• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.5. Implementasi Kebijakan Pembinaan UMKM di Kota Tangerang

4.5.2. Sumber-sumber Kebijakan

4.5.2.3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sumber Daya Sarana dan Prasarana merupakan tahap keberlanjutan dalam mengukur keberhasilan suatu kebijakan. Sumber daya sarana dan prasarana ini begitu penting dalam memberlakukan suatu program atau kebijakan. Seperti halnya penyediaan sarana dan prasarana pada kebijakan Pemberdayaan UMKM di

Kota Tangerang yaitu penyediaan sarana promosi. Promosi merupakan salah satu cara untuk mempercepat penjualan produk, bila promosi tidak dilakukan darimana masyarakat bisa mengetahui produk yang dihasilkan oleh UMKM. Seperti halnya sarana promosi yang ada di Kota Tangerang dengan mengandalkan kegiatan seperti pameran-pameran di berbagai acara atau event tertentu tetapi untuk penyediaan khusus sentra oleh-oleh masih belum ada di Kota Tangerang, sebagaimana yang disampaikan oleh I1-1 yaitu :

“Kalau Promosi kita yang memilih apabila mereka mengajukan kita respon

melalui pameran. Untuk sentra oleh-oleh belum ada dari sisi lahan agak sulit. Jadi kita arahkan ke daerah masing2. Untuk informasi kita melaui

surat dan telpon seperti WA”. (Wawancara: Senin, 18 Juli 2016, 10.44

WIB. Kantor Dinas Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).

Sebagaimana pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemilihan promosi dipilih oleh Dinas Indagkop tetapi apabila dari UMKM mengajukan akan mendapatkan respon dari Dinas Indagkop melalui pameran-pameran. Dan untuk peneyediaan sentra oleh-oleh di Kota Tangerang masih sulit dikarenakan lahan Kota yang bisa dibilang mahal. Sehingga untuk sentra oleh-oleh ini masih di arahkan ke daerahnya masing-masing. Dan dalam waktu dekat ini Pak Walikota sedang membuat surat ke angkasa pura untuk meminta lahan buat promosi produk-produk UMKM. Lalu untuk sarana penyampaian informasi dihubungi melalui surat dan telpon seperti Whatsapp.

Hal serupa pun disampaikan oleh I3-1, sebagai berikut :

“Untuk promosi kita lakukan di dalam dan di luar daerah lalu kita

bekerjasama dengan media online seperti belanja.com yang ada di mall-mall. Lahan sentra memang belum ada, masih tersebar karena terkendala

lahan. Untuk informasi kita infokan melalui media sosial”. (Wawancara:

Rabu 29 Juni 2016, 10.42 WIB. Kantor Dinas Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa promosi yang dilakukan oleh Dinas Indagkop kepada para pelaku UMKM adalah di dalam dan di luar daerah melalui event, inacraft, pameran disurbaya, jogja, jambi, tangerang expo, ulang tahun kota tangerang. Dinas Indagkop bekerjasama dengan media-media online seperti belanja.com yang ada dimall-mall. Lalu untuk sentra oleh-oleh di kota tangerang memang masih belum disediakan karena terkendala lahan, karena harga lahan di kota mahal. Dan untuk penyampain informasi dalam suatu kegiatan diinfokan melalui media sosial.

Berbeda halnya yang disampaikan oleh pelaku UMKM terkait sarana promosi yang ada di kota tangerang, sarana promosi yang disediakan oleh pemerintah hanya sebatas pameran dan masih banyak kekurangan. Bahkan disaat pelaku UMKM dari Kota Tangerang mengikuti pameran yang ada di Provinsi banten, pelaku UMKM dari Kota Tangerang ini kurang dikenal karena pemerintah kurang memperhatikan UMKMnya sendiri. Dalam hal promosi UMKM masih mencari promosi sendiri, belum ada gray sentra oleh-oleh seperti di kota serang, hal ini disampaikan oleh I6-1 yaitu :

