• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Identitas Kultural Masyarakat Betawi

1) Nilai Betawi dan Identitas Kultural Betawi

Dalam sejarahnya, budaya Betawi telah mengalami berbagai dan berulang kali proses asimilasi dan adaptasi. Proses yang terjadi pada masa lampau tersebut membuktikan bahwa masyarakat Betawi mampu menyaring dan menyesuaikan unsur-unsur budaya lain itu ke dalam kehidupan mereka dengan cara sedemikian rupa, sehingga terasa layak dan cocok, serta tidak terlihat dipaksakan. Itu semua bisa dilakukan karena masyarakat Betawi memiliki identitas budaya yang kuat, yang mampu beradaptasi dengan budaya baru tanpa meninggalkan akar tradisi mereka. Akan tetapi, jika melihat situasi Tangerang saat ini, kita akan melihat sebuah fenomena dari budaya baru, yaitu budaya kota atau metropoloitan.

Budaya kota sebagai hasil industrialisme ini biasanya disebut budaya popular. Budaya popular yang terlihat dalam segi kehidupan masyarakat Tangerang, tidak hanya terlihat dalam musik, lagu, film, novel, tetapi bisa juga dalam wujud penampilan, dan gaya hidup. Kebudayaan jenis ini sering kali dipersepsikan sebagai atribut modernitas oleh sekelompok masyarakat tertentu.

Musik barat dianggap modern sedangkan gambang kromong atau keroncong dianggap tradisional.

Di sinilah diperlukan pemantapan identitas atau jati diri masyarakat Betawi dengan kembali menengok nilai-nilai tradisi yang bahkan mungkin lebih baik daripada nilai-nilai yang dibawa oleh arus budaya baru tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi krisis identitas kultural pada masyarakat Tangerang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pemupukan nilai-nilai Betawi yang merupakan penggambaran yang khas terhadap identitas budaya masyarakat Betawi perlu diingatkan, agar masyarakat Betawi bisa tetap memiliki dan mengenal identitas budaya mereka sendiri.

Ada beberapa hal yang menyebabkan nilai-nilai Betawi dapat dikembangkan untuk memperkuat identitas kultural masyarakat Betawi. Pertama, karena budaya Betawi dengan nilai-nilainya ini merupakan budaya yang lahir karena proses asimilasi yang cukup lama dan beberapa kali terjadi dengan berbagai macam budaya masyarakat pendatang, tetapi tetap bisa ditampilkan dalam keseharian masyarakat pendukungnya. Kedua, karena fakta yang menunjukan bahwa budaya Betawi dapat diterima banyak kalangan dan lapisan apapun di masyarakat kita, hal ini bisa dilihat dengan banyakanya stasiun televisi yang menayangkan sinetron-sinetron yang berlatar budaya Betawi.

Dalam hal ini, seperti yang telah dilakukan oleh Marong dalam perkumpulan teater lenong pimpinannya, nilai-nilai Betawi ini merupakan sebuah identitas masyarakat Betawi yang hingga kini masih kukuh dipertahankan para pendukung budaya tersebut. Akan tetapi, masih ada satu hal lagi yang diperlukan agar

nilai-nilai Betawi ini tidak pudar dan tetap dipegang masyarakat Betawi sebagai identitas mereka, yaitu sebuah dukungan pemerintah. 2) Nilai Betawi Dalam Realitas Global

Dalam konteks realitas globalisasi pada saat ini, ketika batas-batas ruang dan waktu hampir tidak ada lagi dan arus kebudayaan luar bisa masuk dengan mudah ke negara ini, tentu diperlukan ketahanan budaya yang cukup kuat dari masyarakat Indonesia. Hal ini diperlukan karena budaya yang masuk ke Indonesia itu tidak selamanya baik dalam kehidupan budaya masyarakat, tetapi ada juga beberapa yang tidak baik.

Penghargaan terhadap masyarakat budaya asing jangan sampai membuat masyarakat lupa akan tradisi yang sudah terbentuk sekian lama. Tradisi harus tetap menjadi idenitas lokal, sedangkan nilai-nilai baru dari budaya-budaya asing harus kita adaptasi lagi dan kita sesuaikan dengan nilai-nilai budaya lokal. Oleh karena itu, diperlukan kontrol yang kuat terhadap serbuan budaya yang mungkin akan merusak tatanan kebudayaan dan identitas budaya bangsa. Fungsi kontrol ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga harus dijalani oleh individu-individu yang merasa memiliki negeri ini.

Sementara itu, individu itu sendiri memiliki dua sisi sikap terhadap budaya yang dianutnya. Disatu sisi, pemahaman budaya cenderung bertahan dalam diri individu, di sisi lain, ia dapat berubah-ubah melalui berbagai upaya mereka dalam menghadapi kondisi lingkungan mereka yang juga selalu berubah. Setiap individu memiliki identitas sendiri yang membedakannya dengan individu lain. Akan tetapi, setiap individu juga memiliki identitas sosial dan kultural yang membatasinya dan mengharuskannya beradaptasi dengan lingkungan budaya yang didiaminya. Selama

ini pada masyarkat Betawi, nilai-nilai Betawian inilah yang berperan sebagai kontrol terhadap serbuan budaya luar yang cenderung mengabaikan persoalan moralitas.

Kebudayaan memang dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus dalam dimensi ruang dan waktu. Akan tetapi, perubahan budaya yang amat cepat dan tanpa melalui proses penyesuaian terhadap nilai-nilai budaya sebelumnya akan menimbulkan masalah terhadap generasi muda bangsa, yaitu krisi identitas budaya pada generasi muda. Karena itu perlu dikembangkan identitas budaya yang timbul dari perasaan ke-kami-an (we-ness) ataupun menjadi satu kelompok yang berskala dari hubungan sosial masyarakat. Pada kota Tangerang yang dihuni banyak etnis dan ragam budaya, kondisi ini pun akan menimbulkan ketercabutan generasi muda dari akar budaya asal mereka.

Oleh karena itu, pada masyarakat yang majemuk seperti di Tangerang ini, penanaman nilai-nilai budaya daerah perlu dilakukan sejak dini, agar mereka bisa menjadi generasi yang kukuh dalam mempertahankan tradisi menghadapi derasnya arus budaya asing. Selain itu, penyesuaian dan revitalisasi nilai-nilai budaya lokal juga perlu dilakukan, agar masyarakat Betawi bisa tetap eksis di era global ini dan terhindar dari krisis identitas.

Di sinilah nilai-nilai Betawi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter masyarakat Betawi, terutama generasi mudanya. Nilai-nilai Betawi yang ditanamkan Marong dalam teater lenong ini sangat membantu masyarakat Ciater pada umumnya dan masyarakat RT 06/10 Kelurahan Ciater pada khususnya, dalam memupuk semangat untuk mengembangkan budaya Betawi dan meningkatkan karakter etnis Betawi yang tahan banting terhadap perubahan dan perkembangan pemikiran yang

amat cepat di era global saat ini. Dengan demikian, etnis Betawi tidak mudah diombang-ambingkan arus budaya asing yang dapat merusak nilai-nilai luhur yang telah lama mengakar pada budaya lokal. Identitas memberikan kita gambaran mengenai tanah leluhur dimana kita berada, sebuah sejarah yang dimiliki oleh masyarakat Betawi, serta memiliki akses istimewa ke luas warisan budaya dan kreativitas.