NOMOR 007 REVISI-II/PTK/I/
XV. PELAPORAN KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA
7. PEMANFAATAN JASA DALAM NEGER
7.1. Tata cara pemanfaatan jasa dalam negeri:
7.1.1. Pengadaan Jasa Pemborongan dan Jasa Lainnya mengutamakan keikutsertaan Perusahaan Dalam Negeri, dan dapat diikuti oleh Perusahaan Nasional:
1. Apabila kemampuan salah satu Perusahaan Dalam Negeri tidak mencukupi, Perusahaan Dalam Negeri disarankan untuk membentuk Konsorsium dengan Perusahaan Dalam Negeri lainnya atau dengan Perusahaan Nasional.
2. Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional dapat bekerja sama dengan Perusahaan Asing dalam bentuk Konsorsium atau mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing.
3. Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing, perjanjian Konsorsium harus mencantumkan program alih teknologi dari anggota Konsorsium asing kepada Perusahaan Dalam Negeri anggota Konsorsium.
4. Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing, Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri wajib mengerjakan minimal 30% (tiga puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak. 5. Minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan fisik Jasa
Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia.
6. Penyedia jasa harus mengutamakan penggunaan sub- kontraktor yang berstatus Perusahaan Dalam Negeri, tenaga kerja Indonesia, sarana pengerjaan di dalam negeri dan peralatan/barang Produksi Dalam Negeri. Penyedia jasa dapat diwajibkan untuk bekerjasama dengan subkontraktor yang berstatus Perusahaan Dalam Negeri dalam meningkatkan kapabilitas dan kapasitas sarana pengerjaan, baik dalam segi volume maupun kemampuan K3LL (HSE).
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011
7. Dalam hal tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang mendaftarkan diri, proses dilanjutkan dengan hanya mengikutsertakan Perusahaan Nasional. Perusahaan Nasional dapat bekerjasama dengan Perusahaan Asing dalam bentuk Konsorsium atau mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing, dengan ketentuan: a. Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan Perusahaan
Asing, Perusahaan Nasional wajib melaksanakan pekerjaan dengan nilai minimal 30% (tiga puluh persen) berdasar ukuran nilai Kontrak.
b. Minimal 50% (lima puluh persen) Jasa Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia.
7.1.2. Dalam pelaksanaan pengadaan jasa yang bernilai sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau sampai dengan US$100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat), evaluasi harga dilakukan dengan cara membandingkan harga penawaran dari peserta pengadaan tanpa memperhitungkan preferensi harga. Peserta pengadaan harus mencantumkan pernyataan TKDN dalam penawaran yang disampaikan.
7.1.3. Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya dan Jasa Pemborongan kecuali jasa konstruksi terintegrasi, dengan nilai lebih besar dari Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau lebih besar dari US$100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat), dilakukan sebagai berikut:
1. Diikuti oleh Perusahaan Dalam Negeri dan Perusahaan Nasional yang bersedia memenuhi ketentuan pada angka 7.1.1. di atas.
2. Peserta pengadaan harus bersedia memberikan janji/ komitmen pencapaian TKDN atau TKDN gabungan minimal 35% (tiga puluh lima persen). BPMIGAS dapat menetapkan besaran persentase persyaratan janji/komitmen pencapaian TKDN minimal yang lebih besar daripada 35% (tiga puluh lima persen). Kontraktor KKS wajib menggunakan
Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
3. Dalam hal proses pengadaan mengalami kegagalan karena jumlah peserta pengadaan yang mendaftar dan menyanggupi untuk memenuhi persyaratan tersebut pada angka 7.1.3.2. di atas kurang dari persyaratan minimal, maka dilakukan pengumuman bahwa masa pendaftaran diperpanjang dengan penambahan waktu minimal 5 (lima) hari kerja dengan target pencapaian TKDN atau TKDN gabungan ditetapkan menjadi minimal 30% (tiga puluh persen).
4. Dalam hal target pencapaian TKDN atau TKDN gabungan dipersyaratkan lebih tinggi dari pada 35% (tiga puluh lima persen) dan jumlah calon Penyedia barang/Jasa yang memenuhi persyaratan kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman bahwa masa pendaftaran diperpanjang dengan penambahan waktu minimal 5 (lima) hari kerja. Target pencapaian TKDN ditetapkan menjadi minimal sama dengan komitmen TKDN terendah yang masih mungkin dicapai oleh Penyedia Barang/Jasa, namun harus lebih tinggi atau sama dengan 30% (tiga puluh persen).
5. Peserta pengadaan harus bersedia memberikan janji/ komitmen bahwa minimal 30% (tiga puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak akan dilaksanakan oleh Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri.
