• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah Rp juta

V. RISIKO USAHA

Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Beberapa risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba diantaranya adalah:

Risiko sehubungan dengan Perseoran dan Anak Perusahaan.

Sebagian besar pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, sehingga kondisi ekonomi yang memburuk di pasar tersebut akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, sebagian besar pendapatan (sekitar 97,40% dari total pendapatan Perseroan) berasal dari kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kegiatan industri di lokasi mana para pelanggan beroperasi. Kondisi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah bisa menjadi tidak stabil, terganggu atau terhenti pertumbuhannya disebabkan karena adanya peperangan, kegiatan teroris, ketidak stabilan politik atau wabah penyakit. Contohnya, krisis keuangan Asia tahun 1997 menyebabkan merosotnya pertumbuhan ekonomi secara signifikan diseluruh kawasan. Peristiwa yang mirip pada tahun 2003 saat wabah sindrom pernapasan akut (Severe acute respiratory syndrome = ”SARS”) berjangkit antara lain di Hong Kong, Cina, Singapura, Taiwan dan Vietnam, maka peristiwa ini telah berdampak pada perekonomian dikawasan tersebut. Apabila terjadi penyebaran yang mengancam kesehatan masyarakat secara luas, seperti flu burung (avian influenza), atau adanya krisis keuangan atau peperangan atau aksi teroris secara meluas, atau peristiwa sosial dan politik yang berdampak negatif, maka kondisi ekonomi pada pasar tersebut akan merosot. Merosotnya kondisi ekonomi di daerah tersebut akan memaksa perusahaan yang bergerak pada industri yang bersangkutan untuk sementara waktu menurunkan atau menghentikan produksinya, yang berakibat pada menurunnya permintaan untuk mengangkut bahan baku dan barang jadi. Kondisi yang demikian akan meningkatkan risiko atas kontrak jangka panjang yang telah disepakati oleh pelanggan tertentu dengan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tidak diperpanjang, atau diperpanjang tetapi dengan persyaratan yang kurang menguntungkan, atau dilanggar atau diputus. Dalam kasus demikian, Perseroan dan Anak Perusahaan harus mencari pelanggan baru sebagai pengganti untuk kapal-kapal Perseroan dan Anak Perusahaan. Apabila Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat mendapatkan pelanggan pengganti secepatnya, maka kejadian ini akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.

Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki hutang dalam jumlah yang substantial, dan mungkin tidak bisa mencari dana baru atau mendapatkan pinjaman tambahan yang dibutuhkan untuk membiayai perkembangan Perseroan dan Anak Perusahaan dimasa yang akan datang.

Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki hutang dalam jumlah yang substansial. Setelah disesuaikan dengan adanya Penawaran Umum Obligasi ini, maka pada tanggal 31 Desember 2006, total hutang konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp3.927.806 juta. Perseroan dan Anak Perusahaan menerapkan strategi pertumbuhan melalui optimisasi dan modernisasi armada yang ada sehingga memerlukan investasi besar dan tergantung kepada kemampuan pendanaan maupun investasi lainnya, selain dana yang berasal dari dalam perusahaan. Perjanjian yang mengatur hutang-hutang tersebut (termasuk perjanjian untuk Notes dan perjanjian perwaliamantan untuk obligasi Rupiah maupun mata uang lainnya) memuat larangan yang menyebabkan berkurangnya fleksibilitas keuangan, termasuk pembatasan atas jumlah tambahan pinjaman atau menerbitkan saham baru atau efek bersifat ekuitas (equity-linked securities) serta pembatasan yang mengatur Perseroan dan Anak Perusahaan memenuhi rasio keuangan tertentu. Apabila dimasa yang akan datang kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat memenuhi ketentuan dari para pemodal dan pemberi pinjaman, maka Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat menggalang dana baru untuk menunjang pertumbuhannya dan mendapat pembiayaan baru dengan persyaratan yang memuaskan.

