• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendapatan 2011 Kontribusi Pendapatan

Dalam dokumen CFIN Annual Report 2011 (Halaman 92-106)

Sewa Pembiayaan Finance Lease Anjak Piutang Factoring Pembiayaan Konsumen Consumer Financing Bunga Interest Income Pendapatan Lain-lain Other Incomes Sewa Operasi Operating Leases 48% 1% 17% 10% 24% 34% 39% 2% 11% 1% 13%

Laporan Tahunan 2011 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 92

PENDAPATAN

Pendapatan Perseroan berasal dari pendapatan sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, anjak piutang, sewa operasi, bunga, keuntungan belum direalisasi jangka pendek, keuntungan kurs mata uang asing, dan pendapatan lain-lain.

Jumlah pendapatan tahun 2011 mencapai Rp 700 miliar meningkat 74% dari pendapatan tahun 2010 sebesar Rp 403 miliar. Peningkatan yang signifikan berasal dari kenaikan pendapatan anjak piutang dan pembiayaan konsumen.

Berbeda dengan tahun 2010, dimana pendapatan yang berasal dari transaksi sewa pembiayaan masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar yaitu sebesar 39% dari jumlah pendapatan, maka pada tahun 2011 ini kontribusi pendapatan terbesar telah beralih dari pendapatan sewa pembiayaan ke pendapatan pembiayaan konsumen yang memberikan kontribusi sebesar 48% dari jumlah pendapatan tahun 2011. Hal ini membuktikan bahwa strategi pemasaran Perseroan yang lebih difokuskan kepada pembiayaan retail khususnya pembiayaan konsumen, telah menghasilkan kontribusi peningkatan pendapatan yang signifikan.

Pendapatan sewa pembiayaan diperoleh dari pendapatan pembiayaan barang modal seperti alat berat, kendaraan bekas niaga dan non niaga, tongkang, tug boat, dan lainnya. Sebagian besar pendapatan sewa pembiayaan Perseroan diperoleh dari pembiayaan alat berat. Pendapatan sewa pembiayaan memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 165 miliar atau 24% dari jumlah pendapatan Perseroan di tahun 2011. Jumlah pendapatan tahun 2011 ini meningkat sebesar 4,6% dibandingkan jumlah pendapatan tahun 2010 sebesar Rp 157 miliar, namun kontribusi pendapatan sewa pembiayaan menurun dari tahun sebelumnya sebesar 39%.

Selain karena fokus utama pembiayaan dialihkan pada pembiayaan konsumen, penurunan tersebut terjadi karena dampak berkurangnya pasokan alat berat baru akibat Jepang sebagai negara produsen alat berat dengan merk terkenal seperti Komatsu, Hitachi dan Kobelco dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter yang menimbulkan gelombang tsunami di negara tersebut. Keadaan mulai kembali pulih pada semester kedua tahun 2011 dan jumlah pembiayaan alat berat baru mulai kembali meningkat.

Sepanjang tahun 2011, jumlah pembiayaan baru sewa pembiayaan mencapai Rp 803 miliar meningkat sebesar 19% dibandingkan tahun 2010 yang mencapai Rp 675 miliar. Jumlah pembiayaan baru sewa pembiayaan memberikan kontribusi sebesar 19% dari jumlah pembiayaan baru tahun 2011, menurun dari kontribusi tahun sebelumnya sebesar 23%.

Pada tahun 2011 ini, pendapatan pembiayaan konsumen memberikan kontribusi terbesar dari seluruh jumlah pendapatan Perseroan. Diawali pada tahun 2008, dimana Perseroan melakukan perubahan strategi pemasaran dengan lebih fokus kepada pembiayaan retail khususnya pembiayaan konsumen dan menjalankan strategi secara tepat sasaran, sehingga jumlah pendapatan pembiayaan konsumen terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan baru pada tahun 2011 ini jumlah pendapatan pembiayaan konsumen menjadi penyumbang terbesar dari seluruh jumlah pendapatan Perseroan.

Sewa Pembiayaan

Pembiayaan Konsumen

INCOME

The Company's Income is derived from finance lease (leasing), consumer financing, factoring, operating lease, interest, short-term unrealized gain, gain on foreign exchange rates, and other incomes.

In 2011, the Company's total income reached Rp 700 billion, up 74% from Rp 403 billion in 2010, due to the rise in revenues from factoring and consumer financing activities.

Throughout 2011, consumer financing contributed 48% to the Company's total income, making it the largest contributor to income, whereas in 2010 the largest contributor was finance lease, which accounted for 39% for to total income. This demonstrates the fact that the Company's distribution strategy on retail financing, especially consumer financing, brought significant results to boosting income.

Finance Lease (Leasing)

Income from leasing activities is derived from capital goods financing, such as heavy equipment, secondhand (used) commercial and non-commercial vehicles, barges, tug boats, and others. Most of the Company's income from leasing is derived from heavy equipment financing. In 2011, income from leasing contributed Rp 165 billion or 24% to the Company's total income. This was up 4.6% from Rp 157 billion in 2010, although it went down from 39% in 2010.

Apart from the shifted focus of financing, from leasing to consumer financing, the decreased contribution was due to reduced supply of new heavy equipment, as top heavy equipment manufacturers in Japan—Komatsu, Hitachi, and Kobelco—were adversely hit by the 8.9- Richter Scale earthquake and tsunami. Japan started to recover in the second semester of 2011, however, and new heavy equipment financing resumed its growth.

Over the course of 2011, the amount of new leasing reached Rp 803 billion, up 19% from Rp 675 billion in 2010. The amount of new leasing contributed 19% to the total new financing in 2011, down from 23% in 2010.

Consumer Financing

In 2011, income from consumer financing became the largest contributor to the Company's total income. This achievement began in 2008 when the Company shifted its marketing strategy by focusing more on retail financing, particularly on consumer financing, and carried out its strategies effectively. As a result, income from consumer financing grew year by year and became the biggest contributor to the Company's overall income in 2011.

Pembahasaan dan Analisa Manajemen

93 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 2011 Annual Report

Di tahun 2011, jumlah pendapatan pembiayaan konsumen mencapai sebesar Rp 334 miliar atau meningkat sebesar 144% dibandingkan pendapatan pembiayaan konsumen tahun 2010 sebesar Rp 137 miliar. Jumlah pendapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 48% dari jumlah pendapatan tahun 2011, meningkat 14% dibandingkan jumlah kontribusi pendapatan pembiayaan konsumen pada tahun 2010 sebesar 34%.

Kenaikan tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan konsumen baru yang meningkat sebesar 54% dari Rp 1.560 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 2.402 miliar di tahun 2011.

Pertumbuhan ekonomi yang baik juga membawa dampak positif pada pembiayaan anjak piutang. Jumlah pendapatan anjak piutang pada tahun 2011 mencapai Rp 116 miliar meningkat signifikan sebesar 163% dibandingkan jumlah pendapatan tahun 2010 sebesar Rp 44 miliar. Peningkatan pendapatan anjak piutang sejalan dengan jumlah pembiayaan baru tahun 2011 yang mencapai Rp 989 miliar meningkat 53% dibandingkan jumlah pembiayaan baru tahun 2010 sebesar Rp 648 miliar. Jumlah pendapatan anjak piutang tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 17%, naik 6% dibandingkan kontribusi jumlah pendapatan tahun 2010 sebesar 11%.

Pendapatan sewa operasi diperoleh dari aset Perseroan yang disewaoperasikan kepada perusahaan induk yaitu Bank Panin berupa bangunan (rukan) dan kepada PT Panin Financial (pihak berelasi) berupa kendaraan bermotor. Perjanjian sewa untuk bangunan memiliki periode sewa selama 10 tahun sedangkan untuk kendaraan bermotor memiliki periode sewa 3 tahun dan 5 tahun.

Pada tahun 2011, pendapatan sewa operasi meningkat sebesar 7% dari Rp 7 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 8 miliar di tahun 2011, sejalan dengan meningkatnya permintaan mobil operasional untuk karyawan perusahaan induk.

