BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti berikan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan masukan sebagai berikut :
1. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang sebagai pembuat kebijakan perlu membuat sebuah database terkait jumlah UMKM di kota tangerang, baik itu database yang berupa kepemilikan sertifikat halal maupun yang belum dan database secara umum mengenai identitasnya. Agar semua bisa terfasilitasi dalam kegiatan sehingga yang datang tidak hanya itu-itu saja.
2. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang harus lebih memperhatikan UMKM di Kota Tangerang terutama dalam hal promosi yaitu dengan menyediakan sebuah geray sentra oleh-oleh khas tangerang agar produk UMKM lebih dikenal tidak hanya itu saja tetapi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang harus
memberikan kesempatan kepada para UMKM untuk
menyuguhkan/memperkenalkan produknya bilamana ada tamu dari pihak luar daerah.
3. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang perlu membuat sebuah aturan yang mengharuskan para ritel ini memberikan ruang bagi para UMKM untuk memasarkan produknya.
4. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang perlu membentuk sebuah petugas khusus dilapangan untuk membina UMKM dilapangan secara keseluruhan.
5. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang harus melalukan pelatihan pengelolaan keuangan lebih intensif lagi kepada pelaku UMKM agar pelaku UMKM bisa mengelola keuangannya secara baik sehingga bisa mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan untuk peminjam modal.
6. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang harus bisa memaksimalkan anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk Pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang dalam memenuhi kebutuhan para Pelaku UMKM Kota Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Tangerang Dalam Angka 2015. Tangerang.
Moeleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Posda Karya. Nugroho, Riant. 2012. Public Policy Edisi 4. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan; dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus). Jakarta: Centre
of Academic Publishing Service (CAPS).
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia.
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfa Beta. Tambunan, Tulus T.H. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Dokumen:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1993 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Peraturan Walikota Tangerang Nomor 74 tahun 2014 Tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang.
Sumber Lain:
Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang Tahun 2009 (Pengembangan Database Informasi Potensi Unggulan Kota Tangerang). Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang
Tahun 2014-2018 Tahun Anggaran 2014.
Pedoman Pengembangan UMKM Kota Tangerang Tahun 2012. (http://www.tangerangkota.go.id)
(http://disindagkop.tangerangkota.go.id/)
http://v2010.tangerangkota.go.id/mobile/detailberita/2472
http://industri.kontan.co.id/news/tangerang-incar-jadi-kota-seribu-industri-dan-jasa
PEDOMAN WAWANCARA
No. Indikator Kisi-Kisi Wawancara Informan
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
1) Apakah adanya Kegiatan seperti halnya (Sosialisasi sertifikat halal) yang dibuat dalam Pembinaan UMKM ini sudah sesuai dengan
manfaatnya ?
2) Langkah apa saja yang sudah dibuat dalam mengatasi permodalan? Ada tidak pelatihan yang diberikan terkait pengelolaan / manajemen keuangan? 3) Dari setiap kegiatan yang dibuat bagaimana sifat dr kegiatan tsb seminar atau pelatihan ?
I₁, I₂, I₃, I₄, I5, I6
2. Sumberdaya 1) Bagaimana SDM yang
dimiliki oleh Disperindagkop ? Berapa Jumlahnya dan latar belakang pendidikannya seperti apa ? 2) Bagaimana ketersediaan anggaran dalam melaksanakan kegiataan penyelenggaraan pembinaan UMKM tersebut ? 3) Bagaimana ketersediaan fasilitas terutama pada sarana promosi dan informasi untuk para UMKM di Kota
Tangerang ? I₁, I₂, I₃, I₄, I5. I₁, I₂, I₃, I₄, I5,. I₁, I₂, I₃, I₄, I5, I6. 3. Karakteristik Agen Pelaksana 1) Bagaimana Karakteristik Implementor kegiatan ? apakah setiap implementor ini sesuai dengan bidangnya ? sudah sesuaikah dgn misi kota tangerang dalam setiap
kegiatan yg dibuat ?
I₁, I₂, I₃, I₄, I5.
