KETERAMPILAN DAN STRATEGI MENGAJAR
F. Strategi Mengajar
Dalam uraian mengenai tahapan instruksional telah dijelaskan bahwa dalam proses pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh strategi mengajar (pendekatan) yang digunakan guru. Ada beberapa
pendapat mengenai pendekatan mengajar. Anderson, R dan Cusher, K. (1994) mengajukan dua pendekatan (strategi), yakni pendekatan yang berorientasi kepada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau student centered. Pendekatan pertama disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Malau, J. (2006), yang mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan ekspositori dan pendekatan inquiri.
Kedua pendekatan di atas pada hakikatnya sama, hanya nama dan istilahnya saja yang berbeda. Sedangkan Joyce, B dan Weil, M (1980) mengemukakan empat kategori, yakni model informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku. Berikut ini dijelaskan beberapa strategi atau pendekatan mengajar.
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori atau Model Informasi
Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek penerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah/ceramah/lecture. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Akibatnya, kegiatan belajar siswa kurang optimal sebab terbatas hanya pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, di samping memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
2. Strategi Pembelajaran Inquiri
Strategi ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan-kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sanjaya, W (2006) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses perpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.
Strategi pembelajaran inquiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Strategi pembelajaran inquiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiri dapat dilaksanakan apabila syarat-syarat sebagai berikut dipenuhi; (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pengajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa, (b) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, (c) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup, (d) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi, (e) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (f) guru tidak banyak campur tangan, dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan Strategi pembelajaran inquiri yakni; (a) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (b) menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis, (c) siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis, (d) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan (e) mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru.
Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam pendekatan ini antara lain metode diskusi dan pemberian tugas. Diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa (antara 3-5 orang) dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dengan pendekatan inquiri, model komunikasi yang digunakan bukan komunikasi satu arah.
3. Strategi Pembelajaran Interaksi Sosial
Strategi pembelajaran interaksi sosial hampir memiliki persamaan dengan pendekatan inquiri terutama social inquiri. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan social individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar-mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan orang lain/siswa lain, mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar siswa. Metode-metode mengajar yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menunjang berkembangnya hubungan sosial siswa. Pendekatan interaksi sosial pada hakikatnya bertolak dari pemikiran pentingnya hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Proses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hubungan sosial dengan pengertian siswa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan berinteraksi sesama kelompoknya. Langkah yang ditempuh guru dalam Strategi pembelajaran ini adalah:
a. Guru melemparkan masalah dalam bentuk simulasi sosial kepada para siswa
b. Siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat dalam situasi tersebut
c. Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan dan dianalisis, kemudian dikerjakan sesuai situasi dan kondisi.
d. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya e. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya
f. Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya
Sosiodrama atau role playing merupakan contoh pendekatan ini. Keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi terutama dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya. Oleh sebab itu pendekatan ini boleh dikatakan beroirientasi kepada siswa.
4. Strategi Pembelajaran Tingkah Laku (Behavioral Models)
Beberapa istilah yang digunakan untuk pendekatan ini antara lain Behavior Modification, Behavior Therapy, Social Learning Theory. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku yang pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Teori ini dimulai oleh Pavlov dengan teori Classical Conditioning, Thorndike dengan teori Instrumental Conditioning dan dikembangkan oleh Skinner dengan teori Operant Conditioning. Dalam hal ini paradigma utama dalam proses belajar adalah stimulus respon. Dalam strategi pembelajaran ini langkah guru mengajar adalah sebagai berikut:
1. Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa.
Mengamati tingkah laku siswa dalam menanggapai stimulus yang diberikan guru (respon siswa) 2. Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan respon terhadap
stimulus
3. Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban terhadap stimulus
Aspek penting dari pendekatan ini ialah melatih siswa dan memperkuat respon siswa yang paling tepat terhadap stimulus.
Strategi-strategi yang dibahas di atas, digunakan pada fase kedua (tahapan instruksional). Bila dilukiskan penerapan pendekatan tersebut dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tahap Mengajar (Strategi) Pra Instruksional Instruksional Evaluasi/Tindak Lanjut Pendekatan-pendekatan Mengajar
Dari gambar 2 di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan mengajar digunakan guru pada tahapan instruksional atau tahapan kedua dari tiga tahapan pengajar. Pendekatan mengajar mana yang akan dipilih, diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan kondisi dan suasana belajar-mengajar. Namun pendekatan manapun yang dipilih hendaknya diperhatikan bahwa inti dari proses belajar-mengajar ialah adanya kegiatan belajar siswa, artinya harus berpusat pada siswa, bukan kepada guru/pengajar.
G. Soal-soal Latihan
1. Tuliskan 5 dari 7 dasar-dasar pertanyaan yang baik! 2. Tuliskan jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom!
3. Jelaskan apa yang dimaksud keterampilan penguatan, rumuskan pula tujuan pemberian penguatan!
4. Tuliskan dan jelaskan bagaimana cara menggunakan penguatan!
5. Untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar, seorang guru perlu mengadakan variasi stimulus. Uraikan dengan singkat dan jelas tujuan dan manfaat variasi stimulus tersebut!
6. Komponen-komponen apakah yang perlu diperhatikan dalam mengadakan keterampilan variasi?
7. Jelaskan apa sebabnya keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru!
8. Uraikan komponen apa yang perlu diperhatikan oleh seoraang guru, dalam membuka dan menutup pelajaran!
9. Jelaskan jenis-jenis strategi mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran!