• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6. Kerangka Teori

1.6.3. Pemerintahan Desa

1.6.3.4. Aset Desa

Dalam Undang-undang No 6 Tahun 2014 Pasal 76 ayat 1 Aset desa juga dibahas, disebutkan bahwa : Aset desa dapat berupa tanah kas desa, tanah ulayat, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik desa, mata air milik desa, pemandian umum, dan aset lain milik desa”.58 Aset desa adalah barang hak milik desa sesuai Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 11 dan per mendagri Nomor 114 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 19. Keseluruhan aset adalah milik pemerintah daerah Kabupaten/Kota, sesuai pasal 11 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.59

Sedangkan pengelolaan kekayaan yang dimiliki desa harus dilaksanakan berdasarkan asas - asas kepentingan umum,yakni fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efesiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi.

Pengelolaan kekayaan yang dimiliki desa juga harus bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa serta meningkatkan pendapatan desa yang lebih baik untuk kedepannya.

57 Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

58 Op. cit Undang-Undang No 6. Pasal 76 Ayat 1.

59 Jan Hoesada.2019.Manajemen Aset Desa. Jakarta : Salemba Empat. Hlm. 27

26 1.6.3.5. Sumber Dana Desa

Dana desa merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan dana desa secara nasional dalam APBN setiap tahunnya yang bersumber dari belanja pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.60 Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014, Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Bab I Angka 1 dijelaskan bahwa. “Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kebupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan kemasyarakatan”.61

Dalam peraturan Menteri juga telah diatur bahwa dana desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal desa bidang pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Prioritas penggunaan dana desa didasarkan pada prinsip prinsip: 62

1. Pertama, keadilan dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan.

2. Kedua, kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan desa yang lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat desa.

60 A Saibani, 2014. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Jakarta: Media Pustaka. Hlm. 4

61 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Bab I Angka 1

62 Sri Muliyani Indrawati. 2017. Buku Pintar Dana Desa. Jakarta: Kemenkeu. Hlm. 14

27

Menurut Nurcholis pendapatan desa bersumber dari: 63

1. Pendapatan asli desa yang berasal dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotongroyong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah.

2. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dari retribusi Kabupaten/Kota yang sebagian diperuntukan bagi desa.

3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang dibagi ke setiap desa secara proposional yang merupakan alokasi dana desa.

4. Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.

5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

1.6.3.6. Tujuan Dana Desa

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan dana desa yang tertib,transparan akuntabel dan berkualitas, Pemerintah dan kabupaten/kota diberi kewenangan untuk dapat memberikan sanksi berupa penundaan penyaluran dana desa dalam hal laporan penggunaan dana desa yangterlambat/tidak disampaikan. Disamping itu, pemerintah dan kabupaten/kota juga dapat memberikan sanksi berupa pengurangan dana desa, apabila penggunaan dana tersebut tidak sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa, pedoman umum, pedoman teknis kegiatan atau terjadi penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.

Alokasi anggaran untuk dana desa ditetapkan sebesar 10% (sepuluh perseratus). Adapun tujuan dari dana desa berlandasan hukum UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa yaitu:64

63 Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta : Airlangga. Hlm. 82

64 Ibid. Sri Muliyani Indrawati, Buku Saku Dana Desa. Hlm. 14

28

a. Meningkatkan pelayanan publik didesa.

b. Mengentaskan kemiskinan.

c. Memajukan perekonomian desa.

d. Mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa

e. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembagunan.

Pengalokasian dana desa diantaranya adalah :65

a) Dana desa setiap kabupaten/kota dialokasikan berdasarkan perkalian antara jumlah desa disetiap kabupaten/kota dan rata-rata dana desa setiap provinsi.

b) Rata-rata Dana Desa setiap provinsi dialokasikan berdasarkan jumlah desa dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk kabupaten/kota, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis kabupaten/kota.

c) Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitungdengan bobot: 30% untuk jumlah penduduk, 20% untuk luas wilayah, dan 50%

untuk angka kemiskinan.

Sedangkan Alokasi Dana Desa bersumber dari belanja pemerintah pusat dengan mengefektipkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan.

Dimana Alokasi Dana Desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah paling sedikit 10% setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota yang disampaikan kepada Menteri dengan tembusan gubernur.

