• Tidak ada hasil yang ditemukan

e. Hasil Evaluasi Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya 400

PENDIDIKAN TERAKHIR: S2

TANGGAL : 27 November 2014

WAKTU : 12.05

TEMPAT : Ruang Kepala Sekolah

.

1. Tanya : Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?

Jawab : Karena kita ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2009/2010, tetapi dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011. Jadi itulah yang melatar belakangi mengapa kita membentuk kelas yang mempunyai muatan keinternasionalan.

2. Tanya : Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ?

Jawab : Konsep kelas internasioanl di SMP Bakti Mulya 400 itu kita bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE) sehingga nuansa keinternasionalannya itu diakui oleh akademisi yang mempunyai reputasi keinternasionalan

3. Tanya : Apa saja rumusan program bilingual ?

Jawab : Pertama kita mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang disampaikan terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu kita merapatkan atau membahas konsep tersebut baik dari pihak sekolah maupun yayasan, lalu yang ketiga kita menetapkan konsep-konsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan tersebut yang paling dianggap memungkinkan ya konsep kelas internasional yang bekerjasama dengan Cambridge.

4. Tanya : Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?

Jawab : Strukturnya tidak terbatas pada kelas internasional tetapi lebih ke pengembangan sekolah yang bernuansa internasional. Jadi, Pertama ada pengembangan pengelolaan kelas internasional,

kedua ada pengembangan kelas internasional. Kalau berbicara dengan kelas itu berbicara struktur kurikulum yang digunakan. Dalam kurikulum kelas internasional itu ada tambahan pelajaran yang bermuatan internasional yaitu pelajaran matematika, ipa, B.inggris, dan IT.

5. Tanya : Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?

Jawab : Ya tahap perencanaan itu dilakukan sebelum tahap pelaksanaan, karena kita akan laksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011, maka pada tahun sebelumnya sudah kita rencanakan. Permasalahannya pada waktu itu kaena masih ada program RSBI yang dipaparkan di Yogyakarta oleh Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Intinya kita mengikuti prosedur disana tetapi tidak persis karena yang disampaikan hanya pokok-pokoknya tetapi pengembangannya ada di kita. Seperti kelas VII ada bridging program, kelas VIII ada home stay, kelas IX ada checkpoint. Bridging program artinya memberikan jembatan bagi kemampuan siswa SD dalam segi kebahasaan (bahasa Inggris) untuk belajar di SMP apalagi belajarnya untuk menyetarakan kurikulum internasional. Jadi kemampuannya diasah dalam segi bahasa Inggris. Kalau home stay program kelas VII untuk pergi ke luar negeri mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris mereka di orang tua angkat di luar negeri, dan checkpoint itu ujian akhir dari silabus Cambridge.

6. Tanya : Bagaimana mekanisme kerja program bilingual ?

Jawab : Dimulai dari rekrutmen calon siswa. Dalam rekrutmen calon siswa ada tes, tes nya terutama kemampuan bahasa Inggris baik tulisan maupun lisan baik aktif maupun pasif, setelah itu ditempatkan. Kemudian dilaksanakan programnya. Sedangkan gurunya harus membedah silabus tentunya berbeda dengan kurikulum nasional. Jadi kurikulum nasional ditambah dengan kurikulum Cambridge. setelah bedah silabus, kemudian membuat

rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus, ketiga melaksanakan pembelajarannya dengan bilingual tetapi keempat subject itu langsung dalam bahasa Inggris karena disini gurunya tunggal, guru bidang study yang memang sudah harus menguasai komunikasi bahasa Inggris. Keempat mengevaluasi, menilai. Penilaiannya menyusunnya juga teks dalam bahasa Inggris berdasarkan yang sudah diajarkan.

