• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Life Cycle Assessment

4.3.2 Life Cycle Inventory

Life cycle inventory (LCI) pada penelitian ini merupakan proses pengumpulan data jumlah input dan output dalam tiap tahap proses produksi dan distribusi hingga sampai ke distributor. Input merupakan penggunaan semua bahan material dan energi yang dibutuhkan untuk proses tersebut, sedangkan output merupakan seluruh hasil dari proses tersebut baik berupa produk maupun berupa emisi atau limbah. Data input dan output tersebut didapatkan dari pengamatan lapangan dan data historis perusahaan.

Data-data input dan output akan dimasukkan kedalam software SIMAPRO 8. Software SIMAPRO dapat membantu melakukan analisis terhadap aspek-aspek lingkungan secara sistematis terhadap aspek-aspek lingkungan dari sistem amatan sehingga dapat diketahui dampak lingkungan yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Data-data yang ada harus disesuaikan dengan database yang terdapat di dalam software SIMAPRO 8 agar hasilnya dapat mendekati kondisi yang sebenarnya pada objek yang diamati. Berikut adalah tampilan awal pada software SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Tampilan awal software SIMAPRO 8

Software SimaPro 8 digunakan untuk melakukan analisis terhadap aspek lingkungan secara sistematis guna mengetahui dampak yang dapat terjadi terhadap lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas produksi. Pada data proses produksi biji plastik, data meliputi penggunaan energi dan material. Data tersebut merupakan data yang akan digunakan dalam penilaian dampak produksi biji plastik terhadap lingkungan. Berikut data pada bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi biji plastik PE sejumlah 2500 kg.

1. Transportasi bahan baku

Pada proses ini bahan baku didapatkan dari beberapa supplier yang terletak di wilayah jawa timur. Bahan baku yang diperoleh berupa lembar plastik yang sudah dicuci giling oleh supplier. berikut ini adalah data jarak transportasi bahan baku yang dikonversi untuk satuan kgkm untuk transportasi yang digunakan dalam proses distribusi biji plastik dapat dilhat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Data jarak transportasi di CV. Saam Jaya

No. Bahan baku Asal Tujuan Jarak Transportasi Total tkm

Total tkm dari proses distribusi bahan baku adalah 787,5 tkm namun jumlah tersebut adalah untuk proses transportasi bahan baku sejumlah 15 ton. Untuk menyesuaikan dengan functional unit yaitu 2500 kg, maka total tkm yang digunakan dalam SIMAPRO 8 adalah sebagai berikut.

Berikut adalah Input proses transportasi bahan baku yang ditunjukkan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Input proses transportasi bahan baku

Pada gambar 4.2 lingkaran merah menunjukkan input total tkm pada proses transportasi bahan baku.

2. Proses Pemanasan

Untuk memproduksi biji plastik, bahan baku yang digunakan adalah lembar plastik jenis PE (polyethylene) dan lembar plastik jenis EVA (ethylene vinyl acetate) dengan komposisi 70:30. Bahan baku lembar plastik akan dimasukkan ke dalam mesin pemanas.

Bahan baku lembar plastik dimasukkan secara kontinu ke dalam mesin pemanas selama 1 menit hingga output dari proses pemanasan ini adalah lelehan plastik yang kemudian akan dialirkan ke mesin pendingin.

Berikut adalah input dari proses pemanasan a. Input

Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik menggunakan mesin pellet dengan kapasitas 56 kWh selama 24 jam

Energi listrik = 56 kWh x 24 jam = 1344 kWh

Dari hasil pemanasan lembar plastik dihasilkan waste berupa scrap plastik dari exhaust mesin pellet

Scrap plastik = 17 kg

Berikut adalah data input proses pemanasan yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2

Input dan waste proses pemanasan

Kategori Material Database simapro Jumlah

Input Energi listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 1.344 kWh

Waste Scrap plastik Polyethylene waste 17 kg

Tabel 4.2 menjelaskan input dan output dalam proses pemanasan yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8. Berikut adalah input proses pemanasan yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 input proses pemanasan

Pada gambar 4.3 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan dalam proses pemanasan.

3. Proses pendinginan

Setelah lembar plastik meleleh, lelehan tersebut dialirkan dari 12 lubang exhaust mesin pemanas yang berdiameter 4mm sehingga berbentuk seperti benang lelehan plastik yang ditarik dengan mini conveyor yang menyatu dengan mesin pemotong. Wadah mesin pendingin adalah bak air yang memiliki volume 8m3 yang mampu menampung 8000 liter air. Dengan bantuan pompa air yang mampu memberikan debit air 33 liter per menit air yang digunakan untuk proses pendinginan secara otomatis akan terus mengalir di bak tersebut. Tabel 4.3 menunjukkan data input dan output pada proses pendinginan lelehan plastik. Dan Gambar 4.4 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses pendinginan.

Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.

a. Input

Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik dibutuhkan pompa air untuk memompa air dari tanah menuju bak air dengan kapasitas energi 7,5 kWh selama 24 jam penggunaan mesin.

Energi listrik pompa air = 7.5 kWh x 24 jam = 180 kWh b. Output

Pellet = 2500 kg

Berikut adalah input proses pendinginan yang disesuaikan dengan database ditunjukkan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Input proses pendinginan

Kategori Material Database simapro Jumlah

Input Listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 180 kWh

Berikut adalah input proses pendinginan pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 input untuk proses pendinginan

Pada gambar 4.4 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses pendinginan.

4. Proses pemotongan

Pemotongan pellet yang membeku dilakukan di akhir rangkaian mesin pellet, dengan tujuan membentuk pellet menjadi biji plastik dengan diameter 4mm. Tabel 4.4

menunjukkan data input dan output pada proses pemotongan pellet. Dan Gambar 4.5 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses pemotongan. Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.

a. Input

Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik, pada proses pemotongan di gunakan mesin pemotong dengan kapasitas 1,5 kWh selama 24 jam

Energi listrik mesin pemotong = 1.5 kWh x 24 jam = 36 kWh

Berikut adalah input yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Input proses pemotongan

Kategori material Database simapro Jumlah Input Listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 36 kWh

Berikut adalah input proses pemotongan pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 input proses pemotongan

Pada gambar 4.5 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses pemotongan.

5. Proses packaging

Biji plastik yang sudah jadi dikemas dalam 1 karung yang dapat menampung 25 kg biji plastik per karungnya. Ditimbang dengan timbangan elektrik yang mempunyai daya 0,5 kWh. Tabel 4.5 menunjukkan data input dan output pada proses packaging pellet. Dan gambar 4.7 menunjukkan input pada SIMAPRO untuk proses packaging. Pada tahap ini dibutuhkan input dan menghasilkan output sebagai berikut.

a. Input

Untuk memproduksi 2500 kg biji plastik, dalam proses packaging digunakan timbangan elektrik dengan kapasitas 0,5 kWh selama 24 jam dan dibutuhkan 100 karung yang memiliki berat 60 gram untuk mengemas biji plastik daur ulang.

Energi listrik timbangan elektrik = 0,5 kWh x 24 jam = 12 kWh/hari Karung = 0,06 kg x 100 = 6 kg

Berikut adalah input yang disesuaikan dengan database pada SimaPro 8 ditunjukkan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Input proses packaging

Kategori material Database simapro Jumlah

Input listrik Electricity, lignite coal, at power plant/US 12 kWh Karung Textile, jute {GLO}| market for | Alloc Def,

S

6 kg

Berikut adalah input proses packaging pada SimaPro 8 yang ditunjukkan pada Gambar 4.6

Gambar 4.6 input proses packaging

Pada gambar 4.6 lingkaran merah menunjukkan input energi yang digunakan pada proses packaging.

6. Distribusi produk jadi

Dalam proses distribusi produk jadi, CV. Saam Jaya mengirimkan produk biji plastik PE ke pihak konsumen yang ada dibeberapa wilayah yaitu Surabaya, Pasuruan, dan Pekanbaru. Untuk pengiriman ke Surabaya dan Pasuruan digunakan truk bermuatan 3 ton.

Untuk pengiriman ke Pekanbaru digunakan truk ekspedisi dengan muatan 16 ton. Berikut adalah data distribusi produk jadi yang dikonversi untuk satuan tkm untuk transportasi yang digunakan dalam proses distribusi produk jadi. Berikut adalah data jarak distribusi produk jadi yang ditunjukkan pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Total tKm dari proses distribusi produk jadi untuk truk bermuatan 3 ton adalah 222,9 tkm, untuk truk bermuatan 16 ton adalah 35,.139,2 tkm namun jumlah tersebut adalah untuk proses distribusi produk jadi sejumlah 22 ton. Untuk menyesuaikan dengan

functional unit yaitu 2500 kg, maka total tkm yang digunakan dalam SIMAPRO 8 adalah sebagai berikut

a. Input

Untuk mengirim 2500 kg biji plastik ke surabaya dan pasuruan dengan menggunakan truk berkapasitas 3 ton, maka berikut adalah perhitungan tkm untuk truk dengan muatan 3 ton:

x total tkm =

x 222,9 tkm = 92,8 tkm

Untuk mengirim 2500 kg biji plastik ke pekanbaru dengan menggunakan truk berkapasitas 16 ton, maka berikut adalah perhitungan tkm untuk truk dengan muatan 16 ton:

x total tkm =

x 35.139,2 tkm = 5.490,5 tkm

Berikut adalah input proses distribusi produk jadi yang ditunjukkan pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 input proses distribusi produk jadi

Pada gambar 4.7 lingkaran merah menunjukkan input total tkm pada proses distribusi produk jadi.

Dokumen terkait