• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

7.2. Tahap Pencocokan ( Matching Stage ) 1 Matriks IE ( Internal-External )

7.2.2 Matriks SWOT

Berdasarkan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan internal pemasaran agrowisata Ecotainment, maka diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan SWOT (Tabel 12). Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata

Ecotainment adalah:

1) Strategi S-O (Strengths-Oppotunities)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal pemasaran agrowisata Ecotainment untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan. Strategi tersebut dirasa relevan karena dengan adanya kekuatan perusahaan berupa konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2) serta personel yang kompeten (S3) didukung dengan peluang berupa perkembangan internet untuk pemasaran (O3). Konsep agrowisata

Ecotainment yang telah ada saat ini dapat ditambah ataupun dimodifikasi dengan

kegiatan-kegiatan baru yang lebih menyenangkan dan tetap bernilai pendidikan. Inovasi akan menambah kemenarikan konsep agrowisata sehingga pelanggan akan semakin tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment. Ide untuk inovasi tersebut dapat diperoleh dengan memanfaatkan internet untuk mencari konsep kegiatan agrowisata baru yang menarik untuk dilakukan. Adapun bentuk inovasi yang dapat dilakukan misalnya dengan adanya praktik merangkai bunga dengan menggunakan bunga-bunga asli Indonesia seperti anggrek, mawar, bunga matahari, krisan, dan bunga anthurium. Inovasi tersebut semakin dipermudah dengan tersedianya bahan baku berupa bunga-bunga yang diperoleh dari unit bisnis tanaman hias PT Godongijo Asri.

2) Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment adalah:

a) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata

Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal

berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1), kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3), lokasi yang kurang strategi (W4), serta lahan yang sempit (W5) dengan memanfaatkan peluang berupa maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) dan pengadopsian trend

back to nature dan trend wisata pendidikan (O4). Kemenarikan peliputan tentang

agrowisata Ecotainment melalui stasiun televisi maupun media massa di tengah trend back to nature dan trend wisata pendidikan, diharapkan dapat membuat pemirsa tertarik untuk melakukan reservasi meskipun agrowisata Ecotainment masih memiliki kelemahan-kelemahan.

Upaya kerjasama maupun undangan peliputan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yang intensif, baik melalui telepon, fax, maupun e-mail untuk memasukkan penawaran kepada stasiun televisi dan media massa agar dapat meliput agrowisata Ecotainment. Kerjasama tersebut dirasa menguntungkan kedua belah pihak. Pihak stasiun televisi dan media massa akan memperoleh bahan liputan dan pihak perusahaan dapat memperkenalkan agrowisata

Ecotainment kepada masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas serta dengan

biaya yang rendah.

b) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata

Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal

berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1) dengan memanfaatkan peluang berupa event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya (Dinpora) Kota Depok (O5). Keikutsertaan perusahaan pada expo dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi dengan staff bidang pariwisata (peyuluh) Dinpora Kota Depok. Adanya komunikasi yang baik memungkinkan perusahaan dapat secara jelas mengetahu jadwal-jadwal expo yang akan dilaksanakan.

95  

diikuti oleh Dinpora rutin dilaksanakan pada beberapa tempat, seperti Depok Town Square, Balai Kota Depok, dan JCC (Jakarta Covention Centre). Adanya

event expo dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya promosi agrowisata

Ecotainment pada wilayah pemasaran yang telah ditetapkan.

c) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kurang optimalnya pengelolaan peserta dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2) dengan memanfaatkan peluang berupa adanya kerjasama dengan penyedia jasa (O2). Perusahaan telah menjalin kerjasama dengan beberapa penyedia jasa. Oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan salah satu penyedia jasa untuk memberikan training kepada personel sehingga tidak perlu mencari trainer kembali. Salah satu penyedia jasa berupa aneka permainan, yaitu Kids Chat Production dapat dimanfaatkan sebagai trainer untuk mengajarkan cara-cara pengaturan peserta dan cara-cara menumbuhkan semangat peserta. Cara menumbuhkan semangat peserta tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan mengajarkan tepuk-tepuk tertentu, jargon-jargon tertentu, ataupun mengajarkan lagu-lagu yang dapat dinyanyikan sewaktu peserta berjalan menuju fasilitas permainan maupun ruangan kegiatan.

3) Strategi S-T (Strength-Treaths)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari dampak ancaman eksternal. Strategi S-T yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah.