“Promosi hanya sebatas pameran dan masih banyak kekurangan,

pemerintah masih kurang perhatian terhadap UMKM. Seharusnya disediakan gray khusus sentra oleh-oleh seperti di kota serang dan pemerintah juga seharusnya menyuguhkan produk kita bila ada tamu dari luar dan pemerintah seharusnya membuat sebuah aturan kepada para ritel yang mengharuskan mereka untuk memberikan ruang buat produk UMKM seperti di wilayah tasik”. (Wawancara: Sabtu, 20 Agustus 2016 10.05 WIB. Kediaman Informan, Taman Royal 1).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwasannya pemerintah kota tangerang masih kurang memperhatikan para pelaku UMKM diwilayahnya seperti

halnya dalam setiap pertemuan seharusnya pemerintah menawarkan makanan atau produk-produk dari UMKM Kota Tangerang agar lebih dikenal. Dan pemerintah belum memiliki kebijakan khusus untuk para ritel dalam memberikan ruang atau tempat untuk manruh produk-produk UMKM seperti halnya di wilayah tasikmalaya yang memiliki perda khusus para ritel agar memberikan ruangnya sebanyak 20% untuk mempromosikan produk-produk UMKM diwilayahnya.

Hal serupa pun disampaiakan oleh I6-2, yaitu sebagai berikut :

Kalau dari pemerintah hanya sebatas pameran saja untuk lahan sentra belum ada. Kalau saya pribadi kebetulan gencarnya melakukan promosi

dimedia online seperti instagram,fanpage,google,dll”. (Wawancara:

Selasa, 23 Agustus 2016 11.45 WIB. Kediaman Informan, Perum 1 cimone permai).

Berdasarkan penyataan di atas bahwasannya dalam hal promosi pihak pemerintah hanya melakukannya sebatas pameran saja untuk penyediaan lahan sentra belum tersedia. Dan masih menggunakan promosinya secara pribadi lewat media online seperti Instagram, Fanpage, Google,dsb. Pelaku umkm ini sempat berbicara kepada pemerintah bahwasannya bila ada tamu dari luar atau ada meeting dengan pihak luar untuk penyediaan konsumsi dialihkannya ke para pelaku UMKM untuk diperkenalkan produk-produknya sehingga lebih dikenal. Dan para pelaku UMKM ini juga dalam melakukan media promosi tidak hanya mengandalkan media online ternyata menitipkan juga produk-produknya di toko-toko sesama UMKM.

Hal serupa pun disampaikan oleh I6-3, yaitu sebagai brkut :

“Promosi yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas pameran. Untuk sentra oleh-oleh memang masih tersebar secara individu itu tidak masalah masing-masing punya kapasitas untuk itu tetapi secara makro itu harus

sudah dalam bentuk sentra”. (Wawancara: Rabu, 24 Agustus 2016 09.39 WIB. Toko Lapis Beneng).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa promosi yang dilakukan hanya sebatas pameran dan beluma ada sentra oleh-oleh, sehingga masih tersebar diwilayahnya masing-masing.

Hal ini ditanggapi oleh I5-1 selaku Kepala Sub Bidang Fasilitasi sebagai berikut :

“Ya benar yang menjadi kelemahan adalah UMKM belum memiliki pusat promosi seperti sentra oleh-oleh. Sampai saat ini kita libatkan di berbagai macam pameran. Sambil menunggu jawaban dari pihak angkasa pura karena sebelumnya pak walikota sudah mengajukan surat untuk

permohonan lahan ke pihak bandara soeta”. (Wawancara: Jumat . 09

September 2016, 09.15 WIB Kantor Indagkop Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, lantai 3).

Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasannya dari pihak pemerintah memang belum menyediakan lahan sentra oleh-oleh untuk para pelaku UMKM dalam mempromosikan produknya. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan UMKM diwilayahnya menjadikan penyebab produk UMKM sulit untuk dikenal dikalangan masyarakat. Dan dalam hal promosi ini pemerintah tidak memberikan peluang kepada para pelaku UMKM dalam mempromosikan produknya seperti dalam halnya terhadap suatu pertemuan dengan pihak luar daerah seharusnya pemerintah memberikan keleluasaan bagi para pelaku dalam mempromosikan produknya tidak hanya itu belum adanya aturan khusus yang mengharuskan para ritel ini untuk memberikan ruang kepada produk-produk UMKM sehingga wajar saja bila produk UMKM Kota Tangerang masih belum bisa dikenal dan belum bisa bersaing dengan produk-produk lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa sarana promosi yang ada di kota tangerang ini

masih belum memadai. Lalu untuk penyampain informasi sudah cukup baik pemerintah mengundang para pelaku UMKM ini menggunakan media sosial dan surat.

Dokumen terkait