6. Peserta pengadaan harus bersedia memberikan janji/ komitmen bahwa minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan fisik berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan akan dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia. 7. Dalam hal proses pengadaan setelah perpanjangan masa
pendaftaran mengalami kegagalan karena jumlah calon peserta yang mendaftar hanya 2 (dua) proses dilanjutkan dengan tata cara pemilihan langsung kepada calon peserta yang mendaftar.
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011
8. Dalam hal proses pengadaan setelah perpanjangan masa pendaftaran mengalami kegagalan karena jumlah peserta yang mendaftar hanya 1 (satu) atau tidak ada yang mendaftar, dilakukan pelelangan ulang dengan ketentuan:
a. Peserta pengadaan dapat mengkompensasikan
sebagian komitmen TKDN atau TKDN gabungan atau pelaksanaan pekerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dan/atau pelaksanaan Jasa Pengerjaan di wilayah negara Republik Indonesia dengan penggunaan dana pinjaman yang berasal dari Bank BUMN/BUMD untuk mendanai pelaksanaan pekerjaan.
b. Besarnya penggunaan dana dari Bank BUMN/BUMD tersebut huruf a. di atas maksimal 10% (sepuluh persen) dari nilai Kontrak. Jumlah dana tersebut dapat digunakan untuk mengkompensasi salah satu atau ketiga persyaratan sekaligus.
c. Penjumlahan TKDN atau TKDN gabungan dengan persentase penggunaan dana pinjaman dari bank BUMN/BUMD tersebut huruf a. di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 30% (tiga puluh persen) terhadap nilai Kontrak.
d. Penjumlahan persentase komitmen pelaksanaan pekerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dengan persentase pendanaan dari bank BUMN/BUMD tersebut huruf a. di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 30% (tiga puluh persen) terhadap nilai Kontrak. e. Penjumlahan persentase komitmen pelaksanaan Jasa
Pengerjaan di dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan persentase pendanaan dari bank BUMN/BUMD tersebut huruf a. di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 50% (lima puluh persen) terhadap nilai Jasa Pengerjaan.
9. Dalam hal proses pelelangan ulang mengalami kegagalan karena jumlah peserta yang mendaftar tidak memenuhi
Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
10. Dalam hal proses pelelangan ulang mengalami kegagalan karena tidak ada peserta yang mendaftar dan diketahui secara luas bahwa ketentuan tersebut angka 7.1.3.7. di atas tidak mungkin dapat dipenuhi, dapat dilakukan perpanjangan masa pendaftaran pelelangan ulang dengan menurunkan persyaratan. Pelaksanaan sebagai berikut: a. Dapat dilakukan apabila:
• Tidak ada satupun warga negara Indonesia atau Perusahaan Dalam Negeri yang memiliki peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud; atau
• Tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang mampu atau memiliki teknologi untuk mengerjakan pekerjaan terkait; atau
• Tidak ada fasilitas pengerjaan di Wilayah RI; atau • Barang kebutuhan utama yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan jasa dimaksud belum diproduksi di Indonesia.
• Tenaga kerja spesialis atau superspesialis yang dibutuhkan belum tersedia di Indonesia.
b. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta pengadaan:
• Komitmen pencapaian TKDN, komitmen
pelaksanaan pekerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dan/atau komitmen pelaksanaan pekerjaan di wilayah negara Republik Indonesia dinyatakan oleh peserta pengadaan, namun harus sama atau lebih besar dari 5% (lima persen) terhadap nilai Kontrak.
• Peserta pengadaan harus bersedia menggunakan dana yang berasal dari Bank BUMN/BUMD sebesar maksimal 10% (sepuluh persen) terhadap nilai Kontrak, sebagaimana diatur dalam angka 7.1.3.7.a. di atas.
• Penjumlahan persentase komitmen pencapaian TKDN dalam pernyataan tersebut di atas dengan persentase pendanaan dari bank BUMN/BUMD tersebut di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 15% (lima belas persen) terhadap nilai Kontrak.
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011
• Penjumlahan persentase komitmen pelaksanaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam pernyataan di atas dengan persentase pendanaan dari bank BUMN/BUMD tersebut di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 15% (lima belas persen) terhadap nilai Kontrak.
• Penjumlahan persentase komitmen pelaksanaan pekerjaan di wilayah negara Republik Indonesia tersebut huruf a. dengan persentase pendanaan dari bank BUMN/BUMD tersebut huruf b. di atas, harus sama dengan atau lebih tinggi dari 15% (lima belas persen) Jasa Pengerjaan.
c. Dalam hal pelelangan ulang mengalami kegagalan, dilanjutkan dengan tata cara pemilihan langsung atau penunjukan langsung yang diatur dalam tata cara pelelangan umum bab XI angka 19.9.
