• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

A. Metode Ceramah

a. Pengertian metode ceramah

Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen menyajikan informasi kepada sekelompok besar siswa yang bersifat verbal (lisan). (Tjipto Utomo & Ruijter, 1985). Sedangkan Gilstrap & Martin, mende-finisikan sebagai suatu metode mengajar dimana guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan.

Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pengertian metode ceramah berdasarkan kedua pendapat tersebut adalah; metode ceramah sebagai bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok siswa.

Apabila metode ini digunakan, praktis guru menjadi titik tumpuan atas keberhasilan mengajar karena lalu-lintas pembicaraan atau komunikasi hanya satu arah, yakni dari guru ke siswa, sehingga; (1) Guru harus memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), (2) Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat.

Metode ceramah pada akhirnya haruslah dipahami sebagai metode yang tidak mudah oleh karena pendengar yang jumlahnya banyak, menyajikan penemuan baru, membangkitkan semangat dan merangsang imajinasi, sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang gampang. Sementara pada umumnya guru berpandangan bahwa metode ceramah adalah metode yang mudah dilaksanakan. Padahal seringkali metode ceramah yang mereka lakukan, sesungguhnya menarik berbalik menjadi penyajian yang menjemukan.

a. Keunggulan metode ceramah

Beberapa pakar seperti; Gilstrap, Martin, Gage, Berliner, dan Mujiono mengemukakan keunggulan metode ceramah sebagai berikut;

1) murah karena memungkinkan efisien dalam pemanfaatan waktu, guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah isi pelajaran.

2) mudah disesuaikan (adaptabel) dengan kondisi para siswa dan kondisi guru yang tidak menyediakan bahan ajar tertulis.

3) dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa secara tepat, kritis, dan penuh penghayatan.

4) dapat menjadi penguatan (reinforcement) kepada para siswa dengan adanya humor, illustrasi, kelogisan, dan semangat. Dan kepada guru penguatan dapat terjadi apabila tampak siswa prihatin terhadap ceramah guru.

5) dapat menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga memberikan wawasan yang lebih luas dari pada isi pelajaran.

b. Kekurangan metode ceramah:

1) cenderung terjadi interaksi satu arah yang dapat menyebabkan siswa berperan pasif.

2) cenderung terjadi pembelajaran berdasarkan guru karena penempatan guru sebagai pihak primer dalam proses belajar mengajar (PBM), isi ceramah diwarnai oleh minat guru dan kemajuan belajar tergantung pada ketepatan penyajian.

3) perhatian siswa akan menurun karena panjangnya ceramah yang mengakibatkan timbulnya kejenuhan. Ceramah yang lebih dari 20 menit kemungkinan perhatian audiens akan menurun. 4) metode ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam jangka waktu pendek.

5) merugikan kelompok siswa tertentu seperti kelompok yang tidak memiliki tipe pengamatan auditif dan tidak mencatat serta merugikan kelompok siswa yang mampu belajar sendiri.

c. Prosedur penggunaan metode ceramah

Upaya untuk mengatasi kekurangan metode ceramah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan melaksanakan empat langkah meliputi tahap; persiapan ceramah, awal ceramah, pengembangan ceramah, dan akhir ceramah.

(1)Tahap persiapan, guru hendaknya mempersiapkan materi ceramah dengan cara

mengorganisasikan isi pelajaran yang akan diceramahkan untuk memudahkan guru sekaligus memudahkan siswa menguasai materi ceramah.

(2) Tahap awal, yang juga disebut warming up dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain;

memperkenalkan diri, menanyakan keadaan para siswa, berkomentar tentang kejadian di sekitar sekolah atau menceritakan suatu kejadian yang lucu/anekdot.

(3) Tahap pengembangan, guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan. Faktor yang

hendaknya menjadi perhatian pada tahap ini ialah; keterangan singkat dengan menggunakan kata sederhana dengan kalimat pendek, menggunakan alat pengajaran seperti papan tulis, OHP dan lain-lain.

(4) Tahap akhir, merupakan kegiatan akhir dari guru yang dapat dilaksanakan dalam berbagai cara

antara lain; merangkum isi pelajaran yang telah diceramahkan dan penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan berikutnya.

B. Metode tanya jawab

a. Pengertian metode tanya jawab

Kegiatan utama metode tanya jawab adalah bertanya dan menjawab pertanyan dari siswa atau dari guru. Pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran tidak luput untuk semua metode belajar-mengajar dan selalu membutuhkan respon verbal dari seluruh unsur yang terlibat dalam kegiatan itu. Reaksi positif atau negatif akan muncul atas penilaian terhadap pertanyaan atau respon. Dengan demikin terdapat hubungan timbal balik antara pertanyaan dan respon, karena setiap respon merupakan jawaban atas pertanyaan, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya Brown mengemukakan bahwa persyaratan yang menguji atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa adalah pertanyaan.

Berdasarkan uraian di atas, metode tanya jawab dapat diartikan sebagai format interaksi antara guru-siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapat respon lisan sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa. Pengertian metode tanya jawab tersebut menggambarkan bahwa guru-siswa bersama-sama aktif. Namun keaktifan siswa tergantung sepenuhnya kepada keaktifan guru. Jadi keberhasilan metode tanya jawab sangat dipengaruhi oleh penguasaan guru terhadap teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan. Penggunaan tanya jawab dalam hal ini tidak dimaksudkan untuk mengadakan penilaian terhadap siswa.

b. Keunggulan metode tanya jawab:

Menurut Berhjne dan Katona bahwa betapa pentingnya pertanyaan dalam PBM sebab pertanyaan yang tersusun baik dan dikemukakan dengan cara yang baik pula akan dapat;

1) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan PBM

2) membangkitkan minat rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan. 3) mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri pada

hakekatnya adalah bertanya

4) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa menemukan jawaban yang baik

5) memusatkan perhatian terhadap masalah yang sedang dibahas

c. Kekurangan metode tanya jawab:

1) tidak semua guru mampu mengorganisasi isi pertanyaan

2) guru dituntut menguasai konsep dan menggunakan jenis-jenis pertanyaan 3) Guru sulit memberikan pertanyaan secara merata pada siswa.

d. Prosedur penggunaan metode tanya jawab

Upaya untuk mengatasi kekurangan tanya jawab dapat dilakukan dengan memperhatikan dan melaksanakan tiga aspek yaitu: (1) penetapan tujuan yang akan dicapai, (2) menentukan jenis pertanyaan, dan (3) teknik mengajukan pertanyaan.

Tahap pertama, penetapan tujuan yang akan dicapai dengan maksud mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai siswa, untuk merangsang minat siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. Tahap kedua, menentukan jenis pertanyaan yang terdiri atas pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran, dan tahap ketiga, teknik mengajukan pertanyaan, berhasil tidaknya pertanyaan yang diajukan sangat ditentukan oleh jenis pertanyaan yang diajukan, sehingga: pertanyaan yang diajukan harus jelas, pertanyaan diajukan sebelum menunjuk siswa untuk menjawab, dan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menjawab.

C. Metode diskusi

a. Pengertian metode diskusi

Berbagai definisi tentang metode diskusi, Gilstrap dan Martin mengfutarakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan. Selain itu metode diskusi dapat diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah (Depdikbud 1986).

Berdasarkan uraian di atas, maka metode diskusi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban.

Jelaslah bahwa untuk melakukan diskusi diperlukan syarat tertentu dari guru dan siswa. Siswa harus memiliki seperangkat pengetahuan dan pengalaman tentang topik yang didiskusikan. Sedangkan guru hendaknya sudah memiliki topik-topik menarik untuk didiskusikan.

b. Keunggulan metode diskusi:

1) Memberi kesempatan kepada para siswa untuk berpartisipasi secara langsung yang memungkinkan terjadinya keterlibatan intektual, sosial emosional dan mental para siswa.

2) Dapat digunakan dengan mudah sebelum, sedang ataupun sesudah metode-metode lain.

3) Dapat meningkat cara berpikir kritis, partisipasi demokratis, mengembangkan sikap, motivasi dan kemampuan berbicara tanpa persiapan.

4) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan memberi dan menerima (take and give), sehingga dapat mempersiapkan dirinya menjadi warga negara yang demokratis. 5) Menguntungkan siswa yang lemah pada pemecahan masalah.

c. Kekurangan metode diskusi:

1) Sulit diramalkan hasilnya walaupun telah diatur secara hati-hati.

2) Kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan perangkat kursi dan meja yang mudah diatur.

3) Tidak menjamin penyelesaian sekalipun semua kelompok setuju pada akhir pertemuan, sebab keputusan yang diambil belum tentu dilaksanakan.

4) Seringkali didominasi seorang atau beberapa orang anggota diskusi saja dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton.

d. Prosedur pemakaian metode diskusi

Terdapat tiga tahapan dalam menggunakan metode diskusi yaitu tahap sebelum diskusi, tahap selama diskusi, dan tahap setelah diskusi.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap sebelum diskusi adalah: (1) pemilihan topik untuk menentukan topik diskusi, (2) membuat garis besar diskusi yang akan dilakukan, (3) menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan, (4) mengorganisasi kelas dan siswa sesuai dengan jenis diskusinya.

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan selama diskusi adalah: (1) guru memberi penjelasan meliputi tujuan, topik dan kegiatan yang akan dilakukan, (2) guru bersama siswa melaksanakan diskusi sesuai jenis diskusi yang dipilih, (3) mengumpulkan hasil diskusi oleh siswa dan guru.

Kegiatan yang harus dilakukan setelah diskusi selesai dilaksanakan adalah: (1) membuat catatan tentang gagasan yang belum ditanggapi serta kesulitan yang timbul selama diskusi, (2) mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan hasil evaluasi dari siswa beserta lembaran komentar.

D. Metode kerja kelompok

a. Pengertian metode kerja kelompok

Istilah kerja kelompok mengandung pengertian bekerjanya sejumlah siswa baik sebagai anggota kelas ataupun sebagai anggota kelompok guna mencapai tujuan tertentu. Kerja kelompok ditandai dengan adanya pembagian tugas kelompok dan adanya kerjasama antara anggota kelompok.

Beranjak dari pengertian di atas, metode kerja kelompok dapat didefinisikan sebagai format belajar-mengajar yang menitik beratkan pada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas secara bersama-sama. Dengan demikian kerja kelompok membawa konsekuensi kepada setiap guru yang menggunakannya, yakni; guru harus

yakin bahwa topik yang akan dibahas layak untuk dikerjakelompokkan. Tugas yang diberikan kepada masing-masing kelompok hendaknya jelas. Tugas-tugas kelompok boleh sama untuk semua kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok.

b. Keunggulan metode kerja kelompok:

1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara siswa.

2) Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual siswadalam PBM. 3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari PBM secara berimbang

c. Kekurangan metode kerja kelompok

1) membutuhkan pengetahuan dalam hal minat dan kemampuan individual setiap siswa.

2) mebutuhkan pengawasan yang ketat untuk semuanya kelompok, agar anggota kelompok bekerja sebagaimana mestinya.

3) membutuhkan ruangan yang cukup luas.

4) membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengatur tempat masing-masing kelompok.

d. Prosedur penggunaan metode kerja kelompok:

Raka Joni mengemukakan sejumlah rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode kelompok sebagai berikut:

1) Pemilihan topik kerja kelompok. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilaksanakan oleh guru dengan jalan: memilih dan menetapkan sendiri atau bersama siswa.

2) Pembentukan kelompok sesuai tujuan. Tahapan ini termasuk penyeragaman kemampuan kelompok yang dilakukan oleh guru dengan cara pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan siswa.

3) Pembagian topik atau tugas kelompok. Pada tahapan ini guru hendaknya menjelaskan tugas dan topik kepada kelompok

4) Proses kerja kelompok. Pada tahapan ini setiap kelompok melaksanakan penjajakan, pemahaman, dan penyelesaian tugas

5) Pelaporan hasil kerja kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya yang dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis.

E. Metode pemberian tugas

a. Pengertian metode pemberian tugas

Kegiatan belajar-mengajar mensyaratkan kepada guru untuk memberikan tugas-tugas belajat kepada para siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa tugas guru bukan saja menyajikan pelajaran tetapi juga melakukan evaluasi untuk mendapatkan informasi mengenai keberhasilan materi yang diberikan kepada siswa. Agar dapat memberikan tugas dengan baik, seyogyanya guru memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan metode pemberian tugas.

Metode pemberian tugas merupakan metode tertua dan cukup efektif dibanding metode lain. Pada umumnya metode ini ditandai dengan adanya pembahasan, pertanyaan, dan jawaban berdasarkan buku teks atau materi yang telah disajikan guru.

Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar-mengajar yang ditandai adanya satu atau lebih tugas dari guru untuk dikerjakan oleh siswa apakah secara perorangan ataupun kelompok.

