• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6. Kerangka Teori

1.6.2. Teori Pengawasan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia istilah pengawasan berasal dari kata awas yang artinya memperhatikan baik – baik, dalam arti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang di awasi.36 Pengawasan adalah upaya agar sesuatu dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan intruksi yang telah dikeluarkan.37 Sebagai bahan perbandingan diambil dari beberapa pendapat para sarjana dibawah ini antara lain :

Menurut Prayudi “ pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang dijalankan, dilaksanakan, denga napa yang dikehendaki, direncanakan atau diperhatikan.”38 Dan menurut Saeful Anwar : pengawasan atau control terhadap Tindakan aparatur pemerintah diperlukan agar pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan dan terukur dari penyimpangan- penyimpangan.39 Selanjutnya menurut M. Manullang menyatakan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan suatu pekerjaan apa yang telah

35 Op.Cit. Gabriel A . Almond dan Sidney Verba. 1984. Hlm. 144

36 Sujanto. 1986. Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm. 2

37 Riawan Tjandra.2006. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hlm.131.

38 Prayudi. 1981. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm. 60

39 Saeful Anwar. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Glora Madani Press. Hlm. 127

19

dilaksanakan dan mengoreksi bila perlu dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana awal.40

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah sebuah proses kegiatan yang terus menerus dilaksanakan untuk mengetahui pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, kemudian di adakan penilaian serta mengoreksi apakah pelaksanaannya sesuai dengan semestinya atau tidak. Selain itu pengawasan adalah suatu penilaian yang merupakan suatu proses pengukuran dan perbandingan dari hasil - hasil pekerjaan yang nyata telah dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai. Dengan kata lain hasil dari pengawasan harus dapat menunjukkan sampai dimana terdapat kecocokan atau ketidakcocokan serta mengevaluasi sebab – sebabnya.41

1.6.2.1. Tujuan Pengawasan

Pengawasan bertujuan untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang berjalan sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan kegagalankegagalan lainnya, sehingga bisa dilakukan perbaikan untuk memperbaiki dan mencegah pengulangan-pengulangan kegiatan yangsalah, untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan epesien, dan apakah tidak dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat epesiensi yang besar.42

Tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut: 43

1) Agar terciptanya aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa yang

40 Manullang. 1995. Dasar – Dasar Menajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm. 18

41 Bohari.1995. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Hlm.3.

42 Angger Sigit Pramukti dan Meylani Cahyaningsih. 2016. Pengawasan Hukum Terhadap Aparatur Negara. Jakarta:Pustaka Yustisia. Hlm. 18.

43 Victor M. Situmorang dan jusuf juhir.1994. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Hlm. 23

20

didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna dan berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang kontruksi dan terkendali dalam wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang objektif, sehat dan bertanggung jawab.

2) Agar terselenggaranya tertib administrasi dilingkungan aparatur pemerintah, tumbuhnya disiplin kerja yang sehat. Agar adanya keleluasaan dalam melaksanakan tugas, fungsi/kegiatan, tumbuhnya budaya maka dalam diri masing-masing aparat, rasa bersalah dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal - hal yang terhadap masyarakat dan ajaran agama.

Menurut Sukarno K tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut :44 a. Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang

digariskan.

b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan intruksi serta asas – asas yang telah di intruksikan

c. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan, kelemahan – kelemahan dalam bekerja.

d. Untuk mengetahui segala sesuatu apakah berjalan dengan efisien,; dan Untuk mencari jalan keluar bila ternyata di temui kesulitan – kesulitan, kelemahan – kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan.

Sedangkan menurut Handayaningrat adalah :45

a. Untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan,

ketidaksesuaian penyelenggaraan yang lain-lain yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.

b. Agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

44 Sukarno K. 1992. Dasar – Dasar Menajemen. Jakarta : Miswar. Hlm. 115

45 Dikutip dalam Sopi. 2013 Pengaruh Pengawasan dan Penilaian Prestasi Kerja terhadap Motivasi Pegawai kantor Bea dan Cukai tipe Madya Bandung. Hlm.17

21 1.6.2.2. Tipe - Tipe Pengawasan

Dilihat dari tipenya,pengawasan ini memiliki tiga tipe pengawasan, yaitu :46 a. Pengawasan pendahuluan (steering controls). Pengawasan ini direncanakan untuk mengatasi masalah-masalah atau penyimpangan - penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.

b. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan (Concurrent Controls). Pengawasan ini dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu harus dipenuhi dahulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “double check” yang lebih menjamin ketetapan pelaksanaan suatu kegiatan.

c. Pengawasan umpan balik yaitu pengawasan yang megukur hasil-hasil dari kegiatan tertentu yang telah diselesaikan.

Melihat dari tipe-tipe pengawasan tersebut maka suatu pemerintahan desa harus ikut mensertakan masyarakat untuk melakukan pengawasan di setiap proses yang berjalan. Pengawasan bukan ditujukan untuk mencari-cari kesalahan atau mencari siapa yang salah, tujuan utama dari pengawasan ialah untuk memahami apa yang salah demi perbaikan dimasa datang, dan mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan dalam rangka pelaksanaan daripada suatu rencana sehingga dapat diharapkan suatu hasil maksimal.47

Jadi pengawasan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi suatu pekerjaan yang memerlukan kecakapan, ketelitian, kepandaian, pengalaman, bahkan harus disertai wibawa yang tinggi, hal ini mengukur tingkat efektivitas kerja dari para aparatur pemerintah. pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengawasi jalannya roda pemerintahan, dapat dilakukan secara langsung yaitu

46 Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Pengawasan. Bandung : PT. Refika Aditama. Hlm.176

47 Bohari, Penngawasan Keuangan Negara. Ibid, Hlm. 5.

22

dengan menyampaikan bahan yang diperlukan oleh aparatur pelaksanaan kegiatan tertentu yang menjadi tanggung jawab fungsionalnya, menyampaikan informasi kepada para wakilnya yang duduk di lembaga perwakilan dan juga dengan memberikan bahan informasi secara faktual dan tanggung jawab.

Dokumen terkait