• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Dalam dokumen Indosat AR10 INA Small (Halaman 130-137)

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan tahun yang berakhir

B. LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Secara historis, kebutuhan likuiditas kami timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan pengeluaran barang modal sehubungan dengan perluasan bisnis telekomunikasi Perusahaan. Bisnis telekomunikasi kami membutuhkan modal yang besar untuk membangun dan memperluas infrastruktur jaringan bergerak dan data dan untuk membiayai kegiatan usaha Perusahaan, terutama selama tahap pengembangan jaringan. Meskipun kami memiliki banyak infrastruktur jaringan yang telah ada, kami memperkirakan akan kembali melakukan pengeluaran

barang modal khususnya untuk pengembangan jaringan seluler di daerah-daerah yang diperkirakan sebagai daerah yang tinggi pertumbuhannya, dan juga untuk meningkatkan kualitas dan cakupan jaringan yang telah ada.

Kami berkeyakinan kas dan setara kas kami, arus kas dari kegiatan usaha Perusahaan dan sumber-sumber pembiayaan yang tersedia akan cukup memenuhi kebutuhan dana yang telah diantisipasi, termasuk kebutuhan dana untuk modal kerja dan pengeluaran barang modal yang telah direncanakan, di masa mendatang. Akan tetapi, apabila keadaan ekonomi

dunia atau Indonesia memburuk, persaingan atau produk pengganti yang timbul lebih cepat di luar perkiraan saat ini atau nilai mata uang Rupiah melemah secara tajam terhadap Dolar AS, maka arus kas bersih Perusahaan yang berasal dari kegiatan usaha dapat menurun dan jumlah pengeluaran barang modal yang dibutuhkan dalam mata uang Rupiah dapat meningkat, dimana salah satu di antaranya dapat memberikan dampak negatif bagi likuiditas kami.

Arus Kas

Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa informasi mengenai arus kas Perusahaan secara historis:

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

Arus kas bersih:

Yang disediakan dari kegiatan usaha 6,513.3 4,051.2 6,839.0 760.6

Yang digunakan untuk kegiatan investasi (10,286.9) (10,670.7) (5,970.7) (664.1)

Yang disediakan dari kegiatan pendanaan 1,458.5 3,724.7 (1,629.7) (181.2)

Kas Bersih Yang Diperoleh Dari Kegiatan Usaha

Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha adalah masing-masing sebesar Rp6.513,3 miliar, Rp4.051,2 miliar, dan Rp6.839,0 miliar (US$760,6 juta) untuk tahun 2008, 2009 dan 2010. Pada tahun 2010, kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha meningkat terutama karena penerimaan dari pelanggan.

Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Kegiatan Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi adalah masing-masing sebesar Rp10.286,9 miliar, Rp10.670,7 miliar dan Rp5.970,7 miliar (US$664,1 juta) untuk tahun 2008, 2009 dan 2010. Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi untuk tahun 2008, 2009 dan 2010 terutama untuk perolehan aset tetap mencapai total masing-masing sebesar Rp10.307,9 miliar, Rp10.684,7 miliar dan Rp6.495,1 miliar (US$722,4 juta), seiring dengan

dilakukannya perluasan cakupan dan kapasitas jaringan kami selama tahun-tahun tersebut. Aset tetap yang dibeli terutama meliputi aset sentral dan jaringan, perlengkapan pelanggan dan peralatan lain dan sarana penunjang, bangunan dan partisi.

Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Kegiatan Pendanaan

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan pendanaan adalah masing-masing sebesar Rp1.458,5 miliar, Rp3.724,7 miliar dan Rp1.629,7 miliar (US$181,2 juta) pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Kas bersih yang digunakan dalam kegiatan pendanaan pada tahun 2010 terutama berkaitan dengan pembayaran kembali hutang jangka panjang, hutang obligasi, yang sebagian diimbangi oleh hasil dari hutang obligasi.

