• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN

B. Keanekaragaman Hayati

1. Air Tanah

1.2. Kualitas Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta

Kualitas air tanah meliputi parameter fisik, kimia, dan biologi (mikrobiologi). Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

1.2.1. Kualitas Fisik Air Tanah

Gambaran kualitas fisik air tanah di Provinsi DKI Jakarta yang meliputi TDS dan kekeruhan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

TABEL : II.10.

KISARAN KUALITAS FISIK AIR TANAH DI PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2009

WILAYAH TDS (mg/L) KEKERUHAN (skala NTU)

JULI OKTOBER JULI OKTOBER

Jakarta Selatan 43.70 - 4.00 68.00 - 243.00 0 - 1.00 1.00 - 17.00 Jakarta Timur 59.20 - 1.029 65.30 - 958.00 1.00 - 109 1.00 - 115.00 Jakarta Pusat 114 - 820 123 - 1008 1.00 - 2.00 0.00 - 2.00 Jakarta Barat 190.10 - 1,166 186.70 - 1,046 0.50 - 9.50 1.00 - 20.00 Jakarta Utara 92.80 - 1.383 190.20 - 1.216 1.00 - 69.50 1.00 - 92.50

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2009 Keterangan : BM TDS =1500 mg/L

BM Kekeruhan = 25 mg/L

Dari Tabel : II.10 menunjukkan bahwa untuk parameter Total Padatan Terlarut (TDS) di lima wilayah masih memenuhi baku mutu. Rentang tertinggi dicapai oleh titik pemantauan di Wilayah Jakarta Utara pada pemantauan bulan Juli yaitu 2.570 mg/L pada titik 501 (Kelurahan Rorotan, Kec. Cilincing).

Untuk parameter Kekeruhan air sumur di DKI Jakarta umumnya masih dalam kondisi baik, namun untuk wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara dibeberapa titik baik pada pemantauan bulan Juli maupun pemantauan bulan Oktober telah melebihi baku mutu. Konsentrasi tertinggi berada di Wilayah Jakarta Timur yaitu pada titik 402 yang berada di Kelurahan Cakung Barat.

Prosentase besarnya parameter fisik yang melebihi baku mutu pada masing-masing wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL : II.11.

PERSENTASE PARAMETER FISIK AIR TANAH YANG MELEBIHI BAKU MUTU, TAHUN 2009

WILAYAH TDS (mg/L) KEKERUHAN (skala NTU)

JULI OKTOBER JULI OKTOBER

Jakarta Selatan - - - -

Jakarta Timur 3 (18%) - 1(6%) -

Jakarta Pusat - - - -

Jakarta Barat - - - -

Jakarta Utara 1 (7%) - 1 (7%) -

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2009 Keterangan :

Tabel : II.11 tersebut di atas memberikan informasi bahwa kualitas fisik khususnya parameter TDS

dan kekeruhan di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur lebih buruk dibandingkan dengan wilayah lain yang cenderung masih relatif bagus kualitasnya.

1.2.2. Kualitas Kimia Air Tanah

Kisaran kadar kimia an organik seperti Fe, Mn, Cl, F, CaCO3 dan Organik air tanah di wilayah DKI Jakarta memberikan hasil yang bervariasi. (Tabel : II.12).

TABEL : II.12.

KISARAN KADAR KIMIA ORGANIK/ANORGANIK AIR TANAH, 2009 WILAYAH

PARAMETER KADAR KIMIA

ORGANIK (mg/L) Fe Mn F Cl pH Jakarta Selatan * - 0.20 0.02 - 0.77 0.01 - 0.35 19.22 - 144.18 4.55 - 7.65 0.69 - 6.51 Jakarta Timur 0.01 - 8.35 0.02 - 4.55 0.03 - 0.39 19.22 – 336.42 4.90 - 7.78 1.13 - 17.77 Jakarta Pusat 0.00 - 11.00 0.00 - 6.39 0.00 - 1.00 43.00 - 422.39 7.00 - 8.11 3.00 - 11.00 Jakarta Barat * - 2.29 0.01 - 1.95 * - 0.80 43.25 - 442.15 5.70 - 7.84 0.91 - 18.85 Jakarta Utara 0.05 - 1.97 0.02 - 2.99 0.04 - 0.81 9.61 - 836.24 6.50 - 8.07 2.11 - 22.35

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2009

Keterangan : (1) Fe = Besi, Mn = Mangan, F = Fluorida, Cl = Chlorida

(2) Baku Mutu : Fe = 1.00 mg/L; Mn = 0.50 mg/L; F = 1.50 mg/L; Cl = 600.00 mg/L; pH = 6.5 – 9.0, Organik = 10.00 mg/L (3) * = tidak terdeteksi

