• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Penelitian

Mobilitas manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kegiatan tersebut dilakukan untuk berbagai jenis tujuan, misalnya untuk mencari makan dan minum, mencari tempat tinggal yang lebih layak, mengungsi dari serbuan orang lain dan lain-lain.

Dalam melakukan mobilitas, manusia sering membawa barang, sehingga diperlukan alat angkut untuk mengangkut barang bawaan. Alat angkut itu sendiri telah dikenal oleh manusia sejak puluhan ribu tahun lalu. Wujud alat angkut pun berkembang dari zaman ke zaman sesuai tingkat perkembangan kecerdasan manusia. Alat angkut tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin (sepeda motor, mobil dll) ataupun tidak bermesin (sepeda, becak, dll) (Kusnanto, 2020:5).

Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks di berbagai bidang membuat buat masyarakat membutuhkan alat transportasi yang praktis dan mudah guna mendukung mobilitas sehari-hari, seperti untuk berangkat kerja, sekolah, ataupun untuk berbelanja ke pasar. Hingga saat ini, salah satu alat transportasi yang sering digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat di Indonesia dalam menunjang mobilitas mereka sehari-hari adalah sepeda motor. Banyak masyarakat di berbagai wilayah Indonesia memiliki alasan bahwa sepeda motor merupakan alat transportasi yang dapat menghemat waktu dan biaya sehingga sangat sesuai untuk mendukung tingkat mobilitas tinggi terutama di daerah perkotaan dengan kondisi lalu lintas padat (Fahira, 2021:1).

Tabel 1.2 Jumlah Kendaraan Bermotor Di Indonesia Tahun 2018-2021

Jenis Kendaraan Bermotor Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit)

2018 2019 2020

Sepeda Motor 106.657.952 112.771.136 115.023.039 Mobil Penumpang 14.830.698 15.592.419 15.797.746

Mobil Bis 222.872 231.569 233.261

Mobil Barang 4.797.254 5.021.888 5.083.405 Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa jumlah jenis kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor di Indonesia pada tahun 2018-2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 6%. Hal tersebut lebih tinggi dari peningkatan jumlah jenis kendaraan bermotor lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa masyarakat di Indonesia mengandalkan sepeda motor guna mendukung mobilitas sehari-hari. Korps lalu lintas (Korlantas) Kepolisian RI (Polri) mencatat, jumlah kendaraan di Indonesia masih didominasi pengguna roda dua atau sepeda motor. Berdasarkan data yang diperbarui pada 17 Januari 2022, jumlah kendaraan bermotor roda dua di Indonesia mencapai 117,74 juta unit. Provinsi DKI Jakarta menjadi penyumbang pengguna sepeda motor terbanyak kemudian, peringkat kedua diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah dan peringkat ketiga Provinsi Jawa Barat (Dihni, 2022).

Menurut Menteri Perindustrian, penjualan yang dilakukan oleh industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Industri otomotif sendiri telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp 99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2021). Menurut Dharmamesta dalam Saputra (2018:1), penjualan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan, tanpa adanya suatu penjualan maka perusahaan tersebut tidak akan mendapatkan keuntungan dan tidak dapat terus beroperasi. Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Tabel 1.3 Penjualan Sepeda Motor Domestik dan Ekspor Tahun 2017-2020

Tahun Domestik (Unit) Ekpsor (Unit)

2017 5.886.103 434.691

2018 6.383.108 627.421

2019 6.487.460 810.433

2020 3.660.616 700.392

Sumber:Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2021)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui bahwa penjualan sepeda motor terbanyak secara domestik maupun ekspor terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah sepeda motor masing-masing sebesar 6.487.460 unit untuk domestik dan 810.433 unit untuk ekspor, sedangkan jumlah penjualan terkecil secara domestik terjadi pada tahun 2020 sebesar 3.660.616 unit dan ekspor pada tahun 2017 sebesar 434.691 unit.

Industri otomotif kendaraan bermotor roda dua menjadi primadona dan ikut serta

berkontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari penjualan berjumlah besar baik di pasar domestik maupun internasional yang terdiri dari berbagai merek buatan pabrikan asal Indonesia. Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) bahwa beberapa merek yang ada didalam persaingan penjualan sepeda motor di Indonesia ialah Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan TVS (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, 2021).

Gambar 1.1 Grafik Penjualan Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2021 Sumber:Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2021)

Di Indonesia sendiri hingga saat ini, pangsa pasar kendaraan bermotor roda dua didominasi oleh Honda dan Yamaha, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan mereka mampu memanfaatkan peluang dengan cepat untuk melakukan penyegaran-penyegaran terhadap desain produk sepeda motornya, berbeda hal dengan Suzuki yang sangat lambat dalam melakukan penyesuaian desain sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia (Kompasiana, 2019). Akan tetapi, hal tersebut merupakan salah satu pencapaian positif dari beberapa tahun sebelumnya, dimana Suzuki berhasil menduduki posisi ketiga dalam industri sepeda motor di Indonesia, sehingga dapat menjadi motivasi tersendiri untuk bersaing agar bisa meningkatkan penjualan kendaraan bermotor roda dua di Indonesia (Rohman &

Pasaribu, 2020).

Menurut Kepala departemen penjualan dan pemasaran PT. Suzuki Indomobil Sales, Suzuki hanya berstatus sebagai market follower dari Honda dan Yamaha sehingga cukup sulit untuk meluncurkan desain terbaru guna membuat gebrakan pasar. Sedangkan, menurut Manajer Pemasaran PT. Suzuki Indomobil Sales, Suzuki

beberapa kali salah menentukan waktu dan terkesan ragu-ragu untuk meluncurkan desain produk terbaru sehingga, tidak cukup banyak untuk menyita perhatian publik serta terkesan untuk menunggu sambil mengikuti trend pasar yang sudah ada (Nurhuda, 2020).

Kemampuan konsumen yang semakin pintar, membuat manusia lebih selektif dalam memilih sebuah barang atau produk yang akan digunakan. Persaingan bisnis dalam bidang otomotif atau sepeda motor dalam perkembangan diera globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menanggapi persaingan dilingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan ketidak pastian. Oleh karena itu dengan memperhatikan perilaku konsumen pada saat mengambil keputusan pembelian, perusahaan harus meningkatkan strategi pemasaran yang lebih baik seperti harga, promosi, desain produk, kualitas produk, dan kualitas pelayanan (Thobroni, 2018:5). Menurut Kotler & Amstrong dalam (Saputra, 2018:1), keputusan pembelian adalah tindakan konsumen untuk membeli atau tidak suatu produk, dimana terdapat lima tahapan proses yang dilakukan oleh seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian.

Keputusan pembelian merupakan hasil akhir dari persepsi positif seorang konsumen terhadap suatu produk. Kualitas layanan, harga, kualitas produk, desain produk dan layanan purna jual mungkin menjadi alasan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tersebut. Menurut Hendri dalam (Norbaiti, 2018) menjelaskan bahwa keputusan pembelian konsumen bukanlah berakhir dalam pembelian, namun dapat berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk tersebut, sehingga pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk pengambilan keputusan pembelian atas suatu produk di masa yang akan datang.

Suzuki terus berupaya untuk menggairahkan pasar otomotif nasional. Di tahun 2021, Suzuki berhasil mencapai peningkatan penjualan sebesar 13% sehingga sudah hampir setara dengan kompetitor terdekatnya yakni Yamaha. Menurut Kepala departemen penjualan dan pemasaran PT. Suzuki Indomobil Sales, dalam meningkatkan penjualan Suzuki sendiri memiliki strategi tersendiri, yakni dengan cara meningkatkan kualitas layanan purna jual, meluncurkan produk-produk baru dan mengadakan kegiatan dengan membentuk komunitas-komunitas bertujuan untuk membangun rasa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sekaligus sebagai

media promosi guna membentuk minat beli pada calon konsumen (Suhendra &

Pramisti, 2021).

Desain produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian, dimana dapat berguna sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada penetapan secara rinci desain produk atau jasa yang akan dibuat, serta diklarifikasi agar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki (Hidayatullah, 2020). Menurut Saladin dalam (Slamet, 2017:5), desain produk merupakan bagian dari teknis pengembangan suatu produk, hasil pengalaman konsumen dalam melihat orang lain menggunakan suatu produk menghasilkan suatu penilaian konsumen terhadap produk tersebut.

Apabila produk tersebut dapat memuaskan keinginan konsumen maka, konsumen akan memberikan penilaian positif terhadap produk tersebut.

Di samping menghadirkan produk berkualitas dan value for money, Suzuki juga terus berupaya memberikan layanan purna jual yang maksimal bagi konsumen.

Sepanjang 2020, Suzuki mencatatkan layanan purna jual sepeda motor sebanyak 390.379 unit intake di 249 bengkel resmi di seluruh Indonesia. Tingginya angka unit intake di tahun 2020 menunjukkan bahwa layanan purna jual Suzuki semakin dipercaya dan tetap menjadi pilihan konsumen. Pencapaian tersebut tidak lepas dari hadirnya beragam program servis menarik untuk konsumen serta layanan yang memudahkan seperti online booking melalui website, home Service, dan 24 hour Suzuki emergency roadside assistance (www.suzuki.co.id,2021).

Kualitas pelayanan purna jual juga menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, menurut Kotler dalam (Norbaiti, 2018:84), pelayanan purna jual merupakan pelayanan yang terkait dengan pelayanan yang didapatkan oleh konsumen setelah membeli suatu produk sampai pada batas yang telah diinformasikan sebelumnya oleh produsen. Dalam kaitan industri otomotif sepeda motor, pelayanan purna jual meliputi pelayanan servis, penyediaan suku cadang, dan penggantian barang yang rusak selama belum melebihi batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh pihak produsen (Saputra, 2018:2).

Dalam menghadirkan produk-produk berkualitas pasti sangat berkaitan erat pula dengan jaringan layanan penjualan dan purna jual, kualitas sumber daya manusia serta fasilitas perakitan yang canggih. Untuk kendaraan bermotor roda dua, Suzuki memiliki 3 pabrik canggih yang telah memenuhi standar manajemen mutu

ISO 9001 dan standar manajemen lingkungan ISO 1400 sehingga kualitas produk Suzuki Indonesia diakui secara Internasional. Pabrik perakitan sepeda motor Suzuki yang beroperasi saat ini adalah pabrik Tambun I, terletak di wilayah Tambun Kabupaten Bekasi (www.suzuki.co.id,2021). Kabupaten Bekasi merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah sebesar 1.274 km2 dengan jumlah populasi penduduk sebanyak 3.899.000 jiwa (www.bekasikab.go.id, 2020). Menurut Badan Pusat Statistik (2021), jumlah kendaraan bermotor roda dua di wilayah Kabupaten Bekasi mencapai 2.250.751 unit.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah diuraikan sebelumnya maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Desain Produk dan Layanan Purna Jual Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki Di Kabupaten Bekasi”.

Dokumen terkait