Pendapatan bunga meningkat sebesar 42% dari Rp 5 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 7 miliar di tahun 2011. Pada bulan Oktober 2011, Perseroan menerima dana hasil Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) lebih kurang Rp 469 miliar dan selanjutnya di bulan November 2011, menerbitkan Obligasi Clipan Finance III (Obligasi CFI III), dan dana dari hasil kegiatan korporasi tersebut disimpan di bank sampai saat untuk digunakan. Adanya tenggang waktu antara penerimaan dana hasil PUT V dan Obligasi CFI III dengan penggunaan dana untuk pembiayaan baru memberi hasil berupa bunga bagi Perseroan meskipun periodenya cukup singkat karena pada akhir tahun 2011, Perseroan telah berhasil menggunakan dana yang diperoleh untuk pembiayaan baru.

Keuntungan belum direalisasi investasi jangka pendek berasal dari investasi jangka pendek dalam bentuk Obligasi Bank Panin II tahun 2007 seri C yang dimiliki Perseroan. Investasi ini memberikan tingkat bunga rata-rata 11% per tahun.

Anjak Piutang

Pendapatan Sewa Operasi

Pendapatan Bunga

Keuntungan Belum Direalisasi Investasi Jangka Pendek

Over the course of 2011, income from consumer financing reached Rp 334 billion, up 144% from Rp 137 billion in 2010. This contributed 48% to the overall income in 2011, up 14% from 34% in 2010.

This increase was consistent with the soaring demand for new consumer financing, which climbed 54% from Rp 1,560 billion in 2010 to Rp 2,402 billion in 2011.

Factoring

Robust economic growth yielded positive impacts on the factoring business. In 2011, income from factoring reached Rp 116 billion, up 163% from Rp 44 billion in 2010. This rise was in line with strong growth of new financing, which amounted to Rp 989 billion, up 53% from Rp 648 billion in 2010. In 2011, income from factoring contributed 17% to total income, up 6% from its contribution in 2010, which was 16%.

Operating Leases

Income from operating leases is derived from the Company's assets rented to be operated to its Parent Company, i.e. Panin Bank, in the form of buildings (office spaces) and to a related party PT Panin Financial in the form of motorized vehicles. Contracts for buildings have a period of 10 years, while contracts for motorized vehicles have a period of between three to five years.

Throughout 2011, income from operating lease grew 7% from Rp 7 billion in 2010 to Rp 8 billion in 2011, in line with rising demands for operational vehicles for the employees of its Parent Company.

Interest Income

Interest income reached Rp 7 billion in 2011, up 42% from Rp 5 billion a year earlier. In October 2011, the Company received funding from the Limited Public Offering V (PUT V) amounting to about Rp 469 billion. A month afterwards, the Company issued the Clipan Finance Bonds (CFI Bonds III), and the proceeds is deposited in banks to be used on a later date. The interim period between the receipt date of the PUT V and CFI III Bonds proceeds and the use of these proceeds for new financing yielded interest income for the Company, although the period was rather brief as the Company successfully utilized these proceeds for new financing at the end of 2011.

Unrealized Gain on Short Term Investments

Unrealized gain on short term investments comes from short term investments in the form of Panin Bank Bonds II Year 2007 Series C held by the Company. The investment gave an average rate of return of 11% p.a.

Pembahasaan dan Analisa Manajemen

Laporan Tahunan 2011 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 94

Keuntungan Kurs Mata Uang Asing - bersih

Pendapatan Lain-lain

Perseroan memiliki aset moneter bersih dalam mata uang asing dolar Amerika (US$) terutama yang berasal dari kas dan investasi neto sewa pembiayaan. Keuntungan selisih kurs terjadi karena kenaikan kurs tengah transaksi dari Rp8.991/US$1 per 31 Desember 2010 menjadi Rp9.068/US$ 1 per 31 Desember 2011.

Pendapatan lain-lain terdiri dari pendapatan administrasi, denda keterlambatan, keuntungan penghentian kontrak, potongan premi asuransi, provisi sewa pembiayaan, penerimaan kembali piutang yang dihapus buku dan pendapatan lainnya.