4. Sikap/Kecenderungan 1) Bagaimana sistematika pembuatan kebijakan
pembinaan ini ? pola apa yang digunakan ? pola top down atau bottom up ? apakah para
implementor setiap kegiatan mengetahui isi dan tujuan dari kebijakannya ? apakah dalam pembuatan setiap kegiatan atau program yang dibuat ini sesuai dengan permasalahan yang ada ? pernah ada perbedaan pendapat ? I₁, I₂, I₃, I₄, I5, I6. 5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana 1) Bagaimana pola hubungan/komunikasi antar implementor dalam
melaksanaan kegiatan atau program dalam pembinaan tsb ?
I₁, I₂, I₃, I₄, I5.
6. Lingkungan
Ekonomi, Sosial dan Politik
1) Bagaimana Kondisi Lingkungan Ekonomi, sosial dan politik yang ada di kota tangerang ? apakah Kondisi tersebut mendukung jalannya kebijakan pembinaan tsb ? atau sebaliknya ?
2) respon dari para pelaku umkm/masyarakat seperti apa dgn adanya kegiatan tsb?
HASIL WAWANCARA
1. Ukuran dan tujuan kebijakan a. Pirt halal
Q1 Bagaimana Sosialisasi Sertifikat halal apakah sudah sesuai dengan manfaatnya?
I1-1 Kalau berbicara manfaat pada dasarnya UMKM memiliki beberapa kelemahan seperti Keterampilan, Pemasaran, Permodalan, Pengemasan, Manajemen. Dari sisi itu kita melihat bahwa selama ini sosialisasi yang kita lakukan dibidang itu dan itu memang sesuai dengan kebutuhan UMKM dan setelah kita lakukan sosialisasi dan penyuluhan ada manfaatnya. Terutama sosialisasi yang dilakukan dibidang kehalalan ini sudah ada manfaatnya, kita bantu dengan PIRT HALAL, karena tanpa PIRT halal mereka tidak dapat menjual produknya di Pasar Modern.
I3-1 Sudah sesuai dengan manfaatnya yang pasti karena dari setiap kegiatan yang kita buat itu memperhatikan kebutuhan yang ada, untuk halal ini sudah kita bina dan kita fasilitasi dengan melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan terkait halal dan PIRT maupun dengan MUI kita berikan subsidi dana untuk pembuatan halal ini.
I4-1 Untuk Disperindagkop hanya memfasilitasi saja terkait sertifikat halal seperti halnya dengan mengadakan sosialisasi PIRT dan membantu para UMKM yang tadinya tidak memiliki sertifikat halal menjadi memiliki sertifikat halal dengan tujuan meningkatkan daya saing pasar. Dan selebihnya itu tugas dari dinas kesehatan dan MUI dari kita hanya faslitasi saja dalamDina rangka pembinaan.
I5-1 kita berikan secara gratis untuk pembuatan tetapi kita beri subsidi dana untuk perpanjangan halal ini, harga untuk sertifikat halal ini sebesar 5jt rupiah dari MUI dan diberikan subsidi dari Dinas Indagkop sebesar 2,5 jt sehingga para pelaku UMKM hanya membayar setengahnya.
I6-2 Kebetulan kita dapat fasilitas dari Dinas Indagkop, orang dari MUI dateng ke tempat kita dengan mengecheck bahan baku kita setelah semuanya sudah dicheck keluar sertifikat kurang lebih 1bulan, lalu untuk PIRT juga sama awalnya kita ikut penyuluhan sertifikat pangan di dinas kesehatan setelah sudah diterima sertifikat pangannya langsung kita daftar ke dinas perizinan untuk PIRT lalu mereka survey ke tempat usaha kita lalu keluar sertifikatnya kurang lebih 2minggu. Dan alhamdulillah semuanya kita gratis hanya perpanjangannya kita bayar tapi di sertifikat pangan kita bayar kurang lebih 239ribu
I6-1 Memang sudah disediakan fasilitas terkait bantuan halal dari pemerintah namun harus menunggu karena pada saat itu saya dikejar waktu untuk membuat halal agar produk saya ini bisa dipasarkan , sehingga saya mengikuti bantuan dari Provinsi lokasinya waktu itu di cilegon diluar dari Kota Tangerang karena kebijakan setiap daerah berbeda saya dikenai biaya administrasi. Kalau untuk biaya perpanjangan sebesar 2,5 jt masa aktif sertifikat halal dari MUI kurang lebih 2 tahun. Lalu untuk Pirt masa berlakunya 5tahun.