Jumlah pinjaman yang substantial dan pembatasan yang dimuat dalam perjanjian-perjanjian pinjaman tersebut dapat berdampak negatif terhadap kemampuan Persoran dan Anak Perusahaan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya sesuai dengan cara-cara manajemen yang paling bermanfaat bagi Perseroan dan Anak Perusahaan dan para pemegang sahamnya. Contohnya, apablia pembatasan tersebut tidak memperkenankan Perseoran dan Anak Perusahaan untuk melakukan akuisisi kapal atau perusahaan yang memiliki kapal meskipun menurut Perseroan dan Anak Perusahaan akuisisi tersebut diperlukan atau akan bermanfaat bagi kegiatan usaha, atau dapat dibatasinya kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk menambah investasi atas armadanya atau terhadap aspek lain dari kegiatan usahanya,

Pembatasan yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Sebagian besar hutang Perseroan dan Anak Perusahaan dikenakan bunga mengambang yang menyebabkan Perseroan dan Anak Perusahaan terekspos terhadap risiko perubahan suku bunga yang menyebabkan meningkatnya biaya bunga apabila tingkat suku bunga naik. Tentang uraian rinci pinjaman-pinjaman perusahaan dapat dilihat pada “Bab III Pernyataan Hutang” dalam Prospektus ini.

Salah satu rencana strategis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah ekspansi ke dalam sektor angkutan baru dan pasar geografis baru dimana pengalamannya masih sedikit dan belum terbukti, dan ekspansi yang demikian mungkin saja gagal.

Strategi jangka pendek dan menengah Perseroan dan Anak Perseroan adalah meningkatkan volume palayaran ke Eropa dan mengembangkan operasi pengapalan gas. Sampai saat ini, Perseroan dan Anak Perusahaan belum pernah bersaing dengan operator di pasar Eropa dalam skala besar atau berusaha menjual jasa pengangkutan lagsung kepada para pelanggan dari Eropa untuk perdagangan intra-Eropa. Perseroan dan Anak Perusahaan hanya memiliki satu kantor di Eropa dan pengalaman operasi secara langsung dan secara berkesinambungan adalah terbatas. Ekspansi ke pasar Eropa membawa tantangan baru serta kesulitan yang belum dikenal, seperti misalnya organisasi para pekerja dalam serikat buruh dan biaya operasi yang lebih tinggi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan mampu untuk mengatasi tantangan atau menangani kesulitan tersebut dengan sukses. Demikian pula, Perseroan dan Anak Perusahaan berencana untuk mengembangkan operasi pengapalan dalam pasar LPG dan LNG untuk meningkatkan proporsi pendapatan dari kegiatan usaha kapal tanker gas, termasuk untuk kegiatan di pasar pengapalan FSO maupun untuk kegiatan pengapalan FSPO. Ekspansi tersebut membutuhkan investasi barang modal, sumberdaya manusia dan pengetahuan tambahan (additional know-how). Sejak Perseroan dan Anak Perusahaan memasuki kegiatan usaha transportasi gas pada tahun 1989, operasi pada sektor ini tetap kecil dengan pengalaman yang terbatas, dan mungkin tidak dapat berkompetisi dengan perusahaan transportasi lain yang telah berpengalaman dan berskala besar.

Adalah tidak mudah untuk melakukan evaluasi atau perkiraan atas kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan sehingga dapat berhasil dalam melaksanakan rencana ekspansi tersebut. Prospeknya tidaklah pasti dan harus dipertimbangkan seiring dengan risiko, ketidak-pastian dan kesulitan yang sering dihadapi oleh perusahaan yang masuk ke dalam pasar geografis atau produk baru. Ekspansi kegiatan angkutan laut dalam sektor gas dan pasar FSO dan FPSO serta pasar Eropa akan membutuhkan investasi yang nilainya besar, dan seandainya ekspansi tersebut tidak berhasil, Perseroan dan Anak Perusahaan tidak akan menerima imbalan atau imbalannya kurang memadai atas investasi tersebut, dan pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai ketergantungan kepada anggota manajemen kunci.

Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki ketergantungan terhadap jasa kolektif dari seluruh anggota senior manajemen, termasuk antara lain para Direksi, manajer dan perwira kapal. Hilangnya ketersediaan jasa dari orang-orang tersebut atau beberapa dari mereka akan berdampak negatif atas kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterangan lebih rinci mengenai anggota manajemen Perseroan dapat dilihat pada Bab VII mengenai Keterangan Tentang Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin menderita kerugian karena tidak menutup asuransi umum untuk melindungi semua risiko-risiko atau tuntutan hukum yang mungkin timbul.

