BAB IV PEMBAHASAN
4.5. Implementasi Kebijakan Pembinaan UMKM di Kota Tangerang
4.5.6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.
Kota Tangerang merupakan kota yang dekat dengan ibukota dan memiliki bandara terbesar yaitu bandara Soekarno Hatta yang disebut sebagai pintu gerbang indonesia sehingga peluang yang dimiliki cukup banyak baik itu dari segi pemasaran dan lainnya. Dari segi politik misalnya, dukungan dewan seperti DPRD yang memang mendukung adanya program-program masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh I1-1, yaitu :
“Kondisi lingkungan ekonomi, sosial dan politik sejauh ini sudak
mendukung adanya program, seperti halnya dari segi politik yang diterjemahkan dari politik dewan seperti DPRD yang memang mendukung program-program masyarakat, karena memang kembali lagi pada pembiayaannya karena kue yang sedikit harus dibagi banyak dan dari segi
lokasi kota tangerang ini strategis sekali berbatas dengan ibukota jakarta”.
(Wawancara: Senin, 18 Juli 2016, 10.44 WIB. Kantor Dinas Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).
“Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik disini sangat mendukung dan berjalan dengan kondusif dari segi ekonomi daya beli masyarakat tinggi”.
(Wawancara: Rabu 29 Juni, 10.07 WIB. Kantor Dinas Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik di Kota Tangerang ini sudah mendukung jalannya program Pemberdayaan UMKM karena dilihat dari segi ekonomi di kota tangerang yang memiliki daya beli yang tinggi.
Hal yang serupa pun disampaikan oleh I4-1, beliau menyampaikan :
“Kota tangerang ini sebagai pintu gerbang indonesia karena dekat dengan bandara soekarno hatta sehingga peluang untuk pemasarannya besar untuk umkm, lingkungannya sangat mendukung sekali baik dr ekonomi sosial dan politik”. (Wawancara: Selasa 28 Juni 2016, 09.40 WIB. Lapangan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Lantai 1).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Kota Tangerang merupakan lokasi yang strategis karena wilayahnya yang dekat dengan bandara Soekarno Hatta sehingga peluang untuk pemasarannya besar bagi para UMKM dan lingkungannya mendukung dari segi ekonomi, sosial dan politik.
Hal serupa pun diperkuat oleh I6-1 selaku pelaku UMKM Kota Tangerang yang merupakan anggota IWAPI Kota Tangerang, beliau mengatakan :
“Situasi dan kondisi kota tangerang ini saya rasa sangat bagus sekali
karena kota tangerang ini merupakan kota modern yang pertumbuhannya sangat pesat sekali apalagi kita mempunyai bandara soekarno hatta dan dekat dengan jakarta sehingga ini mendukung kita khususnya para pelaku
UMKM untuk memanfaatkan peluang itu”. (Wawancara: Sabtu, 20 Agustus
2016 10.05 WIB. Kediaman Informan, Taman Royal 1).
Hal yang serupa pun disampaikan oleh I6-2 Pelaku UKM yang merupakan anggota ASIFA Kota Tangerang, beliau mengatakan :
“Kondisi dan situasi di kota tangerang memang sangat kondusif dan
alhamdulillah daya beli masyrakat disini tinggi sekali sehingga ini merupakan peluang dan keuntungan bagi para pelaku usaha untuk menjalankan usahanya selain itu kota tangerang merupakan kota 1001
industri banyak pabrik dan hotel disini yang dipakai untuk meeting”.
(Wawancara: Selasa, 23 Agustus 2016 11.45 WIB. Kediaman Informan, Perum 1 cimone permai).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa kondisi dan situasi ekonomi, sosial dan politik di Kota Tangerang sangat kondusif dan daya beli masyarakat yang tinggi sehinggi ini merupakan sebuah peluang dan keuntungan bagi para pelaku UMKM untuk membuka usahanya selain itu kota tangerang merupakan kota yang dikenal dengan sebutan kota 1001 industri yang banyak sekali terdiri pabrik-pabrik di kota tangerang tidak hanya itu saja kota tangerang dijadikan untuk meeting oleh pihak-pihak dari luar daerah karena kotanya yang nyaman sehingga ini sebuah peluang dan keuntungan yang besar bagi pelaku UMKM.
Berdasarkan penyataan dan pendapat yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi,, sosial dan politik di Kota Tangerang sangat mendukung dan berjalan dengan kondusif ditambah lokasi Kota Tangerang yang strategis berdampingan dengan Ibu Kota Jakarta dan memiliki bandara besar yaitu Soekarno Hatta yang merupakan pintu gerbang indonesia bagi para pendatang sehingga peluang dan keuntungan ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya.
