• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

6.1. Audit Eksternal Lingkungan Pemasaran 1 Lingkungan Eksternal Mikro

6.1.2. Lingkungan Eksternal Makro 1 Faktor Ekonom

Faktor ekonomi yang mempengaruhi pemasaran agrowisata Ecotainment dievaluasi berdasarkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi akan mempengaruhi harga- harga produk yang selanjutnya akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Tingkat inflasi pada tahun 2010 hingga maret 2011 diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pada Januari 2011 inflasi menunjukkan pesentase yang tinggi, yaitu sebesar 7,02 persen. Hal tersebut dikarenakan naiknya beberapa komoditas pangan yang mendorong kenaikan harga barang-barang. Namun pada bulan-bulan berikutnya tingkat inflasi mulai menurun, yaitu pada Februari, Maret, April, Mei, dan Juni 2011 berturut-turut sebesar 6,84 persen, 6,65 persen, 6,16 persen, 5,98 persen, dan 5,54 persen. Bisnis agrowisata Ecotainment tidak terpengaruh secara langsung oleh inflasi. Selain itu, segmen pasar agrowisata merupakan sekolah-sekolah kalangan menengah ke atas, sehingga perusahaan menganggap bahwa segmen pasar tersebut tidak terlalu sensitif terhadap harga.

0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00% 8,00%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

2011

Gambar 8. Laporan Inflasi Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan  

Sumber: Bank Indonesia15

6.1.2.2. Faktor Demografi

Analisis mengenai faktor demografi yang mempengaruhi pemasaran agrowisata Ecotainment dapat dilakukan dengan mengevaluasi tingkat pertumbuhan penduduk pada wilayah pemasaran yaitu Depok, DKI Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Pertumbuhan penduduk Depok pada tahun 2000 sampai 2010 mencapai 4,30 persen dan jumlah penduduk sebesar 1.736.565 pada tahun 2010. Kemudian pertumbuhan penduduk DKI Jakarta pada tahun 2000 sampai 2010 mencapai 1,40 persen16 dengan jumlah penduduk sebesar 8.527.05817 pada tahun 2010. Selanjutnya pertumbuhan penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2000 sampai 2010 yaitu 4,69 persen dengan jumlah penduduk sebesar 2.629.551 pada tahun 2010. Kemudian pertumbuhan penduduk Tanggerang pada tahun 2000

       15

Bank Indonesia. 2011. Laporan Inflasi. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/ [28 April 2011]

16

Tempo Interaktif. Jika Pertumbuhan Penduduk Tak Terkendali, Jakarta akan Jadi Lautan Manusia.http://gresnews.com/ch/Metropolitan/cl/Ibukota/id/ [22 Februari 2011]

62  

sampai 2010 adalah 3,82 persen dengan jumlah penduduk sebesar 1.303.56918 pada tahun 2010.

Pertumbuhan penduduk tidak mempengaruhi secara langsung terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment. Pertumbuhan penduduk memang tinggi, namun dari sekian banyaknya penduduk, PT Godongijo Asri hanya memfokuskan pemasaran agrowisata Ecotainment pada target pasar tertentu tertentu saja.

6.1.2.3. Faktor Sosial, Budaya dan Lingkungan

Faktor sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi pemasaran agrowisata Ecotainment dievaluasi dengan menganalisis trend back to nature. Pada International Ecotourism Business Forum (Ecotourbiz) disebutkan bahwa trend wisata yang sedang disukai oleh wisatawan adalah wisata dengan konsep

back to nature19. Selain itu menurut Wiranatha dalam jurnal yang berjudul

Pariwisata Kerakyatan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal20, menjelaskan bahwa paradigma peduli lingkungan menyebabkan terjadinya pergeseran trend pariwisata dunia menuju ke alam (back to nature) dan salah satu jenis pariwisata alternatif yang semakin populer karena trend back to nature ini adalah agrowisata.

Adanya trend back to nature menyebabkan masyarakat lebih tertarik kepada hal-hal yang dekat dengan alam, termasuk dalam memilih program rekreasi. Konsep agrowisata Ecotainment adalah membuat kegiatan agar anak- anak lebih mencintai alam dan lingkungan. Output cinta terhadap alam tersebut tercermin dari kegiatan-kegiatan pada agrowisata Ecotainment, seperti multimedia

story telling yang menceritakan bagaimana dampak pemanasan global dan opera

yang bertema pendidikan tentang alam, serta kegiatan planting untuk penghijauan. Faktor lingkungan yang dievaluasi adalah pengaruh cuaca. Cuaca yang tidak dapat diprediksi seperti turunnya hujan tidak menjadi kendala dalam

       18

Badan Pusat Statistik Propinsi Banten. http://www.bps.go.id/hasilSP2010/banten/3600.pdf [16 Maret 2011]

19

Okezone. 2007. Bisnis Pariwisata Kini Back To Nature.

http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ [22 Februari 2011] 20

Wiranatha AS. Pariwisata Kerakyatan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal. http://www.scribd.com/doc/37028871/Pariwisata-Kerakyatan-Ekowisata [22 Februari 2011]

pelaksanaan agrowisata Ecotainment. Hal ini disebabkan ruangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan agrowisata Ecotainment merupakan ruangan semi

outdoor. Namun kegiatan Ecotainment yang tidak dapat dilaksanakan ketika hujan

adalah outbound. Namun hal tersebut ditanggulangi dengan melakukan peralihan waktu kegiatan.

6.1.2.4. Faktor Politik dan Hukum

Faktor politik dan hukum yang mempengaruhi pemasaran agrowisata

Ecotainment PT Godongijo Asri dievaluasi berdasarkan upaya-upaya pemerintah

dalam mendukung bisnis agrowisata, dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya (Dinpora) Kota Depok. Upaya Dinpora Kota Depok dalam pengembangan agrowisata Kota Depok adalah dengan membantu mempromosikan lokasi-lokasi wisata Kota Depok baik melalui peta wisata Kota Depok maupun melalui event-event21.

Dinpora Kota Depok sering mengadakan expo yang melibatkan berbagai pihak seperti UKM, pengusaha batik, tanaman hidrogel, serta pengusaha- pengusaha pariwisata di Kota Depok. Event tersebut sering dilaksanakan di beberapa tempat seperti Lapangan Balai Kota Depok dan Depok Town Square. Pada event tersebut pengusaha pariwisata dapat menempati stand-stand dan menawarkan produknya, maupun menyebarkan brosur atau leaflet.

Selain mengadakan expo di dalam kota, Dinpora Kota Depok pun turut serta mengikuti kegiatan expo rutin yang diadakan di luar kota seperti di Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Event tersebut dilaksanakan sekali dalam satu tahun namun dilakukan bergiliran pada tiap kota yang mengadakan Expo. Event tersebut pun turut melibatkan pengusaha pariwisata untuk menawarkan produk wisatanya serta untuk melakukan promosi. Adanya event tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengusaha pariwisata untuk mempromosikan objek wisatanya kepada masyarakat Depok pada khususnya dan masyarakat yang berada di luar Depok ada umumnya. Selain itu saff bidang pariwisata Dinpora Kota Depok pun pada waktu tertentu

64  

mengunjungi lokasi-lokasi agrowisata untuk memberikan pembinanan maupun penyuluhan terkait agrowisata yang diusahakan.

6.1.2.5. Faktor Teknologi

Faktor teknologi yang mempengaruhi pemasaran agrowisata Ecotainment adalah berkembangnya internet. Perkembangan internet dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan promosi melalui website dan untuk berkomunikasi melalui

email. Penggunaan internet sebagai media promosi memiliki kelebihan tersendiri,

yaitu memiliki jangkauan publikasi yang sangat luas, biaya publisitas yang murah, dapat diakses dimana saja dan kapan saja, mampu menyediakan informasi secara lengkap mengenai harga, lokasi dan spesifikasi kegiatannya, serta dapat menambah kredibilitas terhadap agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri karena memiliki website (www.godongijo.com). Selain itu internet dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan informasi tentang target pasar agrowisata Ecotainment dan pencarian informasi mengenai pesaing.

6.2. Audit Internal Lingkungan Pemasaran