BAB II. KAJIAN TEORI
4. Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006
Berbagai perubahan dan pengembangan kurikulum dilakukan untuk menjawab
tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa
depan, dalam konteks nasional maupun global (Mulyasa, 2013: 169). Perlunya
perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 ini mendapat dorongan dari
beberapa hasil studi internasional. Data yang diperoleh dari Programme for
International Student Assesment (PISA) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa
Indonesia mendapat peringkat 10 besar di bawah dari 65 negara peserta PISA
(Mulyasa, 2013: 60). Hasil tersebut menjelaskan bahwa diperlukan adanya
perubahan kurikulum di Indonesia, dari kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal
dengan sebutan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Perubahan tersebut
perlu dilakukan, mengingat adanya kelemahan-kelemahan dalam kurikulum
KTSP. Kelemahan-kelemahan kurikulum KTSP menurut Mulyasa (2013: 60-61)
yang pertama ialah masih adanya mata pelajaran dengan kesukaran yang
melampui tingkat perkembangan anak. Kedua, kompetensi yang dikembangkan
belum sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Kelemahan yang
ketiga yaitu kompetensi yang dikembangkan belum menggambarkan pribadi
siswa sepenuhnya seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keempat,
kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan perkembangan masyarakat belum
berbagai perubahan sosial. Keenam, pembelajaran berpusat pada guru karena
urutan pelajaran belum dirinci dengan baik. Ketujuh, penilaian yang dilakukan
belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta layanan
remediasidan pengayaan belum diberikan dengan tegas.
Majid (2014: 28) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 yang akan diberlakukan
ini sejalan dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan
kurikulum sesuai dengan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya perubahan
kurikulum baru, landasan filosofis, serta landasan empiris (Majid, 2014: 29).
Landasan yuridis atau yang menjadi dasar untuk mengembangkan kurikulum yaitu
Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi. Landasan filosofis pada pengembangan kurikulum 2013
yakni pancasila. Pancasila digunakan sebagai falsafah bangsa dan negara yang
menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum.
Landasan empiris pada perkembangan kurikulum ini harus mampu
membentuk siswa di seluruh Indonesia untuk menyeimbangkan kebutuhan
individu dan masyarakat demi kebutuhan berintegrasi sebagai satu entitas bangsa
Indonesia. Landasan teoritis pada pengembangan kurikulum dikembangkan agar
siswa dapat mencapai kualitas standar nasional diatasnya. Kurikulum dirancang
Keempat landasan tersebut dijadikan landasan untuk mengembangkan kurikulum
2013. Kurikulum 2013 memiliki beberapa perbedaan dengan kurikulum 2006.
Perubahan kurikulum 2013 dapat dikaji perbendaannya dengan kurikulum KTSP
(kurikulum 2006). Tabel 2.3 menjelaskan perbedaan kurikulum KTSP dan
kurikulum 2013:
Tabel 2. 3
Perbedaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu.
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan).
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri.
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain. Bahasa Indonesia sebagai penghela
mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa).
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda.
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar. Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah
(separated curriculum).
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross curriculum atau integrated curriculum).
Konten ilmu pengetahuan diintegasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
Tematik untuk kelas I–III (belum integratif). Tematik integratif untuk kelas I-VI.
Tabel 2.3 menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan pada kurikulum
2006 dan kurikulum 2013. Pembelajaran pada kurikulum 2006 dilakukan secara
tematik, namun belum terintegratif. Pembelajaran tematik hanya diterapkan pada
kelas 1-3. Keterkaitan antar mata pelajaran yang satu dengan lainnya belum
nampak, masih terlihat berdiri sendiri. Mata pelajaran tertentu mendukung
kompetensi tertentu.
Pembelajaran pada kurikulum 2013, dilakukan dengan menerapkan
disampaikan saling terkait dan kemudian disatukan dengan menggunakan
kompetensi inti. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi, baik itu
sikap, keterampilan, ataupun pengetahuan. Perbedaan lain antara kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya menurut Mulyasa (2013: 170-171) antara lain:
a. Tematik-integratif
Pembelajaran tematik sudah diterapkan di kurikulum 2006 sebelum
diimplementasikan pada kurikulum 2013. Pembelajaran tematik integratif pada
kurikulum 2006 diterapkan pada kelas bawah, sedangkan mata pelajaran yang
disajikan masih terkesan terpisah-pisah atau berdiri sendiri. Berbeda halnya
dengan kurikulum 2013 saat ini, mata pelajaran yang disajikan berdasarkan tema
dimana mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Proses
pembelajaran siswa yang mempelajari banyak materi dapat mengurangi kesan
mata pelajaran yang terpisah-pisah dan berdiri sendiri.
b. Delapan Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang disajikan pada kurikulum 2006 di tingkat sekolah dasar
sebanyak 10 mata pelajaran. Kesepuluh mata pelajaran tersebut ialah Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,
Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Banyaknya mata pelajaran yang disajikan
tersebut, dipadatkan lagi menjadi 8 mata pelajaran pada kurikulum 2013.
Kedelapan mata pelajaran tersebut ialah IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan
c. Pramuka sebagai Ekstrakurikuler Wajib
Pramuka merupakan ekstrakurikuler yang diwajibkan dan diatur dalam
undang-undang sehubungan dengan diterapkannya kurikulum 2013.
Ekstrakurikuler pramuka ini diwajibkan untuk pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan tingkat menengah. Layanan secara profesional dalam implementasi
pramuka terus ditingkatkan dengan melakukan kerjasama antara Kemendikbud
dan Kemenpora.
d. Bahasa Inggris hanya Ekstrakurikuler
Bahasa inggris dikhawatirkan akan menjadi beban bagi siswa, maka dari itu
bahasa inggris dihapuskan dari kurikulum SD. Penguasaan Bahasa Indonesia lebih
diprioritaskan. Tahap selanjutnya dengan memasukkan bahasa inggris dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
e. Belajar Disekolah Lebih Lama
Siswa menjadi belajar lebih lama disekolah. Pemadatan mata pelajaran dalam
kurikulum 2013 bukan mengurangi jam belajar siswa. Siswa tidak akan kerepotan
membawa buku banyak, sebab dalam kurikulum 2013 untuk semua pelajaran
dijadikan satu buku.
Keseluruhan perbedaan tersebut dijadikan sebagai pelengkap kurikulum satu
dengan lainnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas pendidikan nasional Indonesia. Pengembangan kurikulum
2013 tidak menjadikan kurikulum 2013 jauh lebih baik dari kurikulum
sebelumnya, namun untuk lebih tepatnya sebagai penyempurna dari kurikulum