juga lanvar, coba kalo pedagang pakaian, sendal sepatu paling kan ramenya pas mau lebaran atau musim liburan saja jadi retribsinya juga macet banyak yang lewat aja gak bayar.

I3 Yaa secara garis besar begitu, yang lebih lancar itu dari pedagang bahan makanan, sayuran, ikan yang di belakang itu. I4-1 Ya kalo sehari-hari kaya gini mah lebih lancar dari sembako

dan sayuran, kalo dari pakaian mah ya liat sendiri ni saya muter baru dapat 5 orang. Tapi kalo pihak Dinas mah yang di atas taunya yang sejumlah kios dan los aja, gak tau kondisinya di lapangan seperti apa.

I4-2 Memang tukang sayuran mah sih rapih bayarnya dari dulu juga lancar, kalo sayur mayur itu paking lancar, ikan juga kadang-kadang masih jarang bayar. Yang jarang bayar mah sembako, yang paling jarang bayar mah ya ini baju (pakaian) malah ada yang seminggu gak masuk/gak bayar.

I5-1 Yaa kalo saya sebagai pedagang pakaian memang merasa bayar retribusinya lebih sering 1.000 rupiah ya harusnya mah kan 2.000, tapi kan kalo jualannya sepi mau gimana..

I5-2 Ya saya sendiri sebagai pedagang pakaian ya kalo jualan lagi sepi gini paling bayar 1.000 aja. Kalo hari-hari biasa gini kan orang yang beli pakaian jarang, kecuali kali makanan, sayuran,

ikan, sembako itu mah tiap hari pasti laku. Pen

eliti Q3-a

Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan bagaimana pembagian tugasnya?

I1 Harusnya ada penambahan petugas, karena kadang kan gak ketanganan. Jumlahnya itu disesuaikan dengan luas wilayah dan dibagi per zona. Ada 2 orang itu semua sudah resmi melalui Surat Perintah. Pembagian tugas ada yang bagian depan, tengah dan belakang sesuai zonasinya. Selain itu ada juga kolektor internal pasar yaitu unit keamanan dan kebersihan sekaligus sebagai pengelola keamanan dan kebersihan, pembagian tugasnya juga diatur oleh UPTD Pasar dan diperintahkan secara resmi melalui Surat Perintah.

I2 Ya yang sedang mah tiga, ya karena yang 1 orang pindah itu si Jumroni ke Baros. Sebenarnya jumlah personil itu cukup tapi harus ada kesinergian untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di Pasar Petir, seperti masalah jual beli kios, kontrak, penggantian nama dsb. Kalo jumlahnya sih udah cukup, cuma kerjasamanya ini yang harus lebih ditingkatkan, misalnya gimana caranya kios yang sepi supaya jadi rame, kios yang tutup supaya buka jadi bisa menambah keramaian pasar. Ya istilahnya kita buat terobosan lah.. Kalo pasar rame kan bisa jadi potensi juga untuk Pasar Petir, Penjualan meningkat, kepatuhan bayar retribusi meningkat maka pendapatan retribusi juga meningkat, begitu.

I3 Kalo untuk pemungut retribusi mah udah cukup, gak keteter ko’ malah kekecilan pasarnya, hee hee...

I4-1 Kalo petugas pemungut mah saya rasa sudah cukup.

I4-2 Cukup, soalnya ini aja masih banyak yang nganggur setiap harinya, kadang ada 2 atau 3 orang yang nganggur.

I5-1

-I5-2 Yang saya lihat sih petugas kebersihan yang belum cukup, itu kan kerjaan yang berat, yaa kita lihat aja dimana-mana banyak sampah berserakan, jadi kebersihannya kurang terawat. Kalo untuk keamanan menurut saya 2 orang itu kurang tambah 1 bisa nanti kan dibagi masing-masing zona-zonanya.

Pen eliti

Q3-b

Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

I1 Tidak berpengaruh apa-apa kalo untuk pendapatan, tapi kalo personilnya banyak otomatis biaya operasionalnya juga lebih banyak.

I2 Kalo dari segi pendapatan mah relatif, tapi tentunya kalo petugas nambah, jadi biaya untuk ngopi dan rokoknya ini jadi nambah juga kan..

I3 Yaa jelas lah, nanti biaya operasionalnya jadi nambah, bukan pendapatan retribusinya nambah, malah keambil. Pendapatan mah gak jauh beda segitu-gitu aja.

I4-1 Yaa mempengaruhi.. justru kalo ditambah malah pendapatannya merosot, semakin banyak petugas kan semakin banyak orang yang harus dibayar sedangkan pendapatan atau potensinya segitu-gitu aja.

I4-2 Itu kalo diperbanyak itu target bisa hilang karena ya jadi banyak tangan, lebih banyak orang lebih banyak biaya lebih banyak resikonya, malah pendapatannya berkurang, bisa target hilang, kalo target kurang dari mana nombokannya kita...

I5-1

-I5-2

-Pen eliti

Q3-c

Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar

Dokumen terkait