Unless I heard it incorrectly, …
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. HASIL TEMUAN
3. Kualitas Terjemahan Bentuk Mitigasi pada Tindak Tutur Memerintah (Commanding) dalam Dua Seri Novel Harry Potter
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil penilaian kualitas keakuratan (accuracy) dan keberterimaan (acceptability) terjemahan bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah (commanding) dalam dua seri novel Harry Potter. Dari total 155 bentuk atau perangkat penghalusan yang peneliti temukan dalam 108 buah data tindak tutur memerintah baik langsung, tak langsung deklaratif, maupun tak langsung interogatif, hasil akhir penilaian tersebut dapat peneliti gambarkan pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Kualitas Terjemahan Bentuk Mitigasi pada Tindak Tutur Memerintah Bentuk / Perangkat
-Mitigating Hedge 23 7 3 22 11
Identity Marker 39 5 - 31 13
-Penilaian terhadap dua aspek kualitas terjemahan ini dilakukan oleh masing-masing 3 rater yang telah peneliti pilih untuk menilai tiap aspek penilaian tersebut.
Secara umum, fokus penilaian dititikberatkan pada 108 buah tindak tutur memerintah yang diperhalus dengan menggunakan 155 perangkat mitigasi yang diterapkan baik secara tunggal maupun kombinasi. Evaluasi hasil penilaian dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengakumulasikan hasil penilaian yang diberikan oleh masing-masing rater pada bentuk penghalusan yang diterapkan dalam masing-masing-masing-masing wujud tindak tutur memerintah. Penilaian kualitas terjemahan dalam kajian ini hanya melibatkan dua aspek saja yakni keakuratan dan keberterimaan. Aspek keterbacaan tidak peneliti libatkan karena pengalihan pesan lebih menitikberatkan pada kesesuaian unsur sosio-kultural sistem penghalusan dalam tata kesantunan pada masing-masing wujud bahasa, BSu maupun BSa.
a. Keakuratan
Aspek penilaian pertama yang peniliti kaji ialah kekauratan. Dalam penilaian ini, peneliti menggunakan skala penilaian sebagaimana dikemukakan oleh Nababa, dkk (2012) yakni: akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Mangacu pada skala penilaian tersebut, peneliti mambagi hasil penilaian yang dirumuskan oleh para rater ke dalam tiga kelompok: (1) terjemahan akurat dengan kisaran skor rata-rata 2, 6 sampai dengan 3, (2) terjemahan kurang akurat dengan kisaran skor rata-rata 1, 6 sampai dengan 2, 5, dan (3) terjemahan tidak akurat dengan skor rata-rata 1, 0 sampai dengan 1, 5. Berikut rinciannya.
(1) Terjemahan Akurat
Sebuah terjemahan dikatakan akurat apabila pesan terjemahan dalam BSu dialihkan dengan tepat ke dalam BSa, tidak ada penyimpangan / distorsi makna yang terjadi. Dari rumusan evaluasi hasil penilaian terjemahan yang peneliti kaji, 128 buah data atau 82, 6% tergolong ke dalam kategori terjemahan yang akurat. Berikut beberapa contoh datanya.
TTMTLD-6/HPSS/16/38-HPBB/16/68 BSu
“I demand that you leave at once, sir!”
BSa
“Saya meminta Anda segera pergi, Sir!”
Terjemahan pada data TTMTLD-06 di atas merupakan terjemahan yang akurat. Kombinasi performatif dengan sapaan dalam “I demand that you leave at once, sir!” diterjemahkan secara akurat ke dalam BSa menjadi “Saya meminta Anda segera pergi, Sir!” dengan makna serta pesan ‘suruh’ yang sama tanpa terjadinya distorsi makna. Semua rater dalam penilaian aspek kualitas ini menilai terjemahan di atas sebagai terjemahan yang akurat.
TTML-13/HPSS/28/88-HPBB/28/139 BSu
“Please leave your luggage on the train, it will be taken to the school separately.”
