BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4 Diagram Alir Penelitian
Pada gambar 3.1 dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang digambarkan dengan diagram alir.
Mulai
- Data produksi selama 12 periode (dalam tahun 2015) - Data input dan output tiap proses
- Data penggunaan listrik atau energi lain - Data limbah dari tiap proses
- Data tentang retailer/konsumen
- Data pengiriman dan pendistribusian ke retailer/konsumen - Data penggunanan alat transportasi dan kapasitas transportasi
Pengumpulan Data
1. Pelakasanaan Life-Cycle Assessment:
- Penentuan goal dan scope.
- Pembuatan Life Cycle Inventory (LCI).
- Pembuatan Life Cycle Impact Assessment (LCIA).
2. Identifikasi dampak kegiatan yang akan terjadi.
Pengolahan Data
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan salah satu tahapan proses dalam suatu penelitian yang akan menjelaskan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data sehingga didapatkan hasil penelitian yang nantinya akan menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan pada bab pertama. Data yang dikumpulkan merupakan data observasi, wawancara serta dokumentasi perusahaan. Dari data tersebut, kemudian dilakukan pengolahan data berdasarkan metodologi penelitian sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya serta pembahasan dari hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
4.1 Profil Perusahaan
Pada subbab ini, dijelaskan tentang profil perusahaan CV. Saam Jaya Pasuruan yang terdiri dari sejarah, visi dan misi, dan struktur organisasi perusahaan. Berikut adalah penjelasannya.
4.1.1 Sejarah Perusahaan
CV. Saam Jaya merupakan salah satu perusahaan perorangan yang bergerak dalam bidang pengolahan daur ulang limbah plastik yang didirikan oleh Saut Marpaung pada tahun 2006. Tujuan dari pendirian pabrik ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik yang diolah menjadi biji plastik sehingga dapat digunakan kembali untuk membuat barang plastik jadi
4.1.2 Lokasi perusahaan
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai lokasi CV. Saam Jaya Pasuruan Alamat : Jl. Raya Bendungan Perum Kraton Harmoni Blok B1/27, Bendungan,
Pasuruan, Jawa Timur 67151 Telepon : (0343) 431 288
29
4.1.3 Produk CV Saam Jaya
CV. Saam Jaya telah memproduksi bermacam-macam jenis biji plastik. Biji plastik tersebut telah tersebar hampir ke seluruh Indonesia. Produk yang dihasilkan CV. Saam Jaya adalah biji plastik dengan aneka macam jenis, seperti:
1. Biji plastik EVA (Ethylene-vinyl acetate) 2. Biji plastik PE (Polyethylene)
3. Biji plastik LDPE (Low density Polyethylene)
4.1.4 Peralatan dan Fasilitas Pendukung
CV. Saam jaya berusaha untuk meyediakan sarana yang dibutuhkan dan dianggap penting didalam kelancaran proses produksi biji plastik. Peralatan yang digunakan adalah mesin berat dan beberapa peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
4.1.4.1 Mesin Utama
Mesin-mesin utama yang digunakan dalam proses produksi biji plastik di CV. Saam jaya yaitu:
1. Mesin Pellet
Mesin pellet adalah rangkaian mesin yang terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari pemanas, pendingin, dan pemotong.
4.1.4.2 Mesin pendukung
Mesin pendukung yang digunakan oleh CV. Saam Jaya dalam proses produksi biji plastik yaitu:
1. Pompa Air
Pompa Air berfungsi untuk melakukan pengambilan air tanah dari sumur bor dan mengalirkan air untuk pendinginan biji plastik.
2. Genset (Generating Set)
Genset (Generating Set) yang digunakan pada CV. Saam Jaya merupakan pembangkit listrik tenaga diesel yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tambahan untuk kebutuhan proses produksi biji plastik disamping energi dari PLN.
3. Timbangan Elektrik
Timbangan elektrik berfungsi untuk mengukur berat produk jadi yang sudah dikemas dalam karung.
