• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Life Cycle Assessment (LCA)

ISO 14040 mendefinisikan LCA sebagai kumpulan dan evaluasi dari input dan output serta potensi dampak lingkungan dari siklus hidup sebuah sistem produk. Menurut Curran (1996) LCA adalah suatu metode pengukuran dampak suatu produk tertentu terhadap ekosistem yang dilakukan dengan mengidentifikasikan, mengukur, menganalisis, dan menakar besarnya konsumsi energi, bahan baku, emisi serta faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan produk tersebut sepanjang siklus hidupnya. LCA merupakan suatu tujuan dari proses yang digunakan untuk mengevaluasi beban lingkungan yang berhubungan dengan produk, dan proses atau aktivitas produksinya. LCA dilengkapi dengan identifikasi serta kuantifikasi energi dan penggunaan bahan dan juga pelepasan ke lingkungan.

Penggunaan LCA juga dapat diterapkan pada strategi bisnis perusahaan agar menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan (green product) dan melalui proses-proses yang bersih (clean production). LCA tidak harus mencakup keseluruhan daur hidup produk, mulai dari bahan mentah, proses, distribusi sampai pada pembuangan produk.

LCA dapat juga dilakukan di bagian-bagian tertentu dalam daur hidup yang dianggap memiliki dampak paling besar terhadap lingkungan.

LCA dapat diterapkan dalam pengembangan strategis dan pemasaran produk.

Metodologi LCA telah dikembangkan secara ekstensif selama dekade terakhir ini. Selain itu, sejumlah standar yang terkait LCA (ISO 14040-14043) dan laporan teknis telah diterbitkan dalam ISO untuk merampingkan metodologi tersebut (Curran, 1996).

LCA dapat digunakan untuk membantu strategi bisnis dalam pembuatan keputusan, untuk peningkatan kualitas produk dan proses, untuk menetapkan kriteria eco-labelling, dan untuk mempelajari aspek lingkungan dari suatu produk. Elemen utama dari LCA antara lain:

1. Mengidentifikasi dan mengkuantifikasikan semua bahan yang terlibat, misalnya energi dan bahan baku yang dikonsumsi, emisi dan limbah yang dihasilkan.

2. Mengevaluasi dampak yang potensial dari bahan-bahan tersebut terhadap lingkungan.

3. Mengkaji beberapa pilihan yang ada untuk menurunkan dampak tersebut.

Konsep dasar dari LCA didasarkan pada pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak lepas kaitannya dengan lingkungan tempat industri itu berada. Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output. Input dalam sistem adalah material-material yang diambil dari lingkungan dan outputnya akan dibuang ke lingkungan kembali. Input dan output dari sistem industri ini tentu saja akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Pengambilan material (input) yang berlebihan akan menyebabkan semakin berkurangnya persediaan material, sedangkan hasil keluaran dari sistem industri yang bisa berupa limbah (padat, cair, gas) akan banyak memberi dampak negatif terhadap lingkungan.

Tujuan LCA adalah untuk membandingkan semua kemungkinan kerusakan lingkungan yang dapat diakibatkan dari suatu produk maupun proses, agar dapat dipilih produk maupun proses yang mempunyai dampak paling minimum.

Salah satu manfaat yang diperoleh dalam penerapan metode Life Cycle Assessment adalah membantu perusahaan untuk mengerti dampak lingkugan dari keseluruhan operasinya, barang dan jasa yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan proses di perusahaannya (Lewis and Demmers, 1996)

Badan internasional yang menaungi LCA adalah ISO. ISO (International Organization for Standardization) adalah organisasi swasta di seluruh dunia, termasuk badan-badan nasional dari kedua negara industri dan berkembang, yang bertujuan untuk membakukan berbagai macam produk dan kegiatan. Salah satu kegiatan utamanya adalah pengembangan dari seri 9000 standar, yang ditujukan untuk integrasi aspek kualitas dalam praktek bisnis.