I6-3 Itu bagian dari Seminar, Tetapi Program itu tidak mampu mengakomodir seluruh UMKM dan masih banyak UMKM yang belum terfasilitasi. Pemerintah harus punya database, berapa UMKM yang sudah memiliki halal dan berapa yang belum jadi tiap tahun itu ada program yang kelihatan. Sehingga kalo saya bilang program ini belum maksimal
I1-1 Memang programnya seminar dan penyuluhan terkait sertifikat halal ini tetapi kita fasilitasi yaitu dengan pembuatan secara gratis dan perpanjangannya kita subsidi 50% sehingga menjadi 2.5 jt dan memang kita belum memiliki database jumlah UMKM dikarenakan jumlah SDM di dinas indagkop yang kurang dari sisi kuantitas seperti yang saya pernah bilang sebelumnya dengan luas kota tangerang yang terdiri dari 13 kecamtan dan 104 kelurahan sehingga kita belum bisa membina kelapangan secara keseluruhan.
b. Permodalan
Q2 Langkah apa saja yang sudah dibuat oleh Dinas Indagkop dalam hal permodalan ? apakah tersedia lembaga keuangan mikro? Dan apa ada pelatihan tentang pengelolaan keuangan?
I1-1 Langkah pertama adalah sosialisasi yang kedua kita fasilitasi untuk ke perbankan dan lembaga keuangan lain yaitu LPDB dari kementrian koperasi dan lembaga keuangan lain, untuk Lembaga Keuangan Mikro kita belum ada di Kota Tangerang. Pengelolaan kita lakukan juga seperti pencatatan, karena pencatatan itu juga menyangkut syarat untuk permohonan ke bank dan terakhir kita juga bekerjasama dengan BPN bagi UKM yang memang punya lahan/tanah kita bantu sertifikasi tanahnya untuk jaminan bank.
I2-1 Memang belum ada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Tangerang tetapi kita sudah menyediakan fasilitas untuk permodalan bagi para UMKM, kita memiliki partner dengan pihak lembaga permodalan, bank maupun non-bank. Lalu kita berikan juga pelatihan, bimtek ,dll tentang manajemen pengelolaan keuangan, karena pencatatan dan pembukuan ini merupakan salah satu syarat agar mereka bisa mengajukan pinjaman modal ke bank sehingga kita arahkan mereka untuk bisa membuat pengelolaan keuangaannya secara baik.
14-1
Sejauh ini kita memiliki Kemitraan dengan BRI dan Pegadaian. Tetapi untuk Lembaga Keuangan Mikro sendiri kita memang belum ada. Kalau untuk pelatihan kita adakan seperti sosialisasi tentang permodalan misalnya dari segi Perencanaan, Koordinasi dalam rangka meningkatkan mutu lalu dari sisi keuangan juga dan pembukuannya.
I5-1 Untuk permodalan kita lakukan sosialisasi bantuan permodalan untuk para UMKM dengan narasumber dari kementrian koperasi dan UKM. Tidak hanya itu kita juga melakukan kerjasama dengan pihak perbankan yaitu Bank BRI& BNI dan non-perbankan yaitu Pegadaian. Lalu kita beri kan fasilitas melalui Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB)dengan pemberian pinjaman sebesar 210 juta diberikan untuk para UMKM untuk
permodalan. Dan UMKM juga harus memiliki SIUMK agar memudahkan mereka untuk mengajukan pinjaman ke lembaga permodalan. Namun untuk Lembaga Keuangan Mikro kita belum ada di Kota Tangerang.