Pegoperasian kapal samudera (ocean-going vessels) memiliki risiko kerugian yang melekat yang disebabkan karena kondisi cuaca buruk, pencemaran lingkungan, kebakaran, kegagalan mekanis, tabrakan, kesalahan manusia, perang, terorisme, pembajakan, kegiatan politik dari berbagai negara dan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian lain. Dalam kejadian tersebut di atas, mungkin terjadi kehilangan jiwa, hak milik, pendapatan dan meningkatnya biaya yang pada akhirnya menimbulkan tuntutan signiifikan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan mengasuransikan secara komprehensif dengan tingkat premi yang memadai, meskipun tingkat premi yang diberlakukan oleh asuransi cenderung berfluktuasi sesuai dengan peristiwa yang mempengaruhi pasar dimana hal tersebut berada diluar kendali Perseroan dan Anak Perusahaan, seperti misalnya serangan teroris di Amerika Serikat pada tanggal 11 Nopember 2001 dan kebangkrutan korporasi yang menyebabkan semakin banyaknya tuntutan hukum/litigasi terhadap pemegang saham. Manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan yakin bahwa penutupan asuransi tersebut telah memadai untuk melindungi risiko-risiko yang berhubungan dengan kecelakaan (accident related-risks) sejalan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Secara umum, seluruh kegiatan operasi Perseroan dan Anak Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi, namun demikian tidak ditutup dengan asuransi umum yang melindungi tuntutan hukum terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan dan mungkin asuransi tersebut melindungi hanya untuk jenis klaim tertentu, tergantung pada kegiatannya (lihat Bab VIII mengenai Kegiatan Usaha bagian Asuransi).

Tidak ada jaminan bahwa semua risiko telah dilindungi, setiap klaim akan dibayar penuh atau Perseroan dan Anak Perusahaan akan mampu untuk mengadakan perlindungan asuransi pada tarif komersial yang wajar di masa yang akan datang. Apabila Perseroan dan Anak Perusahaan megalami kerugian secara signifikan dimasa yang akan datang, maka hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk mendapatkan perlindungan asuransi atau perlindungan asuransi dengan tarif komersial yang wajar.

Satu keputusan atau penyelesaian atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang merugikan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Operasi kapal melibatkan risiko kecelakaan dan musibah lainnya yang dapat menimbulkan adanya litigasi terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan. Perseroan dan Anak Perusahaan pernah terlibat dalam beberapa tuntutan sesuai dengan industrinya sebagai akibat kegiatan usahanya yang wajar. Tidak ada jaminan bahwa kecelakaan yang sama yang telah menimbulkan tuntutan tersebut tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, dan mungkin terdapat tuntutan hukum atau tuntutan lainnya di masa yang akan datang. Bahkan apabila Perseroan dan Anak Perusahaan masih saja terlibat dalam perkara demikian, keberadaan klaim yang demikian akan mengakibatkan publisitas negatif dan akan mengakibatkan tercemarnya reputasi Perseroan dan Anak Perusahaan serta persepsi pelanggan terhadap prestasi keselamatan. Satu keputusan atau penyelesaian yang merugikan atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang ada pada saat ini maupun yang akan datang dapat mengakibatkan publisitas negatif tentang Perseroan dan Anak Perusahaan dan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Lihat Bab VII mengenai Perkara Yang Dihadapi Perseroan.

Setiap keterlambatan atas pengiriman kapal baru atau perbaikan kapal yang ada sekarang, akan mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan.

Dalam periode sejak Prospektus ini diterbitkan sampai dengan pertengahan tahun 2009, Perseroan dan Anak Perusahaan mengharapkan kedatangan 11 kapal baru dengan total kapasitas sebesar 282.780 DWT atau sekitar 18,3 % dari total tonase pada saat ini. Perseroan dan Anak Perusahaan telah mengambil suatu strategi dengan asumsi bahwa kapal-kapal baru akan dikirimkan tepat waktu dan kapal-kapal tersebut akan mempunyai kinerja sesuai dengan spesifikasi desainnya. Suatu keterlambatan dalam pengiriman atau kinerja buruk yang signifikan mengakibatkan dampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterlambatan pengiriman dapat disebabkan oleh masalah yang dialami oleh perusahaan pembuat kapal, seperti ketidak-mampuan (insolvency), force majeure, kejadian diluar kendali Perseroan dan Anak Perusahaan atau perusahaan pembuat kapal tersebut. Kejadian tersebut serta kerugian ikutannya, sepanjang hal tersebut tidak dilindungi dengan asuransi atau ganti rugi sesuai kontrak yang memadai, berdampak buruk terhadap

Pemeliharaan dan pemeriksaan atas kapal-kapal yang ada sekarang dilakukan secara teratur agar inspeksi bisa dilakukan secara rutin. Apabila kapal-kapal tersebut memerlukan perbaikan yang lebih besar daripada yang diharapkan, maka terjadi keterlambatan sebelum dapat kembali melayani pelanggan. Keterlambatan yang demikian berdampak buruk terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Biaya operasi dan biaya modal akan memperpanjang umur kapal.