1.6.3.7. Prinsip Penggunaan Dana Desa

Dalam penetapan prioritas pembangunan dana desa perludiperhatikan perinsip-perinsip pengunaan dana desa, diantaranya:Keadilan, yaitu:66

65 Ibid. Hlm. 17

66 Ibid. Sri Muliyani Indrawati, Buku Saku Dana Desa. Hlm. 22

29

a. mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan.

b. Kebutuhan prioritas, yaitu: mendahulukan kepentingan desa yang lebih mendesak, lebih dibutuhkan, dan berhubungan langsungdengan kepentingan sebagian besar masyarakat desa.

c. Kewenangan desa, yaitu: mengutamakan kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal bersekala desa.

d. Partisipatif, yaitu: mengutamakan prakarsa dan kreativitasmasyarakat.

e. Swakelola dan berbasis sumber daya desa, yaitu: pelaksanaansecara mandiri dengan pendayagunaan sumber daya alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran, dan ketrampilan warga desa dankearifan lokal.

f. Tipologi desa, yaitu: mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik, geografis, sosiologis, antropologis ekonomi, dan ekologi desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan kemajuan desa.

1.6.3.8. Prioritas Penggunaan Dana Desa

Prinsip penggunaan dana desa Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Per mendagri Nomor 20 Tahun 2018 bab III pasal 4 ayat 1 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dijelaskan bahwa, Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.67 Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa terutama, untuk peningkatan kualitas hidup, penanggulangan kemiskinan, dan kesejahteraan masyarakat, diantaranya:68

a. Penggunaan dana desa untuk bidang pembangunan desa diarahkan untuk pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan. Seperti:

1. Sarana prasarana desa meliputi lingkungan pemukiman, Transportasi,

67 Peraturan Menteri Desa Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 bab III pasal 4 ayat 1

68 Ibid. Sri Muliyani Indrawati, Buku Saku Dana Desa. Hlm. 23 – 24.

30

Energy, dan Informasi dan komunikasi.

2. Sarana prasarana sosial pelayanan dasar meliputi Kesehatan masyarakat, Pendidikan dan kebudayaan.

3. Sarana prasarana usaha ekonomi desa meliputi Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan dan Usaha ekonomi pertanianan atau lainnya bersekalaproduktif yang difokuskan pada kebijakan satu desa, satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi, dan pemasaran.

4. Sarana prasarana pelestarian lingkungan hidup meliputi Kesiapsiagaan menanggapi bencana alam dan Pelestarian lingkungan hidup.

b. Penggunaan dana desa untuk bidang pemberdayaan masyarakat desayang di tujukan untuk :

1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan desa.

2. Pengembangan kapasitas dan ketahanan masyarakat desa 3. Pengembangan sistem informasi desa

4. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar dibidang:

pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat desa penyangdang disabilitas.

5. Dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomiproduktif yang dikelola oleh BUMDes atau dengan Kerjasama dengan pihak ketiga.

6. Dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan data deskriptif berupa

kata-31

kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mencari tahu dan memahami hal apa saja yang terjadi di masyarakat sebagai subjek atau objek penelitian penelitian seperti perilaku, pemikiran, Tindakan dan lain – lain. Secara holistik dengan menggambarkan suatu masalah, gejala, peristiwa dan realita dengan kata -kata dan bahasa dalam konteks alamiah dan dengan menggunakan dan memanfaatkan metode ilmiah lainnya.69.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan inteksi sosial individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat.70

1.7.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Metode studi kasus memastikan bahwa peneliti tetap holistik dan signifikan. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, ciri-ciri dan hubungan antar fenomena yang diteliti.71

Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif ini tujuannya adalah menjelaskan secara mendalam dan dapat mendapatkan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada berbagai penelitian dan masalah – masalah yang terjadi di kehidupan sosial.72

69 Lexy J. Moleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Daerah. Hlm. 6 Hadawari Nawari. 1987. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hlm. 63

70 Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar, 2004. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 4

71 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Hlm.4.

72 Hadawari Nawari. 1987. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hlm. 63

32 1.7.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian ini akan dilakukan. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan atau berlokasi di Desa Paya Bagas , Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai.

1.7.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan Teknik pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Hal tersebut dilakukan untuk ke akuratan hasil dari sebuah penelitian.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dan dilakukan secara langsung di lokasi penelitian yang dilakukan dengan metode wawancara, metode wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam. Melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti informan, peneliti dapat mendalam dengan narasumber yang berkaitan dengan masalah penelitian dan juga melalui dokumentasi atau pengamatan langsung terhadap objek penelitian, Dokumentasi adalah mengumpulkan, menganalisa, dan mengelola data yang menghasilkan dokumen yang berisi keterangan atas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan.73 Adapun narasumber yang bersangkutan dalam penelitian ini adalah :

 Sekretaris BPD Yaitu Ibu Susi Susanto.

