Unless I heard it incorrectly, …
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. HASIL TEMUAN
2 Teknik Penerjemahan Bentuk Mitigasi pada Tindak Tutur Memerintah (Commanding) dalam Dua Seri Novel Harry Potter
Pada bagian ini akan peneliti paparkan mengenai teknik-teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan bentuk-bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah (commanding) dalam dua seri novel Harry Potter yang peneliti kaji.
Secara umum, teknik penerjemahan yang peneliti temukan pada sumber data meliputi 11 teknik varian tunggal dan 3 teknik varian ganda dengan fokus kajian terjemahan berupa kata, frasa, atau klausa yang diidentifikasikan sebagai bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah sebagaimana peneliti telah paparkan pada bagian sebelumnya.
Tabel 4.14 Teknik Penerjemahan yang Digunakan
Varian Teknik Jumlah Prosentase
Tunggal Literal 58 37, 4%
Peminjaman Murni 29 18, 7%
Peminjaman Alami 2 1, 3%
Modulasi 17 11, 0%
Reduksi 13 8, 4%
Amplifikasi 2 1, 3%
Kompresi Linguistik 8 5, 2%
Variasi 3 1, 9%
Transposisi 2 1, 3%
Kompensasi 15 9, 7%
Generalisasi 1 0, 6%
Ganda Amplifikasi-Literal 2 1, 3%
Literal-Modulasi 2 1, 3%
Peminjaman Alami-Murni 1 0, 6%
Jumlah 155 100%
Dapat kita cermati pada Tabel 4.14 di atas bahwa teknik penerjemahan yang paling banyak digunakan dalam menerjemahkan bentuk mitigasi pada tindak tutur memerintah ini ialah teknik literal. Dari total keseluruhan 155 buah data, teknik penerjemahan ini digunakan sebanyak 58 kali dengan prosentase 37, 4%. Teknik terbanyak kedua ialah teknik peminjaman murni dengan jumlah penerapan sebanyak 29 kali atau 18, 7% diikuti oleh teknik modulasi di urutan ketiga dengan 17 kali penerapan atau sekitar 11, 0%, teknik kompensasi di urutan keempat dengan 15 kali penerapan atau sekitar 9, 7%, dan teknik reduksi di urutan kelima dengan 13 kali penerapan atau sekitar 8, 4%. Sembilan teknik lain, termasuk di dalamnya 3 buah teknik dalam varian ganda, memiliki frekuensi penggunaan di bawah 10 kali.
Sembilan buah teknik tersebut ialah teknik peminjaman alami sebanyak 2 kali (1, 3%), teknik amplifikasi sebanyak 2 kali (1, 3%), teknik kompresi linguistik sebanyak 8 kali (5, 8%), teknik variasi sebanyak 3 kali (1, 9%), teknik transposisi sebanyak 2 kali (1, 3%), teknik generalisasi sebanyak 1 kali (0, 6%), serta teknik-teknik varian ganda: peminjaman alami-murni sebanyak 1 kali (0, 6%), serta literal-modulasi dan amplifikasi-literal masing 2 kali (1, 3%). Berikut peneliti paparkan masing-masing contoh penerapan teknik-teknik penerjemahan tersebut.
a. Teknik Literal
Teknik ini mengacu pada teknik penerjemahan kata atau ungkapan kata perkata dalam BSu yang susunannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah BSa. Dari keseluruhan 155 data bentuk penghalusan tuturan yang diterapkan pada 108 buah tindak tutur memerintah, 58 buah data atau sekitar 37, 4% dari total keseluruhan data tersebut diterjemahkan dengan menggunakan teknik literal. Berikut beberapa contoh bentuk penghalusan pada tindak tutur memerintah yang diterjemahkan dengan teknik ini.
TTML-13/HPSS/28/88-HPBB/28/139 BSu
“Please leave your luggage on the train, it will be taken to the school separately.”