7. Tanya : Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam merencanakan program bilingual ?

Jawab : Data yang diperlukan :

1. Kurikulum perbandingan internasional. Misalkan kurikulum Cambridge, kurikulum Singapura, kurikulum Australia. 2. Lebih tepatnya tentang pengkondisian. Mengkondisikan,

membuat rapat, mencari alternatif perpaduan antara kurikulum nasional dan internasional.

Jadi, yang dinamakan kebutuhan ya kurikulum pembanding. 8. Tanya : Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?

Jawab : Masalah yang didiagnosa terkait program bilingual pertama dari pihak guru. Tidak semua guru siap melaksanakan karena kemampuannya terbatas. Kedua dilihat dari sumber daya, misalkan buku, software, perangkat pembelajaran seluruhnya tidak ada. Itu merupakan tantangan atau kendala. Ketiga dilihat dari tantangan masyarakat atau pertanyaan dari orang tua tentang relevansi kegiatan tersebut dengan pendidikan. Keempat biaya, karena harus ada pembayaran IT Center itu mahal sekali, belum lagi guru yang mempunyai keterampilan mengajar dengan bahasa Inggris itu juga mahal.

9. Tanya : Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program bilingual ?

Jawab : Kalau yang dimaksud stake holder itu yayasan kebijakannya hanya menetapkan. Kalau kebijakan sekolah itu program sekolah

lebih tepatnya bukan kebijakan. Kalau kebijakan itu sifatnya legitimasi hukum, mengatur karyawan dll. Kalau ini program lebih banyak sekolah yang punya ketentuan yang terkait dengan program itu. Kalau dibandingkan dengan reguler hampir sama terkait dengan regulasi atau pengaturan. Misalkan ketika masuk KBM ada KKM nya sama kecuali bahasa inggris, kenaikan kelas juga sama dengan reguler, panjang pendeknya hari belajar sama, libur dan waktu ujiannya sama, yang membedakan adalah tambahan programnya seperti bridging, home stay dan check point.

10. Tanya : Bagaimana cara seluruh pihak yang terlibat dalam melaksanakan kebijakan bilingual ?

Jawab : Pasti harus dijelaskan program itu keuntungan dan manfaatnya, kemudian keunggulannya supaya semua yang terlibat itu memang melaksanakannya itu dengan sungguh-sungguh karena tahu manfaatnya.

11. Tanya : Menurut bapak, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual di sekolah ini ?

Jawab : Kelebihannya itu anak-anak mempunyai kemampuan global, atau kemampuan internasional, skill kemampuan di abad-21 itu kemampuan global. Kekurangannya ya setiap program pasti ada kekurangannya. Kekurangannya ya mahal bukan kelemahan tapi satu hal yang tak terhingga.

12. Tanya : Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual ?

Jawab : Karena ini berupa program kelas sebetulnya namanya program pelaksanaan jadi istilahnya program yang reguler jadi terus menerus bukan dirancang pendek, menengah, panjang. Kalau itu program sekolah tapi untuk program bilingual itu program reguler yang terus menerus akan begitu. Akan dibuka kelas internasional, ada peminat, dan seterusnya.

13. Tanya : Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ? Jawab : Intinya anggaran kelas internasional itu ada biaya siswa reguler,

ada biaya tambahan. Kelas internasional mendapat biaya tambahan untuk melaksanakan kegiatan. Kalau kelas reguler uang pangkalnya 25 juta, SPP sekitar 1,5 juta dan tambahan kegiatan kelas internasionalnya sekitar 25 jutaan yang bisa diselesaikan dalam waktu 3 tahun untuk penggajian guru, pembayaran buku ditambah buku Cambridge, pembayaran check point karena harus bayar disana.

14. Tanya : Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program bilingual ?

Jawab : Sudah pasti S1 dan sesuai dengan bidang, mempunyai pengalaman mengajar yang baik, sudah mendapatkan training untuk mengajar dalam bahasa Inggris. Training dari lembaga flash English, dari Cambridge TKT.