 Kepala Dusun Yaitu Bapak Heru S.E.

 Tokoh Masyarakat Yaitu Bapak Ramli.

 Sekretaris Desa Yaitu Ibu Wika Yunara S. Sos.

 Masyarakat Yaitu Bapak Suhedi.

73 Lisa Harison. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta : Prenada Media Group. Hlm. 104

33 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu kelompok atau individu melalui pihak – pihak lain seperti lembaga atau institusi tertentu yang telah melakukan penelitian dan mengolah data sebelumnya secara tidak langsung dari berbagai sumber seperti buku, laporan, makalah, jurnal, dan lain – lain yang relevan dengan judul penelitian.74

1.7.5. Teknik Analisa Data

Teknik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Analisa data kualitatif, yang dalam proses penganalisaan datanya dengan menjelaskan dan menggambarkan hasil penelitian melalui jumlah data yang telah berhasil dikumpulkan oleh penulis dari sumber – sumber dan objek penelitian.75 Penelitian ini berfokus pada obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Metode studi kasus memastikan bahwa peneliti tetap holistik dan signifikan.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, ciri-ciri dan hubungan antar fenomena yang diteliti

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam suatu Penelitian, perlu dicamtumkan sistematika penulisan, yang pada dasarnya sistematika penulisan merupakan sebuah penjabaran secara deskriptif tentang hal – hal yang akan di tulis. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah dan untuk mendapatkan suatu gambaran penulisan yang lebih jelas, teperinci dan terarah dalam suatu karya ilmiah. Dalam penelitian ini, penulis membagi sistematika penulisan terdiri dari 4 (empat) bab yaitu :

74 Sudarso Dalam Bagong dan Satinah. 2 005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Kencana Prenada Group. Hlm.55

75 Lexy J. Meleong. Op.cit. Hlm. 108

34

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latarbelakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitia, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang profil Desa yang akan jadi objek penelitian, seperti sejarah, keadaan geografis, keadaan social, ekonomi penduduk, sarana dan prasarana apa saja yang ada di dalam desa yang akan menjadi objek penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan secara garis besar hasil dari penelitian sekaligus menganalisis data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian.

35 BAB II

GAMBARAN UMUM DESA PAYA BAGAS

2.1. Gambaran Umum Desa Paya Bagas

2..1.1. Sejarah Desa Paya Bagas

Desa Paya Bagas merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi; Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Sebelum bernama Desa Paya Bagas desa ini bemama Desa Rantau Laban. Pada mulanya Rantau Laban merupakan desa yang termasuk dalam kecamatan Tebing Tinggi yang masuk dalam wilayah Tebing Tinggi yang mana belum terjadi nya pemekaran wilayah.

Sebelum menjadi Desa Paya Bagas pemerintah Desa Rantau Laban di pimpin oleh kepala Pemerintah desa sebagai berikut :

1. Bajuri : dari tahun 1956 s/d 1972 2. Miji Nur : dari tahun 1972 s/d 1986

Sejak Awal dibentuk tahun 1986 dari Desa Paya Bagas dipimpin 0leh :

1. Syamsuddin : dari tahun 1986 s/1988

2. Wahlid Wardi : dari tahun 1988 s/d 1992

3. Hasan Basri : dari tahun 1992 s/d 2002

4. Nelson Pa njai ta n : dari tahun 2002 s/d 2008

5. Ramli : dan tah u n 2008 s/d 201 5

6. Pj. Jasmir Batu Bara : dari tah u n 20 1 5 s/ d Mei 201 6

7. Imam Mahy uzar : dari Mei 201 6 s/d 2021

36 2.1.2 Keadaan Geografis Desa

Desa Paya Bagas terbentuk dari 12 dusun, memiliki luar wilayah 2.01 0 Ha dengan perincian sebagai berikut : Desa Paya Bagas masuk dalam wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai . Dengan jarak ke Provin si ± 85 Km, jarak dengan Kabupaten Serdang Bedagai ± 25 Km, jarak dengan kantor Camat ± 5 Km dengan batas -batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Sei Bamban, Desa Paya Lombang