BSa
“Silakan meninggalkan barang-barang Anda di kereta. Barang-barang tersebut akan di bawa ke sekolah secara terpisah.”
Hal yang sama berlaku pada data TTML-13. Adverbia penghalus ‘please’
yang digunakan sebagai penghalus tunggal pada tindak tutur memerintah langsung
“Please leave your luggage on the train” diterjemahkan secara akurat dalam wujud serta pesan penghalusan yang sama ke dalam BSa menjadi ‘Silakan’ sebagaimana terlihat dalam “Silakan meninggalkan barang-barang Anda di kereta.” Ketiga rater dalam aspek penilaian ini memberi nilai 3 pada contoh data ini sebagai terjemahan yang akurat. Contoh data berikut pun dinilai sebagai terjemahan yang akurat.
TTMTLD-25/HPPA/69/20-TTMTLD-25/HPPA/69/33 BSu
“I need you to sign the permission form,” said Harry in a rush.
BSa
“Formulirnya perlu ditandatangani Paman,” kata Harry terburu-buru.
Meski diterjemahkan dalam bentuk mitigasi yang berbeda, terjemahan bentuk immediacy (penyertaan) yang diaktualisasikan dalam pola para-performatif “I need you to sign the permission form” menjadi strategi ketaklangsungan berkonstruksi pasif “Formulirnya perlu ditandatangani Paman” dinilai tidak mempengaruhi keakuratan pesan yang hendak disampaikan. Semua rater pun memberi nilai 3 pada terjemahan ini.
(2) Terjemahan Kurang Akurat
Sebuah terjemahan dikatakan kurang akurat apabila sebagian besar makna kata, istilah, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke bahasa sasaran. Namun, masih banyak terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan (Nababan dkk, 2012). Dalam kajian ini, 24 data atau sekitar 15, 5%
dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat. Berikut peneliti sajikan beberapa buah contohnya.
TTMTLD-32/HPPA/94/114-HPTA/94/147 BSu
“If yeh wan’ ter come a bit nerarer – “ BSa
“kalian maju sedikit…”
Bentuk pengandaian semu “if you wan’ ter come a bit nearer’ dalam BSu dipadatkan ketika diterjemahkan ke dalam BSa menjadi “kalian maju sedikit”.
Pemadatan ini jelas mempengaruhi keutuhan pesan yang hendak disampaikan dalam BSu dan secara tak langsung mempengaruhi tingkat keakuratannya. Dua rater memberi nilai 2, sementara seorang lainnya hanya memberi nilai 1 sehingga skor rata-rata penilaian ialah 1, 67. Dengan demikian, terjemahan ini dikategorikan sebagai terjemahan yang kurang akurat. Agar membuat pesan tersampaikan dengan
baik, masing-masing rater mengusulkan solusi yang kurang lebih sama yakni dengan menerjemahkan bentuk pengandaian tersebut secara literal dan menambahkan partikel –lah setelah verba imperatif ‘maju’ dalam terjemahannya menjadi “Kalau kalian mau, majulah sedikit” atau menerjemahkannya menjadi adverbia penghalus
‘tolong’ menjadi ‘Tolong, maju sedikit”. Contoh lain dari terjamahan kurang akurat ini dapat kita cermati pada contoh berikut.
TTMTLD-36/HPPA/101/130-HPTA/101/166 BSu
“Right then,” said Professor Lupin, when everyone was ready.
“If you’d follow me.”
BSa
“Baiklah,” kata Profesor Lupin, ketika semua sudah siap,
“Ayo, ikut aku.”
