• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

OBLIGASI KONVERSI

6. LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Dari sejak awal tahun 2004 sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan senantiasa membiayai kebutuhan permodalannya dengan arus kas (cash flow) dari aktivitas operasi dan pinjaman bank jangka panjang. Selain itu, Perseroan menerbitkan obligasi dengan nilai pokok sebesar Rp400.000 juta dan obligasi konversi (convertible bonds) sebesar USD 50 juta pada tahun 2005.

Arus Kas

Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo kas dan setara kas akhir tahun adalah sebesar Rp886.090,7 juta dan Perseroan mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp601.878,1 juta. Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2007 yang merupakan tanggal pengungkapan terakhir sebelum Prospektus ini diterbitkan, saldo kas dan setara kas adalah sebesar Rp789.063,8 juta dan Perseroan mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp18.899,2 juta.

Tabel berikut ini adalah ringkasan arus kas Perseroan yang dikutip dari laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio dan Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2005 dan 2006. .

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta Rp juta Rp juta

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 346.469,2 920.824,6 601.878,1 Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (711.505,0) (2.995.976,1) (464.141,8) Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 818.961,5 2.387.958,5 (291.681,5)

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 453.925,7 312.807,0 (153.945,2) Kas dan Setara Kas Awal Tahun 273.303,1 727.228,9 1.040.035,9 Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 727.228,8 1.040.035,9 886.090,7 Pada tahun 2004, sumber utama likuiditas Perseroan adalah arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi dan pinjaman dari bank. Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya terutama untuk mendanai kebutuhan modal kerja dan pembayaran barang modal Perseroan sehubungan dengan ekspansi armada Perseroan, termasuk untuk membeli kapal-kapal tanker baru maupun bekas. Beban kas Perseroan termasuk biaya untuk mengoperasikan kapal-kapal, biaya sewa, beban umum dan administrasi, biaya bank dan pembayaran pinjaman bank serta pembayaran dividen. Perseroan mempunyai keyakinan bahwa setelah selesainya penawaran umum Obligasi ini, dan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar secara umum, arus kas internal Perseroan dan fasilitas bank serta obligasi dapat memenuhi kebutuhan operasi armada maupun modal kerja Perseroan.

