• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pene rapan Model Pembelajaran TSTS Pada Mapel Kewirausahaan Di SMK Muhammadiyah 2 Malang

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 97-107)

Putri Ayu Setya Sudarmiatin

Program Studi Manajemen Pascasarjana – Universitas Negeri Malang Email : rahardiputri@gmail.com

Abstrak : Seiring berkembangnya jaman, kualitas pendidikan sangat perlu diperhatikan. Peran guru sangatlah penting dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Maka diharapkan kepada semua pendidik mencoba beberapa strategi-strategi mengajar, salah satunya dengan model pembelajaran two stay two stray. Dengan memanfaatkan model pembelajaran two stay two stray pada mata pelajaran kewirausahaan diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk berwirausaha. Model pembelajaran ini membentuk siswa dalam bekerjasama dalam tim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aktifitas belajar siswa SMK muhammadiyah 2 Malang. Hasil penelitian penerapan model pembelajaran two stay two stray yang dilakukan pada mata pelajaran kewirausahaan SMK Muhammadyah 2 Malang menunjukkan hasil yang baik didalam peningkatan aktifitas belajar siswa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran TSTS, Kewirausahaan

Seiring berkembangnya jaman yang semakin maju, banyak sekali orang yang ingin berwirausaha sendiri ketimbang harus bekerja sebagai pegawai kantoran atau sebagai karyawan. Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa meskipun usahanya kecil tetapi dia menjadi owner atau pemilik usaha tersebut, beda hal nya dengan kerja di perusahaan orang lain, setinggi-tingginya jabatan di kantornya tetapi dia tetap menjadi karyawan. Karyawan tentu saja lebih sering dapat perintah daripada memerintah, dan sangat terikat dengan waktu kerja. Oleh sebab itulah orang-orang lebih memilih berwirausaha. Tetapi menjadi seorang wirausahawan itu tidaklah mudah, kita harus memiliki jiwa kreatif dan inovatif dan dalam hal ini kualitas pendidikan sangatlah perlu untuk diperhatikan dan peran guru sangatlah penting dalam hal ini untuk membangun suatu sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Kewirausahaan juga merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan

sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Jaman yang semakin berkembang inilah yang membuat banyak wirausahawan harus berkompetisi agar usaha yang telah didirikannya dapat bersaing secara sehat dengan wirausahawan yang lain. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu membangun mental dan rasa kewirausahaan yang dalam kepada peserta didik. Membangun mental dan rasa wirausaha yang tinggi dapat dilakukan oleh guru dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk siswa. Menerapkan suatu model pembelajaran di kelas dapat memberikan motifasi dan meningkatkan aktifitas siswa

501

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

dalam mengikuti sebuah proses belajar mengajar.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Inilah yang dapat diterapkan oleh guru melalui model pembelajaran two stay two stray di dalam kelas kepada siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 2 Malang. Siswa dan siswi dapat belajar tentang bagaimana cara bekerjasama dengan tim, memberikan persepsi yang berbeda, mempunyai motivasi yang tinggi dalam bersaing dan menjadi manusia yang unggul dalam kehidupan nyata.

Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki banyak pengertian, secara etimologi; kewirausahaan berasal dari kata (ke : yang memiliki ciri) , (wira : berani) dan (usaha : pekerjaan, daya upaya, perbuatan), atau dalam bahasa Inggrisnya adalah enterpreunership. Kata entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Dalam kamus besar bahasa indonesia wirausaha sama dengan wiraswasta yaitu orang yg pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Berdasarkan pada lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 mencantumkan mengenai pengertian wirausaha dan Pengertian Kewirausahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengertian Wirausaha adalah orang yang memiliki sikap, perilaku, semangat tinggi serta kemampuan kewirausahaan.

2. Pengertian Kewirausahaan adalah sikap, perilaku, semangat dan kemampuan seseorang untuk menangani usaha yang mengarah pada upaya dalam mencari, mewujudkan dan mengaplikasikan yang meliputi pada cara kerja, teknologi serta produk baru dengan meningkatkan efisiensi untuk memberikan pelayanan secara tepat dan lebih baik serta memperoleh keuntungan yang lebih besar pula.

