• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Di Sekolah

Disiplin adalah esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota harus mengendalikan keinginan-keinginan pribadi masing-masing dan bekerja sama untuk kebaikan semua. Dengan kata lain, mereka harus mengikuti tata perilaku yang ditentukan oleh kepemimpinan organisasi sehingga tujuan-tujuan yang telah disepakati itu bisa tercapai.

Apa saja organisasi, apakah itu suatu perkumpulan, kantor, perusahaan, pemerintah, sekolah dan sebagainya, tidak mau mematuhi peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh organisasi itu, maka akan menghadapi keruntuhan yang sukar untuk dihindarkan, kekacauan bahkan tujuan yang ingin dicapai tidak akan terwujud. Termasuk juga disini, yaitu kedisiplinan belajar di sekolah. Apabila siswa tidak mematuhi peraturan tentang bagaimana belajar di sekolah yang baik, niscaya siswa tersebut tidak akan tercapai apa yang diharapkan atau tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajarnya.

Peraturan itu sendiri berarti serangkaian harapan yang telah ditentukan sebelumnya dengan hasil dan akibat yang telah ditetapkan,

menetapkan dan menguatkan peraturan adalah teknik pemecahan masalah yang efektif karena telah terbukti bahwa anak-anak akan berperilaku dengan cara yang lebih dapat diterima jika dunia mereka dapat diramalkan dan mereka akan mampu mengantisipasi dari perilaku m ereka/1

Pengertian kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an, yang mana menurut W. J. S. Perwadarminta, kedisiplinan berarti ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin ialah latihan batin dan watk dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (di sekolah dan sebagainya)/* Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kcdisiplinann berarti kataatan (kepatuhan) kepada peraturan, tata tertib dan sebagainya atau tata tertib (di sekolah kemiliteran dan sebagainya)/J

Good's Dictionary O f Education, yang dikutip oleh Oteng Sutisna menjelaskan istilah “disiplin” mengandung benyak arti, yaitu sebagai berikut:

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.

b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif dan _____wTi senain. seKaimun men2naaam rinranean. 2 * 23

2lJerry Wyckoff dan Barbara C. Unnel, Disiplin Tanpa Teriakan Atau Pukulan, Alih Liaiiasa iv.ia w iryacu, tsinarupa AKsara, jaicarta, Cetakan i, i994. him. 14

"W . J. S. Poerwadarminta, op. cit., him. 254

23Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Cetakan II, 1989, him. 208

c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman atau hadiah.

d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tidak enak, menyakitkan .**

Webster's New World Dictionary, yang dikutip Oteng Sutisna memberikan sejumlah definisi kepada kata “disiplin” itu, empat yang pokok diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Latihan yang mngembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisiensi.

b. Hasil latihan serupa itu, pengendalian diri, perilaku yang tertib. c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol. d. Perilaku yang menghukum atau menyiksa/3

Dari definisi diatas dapat ditarik dua kesimpulan pokok yaitu : Pengertian pertama adalah proses atau pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi. Pengertian kedua yang meliputi penggunaan hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukuman. Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut “disiplin negatif'.

Menurut batasan diatas maka pengertian disiplin ditekankan pada ketaatan peraturan yang berlaku, pada tata tertib. Dengan adanya disiplin maka semua aktifitas akan lancar terutama pada dunia pendidikan dimana 24 25

24Oteng Sutisna, Aministrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional), Angkasa, Bandung, Cetakan II, 1987, him. 97

setiap anak didik akan mengerti arti pentingnya belajar, dalam proses belajar mengajar disiplin itui perlu digalakkan agar mencapai apa yang menjadi tujuan yang diinginkan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhsail dan tidaknya pencapaian tujuan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Merumuskan definisi mengenai belajar memang bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena itulah maka definisi yang kita jumpai ada banyak sekali, mungkin sebanyak ahli yang merumuskannya. Dibawah ini akan kami kemukakan beberapa definisi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Mohammad Ali, secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan/0

b. Menurut W. S. Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-nilai sikap/' 26 27

