• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Landasan Teor

Secara internal mutu institusi pendidikan dapat diwujudkan dengan memenuhi

semua sumberdaya sesuai standar. Sumberdaya adalah sumberdaya manusia (human

resources) dan sumberdaya non-manusia (non-human resources) (Gomes, 2003).

Sumberdaya pendidikan pada awalnya dapat ditetapkan standarnya oleh unit

penjamin mutu di PTS yang senantiasa diperbaharui atau ditingkatkan. Penjamin

mutu di perguruan tinggi seperti ini sifatnya continous improvement dan senantiasa

ada penetapan standar baru. Standar ini antara lain meliputi 10 aspek: (1) proses

pembelajaran, (2) kurikulum program studi, (3) sumberdaya manusia (dosen dan

tenaga pendukung), (4) kemahasiswaan, (5) prasarana dan sarana, (6) suasana

akademik, (7) keuangan, (8) penelitian dan publikasi, (9) pengabdian kepada

masyarakat, dan (10) tata kelola.

Standar ini adalah sebagai cerminan bagi PTS dalam pelaksanaan kurikulum

yang senantiasa mengikuti banyak perubahan. Perubahan tersebut terkait dengan

kebutuhan sumberdaya pendidikan untuk memenuhi implementasi kurikulum

berbasis kompetensi, seperti: (1) sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan yang

berkualitas, dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan untuk perubahan ini;

(2) fasilitas belajar mengajar perlu dilengkapi, seperti ruangan belajar yang kondusif,

meja, kursi, media belajar, alat-alat bantu praktek seperti laboratorium, workshop, dan

modul; (3) mahasiswa yang mau belajar, dengan mengubah prilaku pasif menjadi

aktif; (4) dana sesuai kebutuhan riel, juga termasuk dana kesejahtraan dosen,

Menurut Wusanto yang dikutip oleh Prawirosentono (2004) terdapat 6 (enam)

unsur dasar yang mempengaruhi hasil (output), yakni ; 1) Manusia, 2) Metode, 3)

alat, 4) Bahan, 5) Ukuran, (6).Lingkungan. Sumber-sumber yang sesuai akan dapat

menghasilkan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan sebagai standar.

Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan

kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan

(UU No. 20 tahun, 2003). Standar untuk program studi (BAN-PT, 2004) atau

komponen evaluasi diri: eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran;

kemahasiswaan; suberdaya manusia; kurikulum; sarana, prasarana; pendanaan; tata

pamong (governance); pengelolaan program; proses pembelajaran; suasana

akademik; sistem informasi; sistem jaminan mutu; lulusan; penelitian, publikasi,

skripsi/tesis/disertasi, karya inovatif, pengabdian kepada masyarakat.

Berdasarkan analisis dibawah ini dapat dijabarkan dimensi penilaian yang

digunakan secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut :

1. Masukan. Masukan mencakup: visi dan misi program studi, sasaran dan

tujuan, mahasiswa, sumberdaya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana; biaya

dan sumber dana (pendanaan).

2. Proses. Proses mencakup komponen: tata pamong (governance), pengelolaan

program, proses pembelajaran, suasana akademik, penelitian, pengabdian kepada

3. Keluaran /hasil. Keluaran/hasil mencakup: lulusan, keluaran lainnya publikasi

hasil penelitian dan atau produk penelitian dalam bentuk patent, rancang bangun,

prototip, perangkat lunak, dan lain-lain.

4. Balikan dan tindak lanjut. Balikan dan tindak lanjut mencakup komponen: sistem

Informasi, sistem peningkatan dan pengendalian mutu pada institusi pendidikan.

Masukan lingkungan U B P PROSES A A L Y I A K A N P E R B A I K A N MASUKAN INSTRUMENTAL P E N I N G K A T A N M U T U

Visi dan misi Sasaran dan tujuan S

I S T E M I N F O R M A S I Tata pamong ( ) Pengelolaan program

Proses pembelajaran KELUARAN

Lulusan dan keluaran lain MASUKAN mahasiswa Pengapdian kepada masysrakat Penelitian Suasana akademik

Dosen dan tenaga pendukung (SDM)

kurikulum

Sarana dan prasarana Biaya dan sumber dana

Sumber : Panduan Evaluasi-Diri Program Studi (2005) Badan Akreditasi Nasional Gambar 2.5. Analisis Sistemik Mengenai Komponen Evaluasi-Diri

5. Kemahasiswaan. Kemahasiswaan mencakup: sistim rekrutmen dan seleksi

calon mahasiswa, profil mahasiswa (akademik, sosio-ekonomi, pribadi,

kemandirian dan kreativitas, keterlibatan mahasiswa dalam berbagai komisi yang

relevan, kegiatan ekstrakurikuler, layanan untuk mahasiswa (bantuan tutorial

yang bersifat akademik, informasi dan bimbingan karir, konseling pribadi dan

sosial).

6. Sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia meliputi: sistem rekrutmen dan

seleksi tenaga institusi pendidikan, pengelolaan sumberdaya manusia, profil

sumberdaya manusia (mutu, kualifikasi, pengalaman, ketersediaan/kecukupan,

kesesuaian, dan rasio dosen mahasiswa), karya akademik dosen (hasil penelitian,

karya lainnya), peraturan kerja dan kode etik, pengembangan staf, keberlanjutan

pengadaan dan kemanfaatannya.

7. Kurikulum. Kurikulum meliputi: kesesuaian ( visi, misi, sasaran, dan tujuan),

relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders, struktur dan isi kurikulum

(keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/organisasi), kompetensi dan etika

lulusan yang diharapkan, derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar

disiplin ilmu), kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang

terdekat dan kepentingan internal lembaga, mata kuliah pilihan yang merujuk

pada harapan/ kebutuhan mahasiswa secara individual/ kelompok mahasiswa

tertentu, peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melanjutkan studi,

mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi

dialihkan (transferable skills), terorientasikan kearah karir, dan pemerolehan

pekerjaan.

8. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana meliputi: pengelolaan, pemanfaatan,

dan pemeliharaan sarana dan prasarana, ketersediaan dan kualitas gedung, ruang

kuliah, laboratorium, perpustakaan, fasilitas komputer dan pendukung

pembelajaran dan penelitian, kesesuaian dan kecukupan sarana dan parasarana,

keberlanjutan pengadaan pemeliharaan dan pemanfaatan.

9. Pembiayaan/pendanaan. Pembiayaan/pendanaan meliputi: sumber dana, sistem

alokasi dana, pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana, keberlanjutan

pengadaan dan pemanfaatannya.

10.Tata pamong (governance). Tata pamong (governance) meliputi: sistem nilai,

sistem pengelolaan, sistem kepemimpinan, dan pengalihan (deputizing) serta

akuntabilitas pelaksanaan tugas, partisipasi civitas akademika dalam

pengembangan kebijakan, serta pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program,

perencanaan program jangka panjang (renstra) dan monitoring pelaksanaannya

sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan program.

11.Pengelolaan program. Pengelolaan program meliputi: efisiensi dan efektivitas

Kepemimpinan, evaluasi program dan pelacakan lulusan, perencanaan dan

pengembangan program dengan memanfaatkan hasil evaluasi internal dan

eksternal, kerjasama dan kemitraan, dampak hasil evaluasi program terhadap

12.Proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi: misi pembelajaran (pelatihan

kompetensi yang diharapkan, efisiensi internal dan eksternal), mengaja

kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan, kesesuaian materi pembelajaran

dengan tujuan mata kuliah, efisiensi dan produktivitas, struktur dan rentang

kegiatan mengajar, penggunaan tekhnologi informasi, belajar, penilaian kemajuan

dan keberhasilan belajar, penelaahan mengenai kepuasaan mahasiswa.

13.Suasana akademik. Suasana akademik meliputi: sarana yang tersedia untuk

memelihara interaksi dosen-mahasiawa, baik didalam maupun diluar kampus, dan

untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/

profesional; mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa

dan civitas academica lainnya; rancangan menyeluruh untuk mengembangkan

suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, pengabdian

kepada masyarakat; keikut sertaan civitas academica dalam kegiatan akademik

(seminar, simposium, diskusi, eksibisi) dikampus; pengembangan kepribadian

ilmiah.

14.Sistem informasi. Sistem informasi meliputi: rancangan pengembangan sistem

informasi; kecukupan dan kesesuaian sumberdaya, sarana dan prasarana

pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi; efisiensi dan efektivitas

pemanfaatan sistem informasi; keberadaan dan pemanfaatan on-campus

15.Sistem jaminan mutu.Sistem jaminan mutu meliputi: pengelolaan mutu secara

internal pada tingkat program studi (misalnya kajian kurikulum, monitoring dan

mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji ekternal); hubungan

dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga; dampak proses penjaminan mutu

terhadap pengalaman dan mutu hasil belajar yang didapat mahasiswa;

metodologi baku mutu (benchmarking); pengembangan dan penilaian pranata

kelembagaan; evaluasi internal yang berkelanjutan; pemanfaatan hasil evaluasi

internal dan ekternal/akreditasi dalam perbaikan dan pengembangan program;

kerjasama dan kemitraan instansi terkait dalam pengendalian mutu.

