• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Identitas Kultural Masyarakat Betawi

3. Langkah Strategis Revitalisasi Budaya Betawi

Pelestarian nilai-nilai budaya Betawi melalui jalur pendidikan, dapat dilaksanakan dengan beberapa strategi, seperti melalui mata pelajaran muatan lokal. Melalui mata pelajaran ini bisa dimasukan materi tentang kesenian, bahasa, dan adat istiadat Betawi. Dalam materi ini juga seharusnya diberikan nilai-nilai tradisional masyarakat Betawi sebagai bagaian dari unsur kebudayaan Betawi. Kegiatan ekstrakulikuler di sekolah pun juga bisa dikemas secara khusus dalam paket pengenalan budaya Betawi, seperti pencak silat, tarian Betawi, kesenian rabana, gambang kromong, dan kesenian yang bersifat kontemprorer. Penciptaan suasana Betawi di sekolah juga bisa dilakukan dengan penggunaan baju

Betawi oleh siswa setiap seminggu sekali, misalnya hari jum’at atau

peringatan hari besar keagamaan. Pada hari-hari tertentu juga perlu dilaksanakan pemakaian bahasa Betawi. Bangunan sekolah yang berciri khas arsitektur Betawi juga bisa dilakukan termasuk penerbitan buku-buku tentang budaya Betawi. Buku-buku ini bisa ditempatkan di perpustakaan sekolah. Penerbiatan kamus bahasa Betawi akan memperkaya khasanah pengetahuan tentang Betawi.

Budaya masyarakat Betawi akan terus ada dan terjaga manakala semua masyarakat Betawi mau memelihara, menjaga, dan mengembangkan terus budaya tersebut. Proses pemeliharaan, penjagaan, dan penembangan budaya Betawi akan sangat tepat apabila dilaksanakan melalui proses pendidikan sejak dini, yaitu saat akan mulai menduduki dunia pendidikan usia dini, taman kanak-kanak, pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Melalui pendidikanlah citra Betawi yang negatif akan terkikis. Anak-anak yang tinggal di tanah Betawi akan semkin menghargai kebudayaan Betawi yang mereka serap melalui sekolah dan lingkungan mereka. Bagi orang Betawi sendiri, terus tekun sekolah mengejar jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mendapatkan kehidupan yang lebih baik, akan mengubah citra negatif. Perlahan jika hal tersebut konsisten dilakukan, maka akan mengangkat citra masyarakat Betawi, dan orang Betawi tak lagi dicap kampungan.

Sejumlah langkah strategis juga dapat dilakukan oleh komponen masyarakat Betawi maupun para pemerhati budaya Betawi untuk merevitalissi budaya Betawi, antara lain: menumbuhkan kesadaran pentingnya memelihara kekayaan budaya Betawi, membentuk kerja sama dengan berbagai pihak di luar masyarakat Betawi yang berbasi teknologi informasi yang menghasilkan informasi tentang budaya Betawi (website, televise, radio, festival kesenian tradisional, penelitian dan penulisan buku), melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mempertimbangkan potensi-potensi yang dimiliki (SDM, kondisi geografis) untuk penigkatan kualitas kehidupan melalui potensi kesenian, pariwisata, pemerintah dan lembaga swadaya sebagai fasilitator dan rekan sekerja dalam revitalisasi budaya Betawi. Melihat kesenjangan masyarakat terhadap kesenian tradisional, berbagai pihak sekarang ini semakin tergerak hatinya untuk melakukan revitalisasi terhadap kehidupan kesenian kesenian yang dianggap kehidupannya dalam keadaan bahaya. Kesenian yang mulai

kehilangan masyarakatnya karena kesenian tersebut telah kehilangan fungsinya di masyarakat.

93

A. Kesimpulan

Di tengah situasi zaman yang enggan bertoleransi terhadap budaya lokal berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak keberlangsungan seni pertunjukan ini. Krisis identitas yang mereka alamai merupakan hasil dari ketidakmampuan bertahan di era globalisasi dan modernisasi ini. Penataan kesenian yang berkaitan dengan seni pertunjukan ini dilakukan sebagai cara pembentukan identitas kultural masyarakat Betawi. Dengan menggali informasi dan mengikuti perkembangan zaman yang dijadikan acuan dalam penataan yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. Teater lenong tidak dapat berdiri sendiri tanpa masyarakat pendukung baik di dalam etnis maupun di luar etnis. Penggemar kesenian ini ternyata cukup mumpuni terlihat dari jumlah penonton yang cukup ramai di setiap pertunjukannya.

Jika teater lenong tetap memiliki penggemar adalah suatu hal yang dapat dipahami. Kesenian tersebut sangat berpotensi sebagai

entertainment, karena masing-masing unsur seninya yaitu musik (gambang kromong), seni peran, lawak, silat mengandung unsur artistic yang khas serta bersifat menghibur. Masyarakat Tangerang Selatan tentu saja membutuhkan seni pertunjukan sebagai sarana relax

untuk melepas keegangan kesibukan sehari-hari. Suatu hal yang juga perlu dicatat adalah bahwa seni pertunjukan teater lenong telah menjadi arena pembentukan identitas kultural masyarakat Betawi.

Berdasarkan keseluruhan pemaparan dalam bab-bab sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut: Peran teater lenong Marong Group dalam

pembentukan Identitas Betawi yaitu pertama, dengan menunjukan kalau orang Betawi adalah orang Islam, orang Betawi adalah orang yang cinta islam. Kedua, lenong Marong Group menggunakan bahasa Betawi di setiap pementasannya. Hal ini dirasa sangat perlu dalam pembentukan identitas suatu budaya. Seperti yang dikatakan oleh Burke, menurutnya “untuk menentukan identitas budaya itu sangat

tergantung pada bahasa”.1

Ketiga, para pemain memakai pakaian khas Betawi. Sebagaimana ditegaskan John Berger dalam karyanya Signs in Contemporary Culture, “Pakaian kita, model rambut, dan seterusnya

adalah sama tingkatannya dan digunakan untuk menyatakan identitas

kita”.2

Keempat, perkumpulan teater lenong Marong Group dalam pementasannya menampilkan senjata tradisional Betawi. Kelima yaitu memasukan kesenian-kesenian Betawi lainnya seperti silat, gambang kromong, lagu-lagu Betawi, dan tarian Betawi.

B. Saran

Setelah melakukan kajian mendalam mengenai peran teater lenong Marong dalam mempertegas identitas kultural Betawi, penelitian ini perlu memberikan saran yang dapat bermanfaat terkait dengan teater lenong dan identitas kultural Betawi. Saran ini diharapkan dapat memajukan lagi kesenian teater lenong Betawi. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan, ialah:

1. Secara bersama-sama pemerintah dan masyarakat dapat membentuk management untuk mengelola modal, sumber daya manusia, ruang, waktu, promosi, dan pemasaran seni pertunjukan teater lenong. Kualitas dan kuantitas pementasan kesenian ini dapat digarap sedemekian rupa agar tetap mendapat apresiasi masyarakat.

1

Alo Liliweri M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Lkis, 2007), h. 72

2

2. Masyarakat pendukung dalam hal ini etnis Betawi harus ditimbulkan rasa kepedulian dan memiliki terhadap warisan budaya yang mereka punya dan patut dibanggakan.

3. Pemerintah atau lembaga kebudayaan Betawi harus memperhatikan potensi-potensi masyarakat Betawi di sekitar Jabodetabek guna mempercepat langkah revitalisasi budaya Betawi.

95

Banden, I Made dan Sal Murgiyanto. Teater Daerah Indonesia. Denpasar, Bali: Kanisius, 1996.

Budiaman. Folklore Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2000.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Ragam Seni Budaya Betawi. Jakarta: 2012. Klenden, Ninuk. Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1996

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Fa. Aksara baru, 1983. Kusumohamidjojo, Budiono. Filsafat Kebudayaan Proses Realisasi Manusia.

Jakarta: Jalasutra, 2009 .

Liliweri, Alo M.S. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Lkis, 2007.