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar kimia Anorganik seperti Besi dan Mangan sebagian besar kisaran maksimumnya sudah termasuk tinggi dan telah melebihi baku mutu. Sedangkan kisaran minimum kandungan Besi dan Mangan tidak terdeteksi. Kisaran maksimum tertinggi untuk parameter Besi dan Mangan adalah pada titik 103 (Kelurahan Kwitang) dan 102 (Kelurahan Cikini). Parameter lain seperti Fluorida secara umum di setiap wilayah belum melampaui baku mutu. Sedangkan untuk parameter Chlorida wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara terdapat beberapa titik yang konsentrasi Cl-nya sangat tinggi.

Adapun untuk lebih jelasnya mengenai kandungan unsur tersebut di atas dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

 Besi

Parameter ini menunjukkan besarnya kandungan Besi di dalam air tanah di sekitar lokasi pengambilan sampel. Berdasarkan hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasinya di beberapa wilayah kota Administrasi telah melebihi baku mutu kecuali di wilayah Jakarta Selatan pada semua titik pantau konsentrasinya masih memenuhi baku mutu. Tingginya kandungan Fe dalam air tanah disebabkan karena adanya persenyawaan Besi dalam lapisan tanah yang terkikis oleh air saat aliran air melewatinya, konsentrasinya yang melebihi baku mutu bila dikonsumsi akan membahayakan kesehatan.

 Mangan

Kandungan parameter Mangan pada air tanah dengan konsentrasi > 0.5 mg/L dapat menyebabkan rasa pahit pada minuman dan meninggalkan noda kecoklat-coklatan pada pakaian. Pada lima Wilayah Administrasi Kota seluruhnya ada titik pantau yang konsentrasinya telah melebihi baku mutu, hal ini menunjukkan bahwa di titik-titik tersebut air tanahnya sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

 Fluorida

Kandungan Fluorida dalam jumlah kecil dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap penyakit caries gigi yang paling efektif tanpa merusak kesehatan. Konsentrasi F > 1.5 mg/L dapat menyebabkan ”fluoroisis” pada gigi yaitu terbentuknya noda-noda coklat yang tidak mudah hilang pada gigi. Secara umum konsentrasi Fluorida di wilayah DKI Jakarta masih memenuhi baku mutu yang diperbolehkan.

 Khlorida

Dalam jumlah kecil Khlorida ini dibutuhkan untuk desinfektan. Apabila berikatan dengan ion dapat menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air. Kandungan Khlorida pada air tanah pada umumnya belum melampaui baku mutu Khlor. Tetapi di wilayah Kotamadya Jakarta Utara pada titik 513 (Kelurahan Pademangan) konsentrasi Khlornya mencapai 836.24 mg/L. Sedangkan pada wilayah lainnya tidak ada titik pantau yang konsentrasi Khloridanya telah melebihi baku mutu. Kandungan Khlorida dalam air tanah bisa disebabkan oleh intrusi air laut.  Kadar Kimia Organik

Kandungan Organik menimbulkan rasa bau yang tidak sedap dan dapat menyebabkan sakit perut serta menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa logam. Kecuali wilayah Jakarta Selatan pada wilayah lainnya ada titik pantau yang konsentrasi kimia Organiknya telah melebihi baku mutu. kisaran tertinggi terdapat di wilayah Jakarta Utara yaitu berkisar 2.11 -22.35 mg/L.

1.2.3. Kualitas Biologi Air Tanah

Kualitas secara biologi air tanah meliputi parameter bakteri Coliform dan Fecal coli. Pada sebagian besar lokasi pemantauan (sumur) parameter tersebut telah melebihi baku mutu. Konsentrasi Coliform berkisar antara <1.8 – 79.000.000 ind/100 mL, sedangkan untuk parameter Fecal coli berkisar antara <1.8 – 14.000.000 ind/100 mL, dimana baku mutu untuk parameter Total Coliform sebesar 50 ind/100 mL. Tingginya konsentrasi bakteri disebabkan oleh rembesan limbah domestik septik tank. Oleh sebab itu jarak antara septik tank dengan sumur sangat mempengaruhi kondisi tersebut. Jarak antara septic tank dengan sumur yang dipersyaratkan adalah minimal 10 meter. Selain itu kondisi septic tank juga sangat berpengaruh terutama untuk septic tank yang masih menggunakan teknologi konvensional dimana air kotor di resapkan ke dalam tanah. Untuk itu perlu menjaga kondisi septic tank agar kedap air sehingga air kotor tidak merembes ke dalam tanah.