BSa
“Silakan meninggalkan barang-barang Anda di kereta. Barang-barang tersebut akan di bawa ke sekolah secara terpisah.”
Mitigating hedge (adverbia penghalus) ‘please’ dalam tuturan “Please leave your luggage on the train” yang peneliti identifikasikan sebagai wujud penghalusan tuturan dalam pola penerapan tunggal pada tindak tutur memerintah langsung, diterjemahkan secara literal menjadi ‘silakan’ dalam BSa. Wujud terjemahan tersebut peneliti anggap sudah tepat karena pesan dalam BSu tersampaikan dengan baik tanpa adanya pergeseran atau perubahan makna dalam BSa-nya. Contoh lain dapat kita amati pada contoh data bentuk penghalusan pada tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif dalam pola penerapan kombinasi berikut.
TTMTLD-6/HPSS/16/38-HPBB/16/68 BSu
“I demand that you leave at once, sir!”
BSa
“Saya meminta Anda segera pergi, Sir!”
Bentuk penghalus sintaksis (syntactical device) dalam wujud immediacy (penyertaan) “I demand that you leave at once” yang dikombinasikan dengan sebuah perangkat penghalus lain berupa sapaan ‘sir’ diterjemahkan secara literal ke dalam BSa menjadi “Saya meminta Anda segera pergi”. Bentuk penerjemahan ini peneliti anggap tepat karena makna dan pesan dalam BSu tersampaikan dengan baik ke dalam BSa. Begitu pula dengan contoh data bentuk penghalusan pada wujud tindak tutur memerintah tak langsung interogatif berikut ini.
TTMTLI-02-HPSS/03/11-HPBB/03/24 BSu
“Couldn’t you do something about it, Dumbledore?”
BSa
“Tak bisakah kau melakukan sesuatu, Dumbledore?”
Bentuk mitigasi berupa disclaimer (kesangsian / penyangkalan) “Couldn’t you do something about it” yang diterapkan bersama dengan sebuah sapaan
‘Dumbledore’ dalam pola penerapan kombinasi pada wujud tindak tutur memerintah tak langsung interogatif di atas diterjemahkan secara literal menjadi “Tak bisakah kau melakukan sesuatu”. Setiap bagian diterjemahkan perkata dan disesuaikan dengan kaidah yang terdapat dalam BSa sehingga makna dan pesan terjemahan yang terkandung dalam BSu dapat tersampaikan dengan baik dalam BSa.
b. Teknik Peminjaman Murni
Teknik penerjemahan ini dominan digunakan dalam menerjemahkan bentuk mitigasi berupa identity marker (sapaan) yang digunakan sebagai perangkat mitigasi yang paling banyak diterapkan dalam wujud tindak tutur memerintah langsung baik dalam pola tunggal maupun kombinasi. Teknik ini dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dalam BSu tanpa mengubahnya atau menyesuaikannya ke dalam kaidah BSa. Dari keseluruhan 155 bentuk penghalusan yang diterapkan pada total 108 buah data tindak tutur memerintah, 29 bentuk penghalusan atau sekitar 18, 7%
diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan murni. Berikut beberapa contoh penerepannya.
TTML-03/HPSS/10/25-HPBB/10/47 BSu
“Get the mail, Dudley,”
BSa
“Ambil surat, Dudley,”
Dalam data tindak tutur memerintah langsung “Get the mail, Dudley” pada contoh di atas, bentuk sapaan (identitiy marker) ‘Dudley’ tetap diterjemahkan ke dalam bentuk serta pengejaan yang sama ‘Dudley’ tanpa mengubahnya sama sekali.
Hal serupa juga peneliti cermati pada contoh data berikut ini.
TTML-07/HPSS/16/38-HPBB/16/68 BSu
“Stop right there, sir! I forbid you to tell the boy anything!”
BSa
“Stop di sini, Sir. Saya larang Anda memberitahu anak ini apapun!”
Begitu pula pada contoh tuturan perintah langsung di atas, sapaan hormat (indicating difference) ‘sir’ dalam BSu, yang sebetulnya dapat dipadankan menjadi
‘Pak’ atau ‘Tuan’ dalam BSa, diterjemahkan tanpa mengubah bentuk maupun pengejaan dengan tetap menjadi ‘Sir’ dalam BSa. Kedua buah contoh dengan teknik penerjemahan peminjaman murni ini peneliti anggap telah dapat menyampaikan pesan terjemahan dengan baik walaupun belum tentu berterima dengan budaya BSa.
c. Teknik Peminjaman Alami
Teknik penerjemahan ini memilki konsep yang sama dengan teknik peminjaman murni yakni meminjam kata atau ungkapan dalam BSu, namun terjadi penyesuaian ejaan ke dalam kaidah BSa. Teknik ini peneliti temukan 2 kali pada
penerjemahaan bentuk mitigasi berupa sapaan (identitiy marker) yang diterapkan dalam pola penerapan kombinasi pada wujud tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif. Berikut temuan datanya.
TTMTLD-08/HPSS/32/120-HPBB/32/189 BSu
“Light – speedy – we’ll have to get him a decent broom, Professor – Nimbus Two Thousands or a Cleansweep Seven, I’d say.”
BSa
“Ringan—cepat—kita harus memberinya sapu yang pantas, Profesor—Nimbus Dua ribu atau Sapu-Bersih Tujuh, saya rasa.”
Sapaan hormat (indicating difference) ‘Professor’ yang diterapkan sebagai perangkat mitigasi bersama-sama dengan wujud hedging modal verb (kata bantu penghalus) ‘we’ll have to’ dalam wujud tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif di atas diterjemahkan menjadi ‘Profesor’ dalam BSa. Diterjemahkannya kata ‘Professor’ dalam BSu menjadi ‘Profesor’ dalam BSa, peneliti cermati sebagai wujud penerapan teknik peminjaman alami karena terjadi penyesuaian ejaan BSu ke dalam ejaan BSa yang lebih baku. Selain itu, teknik penerjemahan tersebut peneliti anggap sudah tepat digunakan karena makna dan pesan terjemahan dalam BSu dapat disampaikan dengan baik ke dalam BSa serta telah sesuai dengan budaya BSa.
d. Teknik Modulasi
Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSa. Dari total 155 kali penerapan teknik penerjemahan, teknik ini digunakan sebanyak 17 kali atau sekitar 11, 0%.
Berikut beberapa contoh penerapannya.
TTMTLD-25/HPPA/69/20- TTMTLD-25/HPPA/69/33 BSu
“I need you to sign the permission form,” said Harry in a rush.
BSa
“Formulirnya perlu ditandatangani Paman,” kata Harry terburu-buru.
Diterjemahkannya bentuk mitigasi dalam wujud immediacy (penyertaan) “I need you to sign the permission form” menjadi “Formulirnya perlu ditandatangani”
peneliti cermati sebagai wujud dari penerapan teknik penerjemahan modulasi. Di sini jelas terlihat bahwa si penerjemah berupaya untuk mengubah fokus atau kategori kognitif BSu yang semula menitikberatkan pada pelaku suruh ‘I’ dalam konstruksi performatif aktif “I need you to sign the permission form” ke dalam fokus atau kategori kognitif BSa menjadi obyek tak langsung ‘formulirnya’ dalam konstruksi pasif “Formulirnya perlu ditandatangani” yang notabene masih mewakili makna dan pesan terjemahan yang sama. Begitu pula dengan contoh berikut ini.
TTMTLI-05/HPSS/20/50-HPBB/20/85 BSu
“Still got your letter, Harry?”
BSa
“Suratmu masih ada Harry?”