Muhadjir, dkk. Peta Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 1986.

Natzir, Mohammad. metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Nawangningrum, Dina. Ragam Seni Budaya Betawi. Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2012.

Nina Farlina, “Representasi Identitas Betawi dalam Forum Betawi Rempug (FBR)”, tesis pada Universitas Indonesia, Depok, tidak dipublikasikan

Purwosanti, “Eksistensi Lenong Betawi di era globalisasi”, skripsi pada Universitas Negeri Jakarta,Jakarta 2010, tidak dipublikasikan

Ritzer, George (Ed), Encyclopedia Of Sosial Theory, Vol 1. London: SAGE Publication, 2002.

Rosyadi. Profil Budaya Betawi. Bandung : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2006.

Saidi, Ridwan, dkk. Ragam Budaya Betawi Pendidikan Mulok Untuk Kelas 6 SD. Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2002.

Saputra, Yahya Andi. Profil Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, 2009.

Setiadi, Elly M. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana, 2008a. Setiati, Eni dkk,. Ensiklopedia Jakarta 6. Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2009.

---. Pofil Kota Jakarta Doeloe, Kini, Dan Esok. Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009b.

Shahab, Z Yasmine. Identitas dan Otoritas : Rekonstruksi Tradisi Betawi. Depok: Laboratorium Antropologi FISIP UI, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Cet. 4, 2008.

Suparlan, Parsudi. Pengantar Metode Penulisan: Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press, 1996.

Widjaya. Seni Budaya Betawi, Pralokakarya, Penggalian, Dan Pengembangan.

(Jakarta: Pustaka Jaya, 1976

Yudho Winiarto, Tambeng : Proses Penafsiran Kembali Tanda budaya Betawi, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2008. tidak dipublikasikan

http: //content.rajakamar.com /lenong-seni-peran-peran-penerus-gambang-kromong/

akan diteliti adalah : 1). Teater Lenong Marong Group, 2). Identitas Budaya, 3). Masyarakat Betawi.

Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.

Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu : 1. Teater Lenong Marong Group

Amatilah secara mendalam teater lenong Marong Group! a. Identifikasi teater lenong

b. Macam-macam teater lenong

c. Sejarah teater lenong Marong Group

d. Organisasi dalam teater lenong Marong Group

e. Sebutkan upaya yang dilakukan oleh Marong Group untuk pembentukan identitas Betawi

2.

2. Identitas Budaya

Amatilah secara mendalam identitas Budaya! a. Identifikasi Identitas Budaya

b. Sebutkan cara untuk menunjukan identitas suatu budaya

3. Masyarakat Betawi

Amatilah masyarakat Betawi!

Kelurahan Ciater Ciater?

2. Bagaimana komposisi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin?

3. Bagaimana komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan?

4. Bagaimana jenis mata pencaharian penduduk?

5. Bagaimana tingkat perekonomian penduduk?

2. Pendiri Perkumpulan Teater Lenong

1.Konteks Sejarah 1. Bagaimana sejarah perkembangan teater lenong di tempat ini?

2. Bagaimana posisi teater lenong dalam masyarakat betawi setempat?

3. Bagaimana cara pembagian honor waktu itu?

4. Hal apa saja yang membuat terjadinya perbedaan honor tersebut?

5. Berapa harga nanggap lenong waktu itu?

6. Kapan perkumpulan ini terbentuk?

2. Revitalisasi Budaya

1. Apa pandangan anda mengenai revitalisasi seni pertunjukan ini?

2. Menurut anda, apakah revitalisasi budaya itu penting? 3. Seberapa penting seni

pertunjukan ini bagi kehidupan anda?

4. Apa sja usaha yang anda lakukan untuk revitalisasi budaya?

5. Apa harapan yang hendak anda capai dalam upaya revitalisasi ini?

3. Pembentukan Identitas

1. Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi? 2. Bagaimana cara perkumpulan

anda untuk dapat mempertegas identitas kultural?