Perseroan berencana untuk mendanai kebutuhan modal untuk pengembangan armada Perseroan dengan dana terutama yang diperoleh dari arus kas aktivitas operasi dan pinjaman bank dari fasilitas bank serta penerimaan bersih dari penawaran umum Obligasi ini]. Sampai saat ini Perseroan senantiasa berhasil untuk memenuhi kebutuhan dana untuk membeli kapal-kapalnya yang diperoleh dari arus kas aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan. Kemampuan Perseroan untuk melakukan kebijakan tersebut akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk memelihara marjin laba dan memperoleh pembiayaan dari pihak ketiga, dan kedua faktor tersebut akan ditentukan oleh kondisi pasar secara umum yang berada di luar kendali Perseroan. Revaluasi terhadap kebutuhan permodalan dilakukan secara teratur oleh Perseroan, dengan mempertimbangkan arus kas dari aktiivitas operasi, perkembangan atas rencana ekspansi dan kondisi pasar. Apabila Perseroan tidak memperoleh cukup dana dari arus kas aktivitas operasi dan tergantung kepada kondisi pasar saat itu serta kesempatan investasi yang timbul saat itu, maka mungkin Perseroan akan mempertimbangkan untuk memperoleh dari pembiayaan lain dan pinjaman lain dan pembiayaan ekuitas lainnya.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp886.090,7 juta menurun sebesar Rp153.945,2 juta atau sekitar 14,8% dari saldo sebesar Rp1.040.035,9 juta pada awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan menurun sebesar Rp318.946,5 juta atau sekitar 34,6% menjadi sebesar Rp601.878,1 juta pada akhir tahun 2006. Penurunan ini terutama disebabkan karena meningkatnya pembayaran kepada para pemasok dan karyawan sebesar Rp682.055,5 juta atau sekitar 56,7% dari sebesar Rp1,203,364,4 juta pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp1.885.419,9 juta pada tahun 2006. Peningkatan ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi Perseroan secara geografis. Selain itu, Perseroan membayar bunga bank lebih tinggi sekitar Rp78.226,9 juta atau naik sekitar 32,3% ditahun 2006 dibandingkan dengan pembayaran pada tahun 2005, karena pinjaman bank yang lebih besar dan tingkat bunga yang lebih tinggi. Peningkatan tersebut di atas sebagian dapat ditutupi dengan bertambahnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp445.689,9 juta atau meningkat sekitar 18,7%, dari penerimaan sebesar Rp2.377.488,3 juta pada tahun 2005 menjadi Rp2.823.178,2 juta pada tahun 2006 sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan menurun sebesar Rp2.525.035,0 juta atau sekitar 84,3% menjadi sebesar Rp470.941,0 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan investasi yang digunakan sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005. Penurunan ini terutama disebabkan karena menurunnya jumlah beban investasi Perseroan untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp1.908.913,6 juta atau sekitar 79,8% dari total investasi sebesar Rp2.392.699,5 juta pada tahun 2005 menjadi Rp483.785,9 juta pada tahun 2006. Penurunan tersebut terjadi sebagai akibat dari dibelinya dan disewanya sebanyak 7 kapal tanker pada tahun 2006. Selain itu, dana kas yang ditempatkan sebagai investasi untuk sementara, seperti untuk pembelian kembali obligasi, meningkat sebesar Rp773.997,5 juta pada tahun 2006, sementara itu dana yang diperoleh dari hasil aktiva tetap, kapal dan peralatannya meningkat sebesar Rp1.103.860,3 juta. Selain itu terdapat kenaikan atas penarikan dari penempatan investasi sementara sebesar Rp1.010.675,8 juta.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp2.679.640,0 juta atau naik sekitar 112,2% menjadi pengeluaran arus kas (cash outflow) sebesar Rp291.681,5 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan pemasukan arus kas (cash inflow) sebesar Rp2.387.958,5 juta pada tahun 2005. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan arus kas sebesar Rp2.378.286,3 juta atau sekitar 72,9% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar Rp3.264.401,3 juta pada tahun 2005 menjadi Rp886,115,0 juta pada tahun 2006. Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 7 kapal tanker untuk memperkuat armadanya. Selain itu, sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2006 digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp842,437,3 juta dibandingkan dengan pembayaran sebesar Rp880.757,6 juta pada tahun 2005, saham diperoleh kembali sebesar Rp246.342,8 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp 89.070,1 juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2005, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp1.040.035,9 juta meningkat sebesar Rp312.807,0 juta atau sekitar 43,0% dari saldo sebesar Rp727.228,9 juta pada awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp574.355,3 juta atau sekitar 165,8% menjadi sebesar Rp920.824,6 juta pada akhir tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp1.086.888,0 juta atau sekitar 84,2% dari sebesar Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.377.488,3 juta pada tahun 2005. Peningkatan ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp400.027,2 juta atau sekitar 49,8% dari pembayaran sebesar Rp803.337,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp1.203.364,4 juta pada tahun 2005, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu, pada tahun 2005, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp109.948,3 juta atau meningkat sebesar 83,3% dibandingkan dengan pembayarannya sebesar Rp132.041,6 juta pada tahun 2004, sejalan dengan semakin besarnya saldo pinjaman dan tingginya tingkat bunga bank.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp2.284.471,0 juta atau naik sekitar 321,1%, menjadi sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan jumlahnya sebesar Rp711.505,0 juta pada tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya modal untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp1.502.048,9 juta atau sekitar 168,6%, dari sebesar Rp890.650,7 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.392.699,5 juta pada tahun 2005. Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker pada tahun 2005. Selain itu, sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2005 digunakan untuk investasi sementara dalam bentuk deposito dan pembelian kembali obligasi meningkat sebesar Rp936.112,7 juta pada tahun 2005, sementara itu penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, kapal dan peralatan menurun sebesar Rp146.663,8 juta. Disamping itu, Perseroan melakukan pencairan atas investasi sementara sebesar Rp712.100,7 juta pada tahun 2006.

