• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. SISTEMATIKA PENULISAN

3. Macam-Macam Akhlak

Pada pokoknya akhlak itu ada dua macam, yaitu akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Akhlak yang terpuji disebut juga dengan

akhlakul mahmudah dan akhlak yang tercela disebut akhlakul madzmumah.

Jadi akhlakul mahmudah itu adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki oleh tiap orang, sedang akhlakul madzmumah ialah akhlak yang buruk yang harus dihindari dan harus dijauhi oleh setiap orang.

Tentu saja akhlak yang tergolong akhlakul mahmudah dan begitu juga yang termasuk akhlakul madzmumah banyak sekali jumlahnya, oleh karena itu penulis hanya akan membahas tentang akhlak yang terpuji atau

akhlakul mahmudah.

Barmawie Umary, membagi akhlaklul mahmudah ada 28 macam, yaitu :

1) A l Amanah, yaitu jujur dan dapat dipercaya.

Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang baik harta atau ilmu atau rahasia atau lainnya yang wajib dipelihara atau disampaikan kepada yang berhak menerimanya.

Seseorang mukmin hendaknya berlaku amanah, jujur dengan segala anugerah Allah SWT kepada dirinya, menjaga anggota bathin dari segala maksiat, serta mengerjakan perintah-perintah Allah SWT secara kaffah dan permanen dimana pada akhirnya kawan dan lawan akan menghargai serta menaruh respek dan simpati yang baik.

2) A l Aliefah, disenangi.

Hidup dalam masyarakat yang heterogen memang tidak mudah, sebab anggota masyarakat terdiri dari bermacam-macam sifat, watak, kebiasaan dan kegemaran, yang satu berbeda dengan yang lain. Pandai mendudukkan/menempatkan sesuatu pada proporsinya, bijaksana dalam sikap, perkataan dan perbuatan, niscaya ia akan disegani oleh anggota masyarakat dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari.

3) A l Afwu, yaityu pemaaf.

Manusia tidak luput dari salah dan dosa, maka apabila ada orang yang berbuat salah dan dosa, hendaknya memaafkannya, bersikap lemah lembut, janganlah mendendam, serta memohonkan ampun pada Allah SWT, semoga ia surut dari langkahnya yang salah, dan kemudian berbuat baik dimasa depan sampai akhir hayatnya. 4) Aniesatun, yaitu manis muka/senyum.

Dalam menghadapi sesuatu yang kurang baik, hendaknya disambut dengan senyum. Banyak orang yang pandai dan bijaksana memakai sikap ini dan banyak terjadi di dunia diplomasi orang memperoleh sukses dan mencapai kemenangan dengan muka manis, dengan senyum menghias bibir, lawannya akan jatuh mengaku kalah dan akan selalu digemari orang.

5) A l Khairu, yaitu kebaikan, baik.

Perbuatan ini hendaknya dimulai dari diri sendiri, jangan meyuruh orang berbuat baik tapi dirinya sendiri tidak

mengerjakannya. Berbuat baik ini tidak hanya kepada sesama manusia, tapi juga kepada hewan, tumbuhhan dan sebagainya, sebab setiap kebaikan walaupun sekecil biji sawi, namun Allah SWT akan membalasnya kelak di akhirat, demikian janji-Nya.

6) A l Khusyuu', artinya tekun sambil mendudukkan diri.

Khusyuu' adalah dalam perkataan, maksudnya dalam ibadat yang berpola perkataan, dibaca khusus kepada Allah SWT, dengan tekun sambil mendudukkan diri, yang mana khusyUU' ini munculnya dari dalam hati.

7) Adh Dhlytiafah, yaitu fflert&Hotttiati tamu.

Tamu ialah orartg yang datang ke rumah kita, bai datang dari jauh ataupun dari dekat. Dengan bertamu, bertambah rapatlah rasd persaudaraan, orang yang ingin menyambung tali silaturahmi, hendaknya disambut dettgan gembira. Mengirmati tamu adalah suatu ciri orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, termasuk dalam arti menghormati ialah menyediakan makan minum dan tempat tidurnya jika ia bermalam.

8) Al Khufraah, yaitu suka sama suka. Ini

sama

dengah Al afwu.

9) Al Hayaati, yaitU malu kdlau diri tercela.

Perasaan malu di dalam hati dikala akan melanggar larangan agama, malu kepada Tuhan bahwa jika ia mengerjakan kekejian akan mendapat siksa yang pedih. Perasaan itu menjadi pembimbing jalan

menuju keselamatan hidup, perintis mencapai kebenaran dan alat yang menghalangi terlaksanannya perbuatan yang tercela. Tetapi janganlah malu itu hanya kepada manusia saja, yang kemudian berbuat yang buruk, dikala orang tidak melihat, maka hendaknya malu terhadap makhluk, juga lebih-lebih lagi malu terhadap khaaliq.

10)A l Hilmu, yaitu menahan diri dari berlaku maksiat.

Memelihara diri dari berlaku maksiat adalah lebih mudah dari pada merubah diri sesudah melakukan maksiat. Hidup manusia itu dibatasi, batas itu adalah agama yang menggariskan maha yang boleh dikerjakan dan mana pula yang harus ditinggalkan. Manusia dijadikan indah susunan anggota tuguhnya dari pada makhluk hidup lain, kesempurnaan lahir itu hendaklah diikuti pula dengan kebersihan batin, diantaranya manahan diri dari berlaku maksiat, baik maksiat dhahir maupun batin, agar kesucian diri tetap terpelihara.

11 )A1 Hukmu Bil 'Adli, yaitu menghukum secara adil.

Adil berarti memberikan sesuatu sesuai dengan haknya. Menegakkan keadilan itu harus tegas, berani, teguh dan konsekuen menjalankan kebenaran karena Allah SWT semata.

12)A l Ikhaau, yaitu menganggap bersaudara.

Setiap mukmin adalah bersaudara, karena itu perbaikilah relasi antara sudaramu itu, demikianlah Al Qur'an menyatakan. Persaudaraan Islam tidaklah terikat oleh batas manusia, tapi juga

kepada hewan, tumbuhan dan sebagainya, sebab setiap kebaikan walaupun sekecil biji sawi, namun Allah SWT akan membalasnya kelak d> akhirat, demikian janji-Nya.

13) Al Ihsaan, adalah berbuat baik.

Ihsaan adalah berbuat baik dalam perkataan terhadap Allah SWT baik dari segi perbuatan, sperti menyembah Allah, mengerjakan yang sunat misalnya memperbanyak sembahyang sunat, puasa sunat dan sebagainya. Beribadah kepada Allah SWT harus teratur, baik dikala dilihat orang ataupun diwaktu sendirian, jangan beribadat hanya ingin dipuji manusia, karena ini namanya riya', jadi beribadahlah di tempat ramai atau sunyi dengan baik, karena dimana saja engkau berada, Allah Maha Melihat lagi Maha Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-Nya.

14) Al'Ifaafah, yaitu memelihara kesucian diri.

Menjaga diri dari berbuat dosa/menjaga kehormatan, hendaklah dilakukan di setiap waktu, janganlah mengikuti hawa nafsu syetan, karena manusia menguasai hawa nafsu, sedangkan hewan dikuasai hawa nafsu. Karena itu jauhilah hal-hal yang akan menyebabkan hilangnya kesucian diri, tercemarnya nama dan sebagainya.

15) Al Muru'ah, yaitu berbudi tinggi.

Sifat muru'ah artinya berbudi tinggi, ksatria dalam membela yang benar, malu dan tidak puas bila maksud belum tercapai, padahal

tujuan itu benar dan mulia sebagai suatu kewajiban dari Allah SWT, ia senantiasa merasa dirinya kurang sempurna apabila belum berjasa untuk masyarakat, merasa dirinya hina apabila tanggung jawab yang dibebankan belum terlaksana dengan baik.

\6)An Nadhaafah, yaitu bersih.

Agama memerintahkan kepada manusia agar membersihkan badan, pakaian dan tempat tinggal. Karena semuanya ini adalah pangkal dari kesehatan dan kebahagiaan.

\ l ) A r Rahmah, yaitu belas kasih.

Manusia hendaknya mempunyai belas kasih terhadap yang lemah, yang kecil, yang fakir, yang miskin, yang tua dan sebagainya. Orang yang kuat harus menyayangi yang lemah, yang besar menyayangi yang kecil, yang kaya menyayangi yang miskin, yang muda menghormati yang tua, pendek kata yang lebih menyayangi, mengormati, membantu yang kurang.

1 Sakhaa'u, yaitu pemurah.

Pemurah ialah memberikan harta sebagai tambahan dari yang wajib dan ini adalah sifat yang baik, perangai yang terpuji. Dengan pemurah, orang lain memperoleh pahala dan faedah dari pemberian itu, sedangkan diri sendiri akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Orang pemurah akan dikagumi, disenangi orang dan menimbulkan simpati serta pengaruh dari masyarakat, pengaruh yang datangnya dari sebab sifat pemurah, sukar sekali orang menentangnya.

19) As Salaam, yaitu kesentosaan.

Orang yang mengalami kesentosaan adalah orang yang berjiwa tenang, tenteram dan damai ini hanya diperoleh apabila kita menunaikan sikap suatu dengan baik dan mengambil sikap secara tepat dalam setiap problema yang dihadapi.

20) Ash Shaalihaat, yaitu beramal sholeh.

