• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kreatif Dan Mandiri Dalam Menghadapi Abad 21 Wahyu Dewayan

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 134-147)

Universitas Negeri Malang E-mail: wahyudewayani@yahoo.com

Abstrak: Dalam pembelajaran kompetensi pendidikan seni, prakarya dan kewirausahaan penting diberikan. Karena siswa perlu menerapkan jiwa kreatif dalam berwirausaha. Hal ini karena tuntutan pendidikan seni di abad 21 yaitu pendidikan kreatif yang menghasilkan nilai tambah. Oleh karena itu mengacu pada “Road Map pendidikan Kesenian” untuk mengkomunikasikan visi dan mengembangkan konsensus tentang pentingnya pendidikan kesenian untuk membangun kreatif dan budaya, agar menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan kreatif yang diharapkan dapat bersaing dipasaran, atau setidaknya dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Untuk itu kemampuan kewirausahaan sangat diperlukan untuk mendidik peserta didik lebih kreatif dan tangguh karena kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan dukungan sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin bertambah dan makin kompetitif. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah dengan baik sejak remaja akan menghasilkan sumberdaya manusia inovatif yang mampu membebaskan bangsa dan negaranya dari ketergantungan pada sumberdaya alam. Untuk itu melalui pembelajaran seni dengan menggunakan prakarya dan kewirausahaan diharapkan dapat meningkatkan daya kreatif, inovatif dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan di abad 21.

Kata Kunci : Prakarya, Kewirausahaan,kreatif, abad 21 Indonesia pada saat ini sudah menjadi bagian

dari MEA dan terhubung dalam ekonomi global. Salah satu andalan ekonomi abad ke-21 adalah ekonomi kreatif yang lebih berfokus pada ekonomi budaya. Lembaga pendidikan ikut berperan serta dalam menyiapkan tenaga/ lulusan yang siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Pendidikan seni budaya memiliki peluang besar untuk ikut andil menyiapkan lulusan yang terampil. “Globalisai ekonomi dan budaya tidak hanya akan menuntut tenaga kerja terampil tetapi harus kritis terhadap produk budaya “ ( hariyanto, 2015:31).Tugas pendidikan seni budaya baik pendidikan menengah atau pendidikan tinggi adalah menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan kreatif serta kritis. Tenaga kerja yang terampil dan kreatif diharapkan dapat bersaing dipasaran, atau setidaknya dapat menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri. Untuk itu kemampuan kewirausahaan sangat diperlukan untuk mendidik peserta didik lebih kreatif dan tangguh karena kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan dukungan sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin bertambah dan makin kompetitif. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah dengan baik sejak remaja akan menghasilkan sumberdaya manusia inovatif yang mampu membebaskan bangsa dan negaranya dari ketergantungan pada sumberdaya alam. Kewirausahaan yang diperlukan tentunya adalah yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan output ekonomi dalam mendukung kesejahteraan bangsa melalui penciptaan karya orisinil yang bermanfaat.

538 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Kurikulum 2013 membekali peserta didik pada Pendidikan Menengah dengan kemampuan kewirausahaan yang lahir dan tumbuh dalam sektor nyata. Diawali dengan pengamatan terhadap produk yang ada di pasar. Untuk mendukung keutuhan pemahaman peserta didik, pembelajarannya digabungkan dengan pembelajaran prakarya sehingga peserta didik bukan hanya mampu menghasilkan ide kreatif tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk purwarupa karya nyata dan dilanjutkan sampai pada kegiatan penciptaan pasar untuk mewujudkan nilai ekonomi dari kegiatan- kegiatan tersebut.

Untuk itu perlu adanya pembelajaran prakarya kewirausahaan bagi peserta didik pada jenjang Pendidikan Menengah harus mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata.

METODE

Metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan prakarya ( seni rupa) dan kewirausahaan antara lain metode demonstrasi, metode percobaan (exsperimental method), metode karya wisata, metode latihan keterampilan (drill method), metode inguiry, metode perancangan dan lain- lain. Metode itu cenderung lebih condong pada kegiatan yang berfokus pada siswa dalam pembelajaran. Penerapan metode tersebut akan membuat siswa menjadi aaktif dan berkonsentrasi penuh pada pelaksanaan pembelajaran.

