• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued)

Obligasi IV WOM tahun 2007 Bond IV WOM year 2007 WOM Seri A telah jatuh tempo dan

PSAK 55 (REVISI 2006) (lanjutan) SFAS 55 (REVISION 2006) (continued) Penyesuaian transisi di atas berasal dari

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued)

2010 (Tidak diaudit/Unaudited)

Kurang dari Lebih dari 3 bulan/ 5 tahun/

Jumlah/ Less than 3 - 12 bulan/ 1 - 5 tahun/ More than Total 3 months months years 5 years

Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain 930.359 930.359 - - - and other banks Investasi keuangan 9.336.619 6.585.540 276.189 1.538.469 936.421 Financial investments Kredit yang diberikan 44.807.399 31.140.584 5.799.166 7.490.684 376.965 Loans

55.074.377 38.656.483 6.075.355 9.029.153 1.313.386

Simpanan nasabah 52.293.823 34.290.135 3.559.997 14.415.310 28.381 Deposits from customer Simpanan dari bank lain 1.727.672 1.523.699 28.806 175.167 - Deposits from other banks Efek-efek yang dijual dengan Securities sold under janji dibeli kembali 1.140.212 1.140.212 - - - repurchased agreement Surat berharga yang diterbitkan 100.000 100.000 - - - Securities issued Pinjaman diterima 558.305 18.811 32.221 507.273 - Borrowings

55.820.012 37.072.857 3.621.024 15.097.750 28.381

110.894.389 75.729.340 9.696.379 24.126.903 1.341.767

Manajemen risiko suku bunga atas limit repricing gap dilakukan dengan memonitor sensitivitas aset dan kewajiban keuangan atas berbagai skenario suku bunga baik standar dan non-standar.

Skenario standar yang dilakukan tiap bulan mencakup kenaikan atau penurunan paralel 100 basis poin pada kurva imbal hasil. Analisa atas sensitivitas Bank atas kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga pasar, dengan asumsi bahwa tidak ada pergerakan asimetris di kurva imbal hasil dan posisi neraca yang tetap adalah sebagai berikut:

The management of interest rate risk against repricing gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis points parallel fall or rise in all curves. An analysis of the Bank’s sensitivity to an increase or decrease in market interest rates, assuming no assymetrical movement in curves and a constant balance sheet position is as follows:

2010 (Tidak diaudit/Unaudited)

Kenaikan paralel Penurunan paralel 100 basis poin/ 100 basis poin/

100 basis point- 100 basis point- parallel increase parallel decrease

Sensitivitas atas proyeksi Sensitivity of projected pendapatan bunga - bersih net interest income Per 30 Juni 2010 +149.602 -97.980 As of 30 June 2010

Rata-rata 6 bulan +147.781 -86.580 Average 6 months

Risiko mata uang

Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai tukar mata uang asing.

Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor harian dan strategi lindung nilai (hedging) akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan.

Currency risk

Currency risk is the risk that the value of a financial instrument will fluctuate due to changes in foreign exchange rates. The Bank has set limits on positions by currency. Positions are monitored on a daily basis and hedging strategies will be used to ensure positons are maintained within established limits.

Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued) Bank telah mengelola posisi mata uang asing untuk

aset dan kewajiban keuangan yang dimiliki oleh Bank dengan memonitor Posisi Devisa Neto. Per tanggal 30 Juni 2010, PDN telah diungkapkan dalam Catatan 45.

The Bank manages its foreign currency position for its financial assets and liabilities that owned by the Bank by monitoring the Bank’s net opening position. As of 30 June 2010, the Bank’s NOP has been disclosed in Note 45.

Tabel dibawah menggambarkan posisi mata uang asing atas aset dan kewajiban moneter yang tidak diperdagangkan per tanggal 30 Juni 2010 dimana Bank memiliki risiko yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Analisa tersebut menghitung pengaruh dari pergerakan wajar mata uang asing yang memungkinkan terhadap Rupiah, dengan seluruh variabel lain dianggap konstan, terhadap laporan laba-rugi (akibat adanya perubahan nilai wajar aset dan kewajiban moneter yang tidak diperdagangkan yang sensitif terhadap nilai tukar) dan ekuitas (akibat adanya perubahan nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan yang termasuk kategori tersedia untuk dijual).