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp1.568.997,0 juta atau naik sekitar 191,6% menjadi sebesar Rp.2.387.958,5 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan sebesar Rp818.961,5 juta pada tahun 2004. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas sebesar Rp2.039.602,3 juta atau sekitar 166,5% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar Rp1,224.798,9 juta pada tahun 2004 menjadi Rp3.264.401,3 juta pada tahun 2005. Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker untuk memperkuat

pinjaman jangka panjang sebesar Rp127.790,0juta. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2005 ini digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp880.757,6 juta dibandingkan dengan pembayaran sebesar Rp626.775,1 juta pada tahun 2004, saham diperoleh kembali sebesar Rp359.414,0 juta pembayaran kembali obligasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2000 sebesar Rp200.000,0 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp44.866,9 juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2004, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp727.228,9 juta meningkat sebesar Rp453.925,8 juta atau sekitar 166,1% dari saldo sebesar Rp273.303,1 juta pada awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp145.244,4 juta atau sekitar 72,2% menjadi sebesar Rp346.469,2 juta pada akhir tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan karena meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp331.317,2 juta atau sekitar 34,5% dari sebesar Rp959.283,1 juta pada tahun 2003 menjadi Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004. Peningkatan ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp147.481,4 juta atau sekitar 22,5% dari pembayaran sebesar Rp655.855,7 juta pada tahun 2003 menjadi Rp803.337,2 juta pada tahun 2004, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu, pada tahun 2004, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp132.041,6 juta atau meningkat sebesar 27,1% dibandingkan dengan pembayarannya pada tahun 2003 sebesar Rp103.864,3 juta, meskipun secara umum tingkat bunga bank lebih rendah, tetapi jumlah pinjaman bank jangka panjang Perseroan meningkat sebesar Rp784.361,4 juta dan adanya pokok obligasi yang jatuh tempo.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp117.208,6 juta atau naik sekitar 19,7%, menjadi sebesar Rp711,505,0 juta pada tahun 2004. Komponen paling besar arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi terutama disebabkan oleh biaya modal untuk pembelian aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp890.650,6 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar Rp.398.347,0 juta pada tahun 2003, suatu peningkatan sebesar Rp492.303,7 juta atau sekitar 123,6%. Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker. Selain itu, sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2004 digunakan untuk investasi sementara sebesar Rp41.600,8 juta. Disamping itu, Perseroan memperoleh arus kas dari penarikan atas investasi sementara sebesar Rp39.100,0 juta, penerimaan sebesar Rp181.353,0 juta yang diperoleh dari penjualan 3 kapal tanker, dan dari penerimaan bunga bank sebesar Rp70.824,5 juta. Selain itu, pada tahun 2004 pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva tetap, kapal dan peralatan menurun menjadi sebesar Rp71.471,9 juta dibandingkan dengan tahun 2003 sebesar Rp141.032,3 juta.

Arus kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp429.151,6 juta atau naik sekitar 110,1% menjadi sebesar Rp818.961,5 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar Rp 389.809,9 juta pada tahun 2003. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas sebesar Rp784.361,4 juta atau sekitar 178,1% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar Rp440.437,5 juta pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp1.224.798,9 juta pada tahun 2004. Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker untuk memperkuat armadanya. Pada tahun 2004, Perseroan juga menerima dana sebesar Rp244.788,1 juta hasil penjualan saham yang telah dibeli kembali. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2004 ini digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp626.775,1 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan pembayaran sebesar Rp419.416,5 juta pada tahun 2003, dan pembayaran dividen sebesar Rp23.907,5 juta pada tahun 2004 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sebesar Rp23.463,1 juta pada tahun 2003.

Pinjaman

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki total pinjaman bank sebesar Rp4.120.858,4 juta. Pada tanggal 31 Maret 2007, Perseroan memiliki pinjaman bank sebesar Rp4.561.331,2 juta. Sebagian besar pinjaman bank Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan selebihnya dalam mata uang Rupiah. Sebagian besar pinjaman bank tersebut berjangka waktu paling lama 10 tahun dan yang memiliki jatuh tempo dalam 12 bulan hanyalah sekitar 17,8%. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat suku bunga pinjaman bank dalam tiga tahun terakhir ini serta profil pinjaman bank sampai tanggal penerbitan Prospektus ini

31 Desember

2004 2005 2006

Dolar Amerika Serikat

Jangka Pendek SIBOR plus 1,2% SIBOR plus 1% -1,5% SIBOR plus 3,25% Jangka Panjang LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus 1,5% — 1,6% 0,85% — 1,5% 0,85% – 3.75%

Indonesian Rupiah

Jangka Pendek 6,5% — 9,37% 5,5% — 15,5% 7,5% - 16,25%

Jangka Panjang 6,5% — 15,0% 6,5% — 15,0% 13,0% - 15,0%

Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah