• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Latar belakang Program Bilingual

Penyelenggaraan pendidikan yang telah mencapai standar kualitas yang baik seharusnya memenuhi delapan (8) aspek SNP, yaitu pemenuhan standar isi, pemenuhan standar proses pembelajaran, pemenuhan standar penilaian, pemenuhan standar pengelolaan, pemenuhan standar tenaga pendidik dan kependidikan, pemenuhan standar sarana prasarana, dan pemenuhan standar pembiayaan, yang selanjutnya disebut dengan pemenuhan Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM).

Output dari proses pendidikan seharusnya mampu menjawab tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam hal meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu proses pendidikan diharapkan dapat mengolah semua potensi yang dimiliki oleh anak didik baik jasmaniah dan rohaniah. Output/outcomes Sekolah Bertaraf Internasional dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain bercirikan:

1) Lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri,

2) Lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan

3) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga. 18

Melihat dari tantangan kondisi pendidikan di masa mendatang ini, SMP Bakti Mulya 400 berusaha membuat suatu program yang dapat menghadapi tuntutan zaman. Dengan berusaha memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dilakukan berbagai pengembangan dan peningkatan agar dapat mencapai program bertaraf internasional dan dapat memiliki daya saing internasional seperti melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional baik di dalam dan luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga internasional atau

18

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3

60

negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik maupun non-akademik.

Proses penyelenggaraan dan pembelajaran dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain cirinya telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen maupun praktek. Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan harus bercirikan internasional, yaitu:

1) Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery;

2) Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;

student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional;

3) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; 4) Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris khususnya mata pelajaran

sains, matematika, dan teknologi;

5) Proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan

6) Dalam penyelenggaraannnya harus bercirikan utama kepada standar manajemen internasional yaitu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.19

Proses pembelajaran seperti ini telah diterapkan oleh SMP Bakti Mulya dengan menerapkan active learning dalam proses belajar mengajar, menggunakan teknologi komputer dan bahasa pengantar (bahasa Inggris) dalam pelajaran sains, matematika, IT, dan native speaker khusus untuk pelajaran bahasa Inggris sendiri, melakukan kerjasama dengan Cambridge International Examination (CIE) dengan mangadopsi dan mengadaptasi kurikulumnya, memiliki manajemen yang baik dengan meraih ISO, serta menjalin hubungan dengan beberapa sekolah di negara lain seperti Malaysia, Australia, Turki,

19

61

Singapura, dan Inggris.

Input SBI yang esensial bercirikan internasional antara lain:

1) Telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

2) Standar kelulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, sistem administrasi akademik berbasis TIK, dan muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran dari sekolah unggul diantara negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

3) Jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, serta semua guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK;

4) Tiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK, perpustakaan dilengkapi sarana digital/berbasis TIK, dan memiliki ruang dan fasilitas multi media; serta

5) Menerapkan berbagai model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kinerja kunci tambahan.20

Menurut ketua bidang program Bilingual/Internasional latar belakang terbentuknya program bilingual karena SMP Bakti Mulya 400 ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2009/2010, dan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 dan juga tuntutan zaman. Diharapkan peserta didik sekarang wawasannya tidak hanya Nasional tetapi wawasan Internasional karena akan menghadapi masa dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA 2015. Jadi anak-anak harus dipersiapkan secara fisik dan mental agar siap menghadapinya. Sehingga memiliki kemampuan internasional, bahasanya, dan interpersonal yang baik.21

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi pembentukan kelas

bilingual/Cambridge yang mempunyai muatan keinternasionalan yaitu tantangan di masa mendatang dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA 2015, serta sumber manusia yang diharapkan memiliki daya saing internasional (melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional

20

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3-4

21

Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan

62

baik di dalam dan luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga internasional atau negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik maupun non-akademik).

b. Kualifikasi tenaga pendidik/kependidikan program bilingual

Dokumen terkait