Tuturan interogatif pada data di atas peneliti identifikasi sebagai wujud mitigasi yang mengkombinasikan bentuk indirectness (ketaklangsungan) “Still got you letter” dengan sebuah sapaan ‘Hagrid’ yang diterapkan dalam konstruksi interogatif “Still got your letter, Harry?” Bentuk indirectness “Still got your letter?” yang merupakan bentuk ellipsis dari kalimat tanya “Have you still got your letter?” diterjemahkan menjadi “Suratmu masih ada?” Hasil terjemahan tersebut peneliti identifikasi sebagai wujud dari penerapan teknik penerjemahan modulasi.
Tuturan dalam BSu yang semula menekankan verba ‘got’ yang mencerminkan tindakan atau perbuatan si subyek yang secara harfiah berarti ‘memilki’ atau
‘mempunyai’ sebagai fokus, diubah dalam BSa dengan menjadikan obyek ‘your letter’ sebagai fokus tuturan dalam ‘Suratmu masih ada?’. Namun demikian, wujud
terjemahan tersebut masih merepresentasi makna dan pesan terjemahan yang sama sebagaimana dimiliki tuturan dalam BSu-nya.
e. Teknik Reduksi
Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan memadatkan teks dari BSu ke dalam BSa dengan menghilangkan sebagian informasi yang terkandung dalam BSu.
Dari 155 bentuk penghalusan tuturan yang diterapkan pada total 108 buah data tindak tutur memerintah, teknik penerjemahan ini digunakan sebanyak 13 kali atau sekitar 8,4%. Teknik ini hanya peneliti temukan pada terjemahan disclaimer, hedging modal verb, dan mitigating hedge saja. Berikut beberapa contoh paparan datanya.
TTMTLD-04/HPPS/09/17-HPBB/09/33 BSu
“You could just leave me here,”
BSa
“Kalian bisa meninggalkan aku di sini,”
Kata ‘just’ yang peneliti identifikasi sebagai perangkat penghalus leksikal (lexical device) yang diterapkan pada tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif bersama-sama dengan sebuah kata kerja bantu penghalus ‘could’ dalam “You could just leave me here” dihilangkan ketika diterjemahkan ke dalam BSa menjadi “Kalian bisa meninggalkan aku di sini”. Wujud penghilangan ini peneliti cermati sebagai wujud penerapan teknik penerjemahan reduksi. Contoh serupa dapat kita lihat pada terjemahan berikut.
TTMTLD-22/HPSS/66/218-HPBB/66/366 BSu
“Harry, please relax, or Madam Prompfey will have me thrown out.”
BSa
“Harry, rileks. Kalau tidak, Madam Pomfrey akan mengusirku keluar.”
Kasus serupa dapat kita lihat dari dihilangkannya adverbia penghalus ‘please’
dalam tindak tutur memerintah langsung“Harry, please relax” ketika diterjemahkan ke dalam BSa menjadi “Harry, rileks”. Penghilangan ini berdampak pada keutuhan pesan penghalusan yang semula terkandung dalam BSu. Selain pada bentuk mitigating hedge (adverbia penghalus), teknik ini ditemukan pula pada penerjemahan bentuk mitigasi disclaimer. Berikut contoh datanya.
TTMTLD-40/HPPA/119/162-HPTA/119/203 BSu
“I’m afraid that, for your own safety, you will have to spend the night here.”
BSa
“Demi keselamatan kalian sendiri, kalian terpaksa harus menginap di sini.”
Di dalam BSu, wujud pra-ungkapan “I’m afraid that, for your own safety”
yang mendahului tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif “you will have to spend the night here”, diterjemahkan menjadi “Demi keselamatan kalian sendiri”
tanpa menerjemahkan bentuk disclaimer (kesangsian/penyangkalan) “I’m afraid that” yang mengawalinya. Penghilangan ini berdampak pada berkurangnya keakuratan pesan penghalusan yang hendak disampaikan dalam BSu sehingga terjemahannya menjadi kurang sepadan.
f. Teknik Amplifikasi
Teknik ini mengacu pada upaya untuk mengungkapkan pesan secara explisit ke dalam BSa atau memparafrasekan suatu informasi yang implisit dalam BSa.