Pokok Terhutang

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah hutang yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010:

Sampai dengan tanggal 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

Hutang jangka panjang (setelah dikurangi biaya emisi pinjaman dan biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek)

10.812,2 12.721,3 7.666,8 852,7

Hutang obligasi (setelah dikurangi biaya emisi hutang obligasi, diskon, biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek)

10.315,6 8.472,2 12.114,1 1.347,4

Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang 572,5 1.440,2 3.184,2 354,1

Bagian jangka pendek dari hutang obligasi 56,4 2.840,7 1.098,1 122,1

Penurunan hutang jangka panjang (setelah dikurangi biaya emisi pinjaman dan biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek) menjadi sebesar Rp7.666,8 miliar (US$852,7 juta) pada tanggal 31 Desember 2010 dari Rp12.721,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2009 terutama disebabkan oleh pembayaran lebih awal terhadap fasilitas kami dengan Bank BCA, Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia. Peningkatan hutang obligasi (setelah dikurangi biaya emisi hutang obligasi, diskon, biaya consent solicitation yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek) dari Rp8.472,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2009 menjadi Rp12.114,1 miliar (US$1.347,4 juta) pada tanggal 31 Desember 2010 terutama disebabkan oleh penerbitan atas Guaranteed Notes kami yang jatuh tempo pada tahun 2020.

Beberapa instrumen hutang kami (selain dari Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020) mewajibkan kami untuk mempertahankan maksimum rasio tertentu atas hutang (atau pinjaman) terhadap ekuitas, atau rasio hutang terhadap ekuitas yang sebelum Februari 2009 adalah 1,75:1,0 atau 175%. Sebagai hasil dari perubahan-perubahan yang kami minta atas instrumen dan perjanjian-perjanjian tersebut, kami sepakat dengan pemberi pinjaman dan wali amanat di bulan Februari

dan Maret 2009 bahwa rasio hutang terhadap ekuitas menjadi 2,50:1,0 atau 250%. Kami juga meminta dan mendapatkan persetujuan pada batasan-batasan tertentu pada rasio hutang terhadap ekuitas sehingga definisi tersebut menjadi seragam terhadap seluruh instrumen dan perjanjian-perjanjian. Guaranteed Notes Jatuh Tempo Tahun 2020 tidak memuat persyaratan rasio hutang terhadap ekuitas.

Hutang kami meningkat sebesar 30,5% dari Rp16.692,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2007 menjadi

Rp21.756,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2008 terutama disebabkan oleh (i) peningkatan dalam penerbitan hutang baru untuk mendukung peningkatan pengeluaran barang modal pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 dan (ii) efek akuntansi dari penurunan nilai Rupiah terhadap Dolar AS. Nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah menurun dari Rp10.950 untuk US$1,00 pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi Rp9.400 untuk US$1,00 pada tanggal 31 Desember 2009. Karena bagian kewajiban kami dalam mata uang Dolar AS, kami terkena imbas fluktuasi Rupiah. Depresiasi Rupiah dan peningkatan ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing mengekspos kami terhadap penyesuaian akuntansi jangka pendek yang mempengaruhi rasio keuangan kami.

Untuk membantu menangani efek fluktuasi mata uang tersebut di masa depan, pada tahun 2009, kami mengubah kesepakatan rasio hutang terhadap ekuitas dalam semua instrumen dan perjanjian hutang kami untuk meningkatkan rasio dari 1,75 menjadi 2,50, untuk memberikan kami “ruang” tambahan dalam hal terjadinya pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan. Kami juga mengubah ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas untuk mencerminkan secara lebih baik efek kebijakan lindung nilai pada rasio ini dan mengubah definisi “Hutang” dan “Ekuitas” dalam instrumen dan perjanjian hutang tersebut untuk memberikan ruang dalam butir-butir tersebut. Guaranteed Notes jatuh tempo tahun 2020 tidak mengandung ketentuan rasio hutang terhadap ekuitas. Sebagai bagian dari perubahan yang disetujui pada tahun 2009, kami mendapatkan persetujuan untuk mengubah definisi dalam beberapa instrumen dan perjanjian hutang kami: (i) mengecualikan hal-hal non-kas, termasuk laba atau rugi kurs valuta asing, dari definisi “EBITDA”; (ii) mengecualikan hutang pengadaan yang dikenakan bunga dari definisi “Hutang” kecuali apabila jatuh temponya lebih