Secara umum, biaya modal dan biaya lain yang dikeluarkan untuk kapal yang layak operasi dapat memperpanjang umur kapal. Kapal-kapal yang lebih tua biasanya memerlukan biaya pemeliharaan lebih besar karena dipengaruhi oleh antara lain tingkat pemakaian yang lebih rendah karena alasan pemeliharaan, dibandingkan dengan kapal-kapal hasil konstruksi mutakhir. Tarif asuransi untuk kargo lebih tinggi akan tetapi effisiensi menurun seiring dengan usia kapal, faktor-faktor tersebut menyebabkan kapal tua kurang menarik untuk disewa.

Selain itu, peraturan pemerintah atau standar keselamatan atau peralatan lain yang berhubungan dengan usia kapal dapat mengakibatkan adanya pengeluaran untuk membeli peralatan kapal yang perlu diganti, peralatan baru, juga bisa menyebabkan dibatasinya kegiatan kapal untuk hal-hal tertentu. Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat memastikan bahwa sehubungan dengan kapal-kapal tua tersebut dan kondisi pasar dapat membenarkan dilakukannya pengeluaran di atas oleh Perseroan dan Anak Perusahaan atau mengoperasikan kapal-kapal tersebut secara menguntungkan selama masa sisa waktu usia kapal tersebut. Seandainya kapal-kapal tersebut dijual, Perseroan dan Anak Perseroan tidak dapat memastikan bahwa harga penjualan sama atau lebih besar dari pada harga buku yang tercantum di dalam laporan keuangan pada saat itu.

Apabila seluruh karyawan membentuk serikat, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin harus mengeluarkan biaya

Pada saat ini, lebih dari separuh awak kapal (crew) dan karyawan lain bukan anggota dari serikat buruh/ pekerja. Seiring dengan meningkatnya armada, jumlah awak kapal dan awak darat (land-based employees) akan meningkat pula. Rencana Perseroan dan Anak Perusahaan untuk meningkatkan volume pelayarannya ke benua Eropa akan memicu organisasi karyawan untuk bergabung dengan serikat buruh. Apabila karyawan tersebut, terutama para awak kapal membentuk serikat buruh, kejadian ini dapat menambah biaya karyawan, termasuk biaya gaji dan kesejahteraan, sehingga dapat menggangu operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Faktor-faktor tersebut memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Salah satu pelanggan mempunyai porsi kontribusi signifikan terhadap pendapatan usaha dan penurunan penjualan terhadap pelanggan tersebut berdampak buruk terhadap kegiatan usaha dan kinerja operasi Perseoran dan Anak Perusahaan.

PT Pertamina (Persero) (”Pertamina”), badan usaha milik negara Republik Indonesia dalam bidang perminyakan, adalah salah satu pelanggan terbesar untuk kegiatan usaha transportasi minyak dan gas. Pertamina dan anak-anak perusahaannya secara bersama-sama mewakili masing-masing sebesar 20.8%, 19.5% dan 15.3% dari total pendapatan usaha untuk tahun 2004, 2005 dan 2006. Selain itu, semua kontrak utama untuk sewa jangka panjang adalah dengan Pertamina. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa Pertamina akan tetap merupakan pelanggan utama yang memberikan porsi signifikan terhadap pendapatan usaha dimasa yang akan datang. Berakhirnya Pertamina sebagai pelanggan atau apabila kondisi keuangan Pertamina memburuk, maka hal ini berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha dengan perusahaan yang berada di negara-negara yang tunduk terhadap sanksi berdasarkan ketentuan dari the Office of Foreign Assets Control (”OFAC”) dari Department of the Treasury Amerika Serikat dan peraturan-peraturan serta konvensi internasional ikutannya (the ”OFAC Rules”).

Kapal-kapal yang dioperasikan Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut berbagai macam produk dari dan ke negara-negara yang terkena sanksi OFAC, seperti Iran dan Sudan. Pada tahun 2003 dan 2004, the Iran Petrochemical Commercial Company (”IPCC”), sebuah perusahaan perminyakan yang dimiliki oleh Pemerintah Iran, merupakan salah satu pelanggan utama Perseroan dan Anak perusahaan. Pada tahun 2004, 2005 dan 2006, pendapatan usaha dari IPCC masing-masing sebesar 3,1%, 2,2%

dan 2,0%. Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut bahan kimia dan petrokimia milik IPCC, termasuk methanol, paraxylene, benzene, toluene, caustic soda, and ortholxylene. Perseroan juga melakukan pengapalan untuk minyak tanah, linier alkyl benzene, normal paraffin, minak pelumas, naphtha, sulphuric acid dan mono ethylene glycol dari Iran.

