• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN STRATEGI ADAPTASI PESANTREN DI DAERAH MINORITAS MUSLIM

A. Pendidikan Multikultural

1. Makna Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural terdiri dari dua kata; pendidikan dan multikultural. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk mengantar peserta didik menuju kedewasaan berfikir, bersikap dan berperilaku. Sedangkan multikultural terdiri dari kata multi yang artinya banyak dan kultural (cultural) yang artinya budaya. Jadi multikultural berarti banyak (beragam) budaya. Kalau ditambah isme menjadi multikulturalisme, yang artinya faham atau aliran yang mengakui keberagaman budaya dan menerimanya sebagai realitas yang unik yang dimiliki masing-masing komunitas masyarakat.30 Dalam multikulturalisme terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik.31

Pendidikan merupakan wahana penting dan media yang efektif untuk mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos kerja dikalangan warga masyarkat. Pendidikan juga dapat menjadi instrumen untuk

30 Parsudi Suparlan, “Menuju Masyarakat Multikultural”, Jurnal Antropologi Indonesia, Juli 2002. Lihat juga H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme, Tantangan Global Masa Depan (Jakarta: Grasindo, 2004), 12.

31 Imamul Huda, Praktik Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren (Studi Kasus

di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf Api Tegalrejo), Tesis (Salatiga: PPs IAIN Salatiga,

memupuk kepribadian bangsa, memperkuat identitas nasional, dan memantapkan jati diri bangsa. Pendidikan dapat menjadi wahana strategis untuk membangun kesadaran kolektif sebagai warga dengan mengukuhkan ikatan-ikatan sosial, tetap menghargai keragaman budaya, ras, suku-bangsa, agama, sehingga dapat memantapkan keutuhan nasional.32 Adapun tujuan dari pendidikan ialah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, disiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif, dan sehat jasamani-ruhani.33

Pendidikan multikultural merupakan pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu bahkan dunia secara keseluruhan. Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara menyeluruh membongkar kekurangan, kegagalan, dan praktik-praktik diskriminasi dalam proses pendidikan. Pendidikan multikultural merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum

32 Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 5.

dalam aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian terhadap orang-orang dari etnis lain.34

Di Indonesia pendidikan multikultural mendapatkan tempat yang positif di pihak eksekutif dan legislatif dengan diundangkannya aturan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang termaktub pada Bab III pasal 4: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”35

Definisi pendidikan multikultural sangat beragam. James A. Banks, misalnya, memahami pendidikan multikultural sebagai “konsep pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik tanpa memandang gender dan kelas sosial, etnik, ras, agama dan karakteristik kultural mereka untuk belajar‟. Ia juga sebagai pendidikan untuk people of

color, artinya ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan

(anugerah Tuhan/ sunnatullah).36

Pendidikan multikultural merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Pendidikan multikultural menekankan sebuah filosofi pluralisme budaya kedalam sistem

34 Iis Arifudin, “Pemikiran Alternatif Pendidikan”, Jurnal Insania, Vol. 12 No.2 Mei-Agustus 2007, 220.

35 Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya (Yogyakarta: Media Wacana, 2003), 12.

pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan multikultural merupakan sikap peduli dan mau mengerti perbedaan (difference) atau mengamalkan politik pengakuan (politics of recognition) terhadap orang-orang dari kelompok minoritas.37

Pendidikan multikultural merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekwensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama). Menurut Zakiyuddin Baidhowy pendidikan multikultural adalah suatu cara untuk mengajarkan keragaman (teaching diversity).38 M. Ainul Yaqin memahami pendidikan multikultural sebagai strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi mudah.39 John W. Santrock menyatakan pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai diversitas dan mewadahi prespektif dari beragam kelompok kultural atas dasar basis reguler.40

37 Rustam Ibrahim, “Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam”, Jurnal Addin, Vol. 7, No. 1 (Februari 2013).

38 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Erlangga, 2005), 8.

39 M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan

Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), 25.

40 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terjemahan Tri Wibowo B.S. (Jakarta: Kencana, 2007), 184.

Dalam buku Islamic Multicultural Education, Mundzier Suparta menulis beberapa definisi mengenai pendidikan multikultural,41 antara lain: a. Pendidikan Multikultural adalah menginstitusionalkan sebuah filosofi pluralisme budaya kedalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima, memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial; b. Pendidikan Multikultural adalah sebuah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang didasarkan atas nilai-nilai demokratis yang mendorong berkembangnya pluralisme budaya; c. Pendidikan Multikultural merupakan sebuah komitmen untuk meraih persamaan dalam pendidikan, mengembangkan kurikulum yang menumbuhkan pemahaman tentang kelompok-kelompok etnik dan meninggalkan praktik-praktik penindasan; d. Pendidikan Multikultural merupakan reformasi sekolah yang komprehensif dan pendidikan dasar untuk semua anak didik yang menentang semua bentuk diskriminasi dan instruksi yang menindas dan hubungan antar personal di dalam kelas yang memberikan prinsip-prinsip demokratis dan keadilan sosial.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan multikultural di atas, dapat diambil beberapa pemahaman, antara lain: Pertama, pendidikan multikultural tidak mengenal batasan atau sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok tebal bagi interaksi sesama manusia. Kedua, pendidikan multikultural mengembangkan seluruh potensi manusia, meliputi potensi

41 Mundzier Suparta, Islamic Multicultural Education: Sebuah Refleksi atas Pendidikan Agama

intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan dan budaya. Ketiga, pendidikan multikultural menghargai pluralitas dan heterogenitas. Keempat, pendidikan multikultural menghargai dan menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.42