PEMBAHASAN

Pengertian Prakarya dan Kewirausahaan Prakarya

Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai

hasil kerja yang belum jadi, prakarya masih berupa proof of concept atau sebuah prototipe. Prakarya belum mempunyai target pemasaran, oleh sebab itu belum ada penggunanya atau konsumennya. Satu-satunya penggunanya mungkin si developer atau desainer itu sendiri. Kualitas belum menjadi perhatian sebab yang penting bentuk dasarnya saja. Harga sebuah prakarya ditentukan sangat subyektif sebab belum tahu potensi pasarnya.

Prakarya memiliki pengertian Ketrampilan, hastakarya, kerajinan tangan, atau keterampilan tangan. bahan yang digunakan tersedia secara umum dipasaran, sehingga kita tinggal merangkai ataupun pemanfaatan limbah dan bahan bekas.

Prakarya mempunyai peranan penting dalam pengembangan kreatifitas dan mengembangkan menjadi sebuah inovasi baru.

Kewirausahaan

Kewirausahaan pertama dipopulerkan di Perancis sejak tahun 1990, Kewirausahaan diidentikan dengan entrepreneurship. Kewirausahaan dapat didefinisikan proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber- sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi lain adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup (Soeparman Soemahamidjaja 1977:2). Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, yaitu orang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan nilai/laba.

Wirausaha berasal dari istilah Wira dan Usaha, wira artinya berani, utama, mulia atau

539 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

sendiri, sedangkan Usaha berarti kegiatan. Wirausaha dapat diartikan sebagai hal-hal yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan secara mandiri. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan.

Peranan Wirausaha yaitu a) Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia, b) Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional, dan c) Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran. Sedangkan Karakteristik Wirausaha : a) Disiplin, b) Pekerja keras, c) Mandiri, d) Realitase. Prestatif (selalu ingin maju), f) Komitmen tinggi, g) Tajam naluri bisnisnya, h) Cepat melihat peluang usaha, i) Kreatif, j) Ulet dan siap pada tantangan, k) Ingin mencapai sesuatu ,l) Inovatif, m) jujur.

Karakteristik yang khas dari wirausaha thetos

enterprenerial menurut Moeljanto

Tjokrowinoto (1996) adalah: a) Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan, b) Selalu mencari perubahan, c) Kemampuan untuk mendefinisikan resiko.

Kreatif dan inovatif adalah kunci utama kewirausahaan, Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya.

Ciri-ciri orang kreatif adalah (a) Mandiri, (b)Terbuka terhadap yang baru (c) Percaya diri (d) Berani mengambil resiko (e) Melihat sesuatu dengan tidak biasa (f) Memiliki rasa ingin tahu yang besar (g) Dapat menerima perbedaan (h) Objektif dalam berpikir dan bertindak.

Pengembangan kreativitas

Akhir- akhir ini pengertian kreativitas cenderung pada proses. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock yang dikutip oleh S.C.U Munandar (1977) yang menekankan bahwa sekarang penekanan pada proses yang lebih kuat dari pada produk diterima sebagai sentral

dari konsep kreativitas. Didalam dunia pendidikan hal ini dianggap pilihan yang paling tepat, kerena apabila kita ingin memperbaiki mutu produk, maka proseslah yang akan diperbaiki terlebih dahulu. Kreativitas sebagai proses pemikiran berbagai gagasan dalam menghadapi berbagai masalah, sehingga kreativitas merupakan suatu proses yang melibatkan pengorganisasian pengalaman- pengalaman sedemikian rupa sehingga menghasilkan gagasan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh yang bersangkutan. Jadi kreativitas merupakan proses berfikir untuk menemukan jawaban suatu masalah dengan menggunakan cara-cara baru atau hubungan- hubungan baru antara unsur-unsur yang ada. Berdasarkan uraian diatas , ternyata ada dua cara berfikir yang terlibat dalam proses kreatif, yakni berfikir konfergen dan divergen. Berfikir konvergen , apabila individu berusahan memusatkan seluruh apa yang telah diketahui yang berasal dari pengalamannya yang telah lampau guna memperoleh satu jawaban yang benar atau mendekati kebenaran. Sedangkan berfikir divergen, individu berusaha membayangkan unsur-unsur atau rencana- rencana baru dengan beberapa alternatif jawaban, kemudian memilih satu atau dua

jawaban yang terbaik dan

menyempurnakannya. Kedua cara berfikir ini sering dipergunakan dalam menciptakan ide- ide baru. Dalam hal ini kreativitas yang paling nyata terdapat dalam kategori berfikir divergen. Seni menjadi sangat penting artinya dalam pendidikan karena menekankan pada berfikir

divergen.