Pemasaran agrowisata Ecotainment memiliki kekuatan berupa keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1), konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2), kompetensi personel (S3), kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4), penciptaan suasana akrab oleh personel (S5), serta pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6). Kemudian terdapat ancaman berupa pesaing baik

lokasi-lokasi agrowisata (T2), lokasi rekreasi pendidikan nonagrowisata (T3), dan masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk bisnis agrowisata (T4).

Banyaknya keunggulan agrowisata Ecotainment dan pesaing yang memperebutkan pasar yang sama, membuat perusahaan harus berusaha menumbuhkan stimulasi atau rangsangan dengan mengintensifkan promosi melalui pengiriman brosur agar pelanggan lebih tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment daripada mengunjungi objek rekreasi lain. Adanya ancaman berupa penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5) dapat diantisipasi dengan pengiriman brosur secara intensif terutama saat menjelang liburan sekolah. Oleh karena itu, dengan banyaknya sekolah-sekolah yang memanfaatkan agrowisata Ecotainment sebagai alternatif berwisata saat liburan sekolah dan refreshing setelah murid-murid melaksanakan ujian, maka penurunan yang terjadi saat musim ujian sekolah dapat didorong untuk meningkat kembali.

4) Strategi W-T (Weaknesse-Treaths)

Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang dihadapi. Strategi W-T yang diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training. Strategi tersebut dirasa relevan dalam mengurangi kurang optimalnya pengelolaan peserta hal pengaturan ketika peserta agrowisata Ecotainment sangat banyak (W2) dan untuk menghindari keluhan pelanggan (T1). Peserta agrowisata Ecotainment yang sangat banyak membuat peserta dalam satu kelompok pun akan banyak pula. Jumlah personel agrowisata

Ecotainment yang berjumlah 13 orang hanya mampu mengalokasikan dua orang

untuk memandu dan mengatur peserta. Dua orang pemandu untuk jumlah peserta yang sangat banyak dalam satu kelompok membuat peserta sulit untuk dikoordinir. Akibat kurangnya kemampuan mengatur peserta itu pun dapat

97  

Perekrutan terhadap tenaga kerja harian sementara yang terlebih dahulu diberikan training direkomendasikan karena PT Godongijo Asri tengah menerapkan kebijakan biaya ketat, oleh sebab itu dirasa sulit apabila harus menerima karyawan baru. Strategi tersebut dirasa memberikan manfaat diantaranya akan menjamin kompetensi pemandu karena telah mengetahui aktivitas agrowisata Ecotainment dan telah diberikan training. Selain itu perusahaan tidak akan kesulitan saat kekurangan personel karena hanya perlu menghubungi ketika diperlukan. Kemudian keterampilan personel dalam memandu peserta pun akan terjamin karena menjadi semakin terbiasa dalam mengatur peserta.

Tabel 12. Matriks SWOT pada Fungsional Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri

Kekuatan (S)

1) Keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1)

2) Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2)

3) Kompetensi personel (S3)

4) Kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4)

5) Penciptaan suasana akrab oleh personel (S5) 6) Pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman,

kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6)

Kelemahan (W)

1) Kegiatan promosi kurang optimal (W1) 2) Pengelolaan peserta kurang optimal dalam

hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2)

3) Kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3)

4) Lokasi yang kurang strategi (W4) 5) Lahan yang sempit (W5)

Peluang (O)

1) Maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) 2) Adanya kerja sama dengan penyedia jasa

agrowisata Ecotainment (O2)

3) Pemanfaatan internet untuk pemasaran (O3) 4) Pengadopsian trend back to nature dan trend

wisata pendidikan (O4)

5) Pemanfaatan Event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (O5)

Strategi S-O

1) Melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan (S2, S3,O3)

Strategi W-O

1) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment (W1, W3, W4, W5, O1, O4)

2) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (W1, O5)

3) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat

99  

Ancaman (T) 1) Keluhan dari pelanggan (T1)

2) Banyaknya objek rekreasi anak dengan konsep agrowisata (T2)

3) Adanya objek rekreasi anak nonagrowisata yang juga menawarkan unsur pendidikan (T3)

4) Masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk dalam industri agrowisata (T4)

5) Penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5)

Strategi S-T

1) Mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah (S1,S2, S3,S4,S5,S6,T2,T3,T4,T5)

Strategi W-T

1) Mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training (W2, T1)

7.3. Tahap Keputusan (Decision Stage)