• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Posisi Keuangan

Dalam dokumen Bank Tabungan Negara 2014 (Halaman 124-126)

Aset

(Rp juta)

Uraian 2014 2013 Pertumbuhan/ Penurunan (%)

Kas 920.482 924,451 (0,43)

Giro Pada Bank Indonesia 9.371.509 9.858.758 (4,94)

Giro Pada Bank Lain - Bersih 1.093.393 400.215 173,20

Penempatan Pada BI dan Bank lain - bersih 1.496.455 4.839.268 (69,08)

Efek-efek - Bersih 5.436.970 4.201.682 29,40

Obligasi Pemerintah - Bersih 8.238.065 8.384.960 (1,75)

Kredit Yang Diberikan - Bersih 114.339.226 99.330.214 15,11

Aktiva Pajak Tangguhan - Bersih - - -

Aktiva Tetap - Bersih 1.488.383 1.522.724 (2,26)

Bunga Yang Masih Akan Diterima 1.183.489 923.688 28,13

Aktiva Lain-lain 1.007.989 783.770 28,61

Jumlah Aktiva 144.575.961 131.169.730 10,22

Sepanjang tahun 2014, jumlah aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar 10,22%, dari Rp131.170 miliar menjadi Rp144.576 miliar pada 31 Desember 2014. Peningkatan tersebut dikarenakan melonjaknya jumlah Giro pada Bank lain - bersih dan jumlah Kredit yang Diberikan. Dengan peningkatan aset tersebut, Perseroan dapat tetap mempertahankan posisinya di jajaran 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Kas

Kas merupakan dana kas yang disediakan oleh teller atau disimpan dalam Automatic Teller Machine (ATM) untuk kegiatan operasional Bank, seperti: untuk menyediakan dana kas berdasarkan permintaan penarikan dari pemilik deposito dari (nasabah) Perseroan , dan lain sebagainya.

Selama tahun 2014, jumlah kas Perseroan mencapai Rp920 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan kas tahun 2013 yang mencapai Rp924 miliar, sebagai dampak dari pengelolaan kas untuk transaksi harian nasabah. Hingga 31 Desember 2014, Perseroan telah memiliki total 3 Kantor Regional, 65 Kantor Cabang, 223 Kantor Cabang Pembantu, 479 Kantor Kas, 22 Kantor Cabang Syariah, 21 Kantor Cabang Pembantu syariah, 7 Kantor Kas syariah, 1.830 ATM di seluruh Indonesia, serta menyediakan akses jaringan lebih dari 80.000 jaringan ATM Link, ATM Bersama, dan ATM Prima.

Giro pada Bank Indonesia (BI)

Rasio GWM dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang “Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional”

Perseroan telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Giro Wajib Minimum.

Giro pada Bank Lain

Dana yang ditempatkan dalam rekening giro pada bank lain bertujuan untuk menyediakan cara yang lebih mudah dalam melaksanakan transfer dana /pengiriman uang/penyelesaian transaksi antara lokal dan/atau bank internasional. Fluktuasi giro ini bergantung pada frekuensi transaksi dana yang diberikan oleh nasabah. Selama tahun 2014, rekening giro pada bank lain mengalami peningkatan yang sangat signiikan, yaitu sebesar 173,20% dari saldo tahun 2013 menjadi Rp1.093 miliar.

Peningkatan tersebut sebagai dampak dari kegiatan pengelolaan likuiditas Perseroan.

Efek-efek

Selama tahun 2014, efek-efek meningkat 29,40%, yaitu sebesar Rp5.437 miliar dibandingkan dengan saldo tahun 2013 sebesar Rp4.202 miliar. Peningkatan

tersebut merupakan bagian dari kebijakan Perseroan untuk melakukan diversiikasi aset untuk memperoleh penghasilan yang lebih maksimal. Pembelian efek- efek ini juga merupakan bagian dari langkah efektivitas

pengelolaan dana yang diterima guna mencapai optimalisasi proitabilitas dan realisasi komitmen manajemen dalam memitigasi risiko likuiditas Bank.