ISO 14000 adalah serangkaian standar ISO termasuk standar 14001 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Sistem, serta serangkaian standar yang berkaitan dengan LCA (seri 14040). Kegiatan ISO ini dimulai pada tahun 1994 dan bertujuan untuk menghasilkan seri pertama standar LCA. Perkembangan LCA dalam ISO bisa dilihat pada Tabel 2.2.Sumber:

EPA (1993) Tabel 2.2

Dokumen ISO pada LCA

Number Type Title Year

14040 International standard Principle and framework 1996, 2006 14041 International standard Goal and scope definition and

inventory analysis

19981

Number Type Title Year 14042 International standard Life cycle impact assessment 20001 14043 International standard Life cycle interpretations 20001 14044 International standard Requirements and guidelines 20061 14047 Technical report Examples of application of ISO

14042

2003

14048 Technical report Data documentation format 2001

14049 Technical report Examples of application of ISO 14041

2000

1Updated in 2006 and merged into 14044

2Replaces 14041, 14042, and 14043 Sumber: Curran (2012:16)

Badan internasional ketiga dibidang LCA adalah UNEP (United Nations Environmental Programme), yang direpresentasi oleh Departemen Teknologi, Industri dan Ekonomi di Paris. Fokus UNEP terutama pada penerapan LCA, khususnya di negara-negara berkembang. Kontribusi penting dari UNEP adalah publikasi pada tahun 1996 dari user-friendly panduan untuk LCA, yang berjudul “Life Cycle Assessment: What it is, and what to do about it.” Publikasi kedua yaitu “Towards Global Use of Life Cycle Assessment”, yang diterbitkan pada tahun 1999. Selain itu, serangkaian karya internasional yang berhubungan dengan berbagai aspek LCA sedang diselenggarakan oleh Environmental Protection Agency AS (US-EPA) dan CML di Belanda, di bawah naungan UNEP. SETAC dan UNEP kini bekerja beroperasi di tugas baru yang besar, mengenai identifikasi praktik terbaik yang tersedia di bidang penilaian siklus hidup, atas prakarsa kelompok kerja SETAC Eropa. Tugas ini melibatkan identifikasi praktik terbaik yang tersedia dalam membangun database untuk tahap persediaan siklus hidup, dan daftar kategori dampak lingkungan dan faktor yang menyertainya untuk mengatasi kategori dampak tersebut.

1.4.1 Stage Amatan Life-Cycle Assessment

Tahapan siklus hidup yang umum menurut EPA (1993) dapat dilihat pada gambar 2.4 yang terdiri dari raw material acquisition, manufacturing, use/reuse/maintenance, dan recycle/waste management. Penjelasan dari setiap stage sebagai berikut:

a. Material acquisition

Siklus hidup produk dimulai dengan pengambilan/penambangan bahan baku dan sumber energi dari bumi. Misalnya, pemanenan pohon atau tambang bahan terbarukan akan dianggap bahan baku akuisisi. Transportasi bahan-bahan tersebut dari sudut akuisisi ke titik pengolahan juga termasuk dalam tahap ini.

b. Manufacturing

Selama tahap manufaktur, bahan baku diubah menjadi produk atau kemasan. Produk atau kemasan tersebut kemudian dikirim ke konsumen. Tahap manufaktur terdiri dari tiga langkah: bahan baku, fabrikasi produk, dan distribusi.

1. Materials Manufacture - Langkah pembuatan material melibatkan kegiatan yang mengubah bahan mentah menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk membuat produk jadi.

2. Product Fabrication - Langkah fabrikasi produk mengambil bahan diproduksi dan mengolahnya menjadi produk yang siap untuk diisi atau dikemas.

3. Filling/Packaging/Distribution - Langkah ini adalah langkah terakhir produk dan mempersiapkan mereka untuk pengiriman. Ini mencakup semua manufaktur dan transportasi kegiatan yang diperlukan untuk mengisi, paket, dan mendistribusikan produk jadi. Produk diangkut baik untuk gerai ritel atau langsung ke konsumen.

Tahap ini menyumbang dampak lingkungan yang disebabkan oleh moda transportasi, seperti truk dan pengiriman.

c. Use / Reuse / Maintenance

Tahap ini melibatkan konsumen yang sedang menggunakan, penggunaan kembali, dan pemeliharaan produk. Setelah produk didistribusikan ke konsumen, semua kegiatan yang berhubungan dengan masa manfaat produk yang termasuk dalam tahap ini. Ini termasuk kebutuhan energi dan limbah lingkungan dari kedua penyimpanan produk dan konsumsi.