Memperhatikan pengertian metode pemberian tugas tersebut,maka hal-hal yang hendaknya diketahui oleh guru adalah: (1) tugas dapat ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok, atau kelas. (2) tugas dapat diselesaikan di lingkungan sekolah dan di luar sekolah. (3) tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi atau berupa integrasi beberapa bidang studi. (4) tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang lalu.

b. Jenis-jenis tugas

Gagne dan Berliner memilah-milah tugas berdasarkan jumlah siswa dalam suatu kelas adalah: 1) Pilihan jenis tugas untuk kelompok besar (> 40 orang) yaitu: demonstrasi, laporan lisan, melihat

slide, video atau televisi dan mendengarkan radio.

2) Pilihan jenis tugas untuk kelompok kecil (2-20 orang) yaitu: debat antara dua orang atau kelompok biasanya berlangsung sekitar 20 s.d 30 menit, dramatisasi, kegiatan proyek, dan responsi kelas.

3) Pilihan pemberian tugas untuk pembelajaran individu yaitu: ujian tentang isi pelajaran, mengkonsultasikan buku-buku rujukan dan studi banding.

Selanjutnya Davies memilah jenis-jenis tugas sebagai berikut:

a) Tugas latihan. Tugas ini merupakan tugas untuk melatih siswa menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya.

b) Tugas membaca. Guru menugaskan siswa membaca untuk dipelajari beberapa halaman di luar jam pelajaran.

c) Tugas mempelajari topik/pokok bahasan. Tugas ini menuntun siswa untuk menemukan sumber belajar yang berhubungan dengan topik atau pokok bahasan.

d) Tugas unit/proyek. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari satu atau lebih unit pelajaran dan atau menyelesaikan satu proyek untuk memperoleh hasil tertentu.

e) Studi eksperimen. Tugas ini merupakan tugas untuk menemukan informasi tentang topik atau pokok bahasan tertentu dengan cara melakukan percobaan.

f) Tugas praktis. Tugas ini dimaksudkan untuk memproduksi sesuatu dengan menggunakan keterampilan. Tugas praktis dapat juga berupa latihan keterampilan fisik/motoris.

c. Prosedur pemakaian metode pemberian tugas:

Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan dalam menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:

1) Langkah persiapan mencakup: membuat rancangan pemberian tugas, mendiskusikan tugas bersama siswa, membuat lembaran kerja dan menyediakan sumber belajar.

2) Langkah pelaksanaan mencakup: menjelaskan manfaat dan tujuan tugas, membantu dalam pembentukan kelompok (jika perlu), memberi tugas secara lisan atau tertulis, memonitor penyelesaian tugas dan mengadakan diskusi tentang hasil yang dicapai.

3) Langkah tindak lanjut: melakasanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas, menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan serta mendiskusikan kesulitan yang tidak dapat diselesaikan siswa.

F. Metode demonstrasi

a. Pengertian metode demontrasi.

Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan. Metode ini disertai penjelasan, illustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual). Selanjutnya Winarno berpendapat bahwa metode demonstrasi adalah adanya seseorang (guru, siswa, orang luar) memperlihatkan suatu proses di depan kelas. Batasan menjelaskan bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus guru tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja yang diminta dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain.

b. Keunggulan metode demonstrasi

1) Memberikan gambaran konkrit yang memperjelas suatu pembahasan dalam PBM.

2) Memberi peluang siswa untuk memperoleh pengalaman secara langsung dan mengembangkan kecakapannya, karena keterlibatannya dalam peragaan.

3) Perhatian siswa dapat lebih terpusat dibandingkan jika mereka hanya membaca atau mendengar.

4) Memungkinkan siswa mengerti dan memahami betul hal-hal yang dibahas oleh guru, karena mereka dapat langsung menanyakan tentang hal yang belum dimengerti.

c. Kekurangan metode demonstrasi

1) Memerlukan persiapan yang teliti dan penerapannya memerlukan waktu yang lama. 2) Mempersyaratkan adanya kegiatan lanjutan berupa peniruan dari siswa.

3) Persiapan yang tidak cermat akan menyebabkan siswa hanya menyaksikan suatu proses, tindakan, dan prosedur yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

d. Prosedur penggunaan metode demonstrasi

1) Langkah persiapan, mengkaji kesesuaian metode dengan tujuan yang akan dicapai, menganalisis kebutuhan peralatan untuk didemonstrasikan, melakukan percoban peralatan, menghitung kebutuhan waktu dan merancang garis-garis besar demonstrasi.

