• Tidak ada hasil yang ditemukan

Papan Tulis Putih (White Board)

MEDIA PEMBELAJARAN

E. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

4. Papan Tulis Putih (White Board)

Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus.

Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic board.

Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus (felt-maker pen). Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia dalam bermacam-macam ukuran, antara lain:

40 X 60 cm ; 80 x 120 cm ; 90 x 120 cm 90 X 180 cm ; 90 x 240 cm ; 120 x 240 cm

Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan akan lebih menarik.

Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal, sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil, membutuhkan pangaturan cahaya yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa.

Teknik Penggunaan White Board

a. Bersihkan white board sebelum/sesudah digunakan;

b. Tulisan harus jelas, seragam dan dapat di baca dari segala arah dalam kelas; c. Rencanakan lay-out pemakaian permukaan papan seefisien mungkin.

d. Tulis judul mata pelajaran sebelum menggunakan white board. e. Gambar/diagram harus dibuat terpisah dengan tulisan

f. Bersihkan bahagian yang tidak penting g. Gunakanlah papan mulai dari atas ke bawah h. Baca kembali apa yang tertulis

i. Pilih warna spidol yang serasi dan menarik perhatian kelas j. Ukuran tulisan minimum 25 mm

k. Hindari segala sesuatu yang menghalangi pandangan siswa terhadap papan

5. Model

Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain, sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli. Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil, sehingga guru dapat menggunakannya di kelas. Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini dapat diamati dengan baik oleh siswa.

Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama dalam ingatannya.

Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunan-bangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan. Kemudian dengan memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut menjadi model, akan sangat membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan.

1. Papan Magnit (Magnetic Board)

Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu. Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ide-ide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu.

Keuntungan mempergunakan papan magnit: a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas;

b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya.

c) Dapat dipakai dengan mudah.

d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai dengan jalannya pelajaran.

e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusunnya atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu.

Kelemahan mempergunakan papan magnit: a) biaya papan putihnya mahal.

b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan. 2. Papan Flanel (Flanelgraf).

Papan Flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini juga paling murah bahannya

Papan Flannel pada umumnya dibuat dari kain 111 lannel atau bahan-bahan selimut dengan warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan Flannel itu ditempatkan pada suatu standar yang dapat diturun naikkan.

Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan 111 lannel juga dengan karton manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi.

Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar. Karena permukaan 111 lannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung dengan baik pada 111l annel. Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan 111lannel ini sama dengan papan magnit.

a. Kegunaan Papan Flanel.

a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi.

b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar

c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain.

b. Keuntungan mempergunakan papan planel

a) Bahan papannya mudah dibuat dan didapatkan.

b) Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama siswa c) Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan teliti di luar kelas

d) Bahan displaynya dapat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya.

e) Dapat dipakai dengan mudah

f) Dapat memusatkan perhatian siswa kepada masalah yang akan dibicarakan

g) Dapat disajikan dan dikembangkan selangkah demi selangkah sesuai dengan jalannya pelajaran.

h) Bahan yang sudah dibuat dapat digunakan berkali-kali tanpa mengurangi kwalitasnya.

i) Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal menerangkan hal-hal yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri.

j) Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusun atau memberi warna bagian-bagian gambar/ilustrasi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan flannel a) Letakkan papan plannel setinggi garis mata anak (siswa). b) Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi.

c) Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan mengacaukan dan membingungkan.

d) Letakkan butir yang penting saja dan letakkan secara sistematis

e) Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan butir meliputi: pengaturan, pemberian nomor, penempelan dalam amplop dan sebagainya.

f) Adakan percobaan dan penelitian sebelum dipakai di muka kelas. g) Perhatikan materi yang akan disampaikan siapa yang akan dihadapi. d. Prosedur/langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a) Rencanakanlah komposisi dan lay out sebagai konsep sebelum dikerjakan pada kertas karton yang sesungguhnya.

b) Buatlah secara sederhana

c) Jangan menuliskan informasi atau keterangan terlalu banyak d) Pakai dan pilihlah warna yang serasi dan menarik

e) Ukuran gambar dan tulisan harus cukup besar sehingga jelas dan mudah dilihat/dibaca dari belakang

f) Pemakaian kertas pasir harus seimbang dengan karton yang akan menjadi bebannya

g) Keterangan/informasi yang diperlukan sebagai pendukung, dapat disampaikan melalui media lainnya.

