• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada Koperasi Kredit Sangosay, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 197-200)

Kosmas Lawa Bagho

Prodi S2 Manajemen Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Ery Tri Djatmika R.W.W Sutrisno

Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Negeri Malang

E-mail: kosmas.lawa@gmail.com; ery.tri.fe@um.ac.id; sutrisno_um@yahoo.com

ABSTRAK: Koperasi Kredit adalah salah satu lembaga pemberdayaan masyarakat akar rumput yang bergerak pada usaha simpan-pinjam untuk meningkatkan wirausaha anggota dalam meraih kesejahteraan. Lembaga ini mengutamakan pemberdayaan martabat anggota yang bersikap mandiri, jujur dan setiakawan. Koperasi Kredit sungguh memberdayakan wirausaha anggota meski di tengah berbagai tantangan seperti pola hidup boros, instan, tidak memiliki ketekunan berusaha serta tidak terbiasa mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran usaha sehingga wirausaha anggota bersangkutan kurang mampu dikembangkan secara optimal. Fokus penelitian ini, bagaimanakah Koperasi Kredit berusaha memberdayakan wirausaha anggotanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengutamakan wawancara mendalam, penelaahan dokumen dan pengamatan pada informan kunci. Informan kunci seperti wakil anggota, wakil pengurus, wakil pengawas, wakil penasihat, general manajer dan wakil manajer cabang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi kredit memberdayakan wirausaha anggota melalui pendekatan (1) pelatihan, pendampingan dan konsultasi; (2) sharing pengalaman wirausaha sukses dalam berbagai forum pertemuan anggota; (3) kunjungan pada tempat wirausaha sukses dan (4) ikut pameran usaha.

Kata kunci: koperasi kredit, pemberdayaan, wirausaha anggota

Koperasi kredit merupakan salah satu wadah pemberdayaan masyarakat akar rumput yang bergerak pada usaha simpan pinjam untuk meningkatkan wirausaha anggota dalam meraih kesejahteraan. Koperasi di Indonesia ada beberapa jenis. Ada koperasi konsumen, koperasi produksi, koperasi serba usaha dan koperasi simpan-pinjam. Koperasi kredit bagian dari koperasi simpan pinjam. Koperasi produksi menghasilkan produk dan barang secara bersama. Koperasi serba usaha terdiri atas jenis usaha berbeda dalam melayani anggota. Koperasi simpan pinjam, fungsi dan peran menghimpun dana dan mengeluarkan dana dari oleh dan untuk anggota melalui kegiatan usaha simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam dapat dijadikan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi (Kasmir, 2010:46; Tere, 2014:1).

Undang-Undang Koperasi Nomor 12 Tahun 1992 merumuskan koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan berasas kekeluargaan (Hendrajogi, 2012: 27-28; 342). Sementara itu, Induk Koperasi Kredit (2003:1) merumuskan koperasi kredit sebagai berikut:

Badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam satu ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk

menabungkan uang mereka

sehingga menciptakan modal

bersama guna dipinjamkan diantara sesama mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

600 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

ISBN :

Koperasi Kredit Sangosay

berkedudukan di Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Koperasi kredit ini dibentuk pada tanggal 6 Juni 1977 yang beranggotakan 21 orang dan modal awal Rp35.000 dengan nama KST Yasukda. Bulan Juli 1979, KST Yasukda berubah nama menjadi KST Sangosay dan tanggal 28 Mei 1983 yang juga dipatenkan menjadi hari lahirnya berubah nama lagi menjadi KST Sangosay dan dalam AD/ART mencantum nama resmi Koperasi Kredit Sangosay. Kata Sangosay berasal dari dua kata bahasa daerah Bajawa. “Sango” artinya semoga semua dan “Sai” artinya sampai ke tujuan. Sangosai atau Sangosay artinya berjuang sampai cita-cita tercapai atau berjuang sampai semua orang berhasil mencapai tujuan hidup sejahtera (Lenga dalam

Jawa, et al., 2011: 95-96).

Koperasi kredit memiliki salah satu misi utamanya memberdayakan wirausaha anggota dalam upaya mencapai kesejahteraan dan lembaga bersangkutan dapat bertumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Konsep pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” artinya ‘pemberikuasaan” yang dapat diartikan sebagai pemberian atau peningkatan kekuasaan kepada masyarakat agar lebih berdaya (Huraerah dalam Hidayah, 2013:17). Pemberdayaan masyarakat koperasi memiliki tiga sisi yakni penyadaran, pembangunan kapasitas dan pendayaan. Tahap

penyadaran, target masyarakat diberi

pemahaman tentang hak-haknya yang harus dimiliki. Sisi peningkatan kapasitas terdiri atas tiga jenis yaitu manusia, organisasi dan sistem nilai dan sisi pendayaan adalah memberikan daya, kekuasaan, otoritas atau pun peluang

(Wrihatnolo; Dwidjowijoto dalam Barombo, et

al., 2012: 11)

