• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRAKTOR KKS DALAM TAHAP PRODUKSI:

Dalam dokumen PEDOMAN TATA KERJA NOMOR 007 REVISI II P (Halaman 45-51)

NOMOR 007 REVISI-II/PTK/I/

XV. PELAPORAN KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA

2. KONTRAKTOR KKS DALAM TAHAP PRODUKSI:

2.1. Kontraktor KKS dalam tahap produksi berwenang untuk melaksanakan dan mengambil keputusan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa, dengan ketentuan tahapan kegiatan pengadaan berikut sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan BPMIGAS, yaitu:

2.1.1. Rencana pengadaan barang/jasa untuk pelelangan, pemilihan langsung atau penunjukan langsung, dengan nilai per paket rencana pengadaan lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar Amerika Serikat). Tata cara penyampaian diatur dalam bab V angka 2.

2.1.2. Rencana pengadaan yang akan dilakukan secara langsung dengan Perusahaan Asing di luar negeri sebagaimana diatur pada bab IV angka 3.2.1.

2.1.3. Rencana penunjukan pemenang pengadaan dengan nilai per paket pengadaan lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar Amerika Serikat).

2.1.4. Perubahan lingkup kerja (PLK) dari Kontrak kegiatan pemboran

(drilling) dan konstruksi terintegrasi (EPC/EPCI) serta bagian-

bagiannya yang mengakibatkan penambahan nilai, dalam hal: 1. Nilai awal Kontrak lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar Amerika Serikat), dan total kumulatif penambahan nilai lebih besar dari 10% dari nilai awal Kontrak atau lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar Amerika Serikat).

2. Nilai awal Kontrak kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau kurang dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar Amerika Serikat), namun total kumulatif penambahan nilai ditambah dengan nilai awal Kontrak menjadi lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau

Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011

2.2. Tata cara pengadaan harus mengikuti tata cara pengadaan yang diatur dalam pedoman ini.

2.3. Untuk kepentingan pengawasan proses pengadaan, Kontraktor KKS wajib mengirimkan 1 (satu) set ringkasan pelaksanaan pengadaan dari setiap paket pengadaan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) atau lebih besar dari US$500,000.00 (lima ratus ribu dolar Amerika Serikat). Pengiriman harus dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggal penunjukan pemenang.

Bentuk ringkasan pelaksanaan pengadaan sesuai lampiran nomor FL-003.

2.4. Kewenangan Kontraktor KKS dapat dikurangi dengan surat penetapan dari Kepala BPMIGAS, apabila berdasarkan temuan audit yang dilakukan oleh BPMIGAS dan/atau auditor Pemerintah ditemukan penyimpangan pada 1 (satu) atau beberapa kebijakan maupun prosedural yang dapat dikategorikan sebagai tindakan Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest) dan dilakukan berulang-ulang serta telah pernah diberikan peringatan 1 (satu) kali oleh BPMIGAS.

2.5. Kontraktor KKS wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengadaan sebagaimana diatur dalam bab XV.

Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

3. PENGAWASAN.

BPMIGAS melaksanakan pengawasan secara current dan post audit atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kontraktor KKS. Apabila berdasar hasil audit final yang dilakukan oleh BPMIGAS dan/atau auditor Pemerintah, pelaksanaan dan tata cara pengadaan barang/jasa tidak mengikuti dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam pedoman ini dan/atau menimbulkan kemahalan harga, kepada Kontraktor KKS dikenakan sanksi sebagai berikut:

3.1. Kontraktor KKS yang bersangkutan diberi Surat Peringatan oleh BPMIGAS. Selanjutnya kepada Pejabat Berwenang, anggota Panitia Pengadaan, pekerja dari fungsi Pengguna Barang/Jasa dan/atau pekerja dari fungsi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang bertanggungjawab diberikan Surat Peringatan oleh pimpinan Kontraktor KKS.

3.2. Dalam hal penyimpangan dari ketentuan yang sejenis berulang lebih dari 2 (dua) kali, maka Pejabat Berwenang, dan/atau pekerja dari fungsi pengguna Barang/Jasa, dan/atau pekerja dari fungsi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dan/atau Panitia Pengadaan dan/atau pekerja lain, yang terlibat dan terbukti bersalah diberikan sanksi administratif sesuai derajat tanggungjawabnya.

3.3. Bagian biaya yang dinyatakan sebagai kemahalan harga untuk kegiatan pengadaan bersangkutan tidak dapat dibebankan sebagai biaya berdasarkan kontrak kerja sama (KKS) dan langsung tidak diperhitungkan sebagai bagian dari penggantian biaya pada Kontraktor KKS pada periode perhitungan berikutnya. Khusus untuk Kontraktor KKS pada tahap eksplorasi, ketentuan ini diperhitungkan pada saat wilayah kerja bersangkutan dinyatakan komersial untuk dikembangkan.

Kemahalan harga dapat berupa:

3.3.1. Penetapan dasar harga dalam penyusunan HPS/OE yang lebih tinggi dari 10% dibanding harga yang wajar berlaku di pasar, berdasar ketentuan dalam penyusunan HPS/OE, kecuali apabila kemudian harga yang disepakati dalam Kontrak dapat dibuktikan

Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011

BABIII

PENGUTAMAANPENGGUNAANBARANG/JASA

PRODUKSI

DALAMNEGERI

Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

1. UMUM

Dalam melaksanakan setiap kegiatan pengadaan barang/jasa Kontraktor KKS harus mengutamakan penggunaan barang, jasa dan sumber daya manusia dalam negeri.

1.1. Kontraktor KKS wajib menggunakan, memaksimalkan atau memberdayakan barang Produksi Dalam Negeri yang memenuhi jumlah, kualitas, waktu penyerahan dan harga dengan memperhatikan daftar pada ketentuan angka 5. dalam bab ini. 1.1.1. Kontraktor KKS harus mengakomodasi barang/jasa Produksi

Dalam Negeri yang telah memenuhi persyaratan teknis minimal yang dapat dipertanggung-jawabkan.

1.1.2. Kontraktor KKS semaksimal mungkin menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI).

1.1.3. Kontraktor KKS harus memperhitungkan waktu produksi atau waktu penyerahan yang wajar dalam menyusun rencana pengadaan.

1.2. Kontraktor KKS harus mengutamakan penggunaan jasa dan sumber daya manusia dalam negeri dengan cara:

1.2.1. Mensyaratkan agar sebagian besar Jasa Pengerjaan pada Kontrak jasa dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

1.2.2. Kontraktor KKS wajib mengutamakan keikutsertaan Perusahaan Dalam Negeri dalam pelaksanaan pengadaan jasa, kecuali ditentukan lain seperti tersebut dalam bab IV angka 3.2.1.

1.3. Kontraktor KKS wajib menetapkan target penggunaan Produksi Dalam Negeri.

1.3.1. Target penggunaan Produksi Dalam Negeri merupakan persentase perbandingan antara potensi penggunaan Produksi Dalam Negeri dengan total nilai rencana pengadaan barang/jasa periode tertentu atau paket pekerjaan tertentu.

1.3.2. Dalam menyusun Daftar Rencana Pengadaan, Kontraktor KKS wajib memasukkan target penggunaan Produksi Dalam Negeri. Target penggunaan Produksi Dalam Negeri pada WP&B merupakan salah satu Ukuran Kinerja Terpilih (UKT)/Key

Performance Indicator (KPI) Kontraktor KKS tahun berjalan yang

disepakati bersama BPMIGAS. Penilaian kinerja Kontraktor KKS dilakukan terhadap pencapaian target penggunaan Produksi Dalam Negeri tahun berjalan, dan atas pencapaian target 5 (lima) tahun terakhir.

Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011

Dalam dokumen PEDOMAN TATA KERJA NOMOR 007 REVISI II P (Halaman 45-51)