16-1
Modal saya rasa banyak, banyak penawaran-penawaran dari berbagai pihak menawarkan permodalan seperti Angkasa pura, Jasa marga, masing-masing BUMN punya modal untuk membantu para UMKM. Kita masuk ke binaan mereka lalu diorbitkan produk-produk kita oleh mereka melalui bazar dan lain-lain. Waktu itu pernah dilakukan pelatihan tentang keuangan namun akhir-akhir ini sudah jarang dilakukan
I6-2 Awalnya modal pribadi tetapi beberapa tahun kemudian saya ikut PKBL binaan Angkasa Pura dan mengikuti Binaan BRI, lalu untuk Kegiatan pengelolaan keuangan saya rasa jarang sekali itu sangat dibutuhkan sekali terutama untuk pelaku UMKM
I6-3 Hanya Pembinaan dan seminar tentang permodalan yang disediakan oleh pemerintah (Dinas Indagkop), namun diluar dari Dinas Indagkop memang sudah banyak binaan-binaan dalam hal permodalan dari berbagai pihak. Untuk pengelolaan keuangan saya kira standar-standar saja karena memang industri mikro belum padat modal belum padat sumber daya artinya transaksi pembukuan masih standar-standar saja
I3-1 untuk modal para pelaku UMKM ini masih pribadi tidak memanfaatkan modal dari luar hal ini karena pembukuan tidak bank-able sehingga kurang mendapatkan kepercayaan dari bank, sehingga kita berusaha semaksimal mungkin untuk membuat kegiatan tentang pembukuan dan pencatatan yang nantinya akan di adakan di setiap kelurahan dan program ini sudah kita jalankan sedikit demi sedikit dan sejauh ini sudah kita buat kebijakan kita tentang IUMK dengan tujuan mempermudah UMKM dalam mengajukan permodal ke lembaga Perbankan dan sudah dijalankan disetiap kelurahan
c. Sifat Kegiatan
I1-1 ada sosialisasi ada pelatihan kalau seminar udah jarang. Kita ajak mereka pameran diluar daerah dan di dalam daerah bagi ukm yang produknya bagus dan produksinya continue
I3-1 dari kegiatan yang ada seperti pelatihan, sosialisasi, bimtek, kemitraan dan workshop
I6-1 sifatnya pelatihan lalu ada juga penyuluhan untuk seminar memang sejauh ini sudah jarang dilakukan walaupun terkadang masih ada beberapa kegiatan yang bersifat seminar. Saya rasa kegiatan seminar itu kurang efektif karena selain membuang-buang waktu itu juga membuang-buang anggaran jadi seharusnya kegiatan yang dibuat lebih ke pelatihan atau penyuluhan agar setelah kita ke luar dari ruangan itu kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan
2. Sumberdaya a. SDM
Q4 Bagaimana SDM yang dimiliki oleh Dinas Indagkop ?
I1-1 Kualitas sumber daya di dinas indagkop sudah cukup baik hanya saja dari sisi kuantitas yang kurang, pegawai di indagkop kurang lebih berjumlah 50 untuk pegawai tetap seperti PNS dan 50 orang tadi dibagi menjadi 3 bidang dan 1 bagian kepegawaian, rata-rata perbidang hanya 12 orang, dibagi lagi menjadi 3 seksi perbidang. Dengan luas kota tangerang yang terdiri dari 13 kecamatan dan 104 kelurahan sehingga tidak dapat membina kelapangan secara menyeluruh
I2-1 untuk saat ini jumlah pegawai kita sekitar 73 yang diantaranya terdiri dari 50 PNS dan 23 tenaga sukarela/harian lepas dengan latar pendidikan S3 berjumlah 5 orang, S2 berjumlah 6 orang, S1 berjumlah 25 orang, D3 berjumlah 12 orang dan SMA berjumlah 25orang.
b. Anggaran
Q5 Bagaimana ketersediaan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan? I1-1 Kalau berbicara cukup memang karena dananya terbatas ya tidak cukup
jadi kita maksimalkan dana yang ada, karena jumlah UMKM ribuan.cukup ga cukup ya ga cukup jadi kita maksimalkan. Kita dapat 1% dari dana APBD untuk anggaran pembinaan yaitu sekitar 40 Milyar dari 4 triliyun. I3-1 Insya allah cukup untuk anggaran meskipun terbatas jadi kita maksimalkan
anggaran yang ada.
c. Sarana dan Prasarana
Q6 Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana yang disediakan oleh dinas indagkop?