26Muhamad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Jakarta, Cetakan VIII, 1992, him. 14

c. Mehurut Wasty Soerttanto, belajar secara umum ialah mencari ilmu atdu menuntut ilmu. Sedangkan secara lebih khusus belajar adalah ttiehyerap pengetahuan/0

d. Menurut W. J. S. Poerwadarminta, belajatr ialah berusaha supaya beroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih diri dan sebagainya) misal membaca, ilmu pasti/*

e. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan belajar sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman/"'

f. Menurut Crohbach yang dikutip oleh Sumadi SUtyabrata menyatakan arti belajar sebagai berikut : “Learning is shown by a change in behaviour as a result o f experience. ” Menurut Cronbach, belajar ydng sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya/1

g. Menurut Good dan Brophy yang dikutip oleh Ngalim PurwarttO mengemukakan arti belajar dengan singkat, yaitu : “Learning is the development o f new associations as a result o f experince Jadi dari definisi yang telah dikeMukakan menurut beliau belajar itu suatu 28 29 30 *

28Wasty Soemanto, Psikologi Pengajaran (Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan), rineka Cipta, Jakarta, Cetakan III, 1990, him. 98

29 W. J. S. Poerwadarminto, op. c i t., him. 22

30Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Edisi II, 1991, him. 14

3'Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, UGM, PT. Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan VII, 1995, him. 247

proses yang benar-benar bersifat internal, yang mana belajar itu merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar/'

h. Menurut Slameto, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.JJ

Dari definisi yang telah dipaparkan tersebut, mungkin telah timbul suatu kesan, bahwa pasti telah terjadi suatu perubahan. Namun tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena orang tersebut telah belajar. Misalnya perubahan yang terjadi karena aspek kematangan, seperti bayi dapat tengkurap, duduk dan sebagainya. Itu terjadi karena sendirinya, karena proses perkembangan dan pertumbuhannya. Akan tetapi faktor ini penting yang mempengaruhi hasil belajar, artinya belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik bila ia telah matang melakukan hal itu. Ada juga misalnya perubahan yang terjadi pada diri seseorang secara sangat singkat, dan kemudian segera hilang lagi, seperti seseorang secara kebetulan dapat memperbaiki pesawat radio atau dapat memecahkan suatu soal, tetapi ketika harus mengulangi perbuatan itu tidak dapat. Satu hal lagi perlu disebutkan, yaitu perubahan sebagai 32 33

32Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, Edisi II, 1987, him. 33Slameto, op. cit., him. 2

hasil belajar, diperolah karena individu yang bersangkutan berusaha untuk itu.

Dari definisi diatas, kalau kita simpulkan maka kita dapatkan hal- hal pokok sebagai berikut:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan.

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).34

Dengan demikian ciri-ciri perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari belajar adalah sebagai berikut:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan., tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna, la dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Disamping itu dengan kecakapan menulis yang dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan- kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan- catatan, mengejakan soal-soal dan sebagainya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usah belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

Perubahan sifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan berkembang terus dipergunakan atau berlatih.

e. Perubahan dalam balajar bertujuan dan terarah.

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang ditetapkan. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan

tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak ialah dalam ketrampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan lainya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita- cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainya.’5 Pengertian sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.35 36

Dari apa yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa, pengertian dari kedisiplinan belajar di sekolah adalah “ketaatan pada peraturan atau tata tertib kaitannya dalam usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman di lembaga untuk belajar/sekolah.”

Dengan demikian, kedisiplinan belajar di sekolah dapat dikatakan bahwa, dengan adanya disiplin maka semua aktifitas akan lancar terutama pada dunia pendidikan dimana setiap anak didik akan

35Slameto, op. cit., him. 5

mengerti arti pentingnya belajar, dalam proses belajar mengajar disiplin perlu dilakukan agar mencapai apa yang dituju dan diinginkan.

Dokumen terkait