3. Apakah mempertegas identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

4. Adakah nilai-nilai kebetawain itu meresap dalam diri anda? 5. Bagaiaman implementasi

nilai-nilai kebetawian dalam kehidupan sehari-hari anda? 6. Apa harapan yang hendak anda

mendapatkan bantuan dari pihak tetentu terkait dengan pembiayaan perkumpulan teater lenong ini?

4. Faktor penghambat revitalisasi budaya

1. Adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi budaya?

2. Faktor apa sajakah itu?

3. Faktor apa saja terkait dengan masyarakat pendukung kebudayaan ini?

4. Faktor apa saja terkait dengan di luar masyarakat pendukung kebudayaan ini?

5. Apa tindakan anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat tersebut? 3. Panjak 1.Orientasi

pembelajaran

1. Apa motivasi anda dalam keikutsertaan teater lenong? 2. Seberapa besar motivasi anda

dalam keikutsertaan teater lenong?

3. Bagaimana sistem pembelajaran teater di tempat ini?

pendidikan budaya ini?

6. Apa tujuan anda ikut serta dalam teater ini?

7. Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

2. Pembentukan identitas

1. Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi? 2. Bagaimana cara teater lenong

Marong dapat mempertegas identitas kultural?

3. Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

4. Adakah nilai-nilai kebetawain itu meresap dalam diri anda? 5. Bagaiamana implementasi

nilai-nilai kebetawian dalam kehidupan sehari-hari anda?

1. Bagaimana sejarah lenong di wilayah ini?

2. Bagaimana posisi lenong dalam masyarakat Betawi di Ciater? 3. Apa saja kesenian Betawi yang ada di Ciater?

4. Mengapa kesenian-kesenian tersebut sudah tidak ada?

5. Bagaimana awal terbentuknya perkumpulan teater lenong Marong? 6. Kapan perkumpulan teater lenong ini terbentuk?

7. Apa alasan anda membentuk perkumpulan teater lenong ini? 8. Apa teater lenong Marong terdaftar di Pemerintah?

9. Apa teater lenong Marong memiliki administrasi yang baik? 10.Berapa anggota pemain teater lenong Marong?

11.Apa pandangan anda terhadap budaya Betawi?

12.Apa pandangan anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini? 13.Apa saja usaha yang anda lakukan untuk mempertahankan budaya Betawi? 14.Sanggarnya ada kesenian apa aja ?

15.Sudah ada berapa murid?

16.Hambatan apa saja yang anda alami dalam usaha untuk mempertahankan kebudayaan Betawi?

17.Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

18.Bagaimana cara perkumpulan teater lenong anda dapat mempertegas identitas Betawi? 19.Apakah cara tersebut efektif?

20. Apa harapan yang hendak anda capai dari proses pertegasan identitas ini? 21.Apa pandangan anda mengenai revitalisasi seni?

22.Revitalisasi seni itu proses atau cara menghidupkan kembali kesenian yang perlahan menghilang. Menurut anda apa itu penting?

23.adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi seni? 24.Contoh faktor penghambat upaya revitalisasi seni?

25. Apa tindakan anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat tersebut? . 26.Seberapa penting kesenian lenong bagi kehidupan anda?

Pemain Teater lenong Marong Group

1. Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater lenong Marong?

2. Apakah anda hanya bermain di lenong Marong? 3. Bagaimana fungsi lenong dalam hidup anda?

4. Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong? 5. Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

6. Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

7. Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong? 8. Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

9. Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

10.Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural? 11.Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif? 12.Adakah nilai-nilai Betawi itu meresap dalam diri anda?

Nama : Mochtar Marong Umur : 56 Tahun

Hari/Tanggal : Jum’at, 19 September 2014

Lokasi : Kp. Pondok Sentul, RT 06/ 10 Ciater 1. T : Bagaimana sejarah lenong di wilayah ini?

J : Lenong udah lama ya di Ciater, dari jaman kakek saya lenong tuh udah ada. Jaman dulu lenong gak ada panggungnya kaya sekarang. Dulu lenong keliling kampung nyari saweran nampilnya di lapangan.