15. Tanya : Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ?

Jawab : Peserta didik tidak ada kualifikasi yang khusus, hanya yang penting diterima di PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Sebetulnya beda tetapi tidak menjadi syarat mutlak seperti kemampuan penguasaan bahasa tetapi tidak mutlak harus seperti itu. Ketika dia punya kemauan itu boleh. Tetapi sistem tinggal kelasnya sama dengan reguler kalau tidak mampu ya ditinggal tidak ada perbedaan dalam perlakuan karena mereka selalu komunikasi dalam bahasa Inggris.

16. Tanya : Siapa saja sasaran program bilingual ?

Jawab : sasaran program bilingual ya calon-calon siswa/i yang mempunyai minat dan bakat dalam mendalami bahasa Inggris, seni dan budaya bangsa Indonesia yang akan dibawa ke luar negeri untuk dapat dibanggakan.

17. Tanya : Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program bilingual ?

Jawab : Targetnya lebih ke arah kemampuan siswa. Jadi kita lebih ingin anak-anak yang kita luluskan mempunyai kemampuan yang diperlukan di masyarakat lkhususnya dalam keterampilan di era global seperti kemandirian, keuletan. Bagaimana itu bisa dilihat. Bayangkan anak kelas VIII SMP harus tinggal di luar negeri. Itu salah satu bentuk untuk menanamkan kemandirian mereka, dan ketika mereka di luar negeri harus menguasai beberapa keterampilan tambahan karena nanti akan tampil. Contohnya, mereka harus menguasai salah satu tari dari Indonesia, mereka harus menguasai salah satu cerita khas Indonesia, mereka harus menguasai olahraga. Jadi minimal bisa, diajak main voli bisa, futsal bisa.

18. Tanya : Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi perencanaan program bilingual ?

Jawab : Ada namanya evaluasi program. Setahun sekali kita selalu evaluasi perencanaan program. Jadi apa yang kita lakukan kita evaluasi seberapa jauh ketercapaiannya. Itu untuk semua program termasuk program bilingual.

19. Tanya : Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program bilingual ?

Jawab : Ya, ada.

20. Tanya : Jika ada, Apa saja perbaikan yang dilakukan dalam tahap mengevaluasi perencanaan program bilingual ?

Jawab : Perbaikan langsung. Setelah itu diadakan rancangan perbaikan program kerja. Itu kegiatan yang sambung menyambung setelah evaluasi. Perbaikan diadakan pada waktu yang sama tidak khusus setiap program, tempat yang sama, dibuat kelompok programnya. Jadi tugasnya hanya dua, mengevaluasi dan merencanakan. Setelah dievaluasi direncanakan kembali. Misalkan biaya kurang, harus ditambah. Jadi itu suatu rangkaian.

21. Tanya : Bagaimana bentuk pengayaan yang dilakukan sekolah dalam perencanaan program bilingual ?

Jawab : Itu maksudnya penambahan program ya tetap rangkaian kegiatan program. Yang kurang ditambah, yang berlebihan dikurangi. Misalnya, dulu kita belum melaksanakan ujian Cambridge, lalu tahun selanjutnya ditambah kurikulum Cambridge, waktu ujian tidak persiapan bimbel, tahun selanjutnya kita persiapan bimbel. 22. Tanya : Bagaimana direktur/kepala sekolah mengawasi kinerja pimpinan

dan tenaga pelaksana program bilingual ?

Jawab : Kepala sekolah melakukan evaluasi setiap akhir semester kepada seluruh guru terutama guru-guru yang mengajar di program bilingual tentang hasil pembelajaran, metode, perbaikan yang diinginkan, dan banyak hal.

23. Tanya : Apa hasil dan manfaatnya ?

Jawab : Manfaatnya kita bisa memberi dan mendapat solusi dari masalah-masalah yang terjadi dalam program bilingual.

Narasuber Interviewer

PEDOMAN WAWANCARA

PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400

UNTUK WAKASEK KURIKULUM

Dokumen terkait