Kewirausahaan berasal dari istilah entrepeneurship yang sebenarnya berasal dari kata entrepreneur yang artinya suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup (Soemahamidjaja, 1977:2). Dalam pengertian ini Usman (1997:3) mengatakan entrepreneur adalah seorang yang memiliki kombinasi unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi inovasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Pendapat lain mengatakan kewirausahaan muncul apabila seseorang berani mengembangkan ide-ide usaha atau ide- ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha, oleh sebab itu wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu (Bigrave, 1955). Hakikat kwirausahaan menurut drucker (1994) Sifat, watak dan ciri yang melekat pada individu yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif ke dalam kegiatan inovatif yg bernilai dan kemampuan untuk menciptakan

502

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

sesuatu yang baru, berbeda dan bermanfaat melalui pemikiran kreatif & tindakan inovatif.

Sri Edi Swasono (1978:38) mengatakan dalam konteks bisnis, wirausaha adalah Pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalm bisnis, inovator, peenanggung resiko, yang mempunyai visi kedepan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha. Jahja (1977) membagi nilai kewirausahaan dalam dua dimensi nilai yaitu : (1) Pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan non materi. (2) nilai yang berorientasi pada kemajuan dari nilai-nilai kebiasaan. Selanjutnya beliau menguraikan bahwa : (a) Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri- cirinya pengambil resiko, terbuka terhadap teknologi dan mengutamakan materi. (b) Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi, wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif dan kreativitas. (c) Wirausaha yang berorientasis pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap kearah tertentu (aliran Fengsui) supaya berhasil. (d) Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, faham etnosentris dan taat pada tata cara leluhur.

Pendapat David Osborne & Ted Gaebler (1992) dalam bukunya ”Renventing Govermenent” lebih jelas mengatakan bahwa dalam perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang berjiwa kewirausahaan (Entrepreneurrial Governement).Dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan instansi akan memiliki inovasi, optimisme dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel dan adaptif.

Menurut Suryana (2001) ilmu kewirausahaan berasal dari ilmu dalam bidang perdagangan. Namun kemudian dikembangkan dalam bidang-bidang lain yakni bidang industrri, pendidikan, kesehatan, lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lain-lain. Berdasarkan pendapat diatas maka siswa SMK yang memiliki peluang besar untuk ikut mengembangkan ekonomi rakyat maupun siswa yang sedang mempersiapkan diri untuk mengisi peluang kerja sebagai pekerja pada dunia usaha dan industri seharusnya memiliki jiwa dan perilaku atau karakteristik kewirausahaan.

Jadi wirausaha pada hakikatnya adalah kemampuan berusaha secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain serta tangguh menghadapi cobaan. Pengusaha adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sumber-sumber ekonomis menjadi sesuatu usaha yang menguntungkan. Wirausahawan adalah seseorang/pencipta kreasi yang tinggi serta memiliki motivasi dalam dirinya untuk menemukan berbagai perubahan setiapsaat yang berpijak pada sikap kemandirian.

 Sikap Wirausaha:

1) Selalu berpikir positif dalam menghadaapi segala hal

2) Berorientasi jauh kedepan, berpikiran maju, dan tidakmudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu

3) Tidak gentar saat melihat pesaing, namun justru bersyukur mempunyai pesaing. Dengan adanya pesaing orang terusdapat ber kembang dan berusahan untuk tetap dapatbe rtahan

4) Selalu ingin tahu, akan membuat orang selalu mencari jalan keluar untuk maju 5) Ingin memberi yang terbaik untuk orang lain 6) Penuh semangat dan berjuang keras hingga menimbulkan pengaruh yang baik untuk sekelilingnya

503

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

 Jiwa, Sikap, dan Prilaku Kewirausahaan :

a) Penuh percaya diri (penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin,bertanggung jawab

b) Memiliki inisiatif (penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif c) Memiliki motif berprestasi (orientasi

pada hasil dan wawasan ke depan d) Memiliki jiwa kepemimpinan (berani

tampil beda, dan dapat dipercaya,dan tangguh dalam bertindak

e) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

 Tujuan Pengembangan Kewirausahaan : 1) Mendorong budaya kompetitif, kreatif, inovatif dankeberanian mengambil risiko

2) Mengembangkan kemampuan warga sekolah dlmmenangkap peluang bagi implementasi program.