4.1.4.3 Fasilitas pendukung
Fasilitas pendukung yang digunakan oleh CV. Saam Jaya dalam proses produksi biji plastik meliputi:
1. Alat Transportasi
CV. Saam jaya menggunakan alat transportasi dalam pengadaan bahan baku dan pendistribusian produk akhir. Alat transportasi yang digunakan oleh CV. Saam Jaya yaitu berupa truk yang menggunakan bahan bakar solar.
2. Pengadaan Listrik
Energi listrik yang digunakan dalam proses produksi dan dalam kegiatan administratif atau kantor di CV. Saam Jaya berasal dari PLN dan juga genset yang dimiliki oleh CV. Saam Jaya. Energi listrik yang berasal dari PLN dimanfaatkan untuk kantor dan untuk menggerakkan semua sarana produksi yang terdapat didalam ruang produksi.
Sedangkan penggunaan genset digunakan apabila aliran energi listrik dari PLN terputus.
3. Pengadaan Air
Air merupakan salah satu bahan pembantu yang digunakan untuk proses pendinginan biji plastik. Sumber air yang digunakan CV. Saam Jaya berasal dari PDAM dan sumur bor.
4.2 Proses Produksi
Pada subbab ini akan dijelaskan tentang tahapan-tahapan proses produksi dan juga penjelasan tentang peralatan atau mesin yang digunakan untuk proses produksi biji plastik di CV. SAAM JAYA.
1. Transportasi bahan baku
Proses pengiriman bahan baku berupa plastik daur ulang yang sudah dicuci oleh dengan komposisi lembar plastik PE 70% dan EVA 30%. Lembar plastik dipanaskan hingga 500 derajat celsius selama 15 menit
3. Pendinginan
Lembar plastik yang meleleh di mesin pellet keluar dari 10 lubang exhaust berdiameter 4mm ditarik dengan mini conveyor menuju wadah yang berisi air dengan volume 4m x0,5m x 4m = 8m3 untuk membekukan lelehan plastik tersebut.
4. Pemotongan
Lelehan plastik yang sudah membeku ditarik dengan conveyor menuju mesin pemotong yang akan mengubah benang lelehan plastik menjadi biji plastik
5. Pembungkusan
Biji plastik yang sudah jadi di masukkan ke dalam 1 sak karung yang dapat memuat 25 kg biji plastik
6. Distribusi produk jadi
Distribusi produk biji plastik ini dilakukan menuju beberapa distributor dan pabrik yang berada di beberapa kota diantaranya adalah Pasuruan, Pekanbaru, dan Surabaya.
Proses distribusi dilakukan dengan menggunakan truk yang berkapasitas 16 ton dan pickup yang berkapasitas 3 ton.
4.3 Life Cycle Assessment
Dalam melakukan life cycle assessment ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu menentukan tujuan dan ruang lingkup (goal and scope), menentukan life cycle inventory, dan menentukan life cycle impact assessment.
4.3.1 Goal and scope
Tahap ini merupakan proses mengidentifikasi alasan untuk melakukan LCA dan menentukan ruang lingkup, batasan, setra unit fungsional dalam penelitian. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi limbah dan menganalisa dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi biji plastik.
Pada penelitian ini produk yang digunakan sebagai objek penelitian adalah biji plastik jenis PE (Polyethylene). Biji plastik PE dipilih karena biji plastik PE memiliki jumlah output paling banyak dibandingkan dengan biji plastik EVA (Ethylene-vinyl acetate).
Dalam menentukan ruang lingkup, perlu ditentukan unit fungsional dari sistem produksi biji plastik. Dalam 1 hari produksi, CV.Saam Jaya mampu memproduksi 2500 kg biji plastik. Sehingga functional unit yang digunakan adalah 2500 kg biji plastik per hari.
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cradle to gate. Cradle to gate merupakan ruang lingkup yang terpendek yaitu hanya menilai pada proses yang memiliki
nilai tambah dalam aliran proses. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dalam satu tahun pada tahun 2015.