dari enam bulan dari tanggal tagihan (invoice); dan (iii) memasukkan dalam definisi “Ekuitas” (a) hak minoritas, untuk entitas yang hutangnya 100% terkonsolidasi oleh kami, dan (b) pinjaman subordinasi pemegang saham. Walaupun kami yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan memberikan kami ruangan yang cukup dalam hal terjadi ketidakstabilan antara nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah, kami tidak dapat memastikan bahwa ketidakstabilan yang lebih besar daripada yang terjadi pada 12 bulan terakhir tidak akan terjadi, yang dapat mengakibatkan kami melanggar ketentuan keuangan kami. Di bawah ini adalah penghitungan rasio keuangan kami secara historis yang terdapat dalam ketentuan keuangan kami berdasarkan SAK yang dipersyaratkan oleh perjanjian hutang kami. Rasio keuangan secara historis pada tanggal 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan perubahan definisi “Hutang” (juga didefinisikan sebagai “Pinjaman” dalam beberapa terjemahan instrumen dan perjanjian hutang kami”), “Ekuitas” dan “EBITDA” dalam beberapa instrumen dan perjanjian kami seolah definisi tersebut telah berlaku sejak tanggal tersebut.

Persyaratan Ratio

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta, kecuali persentase)

Posisi Keuangan dan Pendapatan Komprehensif

Bagian jangka pendek dari:

Hutang jangka panjang 572,5 1.440,2 3.184,2 354,1

Hutang obligasi 56,4 2.840,7 1.098,1 122,1

Hutang jangka panjang – setelah dikurangi bagian jangka pendek

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.596,2 2.192,5 997,0 110,9

Pihak ketiga 9.216,0 10.528,8 6.669,8 741,8

Hutang obligasi – setelah dikurangi bagian jangka pendek 10.315,6 8.472,2 12.114,1 1.347,4

Biaya emisi hutang obligasi, biaya consent solicitation dan diskon yang belum diamortisasi

312,3 338,5 336,1 37,4 Jumlah hutang(1) 22.069,0 25.812,0 24.399,2 2.713,7 Jumlah aset 51.693,3 55.041,5 52.818,2 5.874,6 Jumlah lkewajiban 33.994,8 36.753,2 34.581,7 3.846,3 Jumlah ekuitas(2) 17.698,5 18.288,3 18.236,5 2.028,3 Laba usaha 4.733,3 3.213,0 3.473,9 386,4

Penyusutan dan amortisasi 4.555,9 5.561,4 6.151,9 684,2

EBITDA(3) 9.289,2 8.774,4 9.625,8 1.070,6

Rasio Keuangan:

Rasio hutang terhadap ekuitas(5) <2,50x 1,25x 1,41x 1,34x

Rasio hutang terhadap EBITDA(6) <3,50x 2,38x 2,94x 2,53x

Rasio EBITDA terhadap beban bunga(7) >3,00x 5,23x 4,85x 4,63x

(1) Kami mendefinisikan total hutang sebagai jumlah dari hutang jangka panjang dan hutang obligasi (bagian jangka pendek dan jangka panjang), biaya emisi yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang, obligasi dan notes), biaya consent solicitation yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang dan obligasi) dan diskon yang belum diamortisasi (hutang jangka panjang dan notes).

Menurut definisi yang telah diubah, “Hutang” berarti, dalam hubungannya dengan suatu pihak pada setiap tanggal penentuan (tanpa duplikasi):

(a) jumlah hutang pokok dan premium (jika ada) sehubungan dengan hutang kepada pihak tersebut dan hutang yang sebagaimana dibuktikan dengan notes, surat hutang, obligasi atau instrumen serupa lainnya untuk pembayaran kepada pihak yang bertanggung jawab atau besar kemungkinan terlibat dalam suatu hal, tingkat suku bunga atau mengandung bunga yang masih harus dibayar; dan (b) seluruh kewajiban kepada suatu pihak sehubungan

dengan hutang pengadaan yang merupakan hutang usaha kepada pemasok yang mengandung suku bunga atau mengandung bunga yang masih harus dibayar dan pembayaran yang memiliki jatuh tempo lebih dari enam (6) bulan setelah tanggal penerbitan tagihan yang terkait. Akan tetapi, sehubungan dengan anggota dari Perusahaan, atau penggantinya, atau Grup, tidak termasuk seluruh pinjaman yang diperoleh anggota grup dari pemegang saham Perusahaan (baik langsung maupun tidak langsung) yang memiliki peringkat subordinasi terhadap hutang termasuk dalam poin (a) dan (b) di atas.

(2) Kami mendefinisikan ekuitas sebagai jumlah ekuitas para pemegang saham dan hak minoritas. Menurut definisi yang telah diubah, “Ekuitas” berarti jumlah aset dikurangi jumlah kewajiban, dimana jumlah kewajiban tidak termasuk seluruh pinjaman anggota Grup kepada pemegang saham Perusahaan (baik langsung maupun tidak langsung) yang mempunyai kedudukan subordinasi terhadap Hutang.

(3) Kami telah mendefinisikan EBITDA sebagai pendapatan sebelum bunga, amortisasi goodwill, pendapatan non- operasional dan beban, beban pajak penghasilan dan penyusutan, dan hak minoritas dalam laba bersih anak perusahaan sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi yang dihitung berdasarkan SAK. EBITDA bukanlah merupakan ukuran standar dalam SAK maupun IFRS. Sebagaimana bisnis telekomunikasi yang memerlukan modal yang banyak, ketentuan pengeluaran barang modal dan tingkat hutang dan beban bunga dapat memiliki efek yang signifikan terhadap laba bersih perusahaan dengan hasil operasional yang sama. Oleh karena itu, kami yakin bahwa EBITDA memberikan gambaran yang berguna bagi hasil operasional kami dan bahwa laba bersih adalah ukuran keuangan yang paling dapat secara langsung dibandingkan terhadap EBITDA sebagai indikator kinerja operasional. Anda tidak disarankan menganggap bahwa definisi kami tentang EBITDA merupakan indikator terhadap kinerja operasional, likuiditas atau ukuran standar lainnya berdasarkan SAK maupun IFRS, atau definisi perusahaan lainnya atas EBITDA. Definisi kami akan EBITDA tidak memperhitungkan pajak dan pengeluaran kas non- operasional lainnya. Dana yang didapat dari ukuran ini mungkin tidak dapat digunakan untuk pembayaran

hutang karena adanya pembatasan ketentuan, persyaratan pengeluaran barang modal dan komitmen lainnya. Menurut definisi yang telah diubah, “EBITDA” berarti, untuk periode adalah jumlah laba usaha (yang dihitung sebelum beban pendanaan, pajak, pendapatan atau biaya yang berasal dari kegiatan non-operasional dan biaya-biaya luar biasa lainnya) ditambah depresiasi

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

EBITDA berdasarkan SAK 9.289,2 8.774,4 9.625,8 1.070,6

Penyesuaian:

Amortization of goodwill (227,3) (235,4) (226,4) (25,2)

Pendapatan bunga 460,1 139,0 143,4 15,9

Beban pendanaan (termasuk beban bunga) (1.858,3) (1,873,0) (2.271,6) (252,7)

Laba (rugi) perubahan nilai wajar derivatif – bersih 136,6 (517,7) (418,1) (46,5)

Lain-lain – bersih (33,6) (150,3) (111,8) (12,4)

Laba (rugi) selisih kurs – bersih (885,7) 1.656,4 492,4 54,8

Beban pajak penghasilan – bersih (419,8) (677,3) (357,8) (39,8)

Penyusutan dan amortisasi (4.555,9) (5.561,4) (6.151,9) (684,2)

Laba untuk kepentingan bukan pengendali (26,8) (56,5) (76,8) (8,5)

Laba kepada pemilik perusahaan berdasarkan SAK 1.878,5 1.498,2 647,2 72,0

Tabel berikut ini menunjukkan rekonsiliasi EBITDA berdasarkan SAK terhadap IFRS berdasarkan periode- periode yang ditunjukkan:

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

EBITDA berdasarkan SAK 9.289,2 8.774,4 9.625,8 1.070,6

Komisi Dealer – – 46,9 5,2

Penadapatan Jasa Penyambungan yang ditangguhkan 4,4 22,7 11,8 1,3

EBITDA berdasarkan IFRS 9.293,6 8.797,1 9.684,5 1.077,1

dan amortisasi, serta untuk keperluan penghitungan rasio total Hutang terhadap EBITDA dari Grup, setelah memperhitungkan proforma dari adanya akuisisi atau pengalihan material atas aset atau usaha seolah-olah akuisisi atau pengalihan tersebut terjadi pada hari pertama periode tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan rekonsiliasi laba bersih berdasarkan SAK terhadap pengertian EBITDA berdasarkan periode- periode yang ditunjukkan:

(4) “Beban Bunga” berarti, untuk setiap periode, beban bunga atas Hutang.

(5) menggunakan hasil IFRS, total Hutang akan mencapai masing-masing Rp22.069,0 miliar, Rp25.807,1 miliar dan Rp24.399,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010, dan Total Ekuitas mencapai masing-masing sebesar Rp17.779,7 miliar, Rp18.574,9 miliar dan Rp18.702,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010, sebagai akibatnya rasio Hutang terhadap Ekuitas adalah 124%, 139% dan 130% per 31 Desember 2008, 2009 dan 2010.

(6) menggunakan hasil IFRS, total Hutang akan mencapai masing-masing Rp22.069,0 miliar, Rp25.807,1 miliar dan Rp24.399,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010, dan EBITDA akan mencapai Rp9.293,6 miliar, Rp8.797,1 miliar dan Rp9.684,5 miliar masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008, 2009 dan 2010, mengakibatkan rasio

Hutang terhadap EBITDA, masing-masing 237%, 293% dan 252% per tanggal 31 Desember 2008, 2009 dan 2010.

(7) menggunakan hasil IFRS, EBITDA sebesar Rp9.293,6 miliar, Rp8.797,1 miliar dan Rp9.684,5 miliar untuk tahun yang berakhir 31 December 2008, 2009 dan 2010, dan Beban Bunga Rp1.776,5 miliar, Rp1.808,6 miliar dan Rp2.080,3 miliar untuk tahun yang berakhir 31 December 2008, 2009 dan 2010, mengakibatkan rasio EBITDA terhadap Beban Bunga 523%, 486% dan 466% per 31 Desember 2008, 2009 dan 2010. Dari waktu ke waktu, kami dapat membeli kembali bagian efek hutang kami melalui transaksi pasar terbuka berdasarkan kondisi pasar pada umumnya.

Tabel di bawah ini merupakan ringkasan hutang jangka panjang dan hutang obligasi utama kami per 31 Desember 2008, 2009 dan 2010.

Per tanggal 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

Hutang Obligasi:

Guaranteed Notes Due 2020–net of unamortized discount and unamortized notes issuance cost

– – 5.749,6 639,5

Obligasi Indosat Kelima – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

2.593,1 2.587,2 2.589,0 288,0

Guaranteed Notes Jatuh Tempo 2010 – setelah dikurangi biaya emisi GN yang belum diamortisasi

2.563,5 2.202,7 – –

Obligasi Indosat Ketujuh – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

– 1.293,8 1.294,6 144,0

Obligasi Indosat Keenam – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

1.075,7 1.073,0 1.074,6 119,5

Guaranteed Notes Jatuh Tempo 2012 – setelah dikurangi biaya emisi GN yang belum diamortisasi

1.185,3 1.018,8 – –

Obligasi Indosat Keempat – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

810,5 811,0 813,6 90,5

Obligasi Indosat Ketiga – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

637,3 637,9 – –

Indosat Sukuk Ijarah III – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

567,8 566,4 567,4 63,1

Indosat Sukuk Ijarah II – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi

399,0 398,1 398,5 44,3

Per tanggal 31 Desember

2008 2009 2010

Rp Rp Rp US$

(Rp dalam miliar, US$ dalam juta)

Dalam dokumen Indosat AR10 INA Small (Halaman 130-137)