Kredit dan Pembiayaan yang Diberikan (Rp miliar)

Jenis Kredit 2014 2013 Pertumbuhan/

Penurunan (%)

KPR Subsidi 32.648 27.238 19,86

KPR Non Subsidi 42.296 36.948 14,47

Kredit Perumahan Lainnya 8.077 7.108 13,63

Kredit Konstruksi 12.935 10.637 21,60

Kredit Non Perumahan 10.315 10.455 (1,34)

Pembiayaan Syariah 9.645 8.081 19,35

Jumlah Kredit Yang Diberikan 115.916 100.467 15,38

Tahun 2014, jumlah kredit yang diberikan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 15,38%, dari Rp100.467 miliar pada akhir tahun 2013 menjadi Rp115.916 miliar pada 31 Desember 2014. Peningkatan kredit yang diberikan tersebut salah satunya dikarenakan peningkatan penyaluran kredit KPR Subsidi seiring dengan program Pemerintah untuk menyediakan perumahan rakyat.

KPR Subsidi

Disamping menjalankan bisnis sebagaimana mestinya, Perseroan juga mengemban tugas untuk memenuhi salah satu program pemerintah mengenai pengadaan lembaga keuangan yang memberikan bantuan pembiayaan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal, yang merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. Karena itu, salah stau produk yang ditawarkan Perseroan adalah produk fasilitas pembiayaan (kredit), khususnya fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) Subsidi atau dengan nama lain, terkenal sebagai KPR BTN Sejahtera FLPP.

Produk KPR Subsidi merupakan fasilitas pembiayaan kredit pemilikan rumah hasil kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dengan tingkat suku bunga rendah, yakni sebesar 7,25% dan proses pelunasan dalam bentuk cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian kredit. Per 31

Desember 2014, posisi KPR Subsidi Perseroan adalah sebesar Rp32.648 miliar, yang meningkat 19,86% dibanding tahun 2013 sebesar Rp27.238 miliar.

Peningkatan portofolio Kredit Subsidi tahun 2014 disebabkan masih tingginya permintaan akan rumah sederhana.

Penyaluran KPR Subsidi tahun 2014 memberikan kontribusi hingga 28,16% dari total kredit yang disalurkan Perseroan sepanjang tahun 2014. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kontribusi KPR Subsidi terhadap total kredit yang disalurkan Perseroan mengalami peningkatan/penurunan sebesar 1,05%, dimana pada tahun 2013 KPR Subsidi memberikan kontribusi sebesar 27,11% terhadap total kredit yang disalurkan Perseroan .

KPR Non Subsidi

Pinjaman KPR non subsidi yang terdiri dari KPR BTN Platinum dan KPA BTN merupakan paket pembiayaan rumah yang diberikan dengan tingkat bunga mengambang, yang disesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan pembiayaan serta karakteristik nasabah. Per 31 Desember 2014, posisi KPR non subsidi Perseroan adalah sebesar Rp42.296 miliar, meningkat 14,47% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp36.948 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh upaya pemasaran yang lebih baik yang dilakukan Perseroan. Kisaran tingkat

suku bunga atas pinjaman KPR non subsidi pada tahun 2014 adalah sebesar 11,50% - 12,50%, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 11,50% - 12,00%.

Kredit Non Perumahan

Kredit Non Perumahan antara lain terdiri dari Kredit Konsumer, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Kredit Modal Kerja merupakan paket-paket pembiayaan untuk mendukung perputaran modal kerja entitas, terutama untuk perusahaan yang menjalankan bisnis perumahan, seperti: kontraktor perumahan, dan lain sebagainya. Sedangkan, kredit investasi merupakan paket-paket pembiayaan untuk mendukung kegiatan investasi badan usaha, terutama untuk perusahaan yang menjalankan bisnis perumahan.

Tahun 2014, Perseroan berhasil menyalurkan kredit non perumahan sebesar Rp10.315 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah 1,34% dari pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp10.455 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena kondisi ekonomi yang mengalami perlambatan sehingga banyak pengusaha yang menunda untuk melakukan ekspansi usaha.

Pembiayaan Syariah

Tahun 2014, posisi pembiayaan Unit Usaha Syariah sebesar Rp9.645 miliar, meningkat 19,35% dibandingkan pembiayaan syariah tahun 2013 yang sebesar Rp8.081 miliar. Tahun 2014, penyaluran kredit unit usaha syariah memberikan kontribusi sebesar 8,32% terhadap total kredit yang disalurkan Perseroan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dimana kontribusi pinjaman yang disalurkan unit usaha syariah terhadap kredit yang disalurkan Perseroan hanya sebesar 8,04%.

Portofolio pembiayaan unit usaha syariah masih didominasi oleh pembiayaan perumahan yang memberikan kontribusi sebesar 66,97%.

Dalam dokumen Bank Tabungan Negara 2014 (Halaman 124-126)

Dokumen terkait