2. T : Bagaimana posisi lenong dalam masyarakat Betawi di Ciater?

J : Kalau bagi penonton sih untuk hiburan dan kalau bagi pemain lenong untuk menyampaikan hal-hal yang menyeleweng dari nilai-nilai yang ada di masyarakat melalui cerita yang ditampilkan.

3. T : Apa saja kesenian Betawi yang ada di Ciater?

J : Yaa kalo sekarang mah tinggal lenong, silat, gambang kromong sama tari-tarian. Itu juga udah jarang tari-tarian. Dulu mah ada ubrug,jipeng,jinong yaa banyak pokonya.

4. T : Mengapa kesenian-kesenian tersebut sudah tidak ada?

J : Tidak ada penerusnya, makanya saya berusaha mempertahankan kesenian yang masih ada.

6. T : Kapan perkumpulan teater lenong ini terbentuk? J : Tahun 2004

7. T : Apa alasan anda membentuk perkumpulan teater lenong ini? J : Untuk ngelestariin budaya, Kalau bukan kita siapa lagi. 8. T : Apa teater lenong Marong terdaftar di Pemerintah?

J : Belom, lagi diurusin syarat-syaratnya.

9. T : Apa teater lenong Marong memiliki administrasi yang baik?

J : Catetan? Gak ada. Lenong selesai main dibayar sama yang punya hajat, para pemain langsung dibayar. Gak ada catetan-catetan jadinya.

10.T : Berapa anggota pemain teater lenong Marong? J : 30 lebih, tapi dicampur sama pemain musik 11.T : Apa pandangan anda terhadap budaya Betawi?

J : Budaya Betawi itu kaya nilai-nilai luhur, karena di dalamnya ada nilai kesopanan, hormat-menghormati, dan yang paling penting kaya nilai-nilai agama. Contoh, setiap lebaran, yang muda selalu datang ke yang lebih tua. Kalau dulu malah sambil bawa makanan. Jadi, jangan ngaku Betawi kalau belum menerapkan budaya Betawi dalam kehidupan sehari-hari.

12.T : Apa pandangan anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini?

J : Kebudayaan Betawi mengalami pasang surut, apalagi jaman orde baru, kebudayaan Betawi mengalami kemerosotan yang lumayan. Banyak seniman-seniman yang tidak

T : Ya salah satunya dengan mendirikan perkumpulan teater lenong dan sekarang saya sedang mencoba membangun sanggar kesenian untuk mencari penerus agar tidak punah kesenian-kesenian Betawi.

14.T : Sanggarnya ada kesenian apa aja ?

J : Lenong, Silat, musik gambang dan tari-tarian Betawi. 15.T : Sudah ada berapa murid?

J : Baru 8an, itu juga baru silat aja .

16.T : Hambatan apa saja yang anda alami dalam usaha untuk mempertahankan kebudayaan Betawi?

J : Dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat Betawi. 17.T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Yaa identitas itu ciri khas kita yang bisa ngebedain diri kita dengan orang lain. 18.T : Bagaimana cara perkumpulan teater lenong anda dapat mempertegas identitas

Betawi?

J : Paling utama ya nunjukin kalo Betawi itu orang Islam, di dalam cerita dimasukin unsur-unsur Islam. Tujuannya sih ya buat bocah-bocah yang dirumahnya orangtuanya kaga peduli, banyak bener sekarang yang kaya begitu. Orangtuanya sibuk nyari duit anak kaga diperhatiin. Makanya sekarang jarang bener bocah kalo abis magrib pada ngaji di mushola. Nah selain buat bocah juga ya buat pemuda Betawi yang sekarang mulai pada demen minum-minum yang kaga bener, dicerita kita nampilin kalo Islam itu kaga ngebolehin minum begituan terus dampaknya gimana juga ada di cerita. Selaen dengan nunjukin kalo Betawi itu cinta Islam, lenong Marong juga nunjukinnya

19.T : Apakah cara tersebut efektif?

J : Sejauh ini sih dengan cara itu efektif.