Manusia harus ingtat kepada mati, karena orang yang ingat bahwa ia akan mati, dan dihadapannya nanti ada dua tempat yaitu syurga dan neraka, apabila ia berbuat baik akan masuk syurga dan sebaliknya, maka ia akan berUsaha mengerjakan amal-amal yang sholeh dengan sekuat tenaga, misalnya membantu saudaranya yang muslim, belas kasih dan sebagainya. Hal ini akan menumbuhkan kebahagian di dunia dan di akhirat, dan ia akan diberi ampun dan pahala yang besar dari Allah SWT.

21 )A s Shabru, yaitu sabar.

Keadaan yang ada di dunia ini terbagi dua, pertama adalah yang sesuai dengan keinginan dan kedua adalah tidak sesuai dengan keinginan dan terhadap yang kedua inilah tempatnya kita bersabar diri. Kebahagiaan, keuntungan, keselamatan, hanya dapat dicapai dengan usaha secara tekun dan terus menerus, dengan penuh kesabaran, keteguhan hati, sebab dengan sabar adalah azaz untuk melakukan segala usaha tiang untuk realisasi segala cita-cita.

22) Ash Shidqatu, yaitu benar, jujur.

Benar dan jujur adalah alat mencapai keselamatan, keberuntungan dan kebahagiaan, dengan jujur, orang akan memperoleh popularitas, selalu dipercaya, dijadikan teladan bagi yang lain, banyak teman dan sahabat, perintahnya selalu dituruti orang dan segala perkataannya senantiasa di-ya-kan orang. Semua orang akan senang dan puas berhadapan dan bergaul dengan orang yang jujur, sebab mereka tidak khwwatir akan terkicuh dan terpedaya.

23) Asy Syaja'ah, yaitu berani.

Berani adalah keteguhan hati dalam membela dan mempertahankan yang benar, tidak mundur karena dicela, tidak maju karena dipuji, jika ia salah terus terang dan ttidak malu mengakui kesalahannya, la berani memberantas yang bathil, karena pedomannya adalah berani karena benar, takut sama salah.

24) A t Ta'aawun, yaitu bertolong-menolong.

Bertolong-menolong adalah ciri kehalusan budi, kesucian jivva, ketinggian akhlak dan membuahkan cinta antara teman, penuh solidaritas dan penguat persahabatan dan p-ersaudaraan. Orang yang senang memberikan pertolongan segala langkahnya akan mudah, pintu kebahagiaan terbuka baginya dan biasanya orang lainpun akan senang pula memberikan pertolongan kepadanya. Tapi yang jelas tolong- menolong disini adalah dalam hal kebaikan bukan dalam hal perbuatan dosa.

25) At Tadharru', yaitu merendahkan diri kepada Allah SWT.

Beribadah, bedo'a atau memohon kepada Allah SWT hendaklah dengan merendahkan diri, dan dengan sepenuh hati, mengucapkan tasbih, takbir, tahlil memuja asma Allah, lebih-lebih

tadharru' dikala sujud.

26) At Tawaadhu',yaitu merendahkan diri terhadap sesama manusia.

Tawadhu' lawanya takabur adalah memelihara pergaulan dan hubungan dengan sesama manusia tanpa perasaan kelebihan diri dari orang laih serta tidak merendahkan orang lain, maksudnya memberikan setiap hak pada yang mempunyainya, tidak meninggikan diri dari derajat yang sewajarnya, tidak menurunkan pandangan terhadap orang lain dari tingkatnya, dimana tawaadhu' menyebabkan diri memperoleh ketinggian dan kemuliaan. Jadi, perlu diketahui bahwa setiap manusia masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan, karena itu janganlah menghina orang lain, maka barang siapa tawaadhu' terhadap siapa sesama manusia, niscaya akan disenangi, disegani, dihormati orang dalam pergaulan.

27) Qona'ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang ada.

Yang dikatakan kaya adalah kaya jiwa bukan kaya harta, jadi

qona'ah adalah basis menghadapi hidup, menerbitkan kesungguhan hidup, menimbulkan energi kerja untuk mencari rezki dan juga percaya akan takdir yang diperoleh sebagai hasil. Qona'ah

mengandung 6 unsur yaitu :

a. Berusaha sekuat tenaga.

b. Memohon tambahan yang pantas kepada Allah. c. Ridha/menerima apa yang ada.

d. Sabar menerima ketentuan Allah SWT. e. Tawakal kepada Allah SWT.

f. Tipu dunia tidak mempengaruhinya. 28) 'Izzatun Nasfsi, yaitu berjiwa kuat.

Dengan jiwa yang kuat manusia akan memperoleh kehormatan dan kemuliaan di dunia dan akhirat, karena ia bekerja dengan mengenal kapasitas dirinya dilimpahi rahmat dari Allah SWT.,y

Dokumen terkait