11. Dalam hal nilai perkiraan paket pengadaan lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat) Kontraktor KKS harus terlebih dahulu melaporkan rencana tindakan tersebut pada angka 7.1.3.9. di atas ke BPMIGAS. BPMIGAS dapat menyatakan tidak setuju atas rencana tersebut dalam masa 5 (lima) hari kerja terhitung mulai 1 (satu) hari setelah diterimanya laporan.
12. Evaluasi harga menggunakan tata cara perhitungan harga evaluasi harga evaluasi penawaran (HEP) dengan memperhitungkan preferensi harga berdasar janji/komitmen pencapaian TKDN dalam penawaran, sebagaimana diatur dalam bab XI angka 9.10.6.4.
7.1.4. Pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi:
1. Pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi dapat dilaksanakan secara terintegrasi yang mencakup kegiatan engineering
procurement and construction (EPC) atau engineering
procurement construction and installation (EPCI) atau
dilaksanakan secara tidak terintegrasi.
Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
ketentuan tersebut pada angka 7.1.1. dan 7.1.3. di atas, kecuali:
a. Diikuti oleh Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional.
b. Dalam hal Perusahaan Dalam Negeri melakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional, maka Perusahaan Dalam Negeri harus bertindak sebagai leader dari Konsorsium.
c. Perusahaan Dalam Negeri wajib mengerjakan minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak.
d. Dalam hal pada saat pendaftaran tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang menyatakan sanggup memenuhi ketentuan tersebut pada huruf c. di atas, maka minimal 30% (tiga puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak harus dikerja- kan oleh Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri.
e. Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium
Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional dapat mensubkontrakkan maksimal 50% (lima puluh persen) jasa pengerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak kepada Perusahaan Asing. Untuk pekerjaan konstruksi lepas pantai (offshore), Kontraktor KKS dapat mengijinkan pelaksanaan subkontrak kepada Perusahaan Asing dengan nilai maksimal 70% (tujuh puluh persen) dari nilai Kontrak.
f. Dalam hal tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang mendaftarkan diri, proses dilanjutkan dengan hanya mengikutsertakan Perusahaan Nasional. Perusahaan Nasional dapat bekerjasama dengan Perusahaan Asing dalam bentuk Konsorsium atau mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing, dengan ketentuan:
• Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan
Perusahaan Asing, Perusahaan Nasional wajib melaksanakan pekerjaan dengan nilai minimal 30% (tiga puluh persen) berdasar ukuran nilai Kontrak.
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011
• Minimal 50% (lima puluh persen) Jasa Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia. 3. Pengadaan jasa konstruksi sebagaimana tersebut pada
pada angka 7.1.4.1. dengan nilai lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) sampai
dengan Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) atau lebih besar dari US$5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat) sampai dengan US$200,000,000.00 (dua ratus juta dolar Amerika Serikat) harus dilaksanakan sepenuhnya mengikuti ketentuan tersebut pada angka 7.1.1. dan 7.1.3. di atas, kecuali:
a. Diikuti oleh Perusahaan Dalam Negeri dan Perusahaan Nasional.
b. Untuk pekerjaan jasa konstruksi darat (onshore facilities
construction project) Perusahaan Dalam Negeri dapat
melakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional. Dalam hal ini, Perusahaan Dalam Negeri harus bertindak sebagai pemuka (leader) dari Konsorsium. c. Untuk pekerjaan jasa konstruksi lepas pantai (offshore
facilities construction project) Perusahaan Dalam Negeri
dapat melakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing. Dalam hal ini, Perusahaan Dalam Negeri harus bertindak sebagai pemuka (leader) dari Konsorsium.
d. Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium
Perusahaan Dalam Negeri wajib mengerjakan minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasar ukuran nilai Kontrak.
Apabila pada saat pendaftaran tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri atau Konsorsium Perusahaan Dalam Negeri yang menyatakan sanggup memenuhi ketentuan tersebut, maka minimal 30% (tiga puluh persen) pelaksanaan pekerjaan berdasarkan ukuran nilai Kontrak harus dikerjakan oleh Perusahaan
Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
e. Dalam hal tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang mendaftarkan diri, proses dilanjutkan dengan hanya mengikutsertakan Perusahaan Nasional. Perusahaan Nasional dapat bekerjasama dengan Perusahaan Asing dalam bentuk Konsorsium atau mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing, dengan ketentuan:
• Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan
Perusahaan Asing, Perusahaan Nasional wajib melaksanakan pekerjaan dengan nilai minimal 30% (tiga puluh persen) berdasar ukuran nilai Kontrak. • Minimal 50% (lima puluh persen) Jasa Pengerjaan
berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia. f. Pekerjaan dapat disubkontrakkan kepada Perusahaan
Asing maksimal sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah nilai Kontrak.
g. Minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan fisik pekerjaan berdasarkan ukuran nilai Kontrak harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia.
h. Dalam hal proses pengadaan mengalami kegagalan karena jumlah peserta yang mendaftar kurang dari persyaratan minimal, maka proses selanjutnya mengikuti ketentuan tersebut pada angka 7.1.3.7. sampai dengan 7.1.3.10. di atas.
i. Dalam hal peserta pengadaan tidak sanggup memenuhi persyaratan 7.1.4.3.e. sampai dengan 7.1.4.3.f. dan/atau fasilitas pengerjaan tidak tersedia atau tidak sepenuhnya tersedia di wilayah negara Republik Indonesia, maka peserta pengadaan selain mengikuti ketentuan tersebut pada 7.1.4.3.h. dapat memilih untuk menempuh tindakan berikut:
• Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memperluas atau meningkatkan kapasitas yang tersedia di dalam wilayah Negara Republik Indonesia sehingga mampu digunakan untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan terkait; dan/atau
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011
• Membuat janji tertulis bahwa akan melaksanakan pengerjaan bagian pekerjaannya dari Kontrak lain dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di wilayah Negara Republik Indonesia, baik yang merupakan bagian Kontrak dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia maupun bagian Kontrak dari negara lain, dengan nilai setara dengan bagian pekerjaan yang seharusnya dikerjakan di wilayah Negara Republik Indonesia namun tidak dapat dipenuhi. Pernyataan tersebut harus diperkuat dengan menunjukkan bukti kerjasama untuk menggunakan fasilitas pengerjaan Kontrak yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia serta disaksikan oleh instansi Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang; dan/atau
• Ketentuan tersebut di atas wajib dituangkan sebagai persyaratan mutlak dalam Kontrak dan Kontraktor KKS berkewajiban memastikan bahwa ketentuan ini dipenuhi oleh penyedia jasa pelaksana Kontrak. j. Apabila Penyedia Barang/Jasa pelaksana pekerjaan
sampai dengan akhir masa Kontrak tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut pada angka 7.1.4.3.i. di atas, maka:
• Pembayaran tahap terakhir setara nilai kewajiban Penyedia Barang/Jasa yang tidak dapat dipenuhi dan setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari nilai Jasa Pengerjaan ditahan sampai dengan terpenuhinya kewajiban tersebut, selama-lamanya 3 (tiga) tahun. Nilai pembayaran yang ditahan dapat dibayarkan secara bertahap setara dengan persentase pemenuhan kewajiban.
• Pembebanan biaya proyek menjadi biaya operasi berdasar Kontrak Kerja Sama ditangguhkan sampai dengan terpenuhinya kewajiban tersebut, selama-
Buku Kedua - Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
• Apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun, terhitung mulai dengan tanggal serah terima pekerjaan, janji tersebut tidak terlaksana, nilai pembayaran yang ditahan tidak dibayarkan dan dianggap lunas serta penyedia jasa pelaksana Kontrak dikenakan sanksi kategori hitam.
k. Kontraktor KKS terlebih dahulu harus melaporkan rencana pelaksanaan ketentuan tersebut pada angka 7.1.3.9. dan/atau 7.1.4.3.i. untuk nilai paket lebih besar dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat). BPMIGAS dapat menyatakan tidak setuju dalam masa 5 (lima) hari kerja terhitung 1 (satu) hari setelah penerimaan laporan.
4. Pengadaan jasa konstruksi sebagaimana tersebut pada
pada angka 7.1.4.1. dengan nilai lebih besar dari Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) atau lebih besar
dari US$200,000,000.00 (dua ratus juta dolar Amerika Serikat) harus dilaksanakan mengikuti ketentuan pada angka 7.1.4.3 di atas, kecuali:
a. Untuk pekerjaan jasa konstruksi darat (onshore facilities
construction project) Perusahaan Dalam Negeri dapat
melakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing. Perusahaan Dalam Negeri harus bertindak sebagai pemuka (leader) dari Konsorsium.
b. Untuk pekerjaan jasa konstruksi lepas pantai (offshore
facilities construction project) Perusahaan Dalam Negeri
dapat melakukan Konsorsium dengan Perusahaan Nasional dan/atau dengan Perusahaan Asing. Perusahaan yang bertindak sebagai pemuka (leader) dari Konsorsium ditetapkan berdasar kesepakatan para anggota Konsorsium.
c. Apabila Perusahaan Dalam Negeri bertindak sebagai pemuka (leader) dari Konsorsium, dimungkinkan untuk diberikan preferensi status perusahaan sebagaimana diatur dalam angka 9.9. bab ini.
Pedoman Tata Kerja BPMIGAS Nomor: 007 Revisi-2/PTK/I/2011