I1-1 Kalau Promosi kita yang memilih bukan mereka yang mengajukan tapi kalau memang mereka mengajukan kita respon melaui kegiatan pameran-pameran, lalu untuk sentra oleh-oleh belum ada dari sisi lahan agak susah karena kota. Selama ini kita melalui forum UKM kita arahkan untuk membuat didaerahnya masing-masing. Dalam waktu dekat ini pak walikota sedang membuat surat ke angakasa pura untuk lahan promosi bagi para UMKM. Untuk informasi kita baru melalui surat dan telpon seperti WA kebanyakan memakai surat”.
I3-1 Untuk Promosi kita lakukan di dalam dan di luar daerah melalui event, inacraft, pameran di surabaya, jogja, jambi, tangerang expo, ulang tahun kota tangerang dan kita bekerjasama juga dengan media online seperti belanja.com yang ada di mall-mall. Lahan sentra oleh-oleh memang belum ada, masih tersebar terkait sentra oleh-oleh ini belum disediakan karena terkendala lahan. Lalu untuk informasi kita melalui media sosial.
I6-1 Banyak kekurangan di kota tangerang ini terutama promosi hanya sebatas pameran, bahkan pada saat kita ikut pameran di Provinsi ukm dari Kota Tangerang ini kurang dikenal karena pemerintah kurang memperhatikan ukmnya sendiri. Untuk promosi kita masih mencari sendiri seharusnya pemerintah membuat sebuah geray sentra seperti di serang atau paling tidak bila ada tamu dari luar pemerintah, pemkot tangerang menyuguhkan makanan produk ukm tangerang agar lebih dikenal. Tidak hanya itu di kota
tangerang belum ada perda yang mengharuskan para ritel memberikan ruang untuk produk ukm seperti halnya di tasik yang mengharuskan para ritel ini memberikan 20% jatah ruangnya untuk di isi dengan produk-produk ukm”.
I6-2 Kalau saya pribadi kebetulan dari awal gencarnya melakukan promosi di media online seperti instagram, fanpage, google. Lebih kemedia dan alhamdulillah lumayan dan saya menitipkan juga produk saya di sentra oleh-oleh pribadi di tempat teman-teman ASIFA punya pribadi di cikokol. Kalau dari pemerintah hanya pameran saja untuk lahan sentra masih belum ada. Saya sempat berbicara kepada pemerintah bila ada tamu atau meeting dengan pihak luar daerah dialihkannya ke kita untuk kita kenalkan produk-produk kita”.
I6-3 Promosi yang dilakukan oleh pemerintah hanya sebatas pameran. Untuk sentra oleh-oleh memang masih tersebar secara individu itu tidak masalah masing-masing punya kapasitas untuk itu tetapi secara makro itu harus sudah dalam bentuk sentra.
I5-1 Ya benar yang menjadi kelemahan adalah UMKM belum memiliki pusat promosi seperti sentra oleh-oleh. Sampai saat ini kita libatkan di berbagai macam pameran. Sambil menunggu jawaban dari pihak angkasa pura karena sebelumnya pak walikota sudah mengajukan surat untuk permohonan lahan ke pihak bandara soeta.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Q7 Bagaimana karakteristik Implementor kegiatan pembinaan UMKM?
I1-1 Karakteristik pegawai disini sudah cukup baik dan bisa dilihat dari latarbelakang pendidikannya dan sudah sesuai dengan bidangnya masing
12-1
Pegawai disini bisa dikatakan baik dari segi disiplin dan kepatuhannya. Kita sesuaikan dengan bidangnya dan untuk setiap juga misalnya kegiatan industri hijau yang merupakan tupoksi dari bidang industri yang sesuai dengan bidangnya
13-1
sudah bagus berkualitas dan baik namun harus terus belajar dan berlatih agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman apalagi saat ini kita sedang menghadapi persaingan global
4. Sikap / Kecendrungan para pelaksana a. Inisiatif
Q8 Bagaimana dukungan dari para pelaku UMKM terhadap kegiatan pembinaan yang dibuat oleh dinas indagkop? Apakah ada kelompok penentang ?