3) Menumbuhkan sensivitas warga sekolah dalammemanfaatkan sumber daya utk mendapatkankeuntungan finansial

4) Mengembangkan unit kegiatan kewirausahaan ygefektif, efisien & bermanfaat bagi kemajuan sekolahyg sekaligus memberikan pengalaman belajarkepada siswa.

 Karakteristik Kewirausahaan: 1) Kerja keras dan kerja cerdas 2) Disiplin dan percaya diri 3) Berwatak baik dan luhur 4) Mandiri dan realistis

5) Berpikiran prestatif dan tidak mau menjadi orang yang biasa saja

6) Komitmen yang tinggi dan konsisten 7) Dapat mengendalikan emosi (strong

emotional attachment)

8) Tidak ingkar janji dan tepat waktu 9) Berpikir positif dan bertanggung jawab 10)Memperhitungkan risiko yang akan

terjadi dan tidak gegabah

11)Tahu kebutuhan orang, peka serta intuitif

12)Bisa bekerjasama dengan orang dan disuskai

13)Bisa membangun tim dan bekerja dalam tim

14)Seorang motivator yang hebat untuk diri sendiri dan orang sekitarnya

15)Selalu berpikir ada jalan keluar

16)Mempunyai keinginan berprestasi tinggi serta tidak cepat merasa puas diri 17)Bisa merencanakan, bisa bertindak, dan

mengerjakannya

18)Visioner atau berpandangan jauh ke depan

19)Punya determinasi dan kuat dalam prinsip

20)Punya integritas yang tinggi 21)Total dalam bekerja

 Ciri-ciri wirausahawan: a) Kerja keras b) Percaya diri c) Optimis d) Teguh hati e) Energik

f) Tinggi kebutuhanakan prestasi g) Menerima risiko

h) Ambisius untuk maju i) Menciptakan peluang

j) Cerdasan (intelektual,emosional, spiritual)

k) Pola pikir positif l) Komitmen thdp moral m) Daya saing (kompetitif) n) Profesional

o) Naluri dan intuisi yg tajam p) Kreativitas tinggi

q) Disiplin

r) Memiliki kemampuan menjual  Keterampilan berwirausaha:

1) Keterampilan manajerial (managerial skill)

2) Keterampilan konseptual (conceptual skill)

504

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

3) Keterampilan mengelola SDM (human skill)

4) Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil

5) keputusan (decision making skill) 6) Keterampilan mengelola waktu (time

management skill)

7) Keterampilan teknis (technical skill) A. Model Pemblejaran TSTS

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk mengemukakan pendapat. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dan berwirausaha dengan baik.

Suprijono (2010) mengemukakan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray atau metode dua tinggal dua tamu, merupakan pembelajaran dengan metode yang diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabanya.

Pembagian kelompok Two Stay Two Stray pada siklus I berbeda dengan siklus II. Hal ini bertujuan agar setiap siswa dalam kelompok merasakan pengalaman dalam kerja sama di kelompoknya, yaitu dua siswa yang bertugas bertamu pada siklus I, maka pada siklus II bertugas tetap tinggal dikelompoknya, sedangkan dua siswa yang tinggal di kelompok pada siklus I, maka pada siklus II bertugas bertamu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lie (2007).

Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray (dalam Lie, 2002:61-62) adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi pelajaran 2) Guru menggali pengetahuan siswa tentang

materi kewirausahaan melalui tanya jawab 3) Siswa bekerja sama dalam kelompok

terdiri dari empat orang.

4) Siswa diberi lembar kertas oleh guru dan mengerjakan secara kelompok.

5) Setelah selesai, dua siswa dari masing- masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

6) Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

7) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

8) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

Pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray, guru membagi siswa menjadi kelompok sesuai dengan keinginan siswa agar siswa dapat bekerja sama dalam kelompok untuk melaksanakan diskusi secara maksimal. Pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray terdiri dari:

1. Persiapan

Tahap ini adalah hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa.

2. Presentasi Guru

Tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

505

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

3. Kegiatan Kelompok

Kegiatan ini adalah pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing- masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

4. Formalisasi

Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan- pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model Two Stay Two Stray, yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan

kepada kelompok yang mendapatkan skor rata- rata tertinggi.