Produk atau materi mungkin perlu direkondisi, diperbaiki atau dilayani sehingga akan mempertahankan kinerjanya. Ketika konsumen tidak lagi membutuhkan produk, produk akan didaur ulang atau dibuang.

d. Recycle / Waste Management

Tahap Recycle / Waste Management meliputi kebutuhan energi dan limbah lingkungan yang terkait dengan disposisi produk atau material.

Gambar 2.1 Life Cycle Stages

1.4.2 Ruang Lingkup Life-Cycle Assessment

Ruang lingkup pada LCA dapat dibagi menjadi empat macam ruang lingkup yaitu cradle to grave, cradle to gate, gate to gate, cradle to cradle (Putri, 2014:18).

1. Cradle to grave, ruang lingkup pada bagian ini dilakukan secara keseluruhan mulai dari pengambilan raw material dari bumi untuk pembuatan produk dan berakhir pada titik dimana seluruh material kembali ke bumi.

2. Cradle to gate, ruang lingkup pada sebagian siklus hidup produk mulai dari ekstrasi sumber daya (cradle) sampai gerbang perusahaan (gate) yaitu sebelum produk didistribusikan ke konsumen. Pada lingkup ini fase kegunaan (use) dan pembuangan (disposal) dari produk dihilangkan.

3. Gate to gate merupakan ruang lingkup yang terpendek yaitu hanya menilai pada proses yang memiliki nilai tambah dalam aliran proses.

4. Cradle to cradle merupakan bagian dari analisis daur hidup yang menunjukkan ruang lingkup dari raw material sampai pada daur ulang material.

Gambar 2.2 Ruang Lingkup LCA Sumber: Hermawan (2013:4)

1.4.3 Langkah-langkah Life-Cycle Assessment

Metodologi pembuatan LCA yang mengacu pada ISO 14040 terdiri dari 4 tahap seperti gambar 2.3 yaitu:

Gambar 2.3 Kerangka metodologis umum untuk LCA (ISO 14040) Sumber: Curran (2012:16)

1. Goal and Scope Life-Cycle Assessment

Definisi Goal and Scoping adalah tahap proses LCA yang mendefinisikan tujuan dan metode termasuk siklus hidup dampak lingkungan ke dalam proses pengambilan keputusan. Pada tahap ini, hal-hal berikut harus ditentukan: jenis informasi yang diperlukan untuk menambah nilai proses pengambilan keputusan, seberapa akurat hasilnya harus untuk menambah nilai, dan bagaimana hasilnya harus ditafsirkan dan ditampilkan untuk bermakna dan bermanfaat (Curran, 2006:7).

Proses LCA dapat digunakan untuk menentukan potensi dampak lingkungan dari setiap produk, proses, atau jasa. Definisi Tujuan dan scoping dari proyek LCA akan menentukan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Tujuan dan ruang lingkup yang ditetapkan akan memandu seluruh proses untuk memastikan bahwa hasil yang paling berarti diperoleh. Setiap keputusan yang dibuat untuk seluruh definisi tujuan dan dampak fase scoping baik bagaimana penelitian akan dilakukan, atau relevansi hasil akhir. Bagian berikut mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat pada awal studi LCA dan dampak dari keputusan ini pada proses LCA. Enam keputusan dasar berikut harus dilakukan pada awal proses LCA untuk membuat penggunaan efektif waktu dan sumber daya:

a. Tentukan tujuan proyek

b. Tentukan apa jenis informasi diperlukan untuk menginformasikan pengambil keputusan

c. Tentukan yang diperlukan secara spesifik

d. Tentukan bagaimana data harus terorganisir dan hasil ditampilkan e. Tentukan lingkup studi

f. Tentukan dasar aturan pertunjukan kerja 2. Life-Cycle Inventory (LCI)

Life-Cycle Inventory (LCI) adalah proses menghitung energi dan kebutuhan bahan baku, emisi atmosfer, emisi yang ditularkan melalui air, limbah padat, dan lainnya untuk seluruh siklus hidup produk, proses, atau kegiatan (Curran, 2006:19).