3. Flip Chart dan Wall Chart

Flip Chart dan Wall Chart adalah media pendidikan (AVA) dua dimensi yang berbentuk gambar tidak diproyeksikan. Cara penggunaan flip chart dan wall chart, cara yang baik dalam proses belajar mengajar, karena sangat membantu kelancaran proses komunikasi antara guru dan siswa. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami siswa. Penyajian akan menggunakan chart akan mempunyai arti tersendiri bagi siswa dalam usaha memahami materi pelajaran yang sedang dibicarakan, karena mereka dapat melihat dengan jelas hubungan-hubungan isi materi yang diterangkan. Di samping itu, penggunaan gambar atau ilustrasi yang telah dipersiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dapat pula menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran. Pengertian

Untuk jelasnya berikut ini akan dicoba menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan flip chart dan wall chart tersebut.

1) Flip Chart

Flip chart adalah gambar atau ilustrasi yang cukup besar yang dibuat pada lembaran-lembaran kertas ini merupakan satu kesatuan rangkaian informasi satu kesatuan. Setiap lembar kertas mempunyai satu gambar yang merupakan satu bahagian atau satu tahap dari keseluruhan informasi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selesai menerangkan satu tahap atau satu bahagian lembaran itu dibalikkan, dan lembaran berikutnya merupakan tahap lanjutan dari lembaran pertama.

Demikian selanjutnya sampai pada lembaran terakhir pulalah disajikan satu kesatuan materi atau satu kesatuan informasi yang lengkap. Satu materi pelajaran atau informasi mungkin saja memerlukan 8 atau 10 lembar informasi ini disatukan agar tidak mudah terpisah antara satu dengan

yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya.

Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu standar gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah.

2) Wall Chart

Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau suatu informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran.

Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan

Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada waktu tertentu.

Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan efesiensi inilah maka gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata sendiri yang merupakan suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang terkandung dalam gambar itu.

Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai berikut:

1) Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas. 2) Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa. 3) Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan.

4) Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi untuk memperjelas bagian-gaian yang ada.

5) Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas. 6) Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang

mendukungnya.

Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas yang dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A1 atau A01, lebih kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm.

Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau illustrasi pada setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh anggota kelas.

Keuntungan dan Kelemahan Flip Chart dan Wall Chart Keuntungan

a) Dapat dipakai secara berulang-ulang bila diperlukan

b) Menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran karena gambar telah tersedia

c) Informasi yang disampaikan akan lebih cepat dipahami siswa/siswa dengan adanya penyajian gambar yang baik.

d) Dapat disiapkan sebelum penyajian berlangsung.

Kelemahan

a) Informasi yang disajikan statis, tidak ada perubahan antara penyajian pertama dengan penyajian berikutnya.

b) Oleh karena bahannya dari kertas perlu dirawat dengan baik agar jangan cepat sobek. c) Kemungkinan warna akan pudar karena lama tersimpan.

Langkah Kerja

1) Menyiapkan konsep gambar atau ilustrasi yang akan disajikan/diajarkan sesuai dengan materi pelajaran.

2) Menentukan hal-hal pokok yang perlu diterangkan pada gambar. 3) Menentukan layout pada kertas yang akan dipergunakan

4) Menentukan gambar dengan pensil pada kertas yang telah disiapkan. 5) Menentukan komposisi warna yang diperlukan pada gambar.

6) Mencantumkan keterangan-keterangan yang dianggap penting dalam penyajian.