4.3.2 Life Cycle Inventory
Life cycle inventory (LCI) pada penelitian ini merupakan proses pengumpulan data jumlah input dan output dalam tiap tahap proses produksi dan distribusi hingga sampai ke distributor. Input merupakan penggunaan semua bahan material dan energi yang dibutuhkan untuk proses tersebut, sedangkan output merupakan seluruh hasil dari proses tersebut baik berupa produk maupun berupa emisi atau limbah. Data input dan output tersebut didapatkan dari pengamatan lapangan dan data historis perusahaan.
Data-data input dan output akan dimasukkan kedalam software SIMAPRO 8. Software SIMAPRO dapat membantu melakukan analisis terhadap aspek-aspek lingkungan secara sistematis terhadap aspek-aspek lingkungan dari sistem amatan sehingga dapat diketahui dampak lingkungan yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Data-data yang ada harus disesuaikan dengan database yang terdapat di dalam software SIMAPRO 8 agar hasilnya dapat mendekati kondisi yang sebenarnya pada objek yang diamati. Berikut adalah tampilan awal pada software SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Tampilan awal software SIMAPRO 8
Software SimaPro 8 digunakan untuk melakukan analisis terhadap aspek lingkungan secara sistematis guna mengetahui dampak yang dapat terjadi terhadap lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas produksi. Pada data proses produksi biji plastik, data meliputi penggunaan energi dan material. Data tersebut merupakan data yang akan digunakan dalam penilaian dampak produksi biji plastik terhadap lingkungan. Berikut data pada bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi biji plastik PE sejumlah 2500 kg.
1. Transportasi bahan baku
Pada proses ini bahan baku didapatkan dari beberapa supplier yang terletak di wilayah jawa timur. Bahan baku yang diperoleh berupa lembar plastik yang sudah dicuci giling oleh supplier. berikut ini adalah data jarak transportasi bahan baku yang dikonversi untuk satuan kgkm untuk transportasi yang digunakan dalam proses distribusi biji plastik dapat dilhat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Data jarak transportasi di CV. Saam Jaya
No. Bahan baku Asal Tujuan Jarak Transportasi Total tkm
Total tkm dari proses distribusi bahan baku adalah 787,5 tkm namun jumlah tersebut adalah untuk proses transportasi bahan baku sejumlah 15 ton. Untuk menyesuaikan dengan functional unit yaitu 2500 kg, maka total tkm yang digunakan dalam SIMAPRO 8 adalah sebagai berikut.
Berikut adalah Input proses transportasi bahan baku yang ditunjukkan pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Input proses transportasi bahan baku
Pada gambar 4.2 lingkaran merah menunjukkan input total tkm pada proses transportasi bahan baku.
2. Proses Pemanasan
Untuk memproduksi biji plastik, bahan baku yang digunakan adalah lembar plastik jenis PE (polyethylene) dan lembar plastik jenis EVA (ethylene vinyl acetate) dengan komposisi 70:30. Bahan baku lembar plastik akan dimasukkan ke dalam mesin pemanas.
Bahan baku lembar plastik dimasukkan secara kontinu ke dalam mesin pemanas selama 1 menit hingga output dari proses pemanasan ini adalah lelehan plastik yang kemudian akan dialirkan ke mesin pendingin.
Berikut adalah input dari proses pemanasan a. Input
Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik menggunakan mesin pellet dengan kapasitas 56 kWh selama 24 jam
Energi listrik = 56 kWh x 24 jam = 1344 kWh
Dari hasil pemanasan lembar plastik dihasilkan waste berupa scrap plastik dari exhaust mesin pellet
Scrap plastik = 17 kg
Berikut adalah data input proses pemanasan yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2
Input dan waste proses pemanasan
Kategori Material Database simapro Jumlah
Input Energi listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 1.344 kWh
Waste Scrap plastik Polyethylene waste 17 kg
Tabel 4.2 menjelaskan input dan output dalam proses pemanasan yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8. Berikut adalah input proses pemanasan yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 input proses pemanasan
Pada gambar 4.3 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan dalam proses pemanasan.