Jumlah pendapatan lain-lain memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap jumlah pendapatan Perseroan. Jumlah pendapatan lain-lain meningkat 36% dari Rp 51 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 70 miliar di tahun 2011.

Laba bersih Perseroan pada tahun 2011 mencapai Rp 276 miliar meningkat sebesar 38% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 201 miliar. Berikut ini merupakan perkembangan laba bersih Perseroan selama 5 tahun terakhir:

LABA BERSIH

LABA PER SAHAM

Gain on Foreign Currency Exchange Rate – net

The Company has net monetary assets denominated in US dollars (US$), particularly those from cash flows and lease financing net investments. The gain on foreign currency exchange rate occurred due to the rise of the exchange rate from Rp 8,991/US$ 1 as of 31 December 2010 to Rp 9,068/US$ 1 as of 31 December 2011.

Other Incomes

Other incomes consist of administration fees, penalty for delayed payment, gain on termination of contracts, discounts on insurance premium, fee on net investment in finance leases, receipt from loan written-off, and others.

The amount of other incomes contributed 10% to the Company's total income, reaching Rp 70 billion in 2011, up 36% from Rp 51 billion in 2010.

NET INCOME

The Company's net income reached Rp 276 billion in 2011, up 38% from Rp 201 billion in 2010. Below is the growth of the Company's net income in the past five years:

EARNINGS PER SHARE

Pembahasaan dan Analisa Manajemen

Management Discussion and Analysis

200,0 250,0 150,0 100,0 50,0 0 2008 2007 2009 2010 2011 74,7 112,8 150,3 200,7 276,3

Laba Bersih

Net Income Laba (Rp ‘000)

Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa Untuk Perhitungan Laba Per Saham Dasar Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa Untuk Perhitungan Laba Per Saham Dilutif

Laba per Saham Dasar Laba per Saham Dilusian

Net Income (Rp ‘000)

Total Average Weighted Common Shares for The Basic Calculation of Earnings per Share Total Average Weighted Common Shares for The Calculation of Earnings per Share

Basic Earnings per Share Diluted Earnings per Share

276.257.363 2.884.024.755 3.036.897.568 97,14 90,97 200.711.198 2.603.303.896 2.603.303.896 77,10 - 2011 2010

95 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 2011 Annual Report

Pada tahun 2011, Perseroan menghitung laba per saham dilusian karena pengaruh efek berpotensi saham biasa pada tanggal posisi keuangan bersifat dilutif, karena harga pelaksanaan waran lebih rendah dari harga saham Perseroan di pasar modal tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2010, Perseroan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat waran yang diterbitkan Perseroan yang sedang beredar.

Jumlah biaya operasi tahun 2011 meningkat cukup signifikan sebesar 143% dari Rp 138 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 335 miliar di tahun 2011. Jumlah biaya operasi tahun 2011 tersebut adalah 48% dari jumlah pendapatan tahun 2011, naik sebesar 14% dibandingkan persentase jumlah biaya operasi tahun 2010 dibandingkan dengan jumlah pendapatan 2010.

Pada tahun 2011, komponen terbesar dari biaya operasi adalah biaya bunga dan pembiayaan lainnya yang merupakan 63% dari jumlah biaya operasi, biaya tenaga kerja yang merupakan 15% dari jumlah biaya operasi, biaya umum dan administrasi yang merupakan 11% dari jumlah biaya operasi dan kerugian penurunan nilai yang merupakan 9% dari jumlah biaya operasi tahun 2011.

BIAYA OPERASI

In 2011, the Company calculates diluted earnings per share because the effect of potential ordinary shares at statement of financial position date are dilutive, because the exercise price of warrants is lower than the Company's stock price in the stock exchange in 2011. In 2010, the Company did not calculate diluted earnings per share because there are no outstanding warrants issued by the Company.

OPERATING EXPENSES

In 2011, the Company incurred total operating expenses of Rp 335 billion, up 143% from Rp 138 billion in 2010. Total operating expenses in 2011 accounted for 48% of the Company's total income, 14% higher than the percentage of operating expenses to the Company's total income in 2010.