Pada tahun 2005, Perseroan dan Anak Perusahaan juga mengangkut 130,000 MT minyak mentah (crude oil) dari Sudan ke Cina. Sejak saat itu, Perseroan tidak pernah melakukan lagi pengangkutan dari dan ke Sudan, namun tetap melakukan pengangkutan dari dan ke Iran. Perseroan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak terkena sanksi OFAC dan tidak terlibat dalam kegiatan terlarang apapun dengan negara atau perorangan yang terkena sanksi peraturan OFAC. Selanjutnya, Perseroan dan Anak Perusahaan menyatakan kepada para pemodal bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan antara lain tidak akan menggunakan dana hasil penawaran umum secara langsung maupun tidak langsung untuk mendanai aktifitas perorangan yang saat ini terkena sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam OFAC. Namun demikian karena Perseroan dan Anak Perusahaan tidak memiliki satuan pengendali kontrol internal untuk memonitor kepatuhan terhadap peraturan dari OFAC, maka tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak akan terkena sanksi OFAC di masa yang akan datang yang disebabkan karena adanya perubahan peraturan OFAC atau karena perkembangan kegiatan usaha perseroan dan Anak Perusahaan. Selanjutnya, tidak ada jaminan bahwa di masa yang akan datang Perseroan dan Anak Perusahaan tidak akan melakukan kegiatan usaha di negara-negara yang terkena sanksi peraturan OFAC.

Risiko yang berkaitan dengan Industri Pelayaran.

Industri pelayaran mudah bergejolak (volatile) dan peka terhadap perubahan kondisi ekonomi secara umum, dalam arti bahwa faktor-faktor ekonomi global yang berada di luar kendali Perseroan dapat memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan kinerja Perseroan.

Kegiatan utama Perseroan adalah dalam bidang jasa pengapalan bahan kimia, minyak dan gas. Secara historis, pasar untuk pengangkutan bahan kimia, minyak dan gas bergejolak karena permintaan global atas produk tersebut juga berfluktuasi. Permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas didorong terutama dan umumnya oleh pola perkembangan, pertumbuhan dan aktivitas ekonomi secara global. Jika dan apabila ekonomi global mengalami perlambatan atau penurunan terutama di Amerika Serikat, Eropa dan kawasan Asia-Pasifik, maka permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas akan menurun juga. Dengan demikian, permintaan jasa angkutan atas sumber daya tersebut juga akan terpengaruh. Berikut ini adalah beberapa faktor makro-ekonomi yang mempengaruhi penawaran dan permintaan pengapalan minyak, bahan kimia dan sumber daya alam lainnya:

• perubahan produksi minyak dan gas secara global, terutama yang berhubungan dengan kontribusi dari negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC dan dampak atas perubahan tersebut kepada harga-harga minyak dan gas;

• tingkat ekspor dan impor dan perubahan pola perdagangan minyak dunia, yang akan berpengaruh terhadap jarak transportasi kargo minyak dan gas;

• permintaan dunia atas produk energi, terutama untuk minyak bumi dan produk turunannya; • tingkat cadangan/inventaris minyak dan gas, terutama dari negara-negara pegimpor minyak dan

gas;

• perubahan musiman atas permintaan minyak, gas dan bahan kimia;

• kebijakan pemerintah terutama yang berhubungan dengan peraturan tentang lingkungan hidup dan energi alternatif;

• ketidakstabilan sosial dan politik di negara-negara pengimpor dan produsen, termasuk karena perang, terorisme dan perburuhan;

Faktor-faktor tersebut diatas berada di luar kendali Perseroan dan sebagai akibatnya maka sifat, waktu dan tingkat perubahan terhadap keadaan industri tersebut sulit diduga. Perubahan yang material terhadap permintaan global atas jasa pengangkutan energi atau bahan kimia dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi usaha, kinerja dan keuangan Perseroan.

Fluktuasi atas kapasitas pengangkutan laut global dan permintaan global atas pengangkutan laut dapat mengakibatkan perubahan uang tambang (freight rate) secara tidak terduga, sehingga dapat berdampak

Freight rate yang dikenakan atas pengangkutan laut dipengaruhi antara lain oleh perimbangan perdagangan secara geografis yang ditentukan antara lain oleh lamanya waktu bongkar muat, dan pertumbuhan kapasitas pengangkutan laut yaitu jumlah kapal baru di pasar dikurangi dengan jumlah