Kasus yang hampir sama terjadi pada data di atas. Pergeseran bentuk pengandaian semu “If you would” yang notabene merupakan sebuah perangkat penghalus leksikal (lexical device) dalam “If you’d follow me” pada BSu, diterjemahkan menjadi sebuah penyangat ‘ayo’ dalam “Ayo, ikut aku”. Pergeseran terjemahan ini jelas mempengaruhi kualitas keakuratan pesan karena pesan penghalusan yang semula terkandung dalam BSu bergeser menjadi penguatan. Meski demikian, hal ini tak serta merta membuat hasil terjemahan menjadi sama sekali tidak akurat karena ungkapan ‘Right then’ dalam BSu atau ‘Baiklah’ dalam BSa masih menandakan upaya ketaklangsungan. Selain itu, penerjemahan bentuk pengandaian
‘If you would’ tersebut menjadi sebuah penyangat (interjeksi) ‘Ayo’ tidak terlalu meleset dari konteks situasi yang ada karena masih menyiratkan ‘ajakan’. Oleh karena itu, dua rater cukup memberi nilai 2, sementara seorang rater lainnya memberikan nilai 3 sehingga skor rata-rata yang di dapat ialah 2, 33 yang masih mengkategorikan terjemahan tersebut sebagai terjemahan yang kurang akurat.
Sebagai pemecahan permasalahannya, agar pesan terjemahan dapat tersampaikan dengan baik, ketiga rater menyarankan agar penyangat ‘Ayo’ diubah saja menjadi
‘Mari’ yang tak hanya merepresentasi ilokusi impositifnya tetapi juga penghalusannya.
(3) Terjemahan Tidak Akurat
Terjemahan tidak akurat mengacu pada tidak akuratnya makna kata, istilah, frasa, klausa, kalimat, atau teks BSu ketika diterjemahkan ke dalam BSa atau dihilangkan. Peneliti menemukan 3 buah data atau sekitar 1, 9% terjemahan tidak akurat. Berikut salah satu contohnya.
TTML-33/HPPA/106/134-HPTA/106/170 BSu
“We will practice the charm without wands first. After me, please… riddikulus!!”
BSa
“Kita akan berlatih mantra ini tanpa tongkat dulu. Tirukan aku…. riddikulus!”
Dihilangkannya adverbia penghalus ‘please’ dalam wujud tindak tutur memerintah langsung “After me, please…. riddikulus!” menjadi “Tirukan aku….
riddikulus!” dalam BSa, sedikit banyak mempengaruhi keutuhan pesan penghalusan yang hendak disampaikan dalam BSu. Meski ilokusi impositif ‘perintah’ masih tersampaikan, penghilangan perangkat penghalus tersebut berdampak besar pada kekurangakuratan pesan yang hendak disampaikan. Seorang rater memberikan nilai 2, sementara dua orang rater lainnya hanya memberikan nilai 1 sehingga skor rata-rata yang didapat data terjemahan ini ialah 1, 33. Dengan demikian, terjemahan ini masuk dalam kategori terjemahan yang tidak akurat. Semua rater mamberikan alternatif terjemahan yang senada yakni cukup dengan tetap menerjemahkan adverbia penghalus ‘please’ menjadi ‘silakan’ serta menempatkannya di awal tuturan menjadi
“Silakan tirukan aku… riddikulus!!” sehingga pesan penghalusan tetap tersampaikan dengan baik.
b. Keberterimaan
Aspek penilaian lain yang peneliti kaji dalam menentukan kualitas terjemahan bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah ini ialah keberterimaan. Sama halnya dengan keakuratan, hasil penilaian dari setiap rater dalam aspek ini pun dikelompokan ke dalam tiga tingkatan hasil terjemahan dengan rerata skor masing-masing: (1) Berterima, dengan rata-rata skor 2, 6 sampai dengan 3 (2) Kurang Berterima, dengan rata-rata skor 1, 6 sampai dengan 2, 5 (3) Tidak Berterima, dengan rata-rata skor 1 sampai dengan 1, 5. Berikut paparannya.
(1) Terjemahan Berterima
Sebuah hasil terjemahan dikatakan berterima apabila memenuhi beberapa kriteria, yakni: terjemahan terasa alamiah, istilah teknis yang digunakan lazim dan akrab bagi si pembaca, dan frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah BSa (Nababan dkk, 2012). Dalam kajian ini, dari rata-rata hasil penilaian setiap rater, 121 buah data atau sekitar 78, 1% dikategorikan sebagai terjemahan yang berterima. Berikut beberapa buah contohnya.
TTMTLD-11/HPSS/36/142-HPBB/36/223 BSu
“I’m very disappointed in you. If you’re not hurt at all, you’d better get off to Gryffindor tower. Students are finishing the feast in their houses.”
BSa
“Aku kecewa sekali padamu. Kalau kau tidak terluka sama sekali, sebaiknya kau kembali ke Menara Gruffindor. Anak-anak sedang menyelesaikan pesta mereka di
asrama masing-masing.”
Terjemahan dua bentuk penghalus leksikal berupa disclaimer (kesangsian/penyangkalan) “If you’re not hurt at all” dan hedging modal verb (kata kerja bantu penghalus) ‘had better’ dalam wujud tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif “If you’re not hurt at all, you’d better get off to Gryffindor tower” menjadi “Kalau kau tidak terluka sama sekali, sebaiknya kau kembali ke Menara Gryffindor” dinilai sebagai terjemahan yang berterima oleh ketiga rater
aspek penilaian ini. Selain pesan penghalusan tersampaikan dengan baik, bentuk terjemahan ini pun dianggap telah sesuai dengan kelaziman dan kaidah dalam BSa.
Contoh lain dapat kita cermati pada contoh data berikut.
TTML-32/HPPA/105/132-HPTA/105/168 BSu
“Inside, please,”
BSa
“Silakan masuk,”
Bentuk penghalus ‘please’ dalam tindak tutur memerintah sederhana “Inside, please” dalam BSu, diterjemahkan sesuai dengan tata kelaziman dan kaidah BSa menjadi “Silakan masuk”. Selain pesan penghalusan tersampaikan dengan akurat, terjemahan tersebut pun terasa alamiah. Hal serupa dapat kita lihat pada contoh terakhir berikut ini.
TTMTLI-11/HPPA/88/104-HPTA/88/135 BSu
“…. . Oh, and dear” – she caught Neville by the arms as he made to stand up –
“after you’ve broken your first cup, would you be so kind as to select one of the blue patterened ones? I’m rather attached to pink.”
BSa
“…. . Oh, dan kau, Nak…,” dia menangkap lengan Neville ketika Neville bangun,
“setelah memecahkan cangkir pertamamu, maukah kau memilih yang motifnya biru? Aku suka sekaali yang merah jambu.”
Begitu pula dengan terjemahan tiga buah perangkat mitigasi pada wujud tindak tutur memerintah tak langsung interogatif di atas, ketiga rater dalam aspek ini menganggap wujud tuturan tersebut telah sesuai dengan kealamiahan, kelaziman, serta kaidah BSa dan memberinya nilai 3. Dengan demikian, terjemahan ini pun peneliti kategorikan sebagai terjemahan yang berterima.
(2) Terjemahan Kurang Berterima
Sebuah hasil terjemahan dianggap kurang berterima apabila secara umum hasil terjemahan sudah terasa alamiah namun masih terdapat sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau tata gramatika BSa. Dari 155 buah data bentuk penghalusan yang diterapkan pada total 108 buah tindak tutur memerintah, 34 data atau sekitar 21, 9% dikategorikan sebagai terjemahan yang kurang berterima.
TTMTLI-03/HPSS/03/11-HPBB/03/24 BSu
“Couldn’t make us a cup of tea, could yeh? It’s not been an easy journey…”
BSa
“Bisa bikinin teh, kan?” Tidak gampang datang ke sini…”
Meski pesan penghalusan tersampaikan dengan baik, terjemahan di atas termasuk ke dalam kategori terjemahan kurang berterima. Diterjemahkannya kata
‘make’ menjadi ‘bikinin’ dianggap kurang sesuai dengan kaidah BSa karena kata
‘bikinin’ merupakan kata yang tidak baku digunakan dalam BSa. Terjemahan tersebut berdampak pada tuturan secara umum sehingga ketiga rater menilai terjemahan ini sebagai terjemahan yang kurang berterima. Dua orang rater memberikan nilai 2, sementara satu orang rater lainnya memberikan nilai 1 sehingga skor rata-rata penilaian terjemahan ini ialah 1, 67. Satu dari tiga rater itu menyarankan bahwa sebaiknya kata ‘bikinin’ tersebut diganti dengan kata yang lebih baku, misalnya
‘buatkan’.
TTMTLD-44/HPPA/129/216-HPTA/129/280 BSu
“You’d better take that cat out of here, Hermione,”
BSa
“Mendingan bawa keluar kucing itu dari sini, Hermione,”
Pada terjemahan di atas, bentuk hedging modal verb ‘had better’ dalam wujud tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif “You’d better take that cat out of here” diterjemahkan menjadi ‘mendingan’ sebagaimana kita lihat dalam terjemahannya “Mendingan bawa keluar kucing itu dari sini”. Terjemahan ini dianggap sebagai hasil terjemahan yang kurang berterima karena kata ‘mendingan’
kurang sesuai dengan tata kaidah BSa dan tergolong ke dalam bentuk kata yang tidak baku digunakan dalam BSa. Dua rater menilai 2, sementara satu orang rater lainnya memberi nilai 1 sehingga skor rata-rata yang didapat data ini ialah 1, 67. Agar terjemahan dapat berterima, semua rater menyarankan agar kata ‘mendingan’ tersebut diganti dengan kata yang lebih baku, misalnya ‘lebih baik’ menjadi “Lebih baik bawa keluar kucing itu dari sini, Hermione”
Ketidaksesuaian penggunaan tanda baca pun kerap berdampak pada keberterimaan terjemahan pada kajian ini. Berikut contohnya.
TTML-02/HPSS/06/14-HPBB/06/29 BSu
“Well, get a move on, I want you to…”
BSa
“Ayo, cepat. Aku mau kau ..”
Tuturan “Ayo, cepat” yang merupakan terjemahan dari tindak tutur memerintah langsung berpenghalus “Well, get a move on, I want you to …”
dianggap sebagai terjemahan yang kurang berterima. Dua rater berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian penggunaan tanda baca titik (.) di akhir tuturan, yang seharusnya digantikan dengan tanda baca seru (!). Penggunaan tanda baca seru (!) dianggap lebih merepresentasi konteks situasi yang ada karena kata
‘Ayo’ menyiratkan penekanan atau penegasan dari daya impositif yang dimilki tuturan tersebut. Dua rater menilai terjemahan ini kurang berterima dengan memberikan nilai 2, sementara seorang rater lainnya menganggap terjemahan ini berterima dengan memberikan nilai 3. Dari rata-rata penilaian terjemahan tersebut,
terjemahan ini mendapat skor rata-rata 2, 33 dan dikategorikan sebagai terjemahan yang kurang berterima.
B. PEMBAHASAN
Pada bagian akhir ini akan peneliti paparkan mengenai keterkaitan antara komponen-komponen yang telah peneliti jabarkan sebelumnya. Peneliti akan membahas keterkaitan antara bentuk-bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah (commanding) yang peneliti temukan dalam dua seri novel Harry Potter, pergeseran-pergeseran dalam terjemahannya, teknik-teknik terjemahan yang digunakan, serta kualitas terjemahannya.
Berdasarkan analisis data pada 155 bentuk mitigasi yang diterapkan dalam 108 buah data tindak tutur memerintah dalam dua seri novel Harry Potter, hubungan atau keterkaitan antar komponen-komponen di atas dapat peneliti tunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Bentuk Mitigasi, Pergeseran, Teknik, dan Kualitas Bentuk/Perangkat
Bergeser Modulasi 1 1 1 1
Kompresi 1 1
Pmnjmn Alami
2 2
Amplifikasi 1 1
Kompresi 2 1 3
Generalisasi 1 1
Pmnjn Alami-Murni
1 1
Bergeser Modulasi 1 1
Tag Question Tidak Bergeser
Literal 3 2 3 2
Variasi 1 1
Jumlah 128 24 3 121 34
Jumlah Total 155 155
1. Bentuk, Pergeseran, Teknik Terjemahan, dan Kualitas Terjemahan