Respon dari para pelaku UMKM dalam suatu kegiatan merupakan hal yang positif untuk berjalannya suatu kegiatan. Karena dengan adanya respon yang baik maka kegiatan tersebut bisa dikatakan berhasil atau tepat sasaran namun apabila
sebaliknya maka perlu ada perbaikan. Dalam hal kegiatan Pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang respon dari masyarakat dan pelaku UMKM sangat bagus tetapi perlu sedikit perubahan seperti yang disampaikan oleh I6-1 yaitu :
“Respon dari masyarakat dan pelaku UMKM sangat bagus tetapi perlu ada
regenerasi sehingga mereka yang sudah terlibat dalam kegiatan jangan
dilibatkan kembali seharusnya diberi kesempatan kepada yang lain”.
(Wawancara: Sabtu, 20 Agustus 2016 10.05 WIB. Kediaman Informan, Taman Royal 1).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Respon dari masyarakat dan pelaku UMKM sudah baik tetapi perlu ada perubahan dalam hal regenerasi. Yaitu mereka yang sudah ikut dalam suatu kegiatan seharusnya tidak usah diundang kembali dan diberikan kepada yang lain yang belum menikmati atau mengikuti kegiatan tersebut.
Hal serupa pun disampaikan oleh I6-2 selaku anggota ASIFA Kota Tangerang, beliau mengatakan :
“Kegiatannya masih monoton itu itu saja dan yang hadir itu itu saja dan
tidak terdata, seketika dalam suatu kegiatan tidak kondusif banyak yang bercanda tidak memperhatikan dikarenakan mereka sudah pernah ikut
kasian kan yang belum pernah tidak pernah dapat jatah”. (Wawancara:
Selasa, 23 Agustus 2016 11.45 WIB. Kediaman Informan, Perum 1 cimone permai).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perlu adanya pendataan dalam suatu kegiatan sehingga nantinya bisa mengetahui mana yang sudah mengikuti dan mana yang belum mengikuti.
Seperti yang disampaikan oleh I6-3 selaku Ketua UKM Center Kota Tangerang, beliau mengatakan :
“Seharusnya diberi kesempatan kepada yang lain yang belum negikuti,
responnya pasti baik tetapi bila dari tahun ke tahun yang dilibatkan orangnya sama akan terjadi cluterisasi mereka yang tidak diundang bakal selalu dibawah dan tidak pernah bisa untuk naik ke atas untuk ikut dalam
suatu kegiatan”. (Wawancara: Rabu, 24 Agustus 2016 09.39 WIB. Toko
Lapis Beneng).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perlu adanya kesempatan bagi para UMKM yang belum mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga bila dari tahun ke tahun ini yang hadir orangnya yang sama yang sudah mengikuti kegiatan tersebut akan menyebabkan terjadinya clusterisasi yaitu mereka yang tidak diundang atau yang belum mengikuti kegiatan tersebut akan selalu dibawah dan tidak pernah bisa untuk naik ke atas untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Hal tersebut ditanggapi langsung oleh I3-1, beliau mengatakan :
“Tahun ini kita sudah buat IUMK yang tujuannya untuk mendata seluruh
UMKM agar ketahuan jumlahnya sehingga nantinya bagi mereka yang sudah pernah mengikuti kegiatan dengan adanya IUMKM bisa dilihat dan dicek apabila sudah pernah diberikan ke yang belum, anggaran kita memang terbatas sehingga kebutuhan UMKM yang banyak ini ga bisa kita realisasikan semua karena memang harus memperhatikan anggaran yang ada jadi memang kritikan dan masukan yang seperti ini yang kita butuhkan agar menjadi bahan evaluasi buat kita”. (Wawancara: Rabu 07 September 2016 10.24 WIB. Kantor Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Dinas Indagkop sudah membuat sebuah kebijakan tentang IUMK yang nantinya digunakan untuk melakukan pendataan bagi para UMKM. Dan nantinya mereka yang sudah pernah mengikuti kegiatan dengan adanya IUMK dapat dilihat dan dicek apabila sudah mengikuti maka tidak diperbolehkan dan harus memberikan kesempatan kepada yang belum mengikuti agar semuanya kebagian dan merata. Kemudian anggaran
yang diberikan dalam Pemberdayaan UMKM ini terbatas sehingga kebutuhan UMKM yang banyak belum bisa terealisasikan semua. Tetapi kritikan dan masukan dari pelaku UMKM ini memang dibutuhkan oleh Dinas Indagkop untuk djadikan bahan evaluasi.
Berdasarkan penyataan dan pendapat yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa respon masyarkat dan pelaku UMKM sudah baik meskipun terdapat beberapa kekurangan diantaranya belum menyeluruh sehingga yang mengikuti kegiatan pelakunya sama. Tetapi Dinas Indagkop sudah membuat sebuah Kebijakan yang nantinya masalah ini akan segara diselelsaikan dalam beberapa kurun waktu.