• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Obligasi IV WOM tahun 2007 Bond IV WOM year 2007 WOM Seri A telah jatuh tempo dan

PSAK 55 (REVISI 2006) (lanjutan) SFAS 55 (REVISION 2006) (continued) Penyesuaian transisi di atas berasal dari

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Untuk mempercepat proses pemberian kredit UKM, Bank mengimplementasikan sistem proses kredit UKM secara online dengan menggunakan Customer Acquisition System (CAS).

For streamline SME loan processing, the Bank has implemented an online system to process SME loan using Customer Acquisition System (CAS).

Untuk memfasilitasi penilaian risiko dari debitur korporasi, komersial dan UKM, Bank melakukan pemantauan terhadap seluruh aspek dari debitur dan sektor industrinya. Unit-unit Manajemen Risiko melakukan pemantauan portofolio yang dimiliki Bank secara berkesinambungan. Informasi yang relevan disampaikan kepada unit bisnis untuk mendukung pelaksanaan penilaian risiko.

To facilitate risk assessment of corporate, commercial and SME debtors, the Bank monitors all aspects of debtors and their industry sector.

Risk Management Units monitor the portfolio continuously. All relevant information is shared to the business unit to support risk assessment.

Bank mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual maupun obligor, sektor ekonomi maupun seluruh portofolio kredit.

Bank telah menetapkan standar dan prosedur untuk mendukung terciptanya suatu proses pemberian kredit yang mempertimbangkan risiko dan perolehan hasil.

The Bank measures and monitors risk for each debtor, on individual and obligor basis, by economic sector and credit portfolios. The Bank has set up standards and procedures to support a process of granting credit by considering risk and return.

Jaminan dan perlindungan kredit lainnya Collateral and other credit enhancements Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan tergantung

pada penilaian risiko kredit dari counterparty.

Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan.

The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters.

Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (‘secondary source of repayment’) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit.

Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.

Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.

Agunan yang dapat diterima dibagi atas 2 (dua) kelompok besar yaitu:

Collaterals acceptable by the Bank are divided into 2 (two) categories, as follows:

a) Agunan yang “secured” yaitu termasuk giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, dan Standby L/C (SBLC);

b) Agunan yang “unsecured” yaitu seluruh jenis agunan yang tidak termasuk dalam kategori di atas, diantaranya: tanah atau bangunan, piutang, kendaraan dan lain-lain.

a) Secured collateral, including demand deposits, time deposits, saving deposits, margin deposits and standby L/C (SBLC);

b) Unsecured collateral is all collateral which are not categorized above, such as land or buildings, accounts receivables, vehicles, etc.

Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Kualitas kredit per golongan aset keuangan Credit quality per class of financial assets Kualitas kredit aset keuangan dikelola oleh Bank

dengan menggunakan panduan dari Bank Indonesia. Kualitas kredit berdasarkan golongan aset untuk beberapa aset keuangan yang memiliki risiko kredit, berdasarkan sistem credit rate Bank dijelaskan di Catatan 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 and 13 dalam laporan keuangan.

The credit quality of financial assets is managed by the Bank using guidance from Bank Indonesia. The credit quality by class of asset for certain financial assets exposed to credit risk, based on the Bank’s credit rate system are disclosed in Note 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 and 13 to the financial statements.

Bank memiliki kebijakan untuk mempertahankan secara akurat dan konsisten peringkat risiko di seluruh portofolio kredit. Hal ini akan memudahkan fokus manajemen risiko yang berlaku dan perbandingan eksposur kredit di seluruh lini bisnis, daerah geografis dan produk. Sistem peringkat ini didukung oleh berbagai analisis keuangan, dikombinasikan dengan informasi pasar yang telah diproses untuk menyediakan masukan utama untuk pengukuran risiko counterparty. Semua peringkat risiko internal yang disesuaikan dengan berbagai kategori dan diturunkan sesuai dengan kebijakan penilaian Bank. Peringkat risiko yang timbul dinilai dan diperbaharui secara berkala.

It is the Bank’s policy to maintain accurate and consistent risk ratings across the credit portfolio.

This facilitates focused management of the applicable risks and the comparison of credit exposures across all lines of business, geographic regions and products. The rating system is supported by a variety of financial analytics, combined with processed market information to provide the main inputs for the measurement of counterparty risk. All internal risk ratings are tailored to the various categories and are derived in accordance with the Bank’s rating policy. The attributable risk ratings are assessed and updated regularly.

Jaminan yang dimiliki kembali Collateral repossessed Selama periode berjalan, Bank telah mengambil

alih kepemilikan jaminan sebanyak 6 unit tanah dan bangunan dengan nilai buku sebesar Rp4.887 per tanggal laporan keuangan. Dari jumlah tersebut, telah diselesaikan sebanyak 2 unit tanah dan bangunan dengan nilai buku sebesar Rp885 sedangkan sisanya dalam proses dilakukan penjualan oleh Bank.

During the period, the Bank took possession of 6 units of land and buildings with book value of Rp4,887 at the date of consolidated financial statements. From those amounts, 2 units of land and building with book value of Rp885 have been sold, while the remaining are still in selling process.

Penilaian penurunan nilai Impairment assessment Pertimbangan utama untuk penilaian penurunan

nilai kredit yang diberikan termasuk pembayaran-pembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 90 hari atau ada kesulitan atau pelanggaran yang diketahui dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak. Bank melakukan penilaian penurunan nilai dalam dua area: individual dan kolektif.

The main considerations for the loan impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 90 days or there are any known difficulties, or infringement of the original terms of the contract.

The Bank addresses impairment assessment in two areas: individually assessed allowances and collectively assessed allowances.

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 53. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued)

Penilaian penyisihan penurunan nilai individual Individually assessed allowances Bank menentukan penyisihan untuk

masing-masing kredit diberikan individu yang signifikan.

Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah penyisihan antara lain mencakup kemungkinan rencana bisnis debitur, kemampuan untuk memperbaiki kinerja setelah adanya kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan pembayaran apabila terjadi kebangkrutan, kemungkinan adanya sokongan keuangan, jumlah yang dapat direalisasikan atas kolateral dan ekspektasi waktu arus kas. Penyisihan penurunan nilai di evaluasi setiap tanggal pelaporan, kecuali terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan adanya perhatian lebih.

The Bank determines the allowances appropriate for each individually significant loans on an individual basis. Items considered when determining allowance amounts include the sustainability of the debtors’ business plan, its ability to improve performance once a financial difficulty has arisen, projected receipts and the expected payout should bankruptcy ensue, the availability of other financial support, the realizable value of collateral and the timing of expected cash flows. Impairment allowances are evaluated at each reporting date, unless foreseen circumstances require more careful attention.

Penilaian penyisihan penurunan nilai kolektif Collectively assessed allowances Penilaian penyisihan kerugian secara kolektif

dilakukan atas kredit diberikan dan piutang pembiayaan konsumen yang tidak memiliki angka yang signifikan. Metodologi atas penilaian penyisihan penurunan nilai ini telah diungkapkan pada Catatan 2d.

Allowances are assessed collectively for losses on loans and consumer financing receivables that are not individually significant. The methodology of collectively assessed allowances has been disclosed in Note 2d.

Risiko Pasar Market Risk

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena adanya perubahan pada variabel pasar, seperti tingkat bunga, tingkat nilai tukar dan harga ekuitas. Risiko pasar melekat pada hampir seluruh kegiatan dan aktivitas Bank baik di banking book maupun di trading book.

Market risk is the risk that the fair value or future cash flows of financial instruments will fluctuate due to changes in market variables such as interest rates, foreign exchange rates and equity prices. Market risk is inherent in most of the Bank’s operating positions and/or activities, in the banking books and in the trading books.

Bank mengklasifikasikan pengungkapan risiko pasar menjadi portofolio trading atau non-trading.

Risiko pasar untuk portofolio trading dikelola dan diawasi berdasarkan metodologi Value at Risk (Var) yang merefleksikan saling ketergantungan antara variabel-variabel risiko. Sementara untuk non-trading, risiko pasar suku bunga dikelola dan diawasi dengan menggunakan analisis repricing gap, earning at risk (EAR) dan economic value of equity (EVE). Kecuali untuk konsentrasi-konsentrasi selain posisi obligasi pemerintah, Bank tidak memiliki konsentrasi yang signifikan terhadap risiko pasar.

The Bank classifies exposures to market risk into either trading or non-trading portfolios. The market risk for the trading portfolio is managed and monitored based on Value at Risk (VaR) methodology which reflects the interdependency between risk variables. While for non-trading positions are managed and monitored using repricing gap, earning at risk (EAR) and economic value of equity (EVE) analysis. Except for the concentrations within government bond portfolio, the Bank has no significant concentration of market risk.

Risiko Pasar (lanjutan) Market Risk (continued) Pengelolaan risiko pasar di trading book dilakukan

dengan beberapa analisa risiko dan limit.

Managing market risk in the trading books is done through various risk analysis and limits.

Untuk mengelola risiko pasar pada portfolio trading book, tiga pengukuran dari nilai risiko telah diperkirakan dan dimonitor setiap harinya yakni:

ƒ Sensitivity dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;

ƒ Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu; atau dengan kata lain, besaran perubahan faktor risiko pasar yang tidak akan melewati horison waktu tertentu dalam tingkat keyakinan tertentu (seperti 95% dari waktu); pengukuran yang dimaksud ini adalah volatility;

To manage market risk inherent in the trading book portfolio, three related measures of risk values are estimated or established and monitored on a daily basis:

ƒ the sensitivity of the position or portfolio to a movement in the market risk factor to which it is exposed;

ƒ the maximum expected movement in the market risk factor for a given time horizon at a specified level of confidence; expressed another way, it is the size of change the market factor is unlikely to exceed for the time horizon at a level of probability (e.g. 95% of the time); a measure referred to as factor volatility;

ƒ Kemungkinan terjadinya dampak terhadap pendapatan di dalam waktu tertentu karena adanya perubahan risiko pasar yang telah diperkirakan, secara keseluruhan dikenal sebagai value at risk.

ƒ the likely impact on earnings for a given time horizon due to those expected movements in the market factors, an aggregate measure of risk known as value-at-risk.

Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan stress test untuk mengetahui kemampuan Bank dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.

Supplementary to the above risk measure is stress testing analysis, a proactive measure of the Bank’s capability to withstand unusual market volatility.

Risiko pasar non-trading Market Risk non trading

Risiko suku bunga

Risiko suku bunga timbul dari kemungkinan perubahan suku bunga yang akan mempengaruhi arus kas di masa yang akan datang atau nilai wajar dari instrumen keuangan. Bank telah menetapkan limit untuk repricing gap pada setiap periode waktu yang telah ditentukan. Posisi-posisi tersebut diawasi secara mingguan dan strategi lindung nilai (hedging) akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar masih dalam limit-limit yang telah ditetapkan.

Interest rate risk

Interest rate risk arises from the possibility that changes in interest rates will affect future cash flows or fair values of financial instruments. The Bank has established limits for repricing gap on stipulated periods. Positions are monitored on a weekly basis and hedging strategies will be used to ensure positions are maintained within the established limits.

Tabel berikut merangkum aset dengan pendapatan bunga dan kewajiban dengan beban bunga (tidak

The following table below summarizes the Bank’s interest-earning assets and interest bearing

53. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 53. RISK MANAGEMENT (continued)