Dalam kajian ini, peneliti hanya menemukan 2 kali penerapan atau sekitar 1, 3% saja dari total 155 kali penerapan pada 108 data tindak tutur memerintah. Berikut contoh temuannya.
TTML-43/HPPA/160/389-HPTA/160/479 BSa
“Minister, listen, please,”
BSu
“Pak Menteri, tolong dengarkan,”
Sapaan ‘Minister’ dalam tindak tutur memerintah di atas yang secara harfiah berarti ‘Menteri’, diterjemahkan secara eksplisit dengan memparafrasenya menjadi
‘Pak Menteri’ dalam BSa. Bentuk parafrase atau penambahan ini peneliti cermati sebagai wujud penerapan teknik penerjemahan amplifikasi. Penerapan teknik ini dapat kita lihat pula dalam tuturan berikut.
TTMTLD-40/HPPA/119/162-HPTA/119/203 BSu
“I’m afraid that, for your own safety, you will have to spend the night here.”
BSa
“Demi keselamatan kalian sendiri, kalian terpaksa harus menginap di sini.”
Pada contoh data di atas, bentuk mitigasi berupa hedging modal verb ‘will have to’ yang diterapkan sebagai penghalus pada tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif “you will have to spend the night here” dieksplisitkan menjadi
‘terpaksa harus’ ketika diterjemahkan. Bentuk ini peneliti cermati sebagai wujud dari teknik amplifikasi.
g. Teknik Kompresi Linguistik
Teknik penerjemahan ini peneliti temukan sebanyak 8 kali atau sekitar 5, 2%
dari keseluruhan penerapan teknik penerjemahan yang digunakan. Dengan teknik ini penerjemahan dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks BSa sehingga menjadi bentukkan yang lebih padu atau selaras dengan BSa. Berikut beberapa contoh yang merepresentasi teknik penerjemahan ini.
TTMTLD-37/HPPA/108/156-HPTA/108/172 BSu
. “I would like all of you to take a moment now to think of the thing that scares you most, and imagine how you might force it to look comical…”
BSa
“Kuminta kalian memikirkan sebentar, apa yang paling menakutkan kalian, dan bayangkan bagaimana kalian bisa memaksanya berubah menjadi konyol…”
Bentuk mitigasi dalam wujud immediacy (penyertaan) ‘I would like all of you’ yang diterapkan dalam tindak tutur memerintah tak langsung deklaratif “I would like all of you to take a moment now to think of the thing that scares you most, and imagine how you might force it to look comical…” diterjemahkan dengan mensintesa unsur-unsur yang sapatutnya terdapat dalam BSa menjadi bentuk yang lebih padu dan selaras ‘Kuminta kalian’. Contoh serupa lain dapat kita lihat pada tuturan berikut.
TTMTLI-11/HPPA/88/104-HPTA/88/135 BSu
“…. . Oh, and dear” – she caught Neville by the arms as he made to stand up –
“after you’ve broken your first cup, would you be so kind as to select one of the blue patterened ones? I’m rather attached to pink.”
BSa
“…. . Oh, dan kau, Nak…,” dia menangkap lengan Neville ketika Neville bangun,
“setelah memecahkan cangkir pertamamu, maukah kau memilih yang motifnya biru? Aku suka sekaali yang merah jambu.”
Bentuk mitigasi hedging modal verb ‘would you be so kind’ yang dipadukan dengan beberapa perangkat mitigasi lain dalam tindak tutur memerintah tak langsung interogatif di atas diterjemahkan menjadi ‘maukah kau’. Dengan menggunakan teknik ini, pesan yang terkandung dalam BSu pada kedua contoh data tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
h. Teknik Variasi
Teknik penerjemahan ini digunakan dengan mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tona, gaya bahasa, dialek sosial, dan dialek geografis. Peneliti hanya menemukan 3 kali penerapan saja atau sekitar 1, 9% dari total penerapan pada bentuk mitigasi yang ada.