Pada tahap Life-Cycle Inventory di LCA, semua data yang relevan dikumpulkan dan terorganisir. Tanpa LCI, tidak ada dasar untuk mengevaluasi dampak lingkungan komparatif atau perbaikan potensial. Tingkat akurasi dan detail dari data yang dikumpulkan tercermin di seluruh sisa proses LCA.

Analisis persediaan siklus hidup dapat digunakan dalam berbagai cara. Mereka dapat membantu organisasi dalam membandingkan produk atau proses dan mempertimbangkan faktor lingkungan dalam pemilihan material. Selain itu, analisis persediaan dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan, dengan membantu pemerintah mengembangkan peraturan mengenai penggunaan sumber daya dan emisi lingkungan.

Hasil dari LCI yaitu sebuah analisis persediaan menghasilkan daftar yang berisi jumlah polutan dilepaskan ke lingkungan dan jumlah energi dan materi yang dikonsumsi.

Hasilnya dapat dipisahkan dengan tahap siklus hidup, media (udara, air, dan tanah), proses yang spesifik, atau kombinasi keduanya.

Dalam dokumen EPA (1995), menyediakan kerangka kerja untuk melakukan analisis persediaan dan menilai kualitas data yang digunakan dan hasil. Dokumen tersebut mendefinisikan empat langkah LCI berikut:

a. Mengembangkan diagram alir dari proses yang sedang dievaluasi.

b. Mengembangkan rencana pengumpulan data.

c. Kumpulkan data.

d. Mengevaluasi dan melaporkan hasil.

3. Life-Cycle Impact Assessment (LCIA)

Tahap Life-Cycle Impact Assessment (LCIA) dari LCA adalah evaluasi potensi kesehatan manusia dan dampak lingkungan dari input dan output selama LCI. Penilaian dampak harus membahas efek kesehatan lingkungan dan manusia dan juga harus mengatasi penipisan sumber daya alam. Sebuah penilaian dampak siklus hidup berusaha untuk membangun hubungan antara produk atau proses dan dampak lingkungan potensial.

Sebagai contoh, apa saja dampak dari 9.000 ton karbon dioksida atau 5.000 ton emisi metana dilepaskan ke atmosfer? Mana yang paling buruk? Apa dampak potensial terhadap asap? Pada pemanasan global? (Curran, 2006:46)

Kunci Konsep dalam komponen ini adalah stressors. Sebuah stressor adalah seperangkat kondisi yang dapat menyebabkan dampak. Sebagai contoh, jika suatu produk atau proses memancarkan gas rumah kaca, peningkatan gas rumah kaca di atmosfer dapat berkontribusi terhadap pemanasan global. Proses yang mengakibatkan pembuangan berlebihan ke air dapat menyebabkan eutrofikasi. Sebuah LCIA menyediakan prosedur yang sistematis untuk mengklasifikasikan dan karakterisasi jenis dampak lingkungan.

Meskipun banyak yang bisa dipelajari tentang proses dengan mempertimbangkan data persediaan siklus hidup, sebuah LCIA memberikan dasar yang lebih bermakna untuk membuat perbandingan. Sebagai contoh, meskipun kita tahu bahwa 9.000 ton karbon dioksida dan 5.000 ton metana dilepaskan ke atmosfer keduanya berbahaya, sebuah LCIA dapat menentukan yang dapat memiliki dampak yang lebih besar. Menggunakan faktor karakterisasi berbasis ilmu pengetahuan, sebuah LCIA dapat menghitung dampak setiap output seperti asap atau pemanasan global. Hasil dari LCIA menunjukkan perbedaan relatif dampak lingkungan yang potensial untuk setiap opsi. Sebagai contoh, LCIA bisa menentukan produk atau proses menyebabkan potensi pemanasan yang lebih global.