The table below indicates the foreign currencies position of non-trading monetary assets and liabilities as of June 30, 2010 which the Bank has significant exposure against its forecast cash flows.

The analysis calculates the effect of a reasonably possible movement of the currency rate against the Indonesian Rupiah, with all variables held constant, on the statements of income (due to change of the fair value of currency sensitive non-trading monetary assets and liabilities) and equity (due to change in the fair value of available for sale financial assets and liabilities).

2010 (Tidak diaudit/Unaudited)

Kenaikan/

(penurunan)

dalam basis

poin/ Sensitivitas Sensitivitas Increase/ dalam laporan dalam (decrease) laba rugi/ ekuitas/

in basis Sensitivity of Sensitivity

points profit or loss of equity

Mata uang

Dolar Amerika Serikat 10/(10) 1.058/(1.058) 947/(947) United States Dollar Poundsterling Inggris 10/(10) 1/(1) - Great Britain Poundsterling

Euro 10/(10) 1/(1) - Euro

Sementara itu untuk mengelola risiko pasar di banking book, difokuskan pada pengelolaan risiko suku bunga, dimana pada saat ini telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan analisa Repricing Gap, dalam analisa ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing gap untuk periode waktu tersebut. Dengan metode ini dapat diukur pengaruh dari perubahan suku bunga terhadap:

Meanwhile, market risk for the banking book is focused on interest rate risk exposure as shown by monthly interest rate yield analysis to review the actual interest rate changes for all interest rate sensitive assets and liabilities and also by repricing gap analysis which is assets that would reprice over a certain time interval are subtracted from the liabilities that would reprice in the same period to produce the net repricing gap. By using this method, it is possible to measure the impact of interest rate changes to:

1. Net Interest Income dengan menggunakan analisa static atau dynamic repricing gap;

2. Akrual atas pendapatan bunga dengan menggunakan analisa earning at risk (EAR);

1. The Net Interest Income by using static or dynamic repricing gap analysis;

2. Accrual or reported earning by using Earning at Risk or EAR analysis (earning perspective);

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 53. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued)

Sehingga jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera merestruktur aset dan kewajiban yang dimiliki, baik repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya (Fix atau Variable).

Disamping itu, Bank juga melakukan stress test untuk melihat ketahanan atau sensitivitas Bank dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak normal.

In case of adverse movements and also to measure the impact, the Bank is able to calibrate the risk profile of its assets and liabilities either by changing their repricing tenors or repricing characteristics (i.e. Fix or Variable). A quarterly stress test is likewise performed to assess the vulnerability of the Bank’s capital and its adequacy in abnormal market situations.

Limit risiko ALM (Asset & Liability Management) risiko seperti, repricing gap limit by tenor, EAR limit, EVE limit, EAR stress limit dan EVE stress limit telah ditetapkan untuk mengelola risiko suku bunga di posisi banking book dengan hati-hati.

The ALM (Asset & Liability Management) risk limits, such as the repricing gap limit by tenor, EAR limit, EVE limit, EAR stress limit and EVE stress limit, has been set up, to ensure that the interest rate risk in the banking book is prudently managed.

ALM Sistem untuk mengelola risiko suku bunga pada posisi banking book, pada saat ini sudah diimplementasikan, sehingga metodologi tambahan yang lebih komplek seperti Dynamic dan simulasi EVE sudah dapat dilakukan untuk mengukur risiko suku bunga secara otomatis.

The ALM system, for managing interest rate risk in the banking book, has been implemented hence the additional complex method such as dynamic and EVE simulation are done for measuring the interest rate risk automatically.

Semua model, baik untuk trading dan banking book, dilakukan back-testing untuk meyakinkan bahwa model yang digunakan sudah cukup valid dan mencukupi untuk digunakan dalam mengukur risiko.

All models used for both trading and banking book undergo back-testing procedures to ensure their reliability and appropriateness in estimating risks.

Pada tahun 2009, Bank telah memulai proses penerapan Internal Model Approach (IMA) untuk mengukur risiko pasar, sesuai dengan petunjuk dari pemegang saham mayoritas, untuk penggunakan metodologi yang lebih advance dari Basel 2.

For the year 2009, the Bank start the process of implementing the Internal Model Approach (IMA) to measure market risk in line with its parent’s thrust to use Basel 2 advance methodology.

Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi kewajiban sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang layak pada umumnya. Risiko likuiditas juga timbul dari situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual asetnya karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut.

Liquidity risk is the potential for losses as a result of the Bank’s inability to accommodate withdrawals, fund asset growth and otherwise meet contractual obligations through generally unconstrained access to funding at reasonable market rates. Liquidity risk also arises from situations in which the Bank cannot unload its financial assets because nobody in the market wants to trade that asset.

Risiko Likuiditas Liquidity Risk Kunci pengukuran yang digunakan oleh Bank untuk

mengelola risiko likuiditas adalah dengan menggunakan rasio-rasio seperti secondary reserve ratio, liquid assets/liquid liabilities ratio, top 50 largest depositors ratio, serta dengan memantau limit dari posisi bersih arus kas harian dalam jangka waktu 1 hari dan 1 bulan ke depan dan aktivitas pendanaan antar bank.

The key measure used by the Bank for managing liquidity risk is by using ratios such as secondary reserve ratio, liquid assets/liquid liabilities ratio, top 50 largest depositors’ ratio, also by monitoring the limit of daily net cash flow position with period 1 day and 1 month onwards and interbank financing activities.

Beberapa langkah telah diambil dalam mengelola risiko ini, di sisi aset, kebijakan untuk pembelian instrumen-instrumen keuangan untuk posisi trading book telah ditetapkan, yang juga meliputi kriteria-kriteria atau jenis-jenis aset yang bisa dibeli, baik untuk trading maupun untuk investasi. Sementara itu di sisi kewajiban analisa jenis-jenis kewajiban dan jangka waktunya selalu dilakukan secara konsisten agar likuiditas bisa terjaga sepanjang waktu. Bank juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami kesulitan likuiditas yang dipicu oleh menurunnya credit rating Bank sehingga mengakibatkan terjadi penarikan-penarikan dana yang mendadak, atau terjadinya suatu kondisi dimana counterparty tidak mau melakukan transaksi atau meminjamkan dana ke Bank. Atas kemungkinan-kemungkinan tersebut maka pengelolaan risiko harus disentralisasi, dimana yang terlibat bukan hanya dari perspektif risiko pasar tetapi juga komponen-komponen lainnya, seperti dari risiko kredit dan operasional.

Selanjutnya produk-produk/transaksi-transaksi/

aktifitas-aktifitas baru yang mengakibatkan adanya penambahan aset dan kewajiban, selalu melalui proses review dan persetujuan yang seksama sebelum produk/transaksi/aktifitas baru tersebut dijalankan. Disamping itu pengukuran rasio-rasio likuiditas, analisa gap, stress-testing telah dilaksanakan secara konsisten, kebijakan liquidity contingency plan telah ditetapkan serta limit-limit telah ditentukan yang semuanya bertujuan untuk mengontrol risiko likuiditas.

Steps are continuously being taken to manage this risk. On the asset side, policies for taking in financial assets for the trading book are in place detailing the acceptance criteria for trading and investment assets. The liability mix in terms of type and tenor are likewise analyzed on a continuing basis to ensure sufficient liquidity at all times. As the Bank may lose liquidity if its credit rating falls, it experiences sudden unexpected cash outflows, or some other event causes counterparties to avoid trading with or lending to the Bank, a centralized approach to risk management is in place, looking not only at the market risk perspective, but the credit and operational risk components as well.

Further, new products/transaction/market approval process ensures that impact of additional assets or liabilities has been adequately reviewed before proceeding. Metrics involved include liquidity ratios and gap analysis. Such an analysis is supplemented with stress testing for which policies for liquidity contingency plan are also in place.

Limits serve likewise to control liquidity risk.

Limit risiko likuiditas seperti, MCO limit, Interbank taking limit, FX swap liquidity limit, secondary reserve limit, liquid assets/liquid liabilities limit, top 50 depositors limit, dan dealers transaction limit telah ditetapkan untuk mengelola risiko likuiditas dengan hati-hati.

The liquidity risk limits, such as the MCO limit, Interbank taking limit, FX swap liquidity limit, secondary reserve limit, liquid assets/liquid liabilities limit, top 50 depositors limit, and dealers transaction limit has been set up, to ensure that the bank wide liquidity risk is prudently managed.

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 53. RISK MANAGEMENT (continued)