B. Aktifitas siswa

Rohani (2004:6) belajar yang berhasil tentu melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun aktifitas psikis. Aktifitas fisik ialah “peserta didik aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif”. Sardiman (2011:95) “Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas”.

Proses belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang berlangsung dengan melibatkan berbagai macam komponen yang saling berinteraksi guna mencapai tujuan. Perlu ditambahkan juga bahwa yang dimaksud aktifitas belajar itu adalah aktifitas yang bersifat fisik/ jasmani maupun mental/rohani.

Suatu aktifitas akan mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku pada individu yang bersangkutan sebagai hasil dari proses belajar, hal ini sama halnya dengan prinsip dari belajar serta pengalamannya yang dimaksudkan yaitu pengalaman yang didapat oleh seorang siswa selama proses belajar. Proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang dalam hal ini, perubahan tingkah laku yang dilakukan dari adanya aktifitas belajar tidak hanya dipengaruhi oleh siswa saja, melainkan juga dipengaruhi oleh beberapa komponen penting lainnya.

Proses belajar mengajar perlu dikembangkan secara aktif baik oleh anak didik (siswa) maupun pendidik (guru) sesuai dengan perannya. Aktifitas siswa hakikatnya adalah keterlibatan mental dan fisik siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Aktifitas belajar seorang siswa dengan siswa yang lain akan berbeda sesuai dengan kemampuan pada diri siswa masing-masing. Sehingga pembentukan kebiasaan-kebiasaan belajar yang aktif perlu mendapatkan perhatian yang serius.

506

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Aktifitas belajar dalam suatu proses belajar mengajar sangatlah tergantung pada peranan guru dan siswa. Peranan guru yaitu memberikan bimbingan serta merencanakan segala kegiatan dalam proses belajar mengajar, sedangkan siswalah yang lebih banyak melakukan aktifitas belajar. Aktifitas belajar antar siswa sangatlah beragam dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan tingkat kemampuan, sehingga seorang guru hendaknya memperhatikan aktifitas belajar pada semua siswa.

Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) macam-macam aktivitas antara lain sebagai berikut:

1) Visual Activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan instruksi.

3) Listening Aktivities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato

4) Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

5) Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, dan peta diagram.

6) Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

7) Mental Activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak cukup hanya mendengar dan mencatat saja. Adapun kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan dari guru, dan lancar dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok.

METODE

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh peneliti dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tindakan tertentu.Karakteristik-karakteristik utama dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dan anggota kelompok sasaran. Proses pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.

Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:246-253) yang menyatakan bahwa terdapat tiga langkah dalam analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi data (Data Reduction) 2. Penyajian Data (Data Display) 3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion

Drawing)

Data yang diperoleh dianalisis sebagai berikut: Penilaian siswa dalam menerapkan pembelajaran model Two Stay Two Stray pada tiap-tiap siklus diperoleh melalui lembar panduan observasi (Arikunto, 2009:245). Data yang terdapat dalam lembar pengamatan dihitung prosentase frekuensi deskriptor yang muncul dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Presentase Keberhasilan = ∑

507

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Tabel 1.1 Persentase Taraf Keberhasilan

Persentase Keberhasilan Keberhasilan Baik Sekali 80 – 100 Baik 60 – 79 Cukup 56 - 65 Kurang 40 - 55 Gagal 30 - 39 (Sumber: Arikunto, 2009: 245)

Model dalam penelitian ini antara lain tertera pada Gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, 2008:16)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk siklus I dapat dikatakan tidak cukup baik karena aktifitas siswa yang masih mencapai 75,5% dengan kategori “Baik”. Karena masih ada beberapa siswa yang masih pasif dan proses belajar mengajar kurang maksimal karena masih banyak siswa yang berbicara sendiri serta membuat kegaduhan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran siklus II sudah mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif dibandingkan siklus sebelumnya dan kelas

menjadi lebih kondusif dengan tidak adanya siswa yang membuat kegaduhan. Siswa juga lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dalam model pembelajaran ini.

Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II sebesar 90,85% hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 15,35%. Hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas pada mata pelajaran kewirausahaan. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa peningkatan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan model Two Stay Two Stray dikatakan berhasil karenak adanya suasana

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 97-107)