Langkah-langkah berikut terdiri dari LCIA:

a. Seleksi dan mendefinisikan kategori dampak, mengidentifikasi kategori dampak lingkungan yang relevan (misalnya, pemanasan global, pengasaman, toksisitas terestrial).

b. Klasifikasi, mengklasifikasi hasil LCI untuk kategori dampak (misalnya, mengelompokkan emisi karbon dioksida pemanasan global).

c. Karakterisasi, pemodelan LCI dampak dalam kategori dampak menggunakan faktor konversi berbasis ilmu pengetahuan (misalnya, pemodelan dampak potensial dari karbon dioksida dan metana pada pemanasan global).

d. Normalisasi, mengungkapkan dampak potensial dalam cara yang dapat dibandingkan (misalnya membandingkan dampak pemanasan global karbon dioksida dan metana untuk dua pilihan).

e. Pengelompokan, menyortir atau peringkat indikator (misalnya menyortir indikator berdasarkan lokasi: lokal, regional, dan global).

f. Pembobotan, menekankan potensi dampak yang paling potensial.

g. Mengevaluasi dan Pelaporan Hasil LCIA, mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keandalan hasil LCIA.

ISO mengembangkan standar untuk melakukan penilaian dampak berjudul ISO 14042, Life-Cycle Impact Assessment (ISO 1998), yang menyatakan bahwa tiga langkah pertama – seleksi kategori dampak, klasifikasi, dan karakterisasi- adalah langkah-langkah wajib untuk LCIA. Kecuali untuk evaluasi data (Langkah 7), langkah-langkah yang lain adalah opsional tergantung pada tujuan dan ruang lingkup penelitian.

4. Life-Cycle Interpretation

Life-Cycle Interpretation adalah teknik yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengukur, memeriksa, dan mengevaluasi informasi dari hasil LCI dan LCIA, dan berkomunikasi secara efektif. Interpretasi siklus hidup adalah fase terakhir dari proses LCA. (Curran, 2006:54) ISO telah menetapkan dua tujuan berikut interpretasi siklus hidup:

a. Menganalisis hasil, mencapai kesimpulan, menjelaskan keterbatasan, dan memberikan rekomendasi berdasarkan temuan dari fase sebelumnya dari LCA, dan melaporkan hasil interpretasi siklus hidup secara transparan.

b. Memberikan presentasi mudah dipahami, lengkap, dan konsisten dari hasil studi LCA, sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup penelitian. (ISO 1998b)

Tujuan melaksanakan LCA adalah untuk lebih menginformasikan para pengambil keputusan dengan menyediakan jenis informasi tertentu (sering unconsidered), dengan

kehidupan perspektif siklus dampak lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan setiap produk atau proses. Namun, LCA tidak memperhitungkan kinerja akun teknis, biaya, atau penerimaan politik dan sosial. Oleh karena itu, dianjurkan bahwa LCA digunakan sehubungan dengan parameter lainnya.

Pada ISO 14044 (2006) diberikan langkah-langkah standar untuk melakukan interpretasi LCA. Berikut langkah-langkah untuk melakukan interpretasi siklus hidup dalam ISO 14044:

1. Identifikasi masalah signifikan berdasarkan LCI dan LCIA.

2. Evaluasi yang menganggap kelengkapan, sensitivitas, dan konsistensi cek.

3. Kesimpulan, rekomendasi, dan pelaporan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan tahap awal yang menjelaskan langkah-langkah urutan pengerjaan suatu penelitian. Metodologi penelitian dibuat untuk mengarahkan urutan pengerjaan penelitian agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan di awal. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, data yang digunakan selama penelitian, langkah-langkah penelitian, dan diagram alir penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara lengkap mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Selain itu metode deskriptif juga digunakan untuk memberikan suatu saran perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. SAAM JAYA yang berada di Perumnas Kraton Harmoni Blok B1/27, Ds.Bendungan, Kab. Pasuruan Jatim pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Agustus 2017.

3.3 Langkah-Langkah Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu identifikasi awal, pengumpulan dan pengolahan data, dan analisa dan pembahasan.

3.3.1 Identifikasi Awal

Pada tahap ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah sampai dengan menentukan tujuan dalam penelitian yang dilakukan.

1. Studi Lapangan

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan pengamatan langsung ke

23

tempat penelitian untuk mendapatkan gambaran dari kondisi sebenarnya dari objek yang akan diteliti. Hal ini akan bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang objek penelitiannya. Dari haasil studi lapangan ini, peneliti dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut.

2. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mempelajari teori dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Sumber literatur berasal dari buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Life-Cycle Assessment (LCA).

3. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan dengan tujuan mencari permasalahan yang terjadi.

Setelah melakukan studi lapangan dan mendapat gambaran jelas permasalahan yang ada maka peneliti dapat melakukan identifikasi masalah dengan dibantu pembimbing lapangan untuk mendapatkan informasi tambahan.

4. Perumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah, tahap selanjutnya adalah merumuskan masalah yang ada. Perumusan masalah merupakan rincian dari permasalahan yang dikaji dan nantinya akan menunjukkan tujuan dari penelitian ini

5. Penentuan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk menentukan batasan-batasan yang perlu dalam pengolahan dan analisis hasil pengukuran selanjutnya.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk dilakukan pengolahan data. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Profil Perusahaan dan Struktur Organisasi CV. SAAM JAYA Pasuruan.

2. Data mesin-mesin dan energi yang digunakan dalam proses produksi CV. SAAM JAYA Pasuruan.

3. Data bahan baku utama dan tambahan yang digunakan selama proses produksi di CV.

SAAM JAYA Pasuruan.

4. Data alat-alat transportasi yang digunakan sebagai alat pendistribusian dari supplier maupun ke konsumen CV. SAAM JAYA Pasuruan.

5. Data input dan output tiap proses CV. SAAM JAYA Pasuruan.

6. Data limbah tiap proses CV. SAAM JAYA Pasuruan.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dari beberapa sumber seperti data historis perusahaan, penjelasan dari pihak terkait dan beberapa referensi penelitian terdahulu. Pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode, antara lain:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan terhadap obyek penelitian. Observasi yang telah dilakukan yaitu mengamati tahapan-tahapan proses pembuatan produk biji plastik di CV. SAAM JAYA.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti.

Pihak yang diwawancarai antara lain kepala bagian produksi, operator, dan beberapa staf karyawan di CV. SAAM JAYA. Pertanyaan yang diajukan terkait mengenai proses-proses dari produksi biji plastik dan siklus hidup dari produk.

c. Dokumentasi Perusahaan

Dokumentasi perusahaan merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari arsip, dokumen, atau catatan yang dimiliki perusahaan. Dokumen ini digunakan sebagai pelengkap atau penunjang dalam penelitian.

3.3.3 Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini merupakan pelaksanaan Life-Cycle Assessment (LCA) produk biji plastik yaitu:

1. Pelaksanaan Life Cycle Assessment:

a. Penentuan goal dan scope.

b. Pembuatan Life Cycle Inventory (LCI).

c. Pembuatan Life Cycle Impact Assessment (LCIA).

2. Identifikasi dampak kegiatan yang akan terjadi.

3.3.4 Tahap Analisa dan Pembahasan

Penjelasan secara sistematis mengenai tahapan analisis dan kesimpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan

Pada tahap ini akan dibahas hasil dari LCI dan LCIA pada pengolahan data. Hasil LCI

dan LCIA akan dianalisa mengenai dampak yang ditimbulkan dan dicari dampak dan proses yang bernilai besar.

2. Rekomendasi Perbaikan

Rekomendasi perbaikan dilakukan dengan melakukan perumusan beberapa alternatif perbaikan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Selanjutkan dilakukan pemilihan alternatif perbaikan yang terbaik dengan melibatkan pembimbing lapangan. Rekomendasi ini dibuat dengan melihat hasil dari LCIA yaitu proses yang paling besar berkontribusi pada dampak lingkungan.

3. Kesimpulan dan Saran

Setelah keseluruhan proses penelitian selesai dilakukan, maka tahapan akhir adalah membuat kesimpulan dari semua proses yang dijalani dengan menuliskan hasil akhir dari penelitian yang menjawab tujuan penelitian di awal. Selain itu juga diberikan saran terkait penelitian apa yang hendaknya dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan saat ini.

3.4 Diagram Alir Penelitian

Pada gambar 3.1 dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang digambarkan dengan

Pada gambar 3.1 dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang digambarkan dengan

Dokumen terkait