Wirausaha anggota koperasi adalah orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan dalam inovasi atau strategi pengembangan usahanya demi meraih

kesejahteraan dan koperasi memiliki

keunggulan kooperatif untuk berkembang secara berkelanjutan (Limbong, 2010: 270-

271). Sementara Meredith, et al., dalam

Hutasuhut (2001:7) merumuskan wirausaha koperasi merupakan orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan- kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber- sumber daya yang dibutuhkan untuk

mengambil keuntungan darinya dan

mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Lebih lanjut Meredith memberikan ciri unik wirausha anggota koperasi adalah (1) mempunyai kepercayaan diri yang kuat pada diri sendiri; (2) berorientasi pada tugas dan hasil; (3) keberanian mengambil resiko dan keputusan; (4) jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi masukan; (5) berjiwa inovatif, kreatif dan tekun dan (6) berorientasi masa depan.

Koperasi kredit memberdayakan

wirausaha anggota di tengah berbagai tantangan seperti pola hidup boros, instan, tidak memiliki ketekunan berusaha serta tidak terbiasa mencatat setiap penerimaan dan

pengeluaran usaha. Dengan demikian

wirausaha anggota bersangkutan kurang mampu dikembangkan secara optimal.

H

ETODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus. Artinya menggunakan analisis semata- mata untuk mengungkapkan suatu pertanda dan keadaan sebagaimana adanya (Supardi, 2005:27). Menurut Creswell (2015:137-138) memberikan ciri khas studi kasus yakni pertama, indentifikasi kasus untuk suatu studi; kedua, kasus tersebut merupakan sebuah sistem yang terikat oleh waktu dan tempat; ketiga, studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci

601 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

ISBN : dan mendalam tentang respon dari suatu

peristiwa; keempat, menggunakan pendekatan

studi kasus, peneliti akan menghabiskan waktu dalam menggambarkan konteks unutk suatu kasus. Jenis penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang bisa diamati (Moleong, 2014: 4). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif juga mempertimbangkan metode pengambilan data yang membutuhkan pengamatan mendalam melalui wawancara intensif, penelaahan dokumen dan observasi.

Pendalaman informasi dalam penelitian menggunakan tiga sumber : (1) informan kunci terdiri atas pengurus, pengawas, penasihat, general manajer, manajer cabang dan anggota. Penggalian informasi berkaitan dengan alasan membentuk dan mengembangkan koperasi kredit serta peran koperasi kredit dalam

memberdayakan anggota, (2) data

dokumentasi berhubungan dengan produk dan layanan, laporan keuangan koperasi kredit dan usaha pemberdayaan wirausaha anggota, (3) pengamatan berkaitan dengan kegiatan pelayanan pinjaman produktif, pendampingan (pelatihan) usaha-usaha anggota. Triangulasi sumber dilakukan dengan meneliti perolehan informasi yang berasal dari informan, dokumentasi dan observasi.

H

ASIL &PEMBAHASAN Hasil

Pemberdayaan wirausaha anggota saat ini sudah mulai menjadi prioritas kegiatan setiap koperasi kredit. Koperasi kredit agar bisa bertumbuh, berkembang dan berkelanjutan, salah satu medianya adalah pemberdayaan wirausaha angggotanya. Demikian juga dengan Koperasi Kredit Sangosay. Koperasi Kredit Sangosay memperoleh badan hukum dari pemerintah tanggal 18 Juni 1988 dengan Nomor 516/BH/XIV dan dikukuhkan lagi tanggal 10

April 1997 Nomor 13/PAD/KWK.24/IV/1997 dan menjadi primer tingkat provinsi tanggal 25

September 2008 Nomor

02/PAD/BH/XXIX/IX/2008.

Dalam seluruh kiprah perjuangan dan pengelolaan sejak awal pembentukannya, Koperasi Kredit berusaha memberdayakan wirausaha anggota. Dalam sesi wawancara mendalam dengan wakil anggota, Theresia Ngewi (TN) menyatakan, “Saya menjadi anggota Koperasi Kredit Sangosay sejak tahun 1981. Saya menjadi anggota karena saya percaya, koperasi kredit ini dapat menjawab persoalan-persoalan dan kebutuhan saya bersama keluarga. Koperasi kredit melatih saya untuk hidup hemat, tidak boros dan berkorban serta bekerja keras utnuk memperoleh sesuatu dalam meraih tingkat hidup yang lebih baik. Saya bangga bahwa melalui koperasi kredit ini: anak-anak saya bisa sekolah sampai perguruan tinggi; saya bisa membangun rumah yang layak dan buka usaha bengkel yang diteruskan anak- anak”. (TN, 6).

