• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Terkait dalam Manajemen Koordinasi Pnengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kabupaten Pesisir Selat

Dalam dokumen TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI (Halaman 187-190)

VI. KESIMPULAN dan SARAN VI.1. Kesimpulan

1) Persoalan ekonomi masyarakat nelayan dan pendayagunaan sumber-sumber kelauatan adalah sektor yang perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh bagi pemegang kebijakan daerah di tanah air Indonesia ini. Hal ini sangat penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan 2/3 wilayah-nya adalah laut yang didalamnya terdapat sumber-sumber kelauatan yang potensilitasnya masih sangat besar namun belum termanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat lokal.

2) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai wilayah terluas dan memiliki pantai terpanjang di Provinsi Sumatera Barat, persoalan yang esensial dihadapi oleh masyarakat nelayan pada umumnya adalah: Pertama, penghasilan mereka belum memadai, dengan kata lain belum bisa menutupi kebutuhan hidup yang layak; Kedua,

terjadinya ketimpangan bagi hasil yang menyolok (tidak adil) antara nelayan buruh dengan nelayan juragan/toke, nelayan juragan/toke lebih mendominasi dalam pembagian hasil;

Ketiga, sulit mendapatkan akses ke sumber-sumber pembiayaan formal atau perbankan

karena tidak memiliki anggunan yang cukup; Keempat, pembinaan dan bantuan dari pemerintah yang mereka dapatkan ternyata tidak merata dan sering kurang relevan dengan kebutuhan; Kelima, PEMDA belum serius dan fokus dalam penyelesaian permasalahan masyarakat nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan, ini terlihat dari masih banyaknya program-progam yang bersifat parsial dan solusi reaktif untuk jangka pendek.

3) Menghadapi kondisi tersebut (poin 1 dan 2), hasil studiini menunjukkan bahwa sangat diperlukan kebijakan dan program strategis yang inovatif untuk bisa keluar dari permasalahan masyarakat nelayan tersebut.

4) Dalam hubungan dengan (poin 3), kebijakan dan program strategis yang dimaksud terdiri dari 2 (dua) kebijakan utama yaitu: Kebijakan Transformasi Institusional (KTI) dan Kebijakan Transformasi Struktural (KTS). Untuk sukses maka kedua kebijakan ini harus diimplementasikan secara serentak, terintegrasi dan terpadu.

5) KTI meliputi: Pertama,menetapkan wilayah pantai pesisir Kab. Pesisir Selatan sebagai Kawasan Andalan Strategis Nelayan (KASN) Sumatera Barat; Kedua,mendirikan Badan Pengelola yang mengkoordinir program lintas sektoral untuk pembangunan KASN;

Ketiga,mendirikan Pusat Pelatihan dan Pembinaan Terpadu Nelayan (P3TN) sebagai

Instrumen Strategis/UPT bagi BP-KASN untukpemberdayaan masyarakat nelayan, termasuk menumbuhkembangkan calon pengusaha dan pengusaha yang sudah ada terutama UIKM di bidang pendayagunaan sumber-sumber daya kelautan (ikan); dan Keempat, mendirikan Lembaga Keuangan NonBank, sebagai lembaga keuangan alternatif yaituperusahaan modal beresiko “Perusahaan Modal Ventura Pesisir Selatan (PMVPS)”, berbadan hukum PT, berbentuk *BUMD* sebagai Instrumen Strategis atau UPT bagi BP-KASN dalam rangka mendorong pertumbuhan investasi di bidang pendayagunaan hasil-hasil kelautan khususnya hasil-hasil perikanan laut.

6) KTS meliputi program strategis yang terdiri dari: Pertama,mentransformasikan pola pikir SDM masyarakat nelayan yang beraktivitas di KASN agar berorientasi industrialisasi; Kedua, mentransformasikan pola produksi tradisional masyarakat nelayan di KASN ke kegiatan produksi pola agroindustri dan agribisnis; dan Ketiga, mentransformasi organisasi usaha tradisional ke yang lebih profesional danmemilki statushukumyang jelas.

VI.2.Saran

Hasil studi ini belum menyeluruh dan tuntas sampai kepada “action plan”. Perkerjaan penelitian ini baru meliputi: evaluasi, eksplorasi informasi dankonsepsi kebijakan serta strategi inovatifinstitusional dan struktural. Masih terdapat dua langkah utama lagi yang harus dikerjakan yaitu: memnyusun program pilotasi, realisasi dan pengembangan usaha. Untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih dalam sehingga bisa dibuat “Action Plan” dari masing-masing program kebijakan institusional dan struktural tersebut.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Firwan Tan, dkk (2012), Kajian Sistem Manajemen Pengembangan UMKM/UIKM berbasis “Local Economic Resources Development” (LERD), laporan penelitian diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat (1-223)

Syamsurijal Tan, Firwan Tan (2010), Perencanaan Pembangunan (teori dan implemntasi pada pembangunan daerah), penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, ISBN: 978-602-98081-0-0, (1-219).

Firwan Tan (2005), Industrialisasi Untuk Menumbuhkembangkan Ekonomi Rakyat di Daerah, Peranan SMTEs, Jurnal Industri dan Perkotaan ISSN 1410-3575, diterbitkan Pusat Penelitian Industri dan Perkotaan Universitas Riau (968-986)

Firwan Tan (1994), Industrialisasi Berbasis Inovasi Teknologi, Peranan Transfer Teknologi Bagi Pengembangan Usaha di Daerah, Jurnal PRISMA LP3ES (3-12)

Wolfgang Fengler and Bert Hofman (2009), Managing Indonesia’s Rapid Decentralization: Achievements and Challenges, Decentralization Policies in Asian Development, published by World Scientific, ISBN-13 978-981-281-863-8; ISBN -10 981-281-863-4 (245-261).

Chuk Kyo Kim (2004), Industrial development strategy for Indonesia: Lessons from the Korean Expirience, Report on conference Industry Policy: Setting a Policy Framework for a competitive Industrial Sector, Held in Jakarta, 14-15 January 2004, published by UNSFIR (61-93)

Chuk Kyo Kim (2004), Development on SME Development Policy for Indonesia, Drawing in the Korean Expirience, published by UNSFIR (1-25)

M.Ghufran H.Kordi K (2011), Buku Pintar Budi Daya 32 ikan laut ekonomis, diterbitkan oleh Lily Publisher ISBN 978-979-29-2610-1 (1-422)

PERDA Provinsi Sumatera Barat No.5 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 (1-312)

John W.Wison (1986), The New Ventures, Inside the High-Stakes World of Venture Capital, Published by Addison-Wesley Publishing Company, ISBN 0-201-09791-1 (1-219).

Karl H. Vesper (1993), New Venture Mechanics, published by Prentice Hall, Englewood Cliffs, ISBN 0-13-620790-1 (1-379)

Adrim. M., H.P.Hutagalung dan L.Effendi (1988), Ikan Tambak dan habitatnya, Jakarta: proyek Studi Potensi Sumber Daya Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI (1-203). Barg,U.C. (1992), Guidelines of Promotion of Environmental Management of Coastal Aquaculture Development, Rome FAO Fishiries.

Anders Lundstrom, Lois A.Stevenson (2005), Entrepreneurship Policy: Theory and Practice, Published by Springer Science+Business Media, Inc. ISBN 0-387-24140-X (1-303).

William L. Megginson, Mary Jane Byrd, Leon C. Megginson (2000), Small Business Management: An Entrepreneur’s Guidebook, Published by Irwin McGraw-Hill, ISBN 0-7-303564-5 (1-510)

Franco Malerba and Stefano Brusoni (2007), Perspectives on Innovation, Published by Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-68561-0 (1-490).

RITTS (2000), Final Report, Regional Innovation and Technolgy Transfer Strategies, Published by Rhineland-Palatine (1-35)

Laporan Tahunan DKP Sumatera Barat (2010-2012) ***

KESIAPAN INTEGRASI EKONOMI ASEAN DAN PELAJARAN

Dalam dokumen TAP.COM - PROSIDING_JAMBI. (19268 KB ) - ISEI (Halaman 187-190)