2) Langkah pelaksanaan, menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, memberikan pengantar tentang hal yang didemonstrasikan, memperagakan tindakan, proses dan prosedur disertai penjelasan, illustrasi, dan pertanyaan.

3) Langkah tindak lanjut, diskusi tentang tindakan, proses dan prosedur yang baru saja didemonstrasikan dan memberi kesempatan siswa untuk mencoba melakukan demonstrasi.

G. Metode eksperimen

a. Pengertian metode eksperimen

Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan. Dari batasan ini dapat dilihat bahwa metode eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen (Winarno, 1989)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induktif untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar boleh dikerjakan secara perorangan ataupun kelompok. Penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya potensi yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Untuk dapat menggunakan metode eksperimen dengan efektif seorang guru harus dapat menjawab apa dan bagaimana metode eksperimen dalam kegiatan belajar-mengajar.

Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan mengarah ke pertanyaan: apakah yang terjadi, bagaimanakah yang paling tepat, dan sebagainya, maka metode yang tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen seiring dengan logika induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah bukti, fakta, atau data).

b. Keunggulan metode eksperimen:

1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi dan data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan.

2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah.

3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.

c. Kekurangan metode eksperimen:

1) Memerlukan peralatan bahan dan sarana untuk tiap siswa agar mereka dapat memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan.

2) Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama akan menyebabkan lambatnya pembelajaran. 3) Kurangnya pengalaman guru dan siswa dalam melakukan percobaan, akan menimbulkan

kesulitan tersendiri.

4) Kegagalan atau kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan hasil belajar menyimpang dari kebenaran.

d. Prosedur pemakaian metode eksperimen

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam metode eksperimen, langkah-langkah yang sebaiknya ditempuh antara lain sebagai berikut:

1) Mempersiapkan kebutuhan eksperimen yang mencakup kegiatan: menetapkan eksperimen sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, menyiapkan bahan, peralatan dan sarana, melakukan uji eksperimen sebelum menugaskan siswa dan menyediakan lembaran kerja. 2) Melaksanakan metode eksperimen dengan kegiatan-kegiatan: mendiskusikan bersama

prosedur eksperimen, membimbing, membantu dan mengawasi pelaksanaan eksperimen yang dilakukan siswa, siswa membuat kesimpulan dan laporan eksperimen.

3) Tindak lanjut penggunaan metode eksperimen: mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen, membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan dan sarana serta mengevaluasi pelaksanaan dan hasil eksprimen oleh guru.

H. Metode penemuan

a. Pengertian metode penemuan

Metode penemuan merupakan format interaksi belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi tanpa bantuan/bimbingan guru. Bantuan ini

mengandung pengertian metode penemuan sebagai metode yang berorientasi pada siswa dan menekankan pada proses dan hasil secara bersamaan. Metode penemuan menjadi penting untuk dipahami dan dikuasai oleh setiap guru karena dapat meningkatkan kadar pembelajaran berbasis keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Gagne mengutarakan bahwa dalam metode penemuan, siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya. Sejalan dengan pendapat Gilstrap bahwa metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian dari praktik pendidikan yang sering diterjemahkan sebagai mengajar heuristik yaitu suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, dan mencari sendiri.

b. Keunggulan metode penemuan:

1) pengetahuan yang diperoleh sifatnya sangat pribadi dan akan melekat erat pada diri siswa. 2) menimbulkan gairah mengajar karena siswa merasakan jerih payah.

3) memberi kesempatan kepada siswa untuk maju lebih lanjut berdasarkan kemampuannya sendiri.

4) dapat memotivasi siswa untuk belajar sendiri

5) membantu untuk memperkuat konsep diri siswa karena bertambahnya rasa percaya diri selama dalam proses kerja penemuan.

c. Kekurangan metode penemuan

1) mempersyaratkan kemampuan berpikir yang dapat dipercaya.

2) kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah pesertanya.

3) dapat mengecewakan bila guru dan siswasudah terbiasa dengan pengajaran tradisional. 4) untuk beberapa disiplin ilmu dibutuhkan fasilitas tertentu.

5) tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif apabila konsep yang akan ditemukan dipilih