Dalam kenyataannya, kemampuan berfikir kreatif dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kreatif sebahagian besar tergantung pada kesempatan individu untuk mengerjakan pekerjaan kreatif. Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar, individu perlu diberi kesempatan yang cukup. Dalam hal ini lingkungan memegang peranan penting. Karena itu dalam proses belajar mengajar kondisi

540 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

lingkungan yang bersifat memupuk kreativitas siswa perlu diciptakan. Menurut Semiawan, munandar dan Munandar (1984) kondisi semacam itu mencakup keamanan psikologis dan kebebasan psikologis.

Kondisi lingkungan yang mampu mengembangkan kreativitas dalam proses belajar mengajar dapat diciptakan melalui pendekatan-pendekatan pengajaran. Di dalam pendidikan kesenian De Fracesco (1958) menyebutkan ada 5 jenis pendekatan pengajaran yaitu, “directed teaching, integrated teaching, correlated teaching,core teaching,

dan free expression”. Dikaitkan dengan pendekatan scientivic, maka pendekatan “free expression “ lebih terpusat pada siswa, untuk mengembangkan kreativitas lebih banyak diperlukan keamanan keamanan dan kebebasan psikologi anak, sehingga pendekatan pengajaran yang lebih terpusat pada siswa sangat diperlukan.

Pendidikan abad 21 mengacu pada Road Mad yaitu pendidikan seni itu pendidikan kreatif untuk menghasilkan nilai tambah, sehingga hasilnya siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif yang bernilai ekonomi. Seseorang dikatakan ahli atau menguasai sebuah ketrampilan tidak secara spontan ada. Urutan pengembangan ketrampilan melalui langkah- langkah sebagai berikut : 1) didasari dengan rasa suka atau minat, 2) melakukan pembelajaran, 3) menjadikan sebuah hobi atau kebiasaan, 4) menguasai ketrampilan,dan 5) mampu mengembangkan menjadi inovasi baru.Dengan didasarkan itu maka kegiatan berwirausaha adalah sebuah kegiatan yang bersifat, a) Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.

b) Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula, c) Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru, d) Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif, e) Mendorong perilaku eksperimen dll.

Membentuk Peserta Didik Kreatif dan Mandiri dalam Menghadapi Abad 21

Saat ini, kurikulum mengalami perubahan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013. Hal ini dilakukan karena perlu adanya perubahan suatu kurikulum yang harus disesuaikan dengan tuntutan perkembangan jaman saat ini. Sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Arief Rachman (direktur SMA Labschool) melalui website www.beritaindonesia.com/bahwa “Kurikulum harus terus berubah”. Pendidikan yang baik memang perlu mengubah-ngubah kurikulum, karena saat ini perkembangan teknologi sangat pesat, sehingga harus disesuaikan antara apa yang akan diterapkan pada pendidikan dengan teknologi yang ada sekarang”. Kurikulum 2013 (Anonim, 2013), mengedepankan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 pengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Metode ilmiah merujuk pada teknik -teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti -bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip -prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serial aktivitas pengoleksian data melalui observasi dan ekperimen, kejadian memformulasi dan menguji hipotesis. Kurikulum 2013 memberikan perubahan pada sektor mata pembelajaran. Salah satunya adalah adanya mata pelajaran baru bagi siswa kelas X SMA ataupun SMK , yaitu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis kompetensi dan teknologi berbasis ekonomi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kretif untuk menuangkan

541 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan diasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan,hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem manajemen dan dan ekonomis ( yandriana: 1).