I1-1 Sebetulnya bukan penolakan/penentang pada dasarnya tidak ada yang menentang, sejauh ini masyarakat dan para pelaku UMKM mendukung dan setuju dengan program yang kita buat
I3-1 Sejauh ini kita belum ada yang menentang atau menolak tetapi saya rasa perlu ada peningkatan saja untuk kegiatan-kegiatan dalam pembinaan UMKM ini
I4-1 Alhamdulillah sejauh ini belum ada penolakan dari pihak-pihak tertentu dan semuanya mendukung program yang kita buat dan mereka pun antusias dalam menghadiri program yang kita buat
I6-2 Yang pasti kami disini mendukung program yang dibuat oleh pemerintah asalkan program atau kegiatan ini sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar bisa bermanfaat untuk kedepannya
I6-3 Kami disini mendukung apapun kebijakan itu jika untuk perubahan ke arah yang lebih baik kedepannya yang baik kita dukung dan yang tidak baik sama-sama kita kritisi, seperti yang saya bilang tadi kegiatannya harus jelas dan harus kelihatan jangan hanya copy-paste kegiatannya dari tahun lalu
b. Partisipatif
Q9 Bagaimana Sistematika pembuatan kebijakan pembinaan ini ?
musrenbang kecamatan dan musrenbang kota ditambah program dari dinas sendiri dan usulan dewan
I2-1 Yang pasti kita undang baik itu masyrakat, perguruan tinggi, kemnetrian, ahli pakar kita undang. Dengan memperhatikan renstra dan rpjmd juga sesuai dengan janji pak walikota. Jadi setiap pendapat yang mereka berikan, kita tampung dan kita harus memperhatikan rpjmnya
I4-1 Kita melibatkan beberapa unsur dari masyarakat dan lainnya, perbedaan pendapat dalam pem buatan kebijakan pasti ada karena perbedaan tadi bisa sebagai masukan buat kita dengan mengakomodir semua kepentingan dengan mencari solusi yang terbaik bukan semua kepentingan tetapi yang terbaik kita ambil
16-1
Sejauh ini kita selalu diundang dalam pembuatan kebijakan, dan disana memang suara kita selaku pelaku UMKM yang merasakan langsung apa yang dibutuhkan kita keluarkan jadi semuanya kita sampaikan pendapat kita terkait kekurangan-kekurangan program yang dibuat oleh pemerintah dan saya rasa dalam membuat program ini pemerintah harus memperhatikan kedua belah pihak jangan hanya memikirkan asal membuat kegiatan untuk laporan kepada pemerintah bahwa ini loh kegiatan saya, saya kira jangan seperti itu pemerintah seharusnya mendengarkan dan melihat kebutuhan pelaku UMKM
I6-2 Kita memang diundang untuk hadir dalam pembuatan kebijakan, jadi misalkan tahun lalu saya diundang untuk membahas program tahun selanjutnya. Yang saya ingin tegaskan kegiatan yang dibuat oleh pemerintah dari tahun ke tahun sifatnya monoton hanya itu-itu saja
I6-3 Satu hal pemerintah jika memang konsen terhadap UMKM seharusnya libatkan dalam penyusunan program banyak stakeholder yang konsen memikirkan hal itu sementara ini hanya yang dianggap anak asuh aja yang diundang, kami-kami tidak
I1-1 Sebenenarnya bukan anak asuh atau pilih kasih tetapi kita mengundang perwakilan dari para UMKM dan dalam pembuatan kebijakan ini kita
undang semua elemen baik masyrakat, perguruan tinggi dll. Suara UMKM tetap kita tampung melalui perwakilan kalau kita undang semua kan ga mungkin ruangan dinas kan kecil sedangkan jumlah UMKM ribuan kemungkinan kita rolling untuk tahun berikutnya
5. Komunikasi
Q10 Bagaimana pola komunikasi antar implementor dengan pelaku UMKM dalam pelaksanan kegiatan atau program ?
I1-1 Komunikasi kita sejauh ini berjalan dengan baik dengan para lembaga, dinas dan para pelaku UMKM. Sejauh ini kita undang mereka melalui surat dengan mendatangi langsung undangan tersebut kepada mereka dan media sosial tapi memang saat ini kita belum memiliki database baru terkait para