Sebelah Selatan berbatas dengan Kota Tebing Tinggi Sebelah Timur berbatas dengan Desa Kuta Baru Sebelah Barat berbatas dengan Dolok masihul

Desa Paya Bagas berada pada ketinggian antara ± 300 M - ± 400 M diatas permukaan laut terletak di jalur lalu lintas antara Kecamatan Sei Bamban , Kota Tebing Tinggi dan Kecamatan Tebing Syahbandar. Di Kecamatan Tebing Tinggi Desa Paya Bagas adalah Desa terluas dan Desa Paya Bagas merupakan desa campuran yang mana letak wilayah nya terbagi – bagi dan Desa Paya Bagas adalah desa yang wilayah nya paling luas dari 13 desa lainnya di Kecamatan Tebing Tinggi dengan luas wilayah ± 27.1 Km2.

Desa Paya Bagas merupakan desa yang dikelilingi oleh lahan perkebunan sawit dan memiliki 7 dusun yang merupakan wilayah HGU dari PT PN III rambutan dan memiliki 5 dusun asli

37 Gambar 2.1.

Peta Wilayah Desa Paya Bagas

Sumber · Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

38

2.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Paya Bagas

2.2.1. Keadaan Penduduk Desa Paya Bagas

Keadaan penduduk Desa Paya Bagas di Kecamatan Tebing Tinggi pada tahun 2018 tercatat berjumlah 3580 jiwa atau 1004 KK . J u mlah laki – laki di Desa Paya Bagas lebih besar dari jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan, Jenis kelamin laki-laki berumlah 1877 Jiwa sedangkan jumlah penduduk yang berjenis perempuan berjumlah 1697 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk berdasarkan umurnya, tingkat Pendidikan dan suku bangsa dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :

Tabel 2.1.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

NO Kelompok JUMLAH

1 Dibawah 1 Tahun 120

2 2 s/d 4 Tahun 178

3 5 s/d 9 Tahun 154

4 10 s/d 14 Tahun 216

5 15 s/d 19 Tahun 684

6 20 s/d 24 Tahun 260

7 25 s/d 29 Tahun 358

8 30 s/d 34 Tahun 159

9 35 s/d 39 Tahun 198

10 40 s/d 44 Tahun 252

11 45 s/d 49 Tahun 171

12 50 s/d 54 Tahun 256

13 55 s/d 59 Tahun 228

14 60 s/d 64 Tahun 104

39

15 65 s/d 69 Tahun 147

16 70 s/d 74 Tahun 69

17 Diatas 75 Tahun 26

TOTAL 3580

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan N

O TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLA

H

1 Belum Sekolah 280

2 Usia 7 45 tahun tidak pernah sekolah 156 3 Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 135

4 Tamat SD/sederajat 765

5 SLTP/sederajat

875

6 SLTA/sederajat

2765

7 D-1 4

8 D-2 0

9 D-3 18

10 S-1 22

11 S-2 0

12 S-3 1

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

40

2.2.2. Kehidupan Beragama dan Sosial Budaya

Desa Paya Bagas adalah satu desa yang masyarakat nya sangat majemuk,baik dari segi sosial budaya maupun agama. Adapun komposisi suku atau etnis dan umat beragama di Desa Paya Bagas di jelaskan dalam tabel – tabel berikut ini:

Tabel 2.3.

Penduduk Berdasarkan suku / etnis

NO ETNIS / SUKU JUMLAH

1 Melayu 65

2 Karo 85

3 Nias 4

4 Mandailing 87

5 Batak 831

6 Minang 38

7 Banjar 44

8 Jawa 2248

9 Simalungun 106

10 Aceh 11

11 Sunda 15

12 Dan Lain-lain 46

JUMLAH 3580

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

41 Tabel 2.4.

Penduduk Berdasarkan Agama

NO DUSUN

JUMLAH PENDUDUK AGAMA

Islam Protestan Katolik Hindu Budha

1 DUSUN I - 278 34 - -

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat diambil sebuah kesimpulan di Desa Paya Bagas memiliki bermacam suku yang berasal dari beberapa macam suku. Dan di Desa Paya Bagas di dominasi oleh umat beragama Islam dan ada juga yang beragama protestan yang tersebar di wilayah Desa Paya Bagas. Dengan beragam suku , agama di Desa Paya Bagas namun seluruh masyarakat masih memegang teguh tradisi – tradisi peninggalan leluhur seperti :

 Upacara – upacara adat yang berhubungan dengan siklus hidup manusia baik dari lahir menuju dewasa dan sampai dengan kematian.

 suku Jawa seperti sedekah bumi, bersih desa, perwiritan dan semacam nya juga masih dilakukan setiap minggu / tahun.

42

Rasa gotong royong masyarakat masih sangat melekat, kebiasaan menjenguk orang yang lagi sakit bukan hanya makanan saja yang di bawa melainkan juga masyarakat mengumpulkan dana Bersama-sama untuk kemudian di sumbangkan oleh orang yang lagi sakit. Kebiasaan tolong menolong , kerja sama dalam keperluan Bersama itu merupakan sebuah gambaran bahwa hubungan bertetangga dan bermasyarakat di Desa Paya Bagas ini masih terjaga dan saling harmonis satu sama lainnya.

2.2.3. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Paya Bagas

Penduduk di Desa Paya Bagas memiliki beragam mata pencaharian,namun mayoritas dari penduduk adalah petani padi dan karyawan perkebunan sawit di PT PN III Rambutan. Hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerah yang berupa daerah pertanian. Perkebunan sawit, sawah dan buruh menjadi kegiatan utama bagi masyarakat dalam mengisi kebutuhan pokok sehari – hari dan beberapa masyarakat lain nya bekerja dibidang lain, karena wilayah Desa Paya Bagas terletak di pinggir kota yaitu kota madya Tebing Tinggi maka sebahagian masyarakat bekerja di kota tersebut.

Tabel 2.5.

Penduduk Berdasarkan Pekerjaan / Mata pencahaarian

NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH

1 Petani 560

2 Buruh Tani 125

3 Buruh Pabrik 1320

4 Pegawai Negeri 55

5 Pengrajin 5

6 Pedagang 235

7 Peternak 45

43

8 Montir 10

9 TNI / POLRI 5

10 Pensiunan 560

11 Perangkat Desa 15

12 Pembuat Batu Bata 3

13 Dan Lain – lain 135

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

2.3. Sarana dan Prasarana

Gambaran umum sarana dan pra sarana yang terdapat di wilayah Desa Paya Bagas saat ini dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain; sarana keagamaan, sarana Pendidikan,Sarana Kesehatan dan sarana transportasi.

2.3.1. Sarana Keagamaan

Di Desa Paya Bagas Terdapat 8 unit sarana keagamaan atau tempat ibadah yaitu 5 unit diantaranya adalah Masjid dan 1 unit Mushola, dimana Mushola dan Mesjid ini merupakan tempat beribadah bagi umat islam dan terdapat 2 unit Gereja untuk peribadatan agama Kristen.

Tabel 2.6.

Sarana Peribatan

NO Sarana Peribadatan Jumlah

1 Mushola 1

2 Masjid 5

3 Gereja 2

4 Vihara -

5 Kuil -

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

44 2.3.2. Sarana Pendidikan

Di Desa Paya Bagas terdapat beberapa sarana Pendidikan yaitu : 3 unit PAUD, 3 unit TK / RA, 3 unit Sekolah Dasar, TPQ ( Tempat Pembelajaran Quran ) 4 unit dan 1 unit Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) yaitu SMK Negeri 1 Desa Paya Bagas. Sarana dan Prasarana di Desa Paya Bagas masih belum lengkap sehingga beberapa masyarakat memilih menyekolahkan anak – anak nya ke daerah lain seperti di Kabupaten dan Kota Madya yang terdekat dengan Desa Paya Bagas.

Tabel 2.7. :

Sarana Dan Prasarana Pendidikan NO Sarana Pendidikan Formal

dan Non Formal JUMLAH

1 Unit PAUD 3 unit

2 Unit TK / RA 3 unit

3 Unit Sekolah Dasar ( SD ) 3 unit

4 TPQ 4 unit

5 Sekolah Menengah Kejuruan 1 unit

Sumber : Profil Desa Paya Bagas Tahun 2018

2.3.3. Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang ada di Desa Paya Bagas adalah Puskesmas Pembantu 1 unit, Puskesbun 1 unit, dan Balai Desa 1 unit. Untuk mendapatkan

Sarana Kesehatan yang ada di Desa Paya Bagas adalah Puskesmas Pembantu 1 unit, Puskesbun 1 unit, dan Balai Desa 1 unit. Untuk mendapatkan

Dokumen terkait