“Kreativitas mengacu pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas bukanlah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada, tetapi kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dengan menggabungkan, mengubah, atau menerapkan ulang gagasan yang telah ada”. ( Pranata, 2011 : 22). Beberapa gagasan kreatif mengagumkandan luar biasa, sementara yang lainnya hhanyalah gagasan yang sederhana, bagus, dan praktis yang tampaknya belum dipikirkan orang lain. “Kreativitas juga merupakan suatu sikap yaitu kemampuan seseorang untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru, kesediaan untuk bermain dengan ide-ide dan kemungkinan – kemungkinan , suatu fleksibilitas, kebiasaan menikmati hal yang baik sambil mencari cara untuk meningkatkannya”. ( Pranata, 2011: 23).

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. ( Peter F. Drucker dalam Kristanto :5) .Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausaha adalah orang yang tangguh dan yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). ( Immerer dalam kristanto :5) . Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah behwa

kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif.

Tujuan prakarya dan kewirausahaan dapat diuraikan sebagai berikut (yandriana, 2013 : 3 ) memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis, 2) melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan teknologis, 3) melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat, cekat, cepat, ekosistemik dan metakognitif, 4) menghasilkan karya jadi maupun aapresiatif yang siap dimanfaatkan ddalam kehidupan, maupun bersifat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.

Kesimpulan dari arti wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan juga yang melakukan perubahan , inovasi dan cara-cara baru. Selain itu seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Untuk itu kemampuan kewirausahaan sangat diperlukan untuk mendidik peserta didik lebih kreatif dan tangguh karena kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan dukungan sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin bertambah dan makin kompetitif.

SIMPULAN & SARAN

542 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Kurikulum 2013 membekali peserta didik pada Pendidikan Menengah dengan kemampuan berprakarya dan kewirausahaan yang lahir dan tumbuh dalam sektor nyata. Diawali dengan pengamatan terhadap produk yang ada di pasar. Untuk mendukung keutuhan pemahaman peserta didik, pembelajarannya digabungkan dengan pembelajaran prakarya sehingga peserta didik bukan hanya mampu menghasilkan ide kreatif tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk purwarupa karya nyata dan dilanjutkan sampai pada kegiatan penciptaan pasar untuk mewujudkan nilai ekonomi dari kegiatan- kegiatan tersebut.

Pendidikan abad 21 mengacu pada Road Mad yaitu pendidikan seni itu pendidikan kreatif untuk menghasilkan nilai tambah, sehingga hasilnya siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif yang bernilai ekonomi. Seseorang dikatakan ahli atau menguasai sebuah ketrampilan tidak secara spontan ada. Urutan pengembangan ketrampilan melalui langkah- langkah sebagai berikut : 1) didasari dengan rasa suka atau minat, 2) melakukan pembelajaran, 3) menjadikan sebuah hobi atau kebiasaan, 4) menguasai ketrampilan,dan 5) mampu mengembangkan menjadi inovasi baru. Dengan didasarkan itu maka kegiatan berwirausaha adalah sebuah kegiatan yang bersifat, a) Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.

b) Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula, c) Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru, d) Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif, e) Mendorong perilaku eksperimen dll.

Jadi secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah “orang yang berjiwa

berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan, berjiwa mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti”. (Suryana, 2006 : 18).

Saran

Kreativitas sebaiknya di gali terus pada peserta didik karena kreativitas sebagai proses pemikiran berbagai gagasan dalam menghadapi berbagai masalah, sehingga kreativitas merupakan suatu proses yang melibatkan pengorganisasian pengalaman-pengalaman sedemikian rupa sehingga menghasilkan gagasan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh yang bersangkutan. Jadi kreativitas merupakan proses berfikir untuk menemukan jawaban suatu masalah dengan menggunakan cara-cara baru atau hubungan- hubungan baru antara unsur-unsur yang ada. Sebaiknya tujuan prakarya dan kewirausahaan dapat secara langsung dapat 1) memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis, 2) melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan teknologis, 3) melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat, cekat, cepat, ekosistemik dan metakognitif, 4) menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun bersifat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.

DAFTAR RUJUKAN

Harianto.2015. Pendidikan Seni Rupa Berbasis Budaya Visual Melalui Pedagogis

Kritis. Malang. Jurusan Seni dan Desain Universitas Negeri Malang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Prakarya dan Kewirausahaan.