During 2011, the largest component of operating expenses were interest and other financing, which constituted 63% of total operating expenses. Personnel expenses contributed 15% to operating expenses; general and administration expenses contributed 11%; and impairment losses contributed 9%.

Pembahasaan dan Analisa Manajemen

Management Discussion and Analysis

Bunga dan Pembiayaan Lainnya Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Imbalan Pasca Kerja Kerugian Penurunan Nilai

Kerugian Kurs Mata Uang Asing - Bersih Penyusutan Aset Sewa Operasi Rugi Penjualan Investasi Jangka Pendek Beban Lain-Lain

Jumlah Beban Persentase Dari Total

Bunga dan Pembiayaan Lainnya Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Imbalan Pasca Kerja Kerugian Penurunan Nilai

Kerugian Kurs Mata Uang Asing - Bersih Penyusutan Aset Sewa Operasi Rugi Penjualan Investasi Jangka Pendek Beban Lain-Lain

Jumlah Beban

Interest and Other Financing General and Administration Personnel Employee Benefit Impaiment Losses Loss On Foreign Exchange Rate - Net Deprectioation of Leased Assets Loss on Sale of Short - Term Investments Other Expenses

Total Expenses % of Total

Interest and Other Financing General and Administration Personnel Employee Benefit Impaiment Losses Loss On Foreign Exchange Rate - Net Deprectioation of Leased Assets Loss on Sale of Short - Term Investments Other Expenses Total Expenses 210.035 36.853 50.943 2.154 31.583 - 2.971 - 50 334.589 62,8 % 11,0 % 15,2 % 0,6 % 9,4 % 0,0 % 0.9 % 0,0 % 0,0 % 100 % 58.212 22.983 38.824 1.542 4.148 3.609 2.765 5.413 10 137.506 42,3 % 16,7 % 28,2 % 1,1 % 3,0 % 2,6 % 2,0 % 3,9 % 0,0 % 100 % 260,8 % 60,3 % 31,2 % 39,7 % 661,6 % - 100 % 7,5 % 100,0 % 100,0 % 143,3 % 20,4 % - 5,7 % - 13,0 % - 0,5 % 6,4 % - 2,6 % - 1,1 % - 3,9 % 0,0 % 0,0 % 2011 2010 PerubahanChange Rp Juta

Biaya Operasi Operating Expenses

Laporan Tahunan 2011 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 96

Bunga dan Pembiayaan Lainnya

Umum dan Administrasi

Tenaga Kerja dan Imbalan Pasca Kerja

Kerugian Penurunan Nilai

Biaya bunga dan pembiayaan lainnya terdiri dari biaya bunga pinjaman bank, biaya bunga obligasi dan biaya lainnya. Biaya bunga dan pembiayaan lainnya meningkat sebesar 261% dari Rp 58 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 210 miliar di tahun 2011 sejalan dengan kenaikan jumlah pembiayaan baru sebesar 45% dari Rp 2.883 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 4.194 miliar di tahun 2011.

Di tahun 2011, selain dana yang diperoleh dari penerimaan angsuran nasabah, sumber dana Perseroan untuk pembiayaan baru diperoleh dari hasil Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) dan penerbitan Obligasi CFI III serta penambahan fasilitas pinjaman baru dari bank-bank nasional terkemuka dan bank asing.

Jumlah biaya bunga dan pembiayaan lainnya meningkat sejalan dengan tambahan fasilitas pinjaman bank yang digunakan selama tahun 2011 sebesar Rp 2.040 miliar dan dana hasil penerbitan obligasi CFI III (bersih) sebesar Rp 988 miliar. Penambahan jumlah pinjaman bank dan obligasi CFI III tersebut juga meningkatkan gearing ratio Perseroan dari 0,7 kali menjadi 1,14 kali.

Biaya umum dan administrasi merupakan 11% dari jumlah biaya operasi tahun 2011 turun 5,7% dari jumlah biaya operasi tahun 2010.

Biaya umum dan administrasi di tahun 2011 ini meningkat sebesar 60% dari Rp 23 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 37 miliar ditahun 2011. Biaya umum dan administrasi terdiri dari biaya perjalanan dinas dan transportasi, biaya penyusutan, peralatan dan perlengkapan kantor, biaya sewa, komunikasi, biaya perijinan, materai dan pajak, premi asuransi, iklan dan administrasi pencatatan efek, jasa profesional, pemeliharaan dan perbaikan dan lain-lain.