3. Proses pendinginan
Setelah lembar plastik meleleh, lelehan tersebut dialirkan dari 12 lubang exhaust mesin pemanas yang berdiameter 4mm sehingga berbentuk seperti benang lelehan plastik yang ditarik dengan mini conveyor yang menyatu dengan mesin pemotong. Wadah mesin pendingin adalah bak air yang memiliki volume 8m3 yang mampu menampung 8000 liter air. Dengan bantuan pompa air yang mampu memberikan debit air 33 liter per menit air yang digunakan untuk proses pendinginan secara otomatis akan terus mengalir di bak tersebut. Tabel 4.3 menunjukkan data input dan output pada proses pendinginan lelehan plastik. Dan Gambar 4.4 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses pendinginan.
Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.
a. Input
Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik dibutuhkan pompa air untuk memompa air dari tanah menuju bak air dengan kapasitas energi 7,5 kWh selama 24 jam penggunaan mesin.
Energi listrik pompa air = 7.5 kWh x 24 jam = 180 kWh b. Output
Pellet = 2500 kg
Berikut adalah input proses pendinginan yang disesuaikan dengan database ditunjukkan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Input proses pendinginan
Kategori Material Database simapro Jumlah
Input Listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 180 kWh
Berikut adalah input proses pendinginan pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 input untuk proses pendinginan
Pada gambar 4.4 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses pendinginan.
4. Proses pemotongan
Pemotongan pellet yang membeku dilakukan di akhir rangkaian mesin pellet, dengan tujuan membentuk pellet menjadi biji plastik dengan diameter 4mm. Tabel 4.4
menunjukkan data input dan output pada proses pemotongan pellet. Dan Gambar 4.5 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses pemotongan. Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.
a. Input
Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik, pada proses pemotongan di gunakan mesin pemotong dengan kapasitas 1,5 kWh selama 24 jam
Energi listrik mesin pemotong = 1.5 kWh x 24 jam = 36 kWh
Berikut adalah input yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Input proses pemotongan
Kategori material Database simapro Jumlah Input Listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 36 kWh
Berikut adalah input proses pemotongan pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 input proses pemotongan
Pada gambar 4.5 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses pemotongan.
5. Proses packaging
Biji plastik yang sudah jadi dikemas dalam 1 karung yang dapat menampung 25 kg biji plastik per karungnya. Ditimbang dengan timbangan elektrik yang mempunyai daya 0,5 kWh. Tabel 4.5 menunjukkan data input dan output pada proses packaging pellet. Dan gambar 4.7 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses packaging. Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.
a. Input
Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik, dalam proses packaging digunakan timbangan elektrik dengan kapasitas 0,5 kWh selama 24 jam dan dibutuhkan 100 karung yang memiliki berat 60 gram untuk mengemas biji plastik daur ulang.
Energi listrik timbangan elektrik = 0,5 kWh x 24 jam = 12 kWh/hari Karung = 0,06 kg x 100 = 6 kg
Berikut adalah input yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8 ditunjukkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Input proses packaging
Kategori material Database simapro Jumlah
Input listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 12 kWh Karung Textile, jute {GLO}| market for | Alloc Def,
S
6 kg
Berikut adalah input proses packaging pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 input proses packaging
Pada gambar 4.6 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses packaging.
6. Distribusi produk jadi
Dalam proses distribusi produk jadi, CV. Saam Jaya mengirimkan produk biji plastik PE ke pihak konsumen yang ada dibeberapa wilayah yaitu Surabaya, Pasuruan, dan Pekanbaru. Untuk pengiriman ke Surabaya dan Pasuruan digunakan truk bermuatan 3 ton.