543 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Jakarta. Pusat kurikulum dan

Pembukuan, Balitbang, Kemendikbud. Kristanto,M. Dkk. 2013. Implementasi

pendidikan kewirausahaan sebagai media pembelajaran melalui

pemanfaatan limbah KDP (kertas, daun dan plastik) PAUD. Semarang .Jurnal Penelitian PAUDIA.

Mukhadis,A. 2014. Kiat Menulis Karya ilmiah “ bentuk, Anatomi, Isi Esensial, dan ContohAplikasinya”. Malang. Aditya Media Publishing.

Rohendi rohadi,Tjetjep. 1995. Seminar Nasional Konsep dan Implementasi

Pendidikan Seni “ Pengembangan Budaya Kreatif dan Nilai-nilai Estetik

Dalam Pendidikan seni”. Semarang. Institut Keguruan dan ilmu Pendidikan Semarang.

Pranata, Moeljadi. 2011. Spektrum Kreativitas. Malang. Universitas Negeri Malang Jurusan seni dan Desain bekerja sama dengan Pustaka Kaiswaran.

Prakarya Kewirausahaan dan TIK.

http://gurupraktik.blogspot.co.id/2013/1 0/pengertian-prakarya-dan-

kewirausahaan.html. diakses tanggal 24 April 2016.

544

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Strategi Assesment Matakuliah Kewirausahaan

Akhmad Sanhaji

Fakultas Manajemen, Universitas Negeri Malang Email : akhmadsanhajise@gmail.com

Abstrak : Dengan munculnya kewirausahaan sebagai bidang akademik, sejumlah besar program kewirausahaan telah diperkenalkan di seluruh dunia. Ada juga telah tumbuh keragaman program studi yang ditawarkan dalam bentuk kedalaman konten. Penilaian tren mengungkapkan bahwa sebagian besar program kewirausahaan yang ditawarkan di sekolah-sekolah bisnis tetapi sekarang ada tren yang berkembang menawarkannya di sekolah-sekolah non-bisnis dan mereka sekarang termasuk dalam kurikulum guru. Pendidikan kewirausahaan diperlukan untuk mengatasi berbagai pertumbuhan kontemporer sosial-ekonomi dan tantangan politik dan itu relevan bagi siswa di semua disiplin ilmu.

Kata Kunci : Strategi, Assesment, Kewirausahaan

Kewirausahaan atau proses memulai sebuah wirausaha baru, menyajikan tantangan karena kebutuhan membuat keputusan menangani rentang yang sangat luas dari aspek situasi manajemen bisnis di mana ada banyak ketidakpastian. Dengan demikian, siswa kewirausahaan perlu mengembangkan berbagai keterampilan praktis dan konseptual yang luas agar dapat disepakati dalam kompleksitas dari proses kewirausahaan. Akibatnya, literatur pendidikan kewirausahaan menempatkan banyak penekanan pada pengembangan kemampuan siswa untuk membuat keputusan dalam situasi ambiguitas tinggi. Secara khusus, hal ini nampak diminati bahwa metode pengajaran melibatkan para siswa sehingga mereka dapat belajar dengan baik dalam menangani kompleksitas menciptakan usaha baru (Peter & Mike, 2011).

Makalah ini memperkenalkan perdebatan saat ini pada praktek penilaian hasil belajar dan dieksplorasi usulan pengajaran yang relevan dan subjek pembelajaran. Kemudian dieksplorasi serangkaian fokus kelompok yang telah terlibat lebih dari 40 subjek spesialis dalam latihan brainstorming. Latihan ini

dirancang untuk menyoroti praktek potensial dan beberapa kasus, praktik inovatif yang dapat digunakan untuk kunci penilaian hasil pembelajaran kewirausahaan. Oleh karena itu, sorotan aspirasi kewirausahaan pendidik tentang penilaian bukannya memeriksa praktek yang sebenarnya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk membangun pekerjaan awal, dengan menjelajahi praktek penilaian saat kewirausahaan pendidik. Ini penting difokuskan karena pendidikan kewirausahaan telah tumbuh cepat di seluruh dunia. Pittaway et al. (2012).

HASIL & PEMBAHASAN Praktek penilaian tidak terpilih

Subjek penilaian siswa secara luas dan

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 134-147)