TTMTLD-44/HPPA/129/216-HPTA/129/280 BSu
“You’d better take that cat out of here, Hermione,”
BSa
“Mendingan bawa keluar kucing itu dari sini, Hermione,”
Teknik variasi jelas sekali terlihat digunakan dalam menerjemahkan contoh data ini. Bentuk hedging modal verb ‘You’d better’ divariasikan dalam dialek BSa menjadi ‘Mendingan’. Namun demikian, meski pesan dalam BSu dapat tersampaikan dengan baik, terjemahan tersebut belum tentu sesuai dengan kaidah budaya BSa.
Contoh lain dengan teknik penerjemahan serupa dapat kita lihat pada terjemahan berikut.
TTMTLI-09/HPSS/44/173-HPBB/44/269 BSu
“Will you stop messing around!”
BSa
“Kalian bisa tidak sih berhenti main-main!”
Tindak tutur memerintah tak langsung interogatif “Will you stop messing around!” dengan bentuk penghalus hedging modal verb ‘will’ di atas diterjemahkan dengan teknik variasi ke dalam BSa menjadi “Kalian bisa tidak sih berhenti main-main!” Wujud terjemahan tersebut kental dengan dialek dan gaya bahasa tertentu dalam BSa sehingga sudah barang tentu mempengaruhi tona atau kesan yang semula terkandung dalam BSu. Meski pesan tersampaikan dengan baik, terjemahan dengan teknik variasi tersebut belum tentu berterima dengan kaidah BSa.
i. Teknik Transposisi
Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan mengubah kategori gramatikal, serupa dengan pergeseran kategori, struktur, dan unit. Sama halnya dengan teknik variasi pada bagian sebelumnya, teknik ini hanya digunakan sebanyak 2 kali atau
sekitar 1, 3% dari keseluruhan penerapan teknik penerjemahan. Berikut peneliti paparkan contohnya.
TTML-16/HPSS/51/200-HPBB/51/
BSu
“Ah, Hagrid, the last tree – put it in the far corner, would you?
BSa
“Ah, Hagrid, pohon terakhir…. Taruh saja di sudut paling jauh.”
Penerjemahan bentuk tag ‘would you?’ menjadi bentuk approximator ‘saja’
peneliti cermati sebagai pergeseran kategori mitigasi dari sebuah perangkat penghalus sintaksis (syntactical device) pada sebuah perangkat penghalus leksikal (lexical device). Penerjemahan ini tentu saja mempengaruhi keutuhan pesan penghalusan yang hendak disampaikan BSu karena bentuk mitigasi dalam BSu digeser ke dalam bentuk mitigasi lain yang memilki efek dan kadar kesantunan yang tidak sama.
j. Teknik Kompensasi
Teknik penerjemahan ini merupakan teknik yang dominan digunakan dalam menerjemahkan bentuk mitigasi berupa hedging modal verb dan mitigating hedge pada tindak tutur memerintah dengan frekuensi penerapan sebanyak 15 kali atau sekitar 9, 7%. Dengan teknik ini penerjemahan dilakukan dengan memperkenalkan unsur-unsur pesan atau informasi atau pengaruh stilistika teks BSu di tempat lain dalam teks BSa. Berikut beberapa buah contoh penerapannya.
TTML-19/HPSS/61/226-HPBB/HPBB/61/350 BSu
“Just tell us what to do.”
BSa
“Katakan saja apa yang harus kami perbuat.”
Bentuk adverbia penghalus (mitigating hedge) ‘Just’ yang dalam BSu ditempatkan di awal tuturan tepat sebelum kata kerja perintah ‘tell’, digeser ke tempat lain tepat setelah kata kerja perintah ‘Katakan’ menjadi “Katakan saja apa yang harus kami perbuat” ketika diterjemahkan ke dalam BSa. Bentuk ini peneliti cermati sebagai penerapan teknik penerjemahan kompensasi. Contoh lain dapat kita lihat pada dua contoh berikut.