Untuk pengiriman ke Pekanbaru digunakan truk ekspedisi dengan muatan 16 ton. Berikut adalah data distribusi produk jadi yang dikonversi untuk satuan tkm untuk transportasi yang digunakan dalam proses distribusi produk jadi. Berikut adalah data jarak distribusi produk jadi yang ditunjukkan pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Total tKm dari proses distribusi produk jadi untuk truk bermuatan 3 ton adalah 222,9 tkm, untuk truk bermuatan 16 ton adalah 35,.139,2 tkm namun jumlah tersebut adalah untuk proses distribusi produk jadi sejumlah 22 ton. Untuk menyesuaikan dengan
functional unit yaitu 2500 kg, maka total tkm yang digunakan dalam SIMAPRO 8 adalah sebagai berikut
a. Input
Untuk mengirim 2500 kg biji plastik ke surabaya dan pasuruan dengan menggunakan truk berkapasitas 3 ton, maka berikut adalah perhitungan tkm untuk truk dengan muatan 3 ton:
x total tkm =
x 222,9 tkm = 92,8 tkm
Untuk mengirim 2500 kg biji plastik ke pekanbaru dengan menggunakan truk berkapasitas 16 ton, maka berikut adalah perhitungan tkm untuk truk dengan muatan 16 ton:
x total tkm =
x 35.139,2 tkm = 5.490,5 tkm
Berikut adalah input proses distribusi produk jadi yang ditunjukkan pada Gambar 4.7
Gambar 4.7 input proses distribusi produk jadi
Pada gambar 4.7 lingkaran merah menunjukkan input total tkm pada proses distribusi produk jadi.
4.3.3 Life Cycle Impact Assessment
Life Cycle Impact Assessment bertujuan untuk menghubungkan antara produk dan proses dengan dampak lingkungan potensialnya. LCIA adalah fase ketiga dari LCA yang melakukan evaluasi terhadap potensi dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dari sumber daya lingkungan dan limbah yang telah diidentifikasi di tahap LCI. Metode
LCIA yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah EDIP 2003 (Environment Design of Industrial Product). Metode EDIP mewakili 19 dampak yaitu seperti pada Tabel 4.7 Tabel 4.7
Penjelasan kategori dampak
No. Kategori Dampak Penjelasan
1. Global warming Peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan. Penyebab suhu di bumi meningkat.
2. Ozone depletion Peningkatan lapisan ozon pada tingkatan stratosfer. Penyebab dari peningkatan paparan UV B yang sampai ke permukaan bumi.
3. Ozone formation (Vegetation)
Pembentukan ozon yang disebabkan oleh vegetasi.
4. Ozone formation (Human)
Pembentukan ozon yang disebabkan oleh kegiatan manusia.
5. Acidification Peningkatan kadar SO2 yang berdampak pada tanah, air tanah, air permukaan organisme, ekosistem dan material atau bangunan
6. Terestrial eutrophication
Peningkatan kadar nutrien yang berlebihan dan berdampak pada daratan.
7. Aquatic
eutrophication (N)
Peningkatan kadar nutrien yang berlebihan dan berdampak pada air yang disebabkan oleh nitrogen
8. Aquatic
eutrophication (P)
Peningkatan kadar nutrien yang berlebihan dan berdampak pada air yang disebabkan oleh fosfor
9. Human toxicity air Risiko dampak negatif terhadap manusia yang disebabkan oleh material yang berbahaya dan terdapat di udara
10. Human toxicity water
Risiko dampak negatif terhadap manusia yang disebabkan oleh material yang berbahaya dan terdapat di air
11. Human toxicity soil Risiko dampak negatif terhadap manusia yang disebabkan oleh material yang berbahaya dan terdapat di tanah
12. Ecotoxicity water chronic
Dampak negatif terhadap lingkungan air yang disebabkan oleh emisi dari material berbahaya yang berdampak pada waktu yang cukup lama (berbulan-bulan atau bertahun-tahun)
13. Ecotoxicity water acute
Dampak negatif terhadap lingkungan air yang disebabkan oleh emisi dari material berbahaya yang berdampak pada waktu yang cukup singkat (kurang dari satu bulan)
14. Ecotoxicity soil chronic
Dampak negatif akut terhadap lingkungan tanah yang disebabkan oleh emisi dari material beracun
15. Hazardous waste Limbah beracun yang disebabkan oleh ateril berbahaya 16. Slags/sheds Limbah padat berupa abu
17. Bulk waste Jenis-jenis limbah berukuran terlalu besaar untuk diterima oleh pengolahan sampah kecil
18. Radioactive water Limbah yang mengandung bahan radioaktif 19. Resource (all) Penggunaan sumber daya
Sumber: Hauschild (2005)
4.3.4 Network
Network akan menyajikan semua aliran proses serta aliran energi dan material dari tiap prosesnya. Proses pembuatan Network pada SIMAPRO dan contoh Network dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9. gambar network lainnya dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 4.8 proses pembuatan network untuk proses pemanasan
Gambar 4.9 Network proses pemanasan
Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat garis merah yang merupakan indikator untuk melihat kontribusi masing-masing material atau proses terhadap lingkungan. Garis merah yang paling tebal terdapat pada distribusi produk jadi dengan nilai sebesar 69,8%.