16.Lulusan. Lulusan meliputi: hasil pembelajaran (kompetensi yang dicapai

dibandingkan dengan yang diharapkan; kesesuaian kompetensi yang dicapai

dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan; data tentang kemajuan,

keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa) termasuk IPK dan

yudisium lulusan; kepuasan lulusan; kepuasan pemanfaatan lulusan dan

keberlanjutan penyerapan lulusan.

17.Standar jaminan mutu. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolan, dan pembiayaan.

Sesuai dengan pedoman penilaian Akreditasi BAN-PT jenjang program

Tabel 2.4. Standar Sumberdaya Pendidikan

No Komponen Jumlah

1 Proporsi jam riil yang diberikan untuk praktek, praktikum dan PKL terhadap total jam riil

≥ 56% 2 Persentase dosen pendidikan tinggi swasta yang profesional 81-100%

3 Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa 1: 15-25

4 Rata-rata banyaknya mahasiswa dalam satu kelas 20-40

Pustaka yang sesuai dan spesifik adalah:

a) Buku teks, diktat/modul dan handbook > 90 judul

b) Majalah ilmiah/keprofesian ≥ 3 judul

c) Pustaka bidang penunjang yaitu

Buku teks, diktat/modul dan handbook > 45 judul

5

Majalah ilmiah keprofesian ≥ 2 judul

Kelayakan tenaga penunjang terhadap mahasiswa:

Kalau jumlah mahasiswa ≤120 6 pegawai

Kalau jumlah mahasiswa 120-360 8 pegawai

6

Kalau jumlah mahasiswa > 360 ≥ 10 pegawai

7 Kualifikasi tenaga penunjang S1

Sumber: Pedoman Penilaian Akreditasi BAN-PT Jenjang Program Diploma III, 2007

Dengan menjamin standar tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan,

sehingga mutu lulusan juga dapat ditingkatkan. Mutu lulusan atau keluaran

pendidikan dapat diukur. Pada awal upaya pengukuran mutu, Donabedian (1980)

yang dikutip oleh Pohan( 2007), bahwa ada tiga kategori layanan yaitu struktur,

1. Standar struktur. Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan

sistem kadang-kadang disebut juga sebagai masukan. Termasuk kedalamnya

adalah hubungan oraganisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-komite,

personel, perlatan, gedung, keuangan, perbekalan dan fasilitaas. Standar struktur

merupakan rules of the game.

2. Standar proses. Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua aspek

pelaksanaan kegiatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses

akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan

bagaimana sistem bekerja. Standar proses merupakan playing the game.

3. Standar keluaran. Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari

layanan. Standar keluaran akan menunjukkan apakah layanan berhasil atau gagal.

Keluaran (outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari

layanan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut dapat

diukur. Struktur SDM Perbekalan Peralatan Bahan Fasilitas Kebujaksanaan KELUARAN PROSES

Sumber: Donabedian, yang di Kutip Oleh Pohan, 2007 Gambar 2.6. Kerangka Pikir Pengukuran Mutu

Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas, peneliti mencoba untuk

menganalisis determinan mutu lulusan akademi keperawatan sesuai pasa gambar 2.7.

berikut ini: Kebijaksanaa Fasilitas Bahan Perbekalan SDM Struktur Visi, misi Sasaran/ tujuan

Gambar 2.7. Determinan yang Mempengaruhi Mutu Suatu Organisasi (Teori Gomes (2003), Juran (1988), Maxwell (1984), Cangelosi (1995), dan Tilaar (2004), modifikasi

Dari berbagai sumber yang dapat mempengaruhi mutu, dipilih variabel

sumberdaya sebagai penentu mutu yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana,

kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen. Sumberdaya: SDM Sarana dan Prasarana Kurikulum Pembiayaan Proses Mutu Outcome Lingkungan Mahasiswa

Hasil penelitian Djumiati (1999), pada karya ilmiah peningkatan kinerja dosen

dalam proses belajar mengajar di Akbid Depkes Medan, dinyatakan bahwa:

kemampuan dosen kurang terutama dalam membuat rencana pembelajaran,

menyusun instrumen evaluasi dan ketrampilan pembelajaran klinik.

Berdasarkan hasil penelitian Nazaruddin (2002) menyatakan bahwa:

pendidikan profesional keperawatan berbasis kompetensi dipengaruhi oleh efektifitas

manajemen, kurangnya sikap profesional, gaya mengajar dosen yang kurang variatif

dan inovatif.

Berkaitan dengan profesi keperawatan, maka peneliti mencoba untuk mengambil variabel sumberdaya yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen seperti pada gambar 2.5.

Dokumen terkait