Salah seorang anggota muda, Rudolf A. Wogo (RAW) dalam wawancara juga

menegaskan bahwa beliau awalnya

wirausahawan dan berterima kasih kepada koperasi kredit yang telah memberdayakan dan mengembangkan usahanya dengan omset Rp50 juta per bulan dan aset mencapai 800 juta rupiah saat ini. Beliau pun berujar, “Saya menjadi anggota koperasi kredit ini tahun 2010. Saya menjadi anggota karena saya simpan dan tarik uang gampang; pelayanannya mudah, cepat terutama pelayanan pinjaman unutk usaha apalagi saya sebagai wirausahawan maunya cepat mendapatkan dana segar untuk peningkatan usaha yang sudah ada. Koperasi kredit meneguhkan motivasi usaha saya. Bersama koperasi kredit, saya berani mengembangkan usaha seperti foto copy, studio

foto, shouting dan editing video, usaha cetak

mencetak (undangan dan spanduk), tempat kafe dan rumah makan. Usaha saya makin lancar, saya pinjam modal dari koperasi kredit, angsur

602

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

ISBN : lancar ke koperasi kredit dan meningkatkan pendapatan koperasi kredit. Dengan demikian, secara tidak langsung, saya mengembangkan koperasi kredit dan membantu sesama anggota yang lain. Saya juga merasa bangga dan memiliki koperasi kredit ini sehingga saya tidak akan pernah meninggalkannya sampai kapan pun. Keluarga saya dan karyawan semuanya menjadi anggota” (RAW, 7).

Wawancara anggota di atas

menunjukkan secara jelas bahwa koperasi kredit memang sudah memiliki niat untuk membantu

anggotanya mengembangkan usaha-usaha

produktif. Hal ini ditegaskan pula pengurus, Philipus Lusi (PL). Dalam wawancara, beliau menuturkan, “Koperasi kredit kami dibentuk awalnya tahun 1977 dan resminya tanggal 28 Mei 1983. Kami tidak memiliki impian yang muluk-muluk pada waktu awal. Alasan kami membentuk koperasi kredit ini: pertama, membantu meringankan beban para guru dan pegawai di lingkungan YASUKDA (Yayasan Persekolahan Katolik Ngada) yang mengalami kesulitan biaya anak sekolah, biaya rumah sakit dan terlilit utang. Kedua, saling membantu pada lingkungan kecil. Ketiga, membebaskan anggota dari rentenir dan keempat, membantu anggota membuka usaha produktif” (PL, 1).

Hal yang hampir senada namun disampaikan dengan bahasa yang berbeda oleh pengawas, Wenslaus Naru (WN), “Terima kasih pak Kosmas. Memang saat ini, saya dipercayakan anggota sebagai pengawas, ia semacam dokter koperasi kredit. Namun saya ikut koperasi kredit ini sejak awal dengan besaran simpanan wajib masih Rp100. Saya melihat proses pembentuk koperasi kredit untuk mengatasi berbagai persoalan rumah tangga para guru dan pegawai Yayasan. Dalam perjalanan selanjutnya, koperasi kredit ini juga menyiapkan dana pinjaman agar anggota bisa berwirausaha atau mengembangkan usaha produktif. Sebagai anggota, saya setia menyetor simpanan, mengikuti pertemuan dan pendidikan

koperasi serta meminjam dan

mengembalikannya secara teratur. Sebagai pengawas, saya melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan dan pemeriksaan lengkap setiap tiga bulan. Pemeriksaan lengkap mencakup lima (5) aspek yakni hukum, organisasi, keuangan, permodalan dan manajemen. Berdasarkan pemeriksaan itu, Koperasi Kredit Sangosay sehat sehingga memperoleh citra positif bagi anggota dan masyarakat. Pertumbuhan anggota dan aset cukup signifikan” (WN 2).

Dari berbagai wawancara di atas menunjukkan bahwa memang koperasi kredit sejak pembentukannya, sudah mengarahkan dirinya untuk memberdayakan wirausaha anggota. Koperasi kredit menyadari bahwa anggota mau sejahtera hendaknya melakukan pinjaman lebih mengarahkan pada usaha-usaha produktif ketimbang konsumtif.

Walau pun demikian, ada banyak tantangan yang dialami koperasi kredit dalam upaya memberdayakan wirausaha anggota. Hal ini dikemukakan secara jelas oleh pengurus, Philipus Lusi (PL). Beliau berujar, “Tantangan yang kami hadapi adalah prosentasi pinjaman usaha produktif belum optimal sebab anggota masih lebih ke pinjaman pendidikan dan kesejahteraan, pendampingan dari koperasi kredit kurang optimal juga ditambah lagi pemahaman berwirausaha baik pengurus maupun anggota masih rendah serta perilaku kurang konsisten terhadap usaha dan pembukuan usaha masih campur dengan pembukuan rumah tangga bahkan sebagian anggota yang berusaha belum ada catatan sama sekali. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk mengatasinya (PL, 1). Wawancara ini menyebutkan secara jelas,

faktor-faktor yang mempengaruhi

pemberdayaan wirausaha anggota. Data yang ditampilkan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan jumlah pinjaman dan peminjam produktif selalu lebih kecil dari pinjaman untuk kesejahteraan.

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 2 (Halaman 197-200)