Hal ini dikarenakan penggunaan truk dengan muatan 16 ton dan jarak antara pabrik dengan distributor yang terlampau jauh sehingga membutuhkan energi yang cukup banyak dalam pendistribusian produk. Sedangkan pada proses produksi, kontribusi terbesar berasal dari proses pemanasan dengan nilai sebesar 18,9%. Hal ini dikarenakan penggunaan energi listrik yang sangat banyak selama proses produksi. Selain itu dampak lingkungan juga
dihasilkan dari proses transportasi bahan baku yaitu sebesar 6,93%. Hal ini dikarenakan penggunaan truk berkapasitas 3 ton sebagai alat transportasi untuk mengangkut bahan baku.
4.3.5 Perhitungan Impact Assessment
Tahap selanjutnya yaitu melakukan impact assessment berdasarkan metode EDIP 2003. Hasil impact assessment terdapat 4 hasil output yaitu berdasarkan characterization, normalization, weighting dan single score. Characterization merupakan penilaian besarnya substansi yang berkontribusi pada kategori impact. Pada weighting dapat diketahui besarnya dampak setalah adanya pembobotan pada nilai normalization antar kategori dampak yang ada sehingga output merupakan hasil akhir yang menggambarkan sesuai dengan tingkat kepentingan dari dampak tersebut. Sedangkan pada single score dapat digunakan untuk membandingkan jenis kontribusi dampak pada tiap proses yang ada. Hasil dari impact assessment tiap proses adalah sebagai berikut:
1. Impact assessment proses transportasi bahan baku
Transportasi bahan baku lembar plastik menggunakan truk dengan kapasitas sebesar 3T. Tahap pertama adalah characterization, tahap ini mengidentifikasi emisi yang dihasilkan pada tiap kategori dampak lingkungan dengan unit yang berbeda pada tiap kategori dampak lingkungan. Gambar 4.10 menunjukkan diagram characterization transportasi bahan baku lembar plastik. Nilai characterization dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.10 Diagram characterization transportasi bahan baku
Pada Gambar 4.10 characterization transportasi bahan baku lembar plastik hanya menunjukkan warna biru karena hanya terdapat satu input yaitu truk dengan muatan 3 ton.
Diagram characterization menunjukkan kategori dampak lingkungan apa saja yang timbul dari transportasi bahan baku lembar plastik dan seberapa besar kontribusi input terhadap
suatu kategori dampak. Terdapat 4 kategori dampak yang tidak memiliki nilai 100% pada tahap characterization yang berarti tidak memiliki pengaruh selama proses transportasi bahan baku diantaranya adalaha hazardous waste, slags/ashes, bulk waste, dan radioactive waste. Berikut adalah hasil characterization yang dapat dilihat pada Gambar 4.11
Gambar 4.11 hasil characterization transportasi bahan baku
Pada tahap characterization belum dapat menunjukkan perbandingan nilai dampak mana yang terbesar karena unit dari tahap characterization masih berbeda-beda, sehingga dilakukan tahap normalization. Tahap ini dilakukan untuk menyeragamkan satuan agar lebih mudah dalam membandingkan impact category. Diagram normalization transportasi bahan baku lembar plastik pada Gambar 4.12, dan nilainya dapat dilihat pada Gambar 4.13
Pada tahap characterization belum dapat menunjukkan perbandingan nilai dampak mana yang terbesar karena unit dari tahap characterization masih berbeda-beda, sehingga dilakukan tahap normalization. Tahap ini dilakukan untuk menyeragamkan satuan agar lebih mudah dalam membandingkan impact category. Diagram normalization transportasi bahan baku lembar plastik pada Gambar 4.12, dan nilainya dapat dilihat pada Gambar 4.13