• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 1 Teori Sinyal

Dalam dokumen PUBLIKASI RISET MAHASISWA MANAJEMEN (Halaman 107-110)

Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks Lq45 Periode 2014-2017

2. LANDASAN TEORI 1 Teori Sinyal

Teori signal menjelaskan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen pada prospek perusahan untuk masa depan (Bringham dan Houston 2014, h.184). Teori signal menyajikan informasi kepada pihak luar yang berhubungan dengan informasi laporan keuangan. Asimetri informasi muncul karena seorang manajer yang mempunyai informasi lebih baik, mengenai prospek dari suatu perusa haan dibandingkan dengan investornya. Bagi suatu perusahaan informasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting karena dapat memberikan pengaruh kepada keputusan pemegang saham. Sedangkan

informasi tersebut juga penting bagi pemegang saham karena informasi tersebut mendapatkan gambaran keadaan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang akan keberlangsungan kinerja perusahaan dalam hidup perusahaan (Bringham Houston 2014, h.184).

2.2 Faktor yang Menentukan Sahan Naik dan Turun

Menurut Fahmi (2018, h.74) Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu:

a. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspa nsi (perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di domestic maupun luar negeri.

c. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

d. Adanya direksi ata u piha k komis aris perusahaan yang terlibat tindakan pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penururnan dalam setiap waktunya.

f. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

g. Efek dari psikologis pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

2.3 Inflasi

Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nila mata uang mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus-mener us maka akan mengakiba tkan memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh (Fahmi 2019, h.77). Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa inflasi merupakan kondisi yang

membahayakan bagi perkonomian karena mampu menimbulkan masalah yang sangat sulit untuk diatasi yang berakhir pada keadaan yang menumbangkan pemerintahan yang berkuasa.

Penyebab terjadinya, inflasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Inflasi domestik

Inflasi domestik terjadi karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di dalam negeri, seperti karena kebija kan pemerintah dalam mengeluarkan deregulasi yang mampu memengaruhi kondisi kenaikan harga.

b.Inflasi impor

Inflasi impor disebabkan karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri. Jika suatu negara memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada ekonomi luar negeri terutama pada kekurangan ketersediaan kemampuan dalam memproduksi barang dalam jenis tertentu maka pada saat inflasi terjadi salah satunya berakibat pada naiknya jenis barang tersebut dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.

Untuk menentukan penilaian inflasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

IHKn = Indeks harga Konsumen tahun dasar IHKn-1 = Indeks harga Konsumen tahun sebelumnya

2.4 Kebijakan Dividen

Menurut Musthafa (2017) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham ditentkan dengan presentase yang disebut dividen payout ratio. Dividend payout ratio

merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih. Semakin tinggi dividend payout ratio, akan menguntungkan bagi investor selaku pemegang saham.

Besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh:

a. Likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, karena kalau lukuiditas perusahaa n baik, dividen dapat dibagikan lebih besar, begitu pula sebaliknya apabila likuiditas perusahaan tidak baik, maka dividen bisa kecil atau bisa tidak dibagikan sebagai dividen tetapi ditahan oleh perusahaan disebut laba ditahan.

b. Keperluan dana melunasi hutang, kalu perusahaan akan melunasi hutangnya dengan segera, maka dividen bisa kecil atau laba ditahan, dan sebaliknya kalau perusahaan tidak segera melunasi hutangnya atau tidak ada hutang yang dibayar, maka dividen bisa dibayar cukup besar oleh perusahaan dari keuntungan yang diperoleh.

c. Tingkat investasi yang direncanakan, kalau perusahaan tahun berikutnya merencanakan investasi yang cukup besar, maka dviden tidak akan dibagikan kepada pemegang saham atau dividen kecil, sebaliknya kalau perusahaan tidak ada rencana untuk berinvestasi pada tahun mendatang, maka dividen akan dibagikan lebih besar.

d. Pengawasan, kalau dilakukan pengawasan terhadap perusahaan sehubungan dengan ekspansi perusahaan, maka biasanya perusahaan itu akan menggunakan dananya dari laba perusahaan untuk ekspansi, sehingga kalau ini yang dilakukan maka ekspansi dan perusahaan memperoleh keuntungan, maka dana keuntungan itulah yang digunakan, sehingga dividen kecil atau dividen tidak dibayar.

e. Ketentuan dari pemerintah, biasanya ini dilakukan terhadap perusahaan milik pemerintah atau negaa BUMN. Kalau ditentukan lama harus ditahan maka dividen tidak dibagiakan atau dividen kecil, begitu pula sebaliknya.

Payout ratio dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Dividens per share: dividen per saham Earning per share: laba per saham 2.5 Frim Size

Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan oleh total aset.

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Halim,2015).

Ukur an perusahaan da pat dihitung menggunakan rumus berikut:

Firm Size = Logaritma natural dari total aset

2.6 Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2014), Debt to equity ra-tio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar degan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan milik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini yaitu:

Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) maka perusahaan memiliki risiko semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya, sehingga volatilitas harga saham akan meningkat.

DER = Total Debt Total Ekuitas

2.7 Volatilitas Harga Saham

Menurut Judokusumo (2015) Volatilitas merupakan ukuran dari ketidakpastian tentang hasil yang didapat dari saham. Volatilitas yang tinggi menandakan harga saham mengalami kenaikan. Karen hal tersebut pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari transaksi saham yang dilakukan. Bila volatilitas harian tinggi maka harga saham akan mengalami kenaikan dan penurunan yang tinggi sehingga keuntungan dapat diperoleh. Tetapi pada saham yang memiliki volatilitas rendah maka pergerakan harga saham juga akan rendah.

Adapun cara penghitung volatilitas dengan metode nilai ekstrim Parkinson sebagai berikut:

3. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian bila dilihat dari landasan filsafat, data, dan analisisnya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif, dan metode penelitian kombinasi (mixed methods).

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitan ini adalah pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2014) secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh inflasi, dividen payout ratio, firm size, dan debt to equity ratio terhadap volatilitas harga saham.

Menurut Sugiyono (2014) subjek penelitian ialah individu, benda, atau organisasi yang dijadikan sumber infor masi yang dibutuhkan u ntuk

pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode 2014-2017.

Menurut Sugiyono (2016) sa mpel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sam-pling di mana peneliti memiliki kriteria dalam memilih sampel yaitu perusahaan dalam indeks LQ45 pada periode 2014-2017. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen PUBLIKASI RISET MAHASISWA MANAJEMEN (Halaman 107-110)