Biaya tenaga kerja meningkat sebesar 31% dari Rp 39 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 51 miliar di tahun 2011. Peningkatan biaya tenaga kerja tersebut terutama disebabkan bertambahnya jumlah karyawan dari 654 karyawan di tahun 2010 menjadi 892 karyawan di tahun 2011. Pertambahan karyawan dilakukan terutama untuk mengisi divisi marketing, penagihan dan administrasi dari level staf sampai manager untuk mengisi beberapa kantor pemasaran yang dibuka di tahun 2011 sejalan dengan pertumbuhan Perseroan yang cukup pesat. Seluruh penambahan jumlah karyawan disesuaikan dengan Man Power Plan yang dibuat oleh Perseroan.

Biaya imbalan pasca kerja meningkat sebesar 40% dari Rp 1,5 miliar menjadi Rp 2,2 miliar terutama disebabkan penambahan jumlah usia kerja karyawan. Selain itu kenaikan juga disebabkan bertambahnya jumlah karyawan Perseroan.

Perseroan telah menerapkan PSAK 50 dan 55 efektif sejak 1 Januari 2010 untuk menghitung kerugian penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010 Perseroan masih mengikuti Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 untuk melakukan perhitungan kerugian penurunan nilai.

Interest and Other Financing

Interest and other financing consist of interest expenses on bank loans, interest expenses on bonds, and other expenses. Interest and other financing grew 261% to Rp 210 billion in 2011, from Rp 58 billion in 2010, in line with the increase in new financing, which reached Rp 4,194 billion in 2011, up 45% from Rp 2,883 billion in 2010.

Apart from the receipts from customers' installments, the Company received new sources of financing from the Limited Public Offering V (PUT V) and issuance of CFI Bonds III and additional new financing facilities from prominent local banks and foreign banks in 2011.

The increase in interest and other financing was in accordance with additional bank loans throughout 2011, which reached Rp 2,040 billion, and the proceeds from the issuance of CFI Bonds III (net) in the amount of Rp 988 billion. The increase in bank loans and proceeds from CFI Bonds III boosted the Company's gearing ratio from 0.7x to 1.14x.

General and Administration

In 2011, general and administration expenses accounted for 11% of total operating expenses, down 5.7% from the figure in 2010.

In 2011, general and administration expenses grew 60% to Rp 37 billion, from Rp 23 billion in 2010. General and administration expenses consist of official travel and transportation fees, impairment, office equipment and supplies, leases, communication fees, permits, stamp duties and taxes, insurance premiums, advertising and securities registration and administration costs, professional services, maintenance and repairs, and others.

Personnel and Employee Benefit

The Company incurred personnel expenses amounting to Rp 51 billion, up 31% from Rp 39 billion in 2010, as it now has 892 employees, up from 654 in 2010. The Company recruited new employees to fill vacant positions in the marketing, billing, and administration divisions, from staff up to managerial levels, at the newly-opened marketing offices in 2011, in line with the Company's growth. These were all adjusted to the Company's Man Power Plan.

Employee benefit rose 40% to Rp 2.2 billion in 2011, from Rp 1.5 billion in 2010, due to the increase in the average tenure of employees and the increase in the number of employees.

Impairment Losses

The Company has implemented PSAK 50 and 55 starting on 1 January 2010 in its computation of impairment losses. Prior to January 1, 2010, the Company applied Bank Indonesia's regulation No. 8/2/PBI/2006 dated January 30, 2006, and PBI No. 9/6/PBI/2007 to calculate impairment losses.

Pembahasaan dan Analisa Manajemen

97 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 2011 Annual Report

Pada tahun 2011, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan dari Rp 2.883 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 4.194 miliar di tahun 2011, terutama karena naiknya jumlah pembiayaan baru pembiayaan konsumen.

Dalam dokumen CFIN Annual Report 2011 (Halaman 92-106)

Dokumen terkait