20. T : Apa harapan yang hendak anda capai dari proses pertegasan identitas ini?

J : Setidaknya masyarakat Betawi dapat percaya diri dan mampu bersaing dengan pendatang baik dalam segi pendidikan atau keterampilan. Selain itu, masyarakat dari kebudayaan lain tidak menganggap Betawi itu rendah

21.T : Apa pandangan anda mengenai revitalisasi seni? J : Waduh saya gak ngerti bahasanya.

22.T : Revitalisasi seni itu proses atau cara menghidupkan kembali kesenian yang perlahan menghilang. Menurut anda apa itu penting?

J : Sangat penting dong, tanpa revitalisasi budaya manapun akan punah dimakan waktu, kesenian tidak akan bertahan tanpa adanya pemberdayaan masyarakat pendukungnya sendiri.

23.T : adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi seni? J : Faktor penghambat mah ada pasti.

24.T : Contoh faktor penghambat upaya revitalisasi seni?

J : Yaa masyarakat pendukungnya, kita pihak orang seni mencoba untuk ngehidupin kesenian dan pertahanin tapi kalo masyarakat pendukungnya gak ngedukung? Yaa gak bisa kan. Nih misalnya saya ngehidupin lenong yang hampir punah tapi gak ada yang nonton gimana? Atau gak ada yang mau jadi pemain lenong gimana. Masyarakat harus mendukung segala upaya revitalisasi guna pertahanin kebudayaan Betawi. Selain itu juga kesenian modern salah satu penghambat upaya revitalisasi.

mampu nampilin sifat masyarakat tertentu dalam bentuk sebuah kemasan seni yang bermutu.

26.T : Seberapa penting kesenian lenong bagi kehidupan anda?

J : Lenong ngajarin saya kalo memiliki warisan budaya lebih penting ketimbang warisan kekayaan, warisan budaya bisa dinikmati beratus-ratus tahun soalnya.

27.T : Bagaimana implementasi nilai-nilai budaya Betawi dalam dalam kehidupan hari anda?

J : Dari logat bicara, cara berpakaian dan nyajiin makanan khas Betawi pada momen- momen tertentu.

28. T : bagaimana peranan nilai-nilai Betawi di masyarakat Ciater?

J : Disini kesetiakawanan tinggi, terlihat dalam sikap mental masyarakat Betawi yang suka menolong terhadap sesama. Nilai ini terlihat kalau ada yang hajat nikahan, sunatan, dan acara-acara keagamaan. Kalau ada sodara atau tetangga yang mau ada hajatan, semua kumpul. Apalagi kalo mau bikin dodol, wah.. pokonya rame. Demikian juga kalo ada kerabat yang meninggal, semuanya membantu yang kena musibah.

Nama : Agus Umur : 42 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014 Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater lenong Marong?

J : Namanya juga orang cari duit, selama halal mah hajar terus 2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Engga, saya nabuh gendang di dangdut-dangdut

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Kalo gambang kromong mah sebulan paling dikit 2 kali latihan. Yaa belajar aja gitu gimana nyatuin suara sama alat yang laen dan kadang juga cari instrument musik baru 4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : ya penting banget itu mah

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini? J : Nambahin pemasukan kantong

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Marong Group kan cukup punya nama yaa, saya sih berharap saya nabuh gendang di Marong orang-orang jadi kenal gitu sama saya.

J : kebiasaan yang beda sama yang laen

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Yaa dengan cara nampilin alat musik gambang kromong secara lengkap. Gambang kromong kan alat musik Betawi. Kan banyak yang kaga tau kalo gambang kromong punya Betawi. Banyak juga yang kaga tau gambang kromong itu alat musiknya macem-macem, ada tehyan, gamelan, kongahyan, kecrek, gong, gambang, kromong,

dan gendang. Lenong itu sama gambang kromong dua kesenian yang gak bisa dipisahin.

T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif? J : iya ko

10.T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda? J : Ada

11.T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda? J : Yaa paling bahasa sama makanan saya mah

Nama : Ita Umur : 60 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014 Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater lenong Marong?

J : Saya sama Marong itu udaha sahabatn lama, dulu kita emang punya kepengenan buat