TTML-43/HPPA/160/389-HPTA/160/479 BSa
“Minister, listen, please,”
BSu
“Pak Menteri, tolong dengarkan,”
Adverbia penghalus lain yakni kata ‘please’ yang semula ditempatkan tepat setelah kata kerja perintah ‘listen’ dalam “Minister, listen, please” pada BSu, digeser ke tempat lain menjadi tepat sebelum kata kerja perintah ‘dengarkan’ dalam “Pak Menteri, tolong dengarkan” pada BSa. Teknik ini digunakan pula dalam menerjemahkan bentuk hedging modal verb sebagaimana dapat kita lihat pada contoh tuturan berikut.
TTMTLD-11/HPSS/36/142-HPBB/36/223 BSu
“I’m very disappointed in you. If you’re not hurt at all, you’d better get off to Gryffindor tower. Students are finishing the feast in their houses.”
BSa
“Aku kecewa sekali padamu. Kalau kau tidak terluka sama sekali, sebaiknya kau kembali ke Menara Gruffindor. Anak-anak sedang menyelesaikan pesta mereka di
asrama masing-masing.”
Begitu halnya dengan contoh di atas, bentuk hedging modal verb ‘had better’
yang dalam BSu ditempatkan setelah subyek ‘you’, dalam BSa digeser ke tempat lain yakni sebelum subjek ‘kau’ menjadi “Sebaiknya kau” ketika diterjemahkan. Secara
umum, teknik penerjemahan ini tak mengakibatkan distorsi makna atau pesan yang hendak disampaikan dari BSu ke dalam BSa.
k. Teknik Generalisasi
Peneliti hanya menemukan 1 kali penerapan saja atau sekitar 0, 6% dari teknik penerjemahan ini. Dengan teknik ini, penerjemah akan cenderung menggunakan istilah yang lebih umum atau lebih netral dalam mengalihkan pesan dari BSu ke dalam BSa. Berikut temuan penerapannya.
TTML-29/HPPA/91/108-HPTA/91/139 BSu
“Broaden your minds, my dears, and allow your eyes to see past the mundane!”
BSa
“Lapangkan pikiran kalian, anak-anak, dan biarkan mata kalian melihat, melampaui hal-hal duniawi!”
Sapaan ‘My dears’ yang memiliki kesan akrab dan intim yang digunakan sebagai penghalus pada tindak tutur memerintah langsung di atas diterjemahkan ke dalam padanan yang lebih netral dan umum ‘anak-anak’ dalam BSa. Bentuk ini peneliti cermati sebagai wujud penerapan teknik penerjemahan generalisasi.
Selain teknik-teknik tunggal di atas, beberapa kombinasi teknik digunakan pula dalam menerjemahkan satu buah data berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat yang diindikasikan sebagai bentuk penghalusan pada tindak tutur memerintah yang peneliti temukan. Teknik literal merupakan teknik yang paling dominan digunakan dalam kombinasi varian ganda ini. Teknik-teknik ganda tersebut ialah teknik amplifikasi-literal, literal-modulasi, modulasi-kompresi dan peminjaman alami-murni.
l. Teknik Amplifikasi-Literal
Teknik ganda pertama yang akan peneliti paparkan di sini ialah kombinasi teknik literal dengan teknik amplifikasi yang diterapkan dalam menerjemahkan dua buah data bentuk penghalus dalam wujud indirectness (ketaklangsungan).
TTMTLD-42/HPPA/121/162-HPTA/121/203 BSu
“…..and I’m leaving the Head Boy and Girl in charge. Any disturbance should be reported to me immediately,”
“…..and I’m leaving the Head Boy and Girl in charge. Any disturbance should be reported to me immediately,”